setiap perlakuan adalah 4 ekor sehingga jumlah tikus yang digunakan adalah 32 ekor.
Tabel 3.3 Taraf Pembagian Perlakuan
Kelompok Pembagian Perlakuan
a. CCl
4
KC10: CCl
4
0,7 mL200 g BB ; 10 hari KC24: CCl
4
0,7 mL200 g BB ;10 hari dibedah hari ke 24
Kontrol
b. Pelarut Minyak
kelapa KP10: Minyak kelapa 0,7 mL200 g BB ; 10 hari
KP24: Minyak kelapa 0,7 ml200 g BB ;10 hari dibedah hari ke 24
c. Normal KB
Aquades selama 10 hari, DMSO 14 hari Perlakuan
P1: CCl
4
+ ekstrak kulit manggis 60 mg100 g BB 14 hari P2: CCl
4
+ ekstrak kulit manggis 80 mg100 g BB 14 hari P3:CCl
4
+ ekstrak kulit manggis100 mg100 g BB 14 hari
3.4 Prosedur penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan Hewan Coba
Tikus dipelihara dalam kandang plastik dengan anyaman kawat sebagai penutup, dasar kandang dilapisi sekam padi setebal 0,5-1 cm dan diganti sekali
dalam tiga hari, ditempatkan dalam ruangan yang memiliki ventilasi dan mendapat cahaya matahari secara tidak langsung. Pemberian makan dan minum
dilakukan setiap hari, pakan yang diberikan berupa pelet yang dicampur jagung halus dengan perbandingan 2 : 1 diberikan secara ad libitum serta air minum.
Cahaya ruangan, kelembaban ruangan dan suhu berada pada kisaran alamiah. Jumlah tikus yang digunakan setiap perlakuan sebanyak 4 ekor dengan berat
badan rata-rata 200-250 g.
3.4.2 Pembuatan Larutan CCl
4
Dosis CCl
4
yang menunjukkan efek kerusakan hati adalah 7 x 10
-3
mL 20 g pada mencit Haki, 2009, setelah dikonversikan untuk tikus diperoleh dosis 0,049
mL200 g pada tikus Lampiran 8. karena sulitnya mengambil dosis CCl
4
yang diperlukan, maka CCl
4
dilarutkan dalam minyak kelapa sehingga terbentuk larutan CCl
4
dan minyak kelapa 7 x 10
-3
mL CCl
4
dalam 0,1 mL minyak kelapa. Minyak kelapa untuk mencit 0.1 mL20 g BB Haki, 2009, setelah dikonversikan
dosis untuk tikus sebanyak 0,7 mL200 gr BB. Untuk membuat stok larutan,
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 4,9 mL CCl
4
dicampur dengan 70 mL minyak kelapa. Dosis larutan yang diberikan kepada tikus sebanyak 0,7 mLtikus.
3.4.3 Pembuatan Ekstrak Ethyl acetat Kulit Buah Manggis
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah manggis diperoleh dari Desa Sidikalang Kabupaten Dairi. Kulit buah dibersihkan dari
pengotor lalu dicuci hingga bersih, dikupas kulit buah bagian paling dalam, dengan cara dikerok dengan menggunakan sendok, ditimbang dan diperoleh berat
basah, selanjutnya kulit buah tersebut dikering anginkan selama 3 hari. Kulit manggis yang telah kering di blender menjadi serbuk lalu dimasukkan ke dalam
botol bertutup kemudian dibasahi dengan Ethyl acetat sampai semua serbuk terendam, lalu di biarkan selama dua hari. Serbuk disaring dengan menggunakan
kertas penyaring. Hasil penyaringan yang diperoleh diuapkan diatas water bath dan diperoleh ekstrak kental kulit manggis yang telah siap digunakan.
3.4.4 Cara Pemberian Perlakuan
Sebelum diberi perlakuan, tikus pada tiap-tiap kelompok terlebih dahulu dipuasakan selama 24 jam, kemudian ditimbang berat badannya, dosis diberikan
sesuai dengan pembagian perlakuan Tabel 3.3, tikus dibedah setelah diberi perlakuan dan ditentukan kadar SGPT, SGOT, jumlah eritrosit dan kadar Hb.
3.4.5 Pengambilan Darah Tikus
Setelah pemberian ekstrak kulit manggis selama 14 hari, hewan uji tikus jantan dibunuh dengan cara mendislokasi bagian leher, lalu dibedah, dan
kemudian diambil darahnya dibagian pembuluh darah diantara jantung dan hati dengan menggunakan spuit lalu dimasukkan ke dalam tabung Na-EDTA.
