2.4 Karakteristik Darah
Darah adalah jaringan ikat yang sel-selnya elemen pembentuk tertahan dan dibawa dalam matriks cairan plasma. Darah lebih berat dibandingkan air dan
lebih kental. Darah memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4 7,35-7,45. Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung
pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata, dan kurang sedikit pada
perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi
sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi elektroniknya Sloane, 2003. Sel darah ada tiga yaitu sel darah merah eritrosit, sel darah putih
leukosit, dan keping darah trombosit. Sel darah merah menyusun sedikitnya 45 dari total volume darah, sedangkan sel darah putih yang tersusun atas
neutrofil, basofil, eosinofil, limfosit dan monosit menyusun kurang dari 1 dari seluruh total volume darah Sloane, 2003. Nilai normal hematokrit tergantung
jenis kelamin. Menurut Smith Mangkoewidjojo 1988, rata-rata jumlah eritrosit mencit normal adalah berkisar 4x10
6
– 6x10
6
butirmm
3
, Jumlah eritrosit total pada tikus putih berkisar antara 7,2-9,6 jutamm
3
dan kadar hemoglobin normal pada mencit berkisar antara 10-14 grdL dan Kadar hemoglobin normal
pada tikus putih antara 15-16 gdL. Menurut Shier et al. 2002 dalam Ganong 1979 eritrosit adalah sel yang
berukuran kecil dan berdiameter kira- kira 7,5 μm. Sel ini berbentuk lempeng
bikonkaf yang artinya tipis di bagian tengah dan tebal di bagian pinggir. Bentuk khusus eritrosit ini merupakan adaptasi fungsi sel darah merah yaitu dalam
mentranspor gas. Bentuknya menyebabkan luas permukaan menjadi lebih besar di mana gas-gas dapat berdifusi. Pria normal, jumlah rata-rata sel darah merah per
milliliter kubik adalah 46 x 10
5
– 62 x 10
5
dan pada wanita normal 42 x 10
5
– 54 x 10
5
Jumlah sel darah merah biasanya naik setelah beberapa hari melakukan latihan berat atau jika sedang berada di tempat yang lebih tinggi karena kenaikan jumlah
oksigen yang dibutuhkan. Pembentukan eritrosit merupakan subyek dari kontrol umpan balik.
Pembentukannya dihambat oleh kenaikan level sirkulasi sel darah merah terhadap
Universitas Sumatera Utara
nilai supernormal dan distimulasi oleh anemia, juga distimulasi oleh hipoksia dan kenaikan pada jumlah sel darah merah yang bersirkulasi merupakan ciri umum
karena aklimatisasi ketinggian Ganong, 1979. Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen pernapasan yang mengikat
oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel. Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein, globin. Di dalam globin terdapat hem
yang mengandung zat besi dan hem berperan dalam proses pewarnaan darah Sloane, 2003.
Menurut Patimah 2007 bahwa zat besi merupakan prekursor yang sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin dan sel darah merah eritrosit.
Defisiensi zat besi penyebab utama anemia gizi dibanding dengan defisiensi zat gizi lain seperti asam folat, vitamin B12, protein, vitamin, dan trace elements
lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, anemia gizi zat besi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kandungan zat besi dalam makanan sehari-hari yang
kurang, penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah, adanya zat-zat yang menghambat penyerapan zat besi, dan parasit di dalam tubuh seperti cacing
tambang atau cacing pita, diare, atau kehilangan banyak darah akibat kecelakaan atau operasi Wirakusumah, 1998.
2.5 Deskripsi umum hati