Besar Sampel Alur Penelitian

3.9. Kriteria Inklusi dan Ekslusi 4.4.1. Kriteria Inklusi

1. Galur DDW 2. Jenis kelamin jantan 3. Berat badan 25-35 gram 4. Umur 8-12 minggu

4.4.2. Kriteria Ekslusi

1. Mencit terlihat sakit, tidak aktif bergerak 2. Memiliki kecacatan fisik atau kelainan anatomis

3.10. Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Federer Federer, 1963, yaitu: t = Jumlah kelompok perlakuan 6 n = Jumlah sampel tiap kelompok Maka banyaknya sampel tiap kelompok yang digunakan pada penelitian ini adalah: t – 1 n – 1 ≥ 15 6 – 1 n – 1 ≥ 15 5 n – 1 ≥ 15 n – 1 ≥ 3 n ≥ 4 ekor Karena jumlah kelompok pada penelitian ini adalah 6 kelompok, maka jumlah sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 24 ekor mencit.

3.11. Alat dan Bahan Penelitian 4.6.1. Alat

1. Kandang hewan coba 2. Tempat makan dan minum t – 1 n – 1 ≥ 15 Universitas Sumatera Utara 3. Alat pembersih kandang 4. Handscoon 5. Masker 6. Pencukur bulu 7. Stopwatch 8. Plat besi ukuran 1x1 cm 9. Alat pemanas besi 10. Alat bedah minor 11. Tabung kecil tertutup 12. Kotak tempat sediaan jaringan histopatologi 13. Mikroskop cahaya

4.6.2. Bahan

1. Ekstrak propolis 2. Mencit jantan jenis DDW 3. Makanan mencit 4. Minuman mencit 5. Alkohol 6. Formalin 10

3.12. Prosedur Penelitian 4.7.1. Pembuatan Sediaan Propolis Topikal

Ekstrak propolis dibuat dalam sediaan salep untuk digunakan secara topikal. Basis salep menggunakan adeps lanae dan vaselin album. Pertama-taman, masukkan adeps lanae terlebih dahulu ke dalam lumping kemudian aduk hingga lebur dengan menggunakan alu, kemudian tambahkan vaselin album dan diaduk secara konstan hingga homogen. Selanjutnya, tambahkan ekstrak propolis sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan dan diaduk hingga homogen. Formula standar dasar salep menurut Agoes Goeswin 2006 adalah: R Adeps Lanae 15 g Vaselin Album 85 g Universitas Sumatera Utara m.f salep 100 g Sediaan salep yang digunakan pada penelitian ini menggunakan konsentrasi propolis 5 dibuat sebanyak 30 g dengan perhitungan sebagai berikut. R Ekstrak propolis 1.5 g Basis salep 28.5 g m.f salep 30 g

4.7.2. Penyiapan Hewan Coba

Mencit jantan sebanyak 24 ekor dibagi menjadi 6 kelompok secara random, yaitu 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdapat 4 ekor mencit dengan perlakuan sebagai berikut. a. Kelompok kontrol Mencit diberi luka bakar yang telah ditentukan dan diberikan placebo basis salep. Punggung mencit dicukur kemudian diberi luka bakar menggunakan plat besi yang telah dipanaskan, lalu dilakukan pengambilan sampel jaringan dan penghitungan ketebalan reepitalisasi epidermis pada hari ke-1, 4 dan 21. b. Kelompok perlakuan Mencit diberi luka bakar yang telah ditentukan dan diberi propolis topikal. Punggung mencit dicukur kemudian diberi luka bakar dengan menggunakan plat besi yang telah dipanaskan, lalu dilakukan pengambilan sampel jaringan dan penghitungan ketebalan reepitalisasi epidermis pada hari ke-1, 4 dan 21. Kemudian mencit ditempatkan di dalam kandang yang sudah disekat sesuai dengan kelompok perlakuan. Setiap kandang berisi 4 ekor mencit. Kemudian mencit diadaptasikan selama 7 hari dan pada hari ke-8 dilakukan pembuatan luka bakar. Mencit diberi pakan standar dan minum secara ad libitum.

4.7.3. Pembuatan Luka Bakar

Tahap awal menentukan lokasi luka bakar yaitu dibagian punggung mencit. Kemudian bulu dicukur sekitar 2 cm di sekitar kulit yang akan dibuat luka bakar dan kulit didesinfeksi dengan alkohol 70. Setelah itu, dilakukan pembuatan luka Universitas Sumatera Utara bakar pada punggung mencit dengan menggunakan plat besi yang telah dipanaskan menggunakan magnetic stir plate pada suhu 375 o C selama 10 menit dan ditempelkan selama 10 detik pada punggung mencit sampai terbentuk luka bakar derajat II, yang ditandai dengan adanya warna kemerahan dan gelembung atau bula yang berisi cairan eksudat pada kulit mencit.

