BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: a.Gambaran morfologi hati tikus setelah pemberian CCl
4
dan ekstrak kulit manggis pada perlakuan P1 dan P2 warna dan permukaan hati 75 normal
tetapi pada perlakuan P3 warna hati 75 normal dan permukaan hati 100 normal.
b. Pemberian CCl
4
dosis 0,7 ml200g BB tikus dapat meningkatkan kadar SGPT dan SGOT.
c. Pemberian CCl
4
dosis 0,7 ml200g BB tikus dapat menurunkan jumlah eritrosit dan meningkatkan kadar Hemoglobin
d. Pemberian ekstrak kulit manggis pada konsentrasi 60 mg100 g BB dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT mendekati normal.
e. Pemberian ekstrak kulit manggis pada konsentrasi 100 mg100 g BB dapat menurunkan kadar hemoglobin dan meningkatkan jumlah eritrosit.
5.2 Saran
Saran dari penelitian ini adalah: a. Perlu diketahui konsentrasi yang tepat untuk dapat menurunkan kadar SGPT
dan SGOT mendekati normal. b. Perlu dilakukan penelitian terhadap hewan yang penanganannya lebih mudah
terutama dalam pengambilan sampel darah.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Karbon tetraklorida CCl
4
Karbon tetraklorida CCl
4
termasuk hidrokarbon alifatik tidak berwarna, mudah menguap dan berbau tajam seperti eter, kelarutannya dalam air rendah dan tidak
mudah terbakar. Senyawa CCl
4
diketahui bisa merusak lapisan ozon, ada bukti yang kuat bahwa toksisitas CCl
4
meningkat apabila berinteraksi dengan alkohol dan keton sehingga peminum alkohol mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk
terjadinya kerusakan hati dan ginjal akibat CCl
4,
. Senyawa CCl
4
masuk kedalam tubuh bisa secara inhalasi, ingesti dan kontak langsung dengan kulit. Efek toksik
jangka pendek dan jangka panjang akan menyebabkan kerusakan otak, hepar, ginjal, paru dan pada beberapa kasus bisa menyebabkan kematian Junieva, 2006.
Manifestasi kerusakan hati yang disebabkan oleh karbon tetraklorida terlihat berupa infiltrasi lemak, nekrosis sentrolobular dan akhirnya sirosis.
Keracunan akut karbon tetraklorida juga dapat menyebabkan sistem saraf pusat SSP, depresi serta efek gastrointestinal dan neurologis seperti mual, muntah,
sakit perut, diare, sakit kepala, pusing, dikoordinasi, gangguan berbicara, kebingungan, anestesi, kelelahan Tappi dkk. 2003. Senyawa CCl
4
pertama kali ditemukan pada tahun 1849 kemudian digunakan sebagai bahan anastesi dan
antihelminth dalam pengobatan terhadap cacing tambang Surya, 2009. Karbon tetraklorida banyak digunakan sebagai pelarut dalam industri.
Karbon tetraklorida merusak hampir semua sel dalam tubuh, termasuk sistem saraf pusat, hati, ginjal, dan pembuluh darah. Tanda dan gejala kerusakan hati
oleh CCl
4
dapat terlihat setelah 2 sampai 3 hari Haki, 2009. Toksisitas CCl
4
tidak disebabkan oleh molekul CCl
4
itu sendiri, tetapi adanya konversi molekul CCl
4
menjadi radikal bebas CCl
3
ˉ oleh sitokrom P
450
, radikal bebas CCl
3
ˉ akan bereaksi dengan oksigen membentuk radikal triklorometil peroksida CCl
3
O
2
ˉ yang sangat reaktif, radikal bebas tersebut akan bereaksi dengan asam lemak tak
jenuh ganda yang merupakan komponen penting dari membran sel yang bila
Universitas Sumatera Utara
terserang radikal bebas akan menghasilkan peroksidasi lipid yang selanjutnya akan mengubah struktur dan fungsi membran sel. Permeabilitas membran sel akan
meningkat yang selanjutnya diikuti oleh influks massif kalsium dan adanya kematian sel Robins Kumar, 1992.
2.2 Tanaman Manggis