3.4.6 Pengamatan morfologi hati
Pengamatan morfologi dilakukan dengan cara tikus jantan didislokasi dan dibedah, diambil organ hati serta diamati bagian permukaan luar hati dan warna
hati. Penilaian tersebut normal bila permukaan rata dan halusmserta berwarna merah kecoklatan, sedangkan abnormal permukaan berupa jaringan ikat, kista
Universitas Sumatera Utara
kecil, permukaan yang benjol-benjol atau abses dan menunjukkan perubahan warna Robbins Kumar, 1992.
Pengamatan morfologi hati dapat dihitung dengan rumus:
Jumlah hepar dengan morfologi normal Jumlah total hepar
x 100
3.4.7 Penentuan kadar SGPT dan SGOT 3.4.7.1 Pembuatan working reagen SGPT Dan SGOT
Reagen yang digunakan siap pakai yang disediakan di Balai Laboratorium Kesehatan Medan dengan cara, dicampur empat bagian reagen satu dengan 1
bagian reagent 2 dimasukkan dalam botol kemudian dihomogenkan.
3.4.7.2 Penentuan SGPT
Darah tikus disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit hingga didapatkan serum. Tiga buah tabung yang bersih disediakan, tabung blanko,
tabung kontrol dan tabung sampel, dimasukkan reagen SGPT sebanyak 1000 µL kedalam tabung blanko, langsung baca pada alat spektrofotometer mikrolab 300,
kemudian masukkan 100 µLkontrol, kedalam tabung kontrol, dan masukkan working reagen SGPT sebanyak 1000 µL, kemudian baca pada alat
spektrofotometer mikrolab 300, pada tabung sampel dimasukkan 100 µLserum ke dalam tabung sampel dan ditambahkan working reagen SGPT sebanyak 1000 µL,
kemudian baca pada alat spektrofotometer mikrolab 300 dan dicatat hasil Subrata, 1988.
3.4.7.3 Penentuan SGOT
Tiga buah tabung yang bersih disediakan, tabung blanko, tabung kontrol dan tabung sampel, dimasukkan reagen SGOT sebanyak 1000 µL kedalam tabung
blanko, langsung baca pada alat spektrofotometer mikrolab 300, kemudian masukkan 100 µL kontrol, kedalam tabung kontrol, dan masukkan working
reagen SGOT sebanyak 1000 µL, kemudian baca pada alat spektrofotometer mikrolab 300, pada tabung sampel dimasukkan 100 µLserum ke dalam tabung
Universitas Sumatera Utara
sampel dan ditambahkan working reagen SGOT sebanyak 1000 µL, kemudian baca pada alat spektrofotometer mikrolab 300 dan dicatat hasil Subrata, 1988.
3.4.8 Penentuan Jumlah Eritrosit
Dimasukkan larutan Hayem pengencer sebanyak 1990 μL ke dalam
tabung, ditambahkan darah EDTA sebanyak 10 μL kedalam tabung berisi larutan
hayem, dihomogenkan agar larutan hayem melisiskan sel-sel selain eritrosit. Diletakkan bilik hitung dibawah mikroskop, ditutup dengan deck glass, diambil
campuran darah dengan menggunakan pipet tetes, diteteskan disalah satu sisi bilik hitung, dibaca dengan pembesaran 40x. Dihitung jumlah eritrosit dalam
bilik hitung dengan 5 bilik hitung daerah R. Perhitungan dimulai dari sebelah kiri secara zig zag Subrata, 1988.
Jumlah Total Eritosit = a x 10
4
Keterangan: a = jumlah eritrosit hasil perhitungan dalam hemositometer
Gambar 3.4.6 Kamar hitung
3.4.9 Penentuan Kadar Hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobin menggunakan metode Cyanmeth hemoglobin. Dua buah tabung reaksi disediakan, tabung reaksi pertama sebagai blanko, tabung
reaksi kedua sebagai sampel. Larutan drabkins dimasukkan ke dalam masing- masing tabung sebanyak 5 mL, diambil darah dengan menggunakan mikropipet
0,02 mL dimasukkan ke dalam tabung sampel, dihomogenkan selama 3 menit,
Universitas Sumatera Utara
kemudian di masukkan tabung blanko ke dalam spektrofotometer, tujuannya untuk menzero kan alat lalu, tunggu sampai hasil keluar, kemudian di masukkan
tabung sampel ke dalam spektrofotometer tunggu sebentar lalu catat hasil yang ada pada alat spektofotometer dengan panjang gelombang 546 nm Subrata,
1988.
3.5 Analisis Data