4.7.4. Perawatan Luka Bakar

Mencit yang telah dilukai pada bagian punggungnya masing-masing diberi perawatan berdasarkan kelompoknya. Pada kelompok perlakuan diberikan propolis secara topikal sedangkan pada kelompok kontrol diberikan placebo. Perlakuan tersebut dilakukan mulai dari hari pembuatan luka bakar sampai hari ke-21 sebanyak 2 kali sehari, yaitu pada jam 7 pagi dan jam 7 malam.

4.7.5. Pembuatan Sediaan Jaringan Histopatologi Kulit

Pengambilan sampel kulit dilakukan pada hari ke-1, 4 dan 21. Pengambilan dilakukan setelah mencit dieuthanasia dengan cara dislokasi servikal. Pada bagian yang diberi luka bakar dieksisi kira-kira 2 cm dengan kedalaman sampai subkutis. Selanjutnya jaringan kulit yang telah diambil diletakkan pada tabung kecil berisi formalin 10 yang tertutup. Kemudian tabung-tabung kecil yang telah terisi jaringan hewan coba dibawa ke Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU untuk dibuat sediaan histopatologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin HE.

4.7.6. Cara Penilaian Ketebalan Reepitelisasi Epidermis

Penilaian mikroskopis sediaan histopatologi kulit luka luka bakar dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya binokuler Olympus CX-22 yang dihubungkan dengan komputer dengan pembesaran 200x. Ketebalan reepitelisasi dinilai dengan cara mengukur ketebalan epidermis yang baru terbentuk pada tepi luka. Kemudian hasil penilaian dibandingkan antara kelompok kontrol dan perlakuan. Universitas Sumatera Utara

3.13. Pengolahan dan Analisis Data 4.8.1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut Wahyuni, 2011: a. Editing Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan, data dilengkapi kembali. b. Coding Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer. c. Entry Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer. Adapun program yang digunakan adalah SPSS. d. Cleaning Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer. e. Saving Penyimpanan data untuk siap dianalisis.

4.8.2. Analisis Data

Data hasil pengamatan proses reepitelisasi epidermis dianalisis menggunakan program statistika untuk melihat pengaruh yang bermakna pada pemberian propolis secara topikal pada luka bakar mencit. Hasil pengukuran diuji dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal p0.05 dan uji homogenitas Levene Statistic untuk mengetahui apakah data homogen p0.05. Bila data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji parametrik ANOVA Analysis of Varian dengan tingkat kepercayaan 95 α0.05 untuk mengetahui perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji post hoc LSD untuk mengetahui kelompok-kelompok yang berbeda secara bermakna p0.05. Universitas Sumatera Utara

3.14. Alur Penelitian

Gambar 4.2. Alur Penelitian 24 ekor mencit jantan Aklimatisasi 1 minggu Pemberian propolis topikal 5 2xhari Pembuatan luka bakar pada punggung mencit Kelompok perlakuan 12 ekor mencit Pemberian placebo 2xhari Pengukuran reepitelisasi epidermis secara mikroskopik Analisis data Kelompok kontrol 12 ekor mencit H1: 4 ekor mencit diambil jaringan dan dibuat sediaan H1: 4 ekor mencit diambil jaringan dan dibuat sediaan 8 ekor mencit 8 ekor mencit H4: 4 ekor mencit diambil jaringan dan dibuat sediaan H4: 4 ekor mencit diambil jaringan dan dibuat sediaan 4 ekor mencit 4 ekor mencit H21: 4 ekor mencit diambil jaringan dan dibuat sediaan H21: 4 ekor mencit diambil jaringan dan dibuat sediaan Kesimpulan Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.15. HASIL PENELITIAN 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan dr. Mansyur No.5 Medan, Indonesia. Fakultas ini mulai melaksanakan pendidikan dokter sejak tanggal 20 Agustus 1952 dan mulai menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK sejak tahun 2006. Fakultas Kedokteran USU memiliki fasilitas yang lengkap meliputi ruang belajar mengajar dan berbagai fasilitas pendukung, seperti ruang internet, ruang pertemuan, ruang skill lab, perpustakaan, poliklinik, dan masjid. Terdapat 14 laboratorium di Fakultas Kedokteran USU. Penelitian ini diadakan di tiga laoratorium, yaitu Laboratorium Farmakologi, Histologi, dan Patologi Anatomi.

5.1.2 Gambaran Mikroskopis Ketebalan Reepitelisasi Kulit

Penelitan ini mengenai pengaruh pemberian propolis secara topikal terhadap proses reepitelisasi epidermis pada luka bakar mencit. Mencit yang digunakan sebnayak 24 ekor dan dibagi menjadi 6 kelompok 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Semua mencit diberikan luka bakar derajat 2 dan pada kelompok perlakuan diberikan propolis topikal. Proses pengambilan jaringan kulit dilakukan pada hari ke-1 H1, ke-4 H4, dan ke-21 H-21. Proses reepitelisasi dapat dilihat secara mikroskopis setelah jaringan kulit diwarnai dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin HE. Gambaran histopatologis tingkat ketebalan reepitelisasi dapat dilihat pada Gambar 5.1. Universitas Sumatera Utara