BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.15.  HASIL PENELITIAN 5.1.1  Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian  ini  dilaksanakan  di  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Sumatera Utara  yang  berlokasi  di  jalan  dr.  Mansyur  No.5  Medan,  Indonesia.  Fakultas  ini
mulai melaksanakan pendidikan dokter sejak tanggal 20 Agustus 1952 dan mulai menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK sejak tahun 2006.
Fakultas  Kedokteran  USU  memiliki  fasilitas  yang  lengkap  meliputi  ruang belajar  mengajar  dan  berbagai  fasilitas  pendukung,  seperti  ruang  internet,  ruang
pertemuan,  ruang  skill  lab,  perpustakaan,  poliklinik,  dan  masjid.  Terdapat  14 laboratorium  di  Fakultas  Kedokteran  USU.  Penelitian  ini  diadakan  di  tiga
laoratorium, yaitu Laboratorium Farmakologi, Histologi, dan Patologi Anatomi.
5.1.2  Gambaran Mikroskopis Ketebalan Reepitelisasi Kulit
Penelitan  ini  mengenai  pengaruh  pemberian  propolis  secara  topikal terhadap  proses  reepitelisasi  epidermis  pada  luka  bakar  mencit.  Mencit  yang
digunakan sebnayak 24 ekor dan dibagi menjadi 6 kelompok 3 kelompok kontrol dan  3  kelompok  perlakuan.  Semua  mencit  diberikan  luka  bakar  derajat  2  dan
pada kelompok perlakuan diberikan propolis topikal. Proses pengambilan jaringan kulit  dilakukan  pada  hari  ke-1  H1,  ke-4  H4,  dan  ke-21  H-21.  Proses
reepitelisasi  dapat  dilihat  secara  mikroskopis  setelah  jaringan  kulit  diwarnai dengan  pewarnaan  Hematoxylin-Eosin  HE.  Gambaran  histopatologis  tingkat
ketebalan reepitelisasi dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1. Gambaran histopatologis kulit mencit dengan pewarnaa HE. a
Kontrol H1, b Perlakuan H1, c Kontrol H4, d Perlakuan H4, e Kontrol H21, dan f Perlakuan H21. Perbesaran 200x, potongan melintang
Pada Gambar 5.1. terlihat bahwa proses reepitelisasi mulai terjadi sejak hari ke-1 pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Lapisan epitel pada hari ke-
1  tampak  lebih  tipis  daripada  hari  ke-4  dan  21.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa pertumbuhan epitel terus terjadi setiap harinya. Selain epitel, pada gambar diatas
juga  terlihat  adanya  sel  fibroblas,  jaringan  kolagen,  dan  pada  bekas  luka  juga terdapat serbukan sel radang neutrofil.
5.1.3  Hasil Pengukuran Ketebalan Reepitelisasi Kulit
Epitel  pada  luka  bakar  diukur  ketebalannya  setelah  diberikan  perlakuan agar  dapat  dihitung  rata-ratanya  dan  dibandingkan  secara  statistik.  Adapun  hasil
pengukuran ketebalan epitel dapat dilihat pada tabel berikut.
a b
c
d e
f
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Nilai rata-rata dan standar deviasi pengukuran ketebalan epitel
Perlakuan Jumlah Data
Mean ± Standard Deviation µm
Kontrol H1 4
14.66 ± 2.47 Perlakuan H1
4 7.83 ± 1.29
Kontrol H4 4
18.29 ± 1.11 Perlakuan H4
4 20.87 ± 4.37
Kontrol H21 4
38.88 ± 5.41 Perlakuan H21
4 75.14 ± 9.45
Berdasarkan hasil data pada Tabel 5.1. terjadi peningkatan ketebalan epitel jaringan kulit pasca luka bakar derajat II pada kontrol hari ke-1 dengan rerata±SD
14.66 ± 2.47 µm bertambah tebal pada hari ke-4 18.29 ± 1.11 µm, dan semakin tebal pada hari ke-21 38.88 ± 5.41 µm.
Hal  yang  sama  terjadi  pada  kelompok  perlakuan  yang  diberi  propolis topikal  5  hari  ke-1  dijumpai  ketebalan  epitel  jaringan  kulit  pasca  luka  bakar
dengan rerata±SD 7.83 ± 1.29 µm diikuti penambahan ketebalan epitel pada hari ke-4  20.87  ±  4.37  µm  dan  semakin  bertambah  tebal  pada  hari  ke-21  75.14  ±
9.45 µm. Berdasarkan  data  dari  Tabel  5.1.  tersebut  dapat  divisualisasikan  dalam
diagram batang sebagaimana yang terdapat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.2. Diagram batang rata-rata ketebalan epitel
10 20
30 40
50 60
70 80
Hari ke-1 Hari ke-4
Hari ke-21 K
et eba
la n
E pi
te l
µ m
Kontrol Perlakuan
Universitas Sumatera Utara
5.1.4.  Analisis Data