Kebijakan Bank Indonesia Dalam Pengaturan Peredaran Uang

B. Kebijakan Bank Indonesia Dalam Pengaturan Peredaran Uang

1. Kebijakan Peredaran Uang Perekonomian suatu negara, jika pemerintah memandang bahwa pembangunan ekonomi yang berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka pemerintah akan mengambil serangkaian tindakan kebijakan untuk menstabilkan kembali situasi perekonomian tersebut. Diantaranya kebijakan peredaran uang. Lembaga yang paling berwenang mengambil langkah kebijakan peredaran uang ialah Bank Sentral, dalam hal ini Bank Indonesia. 82 Mengutip pendapat Mankiw dinyatakan bahwa : “Monetary policy is not easy. Central bankers have multiple objectives and over time, must confront a variety of economic circumstances. They know their actions have powerful effects on the economy, but timing, magnitude, and channel of those effects are not fully understood. Their job is made all the more difficult by widespread disagreements among economists. Some economists view monetary policy as a potential cure of economic fluctuations. Others would be satisfied if monetary policy could avoid being a cause of fluctuations. ” 83 Kebijakan peredaran uang, menurut Warjiyo dan Solikin merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Dalam hal ini, besaran moneter antara lain dapat berupa Jumlah Uang Beredar JUB, uang primer atau kredit perbankan. Dalam prakteknya, kegiatan perekonomian yang diinginkan tersebut adalah stabilitas ekonomi makro yang 82 Frederick Mishkin, Ekonomi Uang, Perbankan, Pasar Keuangan 2 Jakarta: Salemba Empat, 2009 hlm. 62 83 Iswardono Perwono, Kebijakan Moneter Di Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Gadjah Mada pada tanggal 7 Desember 2005 di Yogyakarta. Universitas Sumatera Utara antara lain dicerminkan oleh stabilitas harga rendahnya laju inflasi, membaiknya perkembangan real output pertumbuhan ekonomi, serta cukup luasnya kesempatan kerja yang tersedia. Efektivitas kebijakan peredaran uang tersebut tergantung pada hubungan antara uang beredar dengan variabel ekonomi seperti output dan inflasi. 84 Kebijakan peredaran uang juga merupakan proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan peredaran uang dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, margin requirement, kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. 85 Kebijakan peredaran uang pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan dan keseimbangan eksternal keseimbangan neraca pembayaran serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan peredaran uang dapat dipakai untuk memulihkan tindakan stabilisasi. Pengaruh kebijakan peredaran uang pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. 86 84 Ibid. 85 Kebijakan Moneter, http:id.wikipedia.orgwikiKebijakan_moneter , diakses pada tanggal14 Februari 2016 16.12 86 Ibid Universitas Sumatera Utara Sampai saat ini ada beberapa perbedaan pendapat mengenai bagaimana uang mempengaruhi perekonomian serta transmisi jalur pengaruh perubahan Jumlah Uang Beredar. Sehingga ada beberapa jalur yang bisa dipakai untuk menerangkan bagaimana perubahan Jumlah Uang Beredar mempengaruhi kegiatan ekonomi: 87 a. Jalur Biaya Modal The Cost Of Capital Channel Menurut Keynes, tingkat bunga merupakan penghubung utama antara sektor moneter dan sektor riil. Misalnya, perubahan jumlah uang yang akan beredar akan mempengaruhi tingkat bunga. Selanjutnya, melalui perubahan tingkat bunga pemerintah akan dapat mempengaruhi investasi atau mungkin juga konsumsi yang selanjutnya akan mempengaruhi investasi atau mungkin juga konsumsi, yang selanjutnya akan mempengaruhi pula permintaan agregat atau pengeluaran total. Perubahan dalam pengeluaran total pada akhirnya mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional GDP riil. Dengan demikian, tingkat bunga uang merupakan biaya modal dapat dipandang sebagai indikator pengaruh kebjakan moneter sektor moneter terhadap keseimbangan pendapatan nasional sektor riil. b. Jalur Kekayaan Wealth Channel Pengaruh perubahan Jumlah Uang Beredar terhadap pendapatan nasional dapat juga diterangkan melalui jalur kekayaan. Pengertian kekayaan disini meliputi : a. Barang Fisik tanah, rumah, dan sebagainya 87 Frederick Mishkin, Op. Cit., hlm. 64 Universitas Sumatera Utara b. Surat Berharga c. Uang Tunai Hubungan antara kekayaan dengan pengeluaran total ialah perubahan nilai uang kas riil real cash balance baik disebabkan oleh karena turunnya harga dengan jumlah uang tetap ataupun naiknya Jumlah Uang Beredar dengan harga tetap akan mempengaruhi tingkat konsumsi yang merupakan bagian dari pengeluaran total. Perubahan pengeluaran uang total ini pada gilirannya akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan. Dengan demikian, kebijakan peredaran uang akan mempengaruhi jumlah kekayaan uang yang selanjutnya akan mempengaruhi konsumsi melalui apa yang disebut real cash balance atau Pigou effect . c. Jalur Harga Relatif Teori Portofolio Teori portofolio merupakan dasar yang rasional mengapa seseorang memegang sesuatu beberapa kekayaan tertentu termasuk dalam bentuk uang. Beberapa anggapan teori ini antara lain sebagai berikut : 1 Setiap orang akan selalu berusaha untuk menyamakan pendapatan marginal marginal return dari masing-masing bentuk kekayaan dalam portofolionya. 2 Bertambahnya salah satu bentuk kekayaan akan menurunkan harga bentuk kekayaan tersebut relatif terhadap bentuk kekayaan lain. Universitas Sumatera Utara 3 Individu tersebut akan menukarkan bentuk kekayaan yang harganya turun tersebut dengan bentuk kekayaan lain yang harganya lebih tinggi. 4 Proses penukaran tersebut juga proses perubahan susunan bentuk kekayaan akan berjalan terus sampai pendapatan marginal dari masing-masing bentuk kekayaan sama besar. Perubahan harga relatif yang terjadi sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penyusunan portofolio seseorang. Misalnya, penambahan jumlah uang sebagai akibat dari kebijakan peredaran uang membeli surat berharga oleh Bank Indonesia, akan menyebabkan individu kelebihan uang kas dalam portofolionya, yang kemudian ia akan menukarkan kelebihan uang kasnya dalam bentuk kekayaan lain. Harga kekayaan lain akan naik, produksi termasuk investasi pada bentuk kekayaan lain juga akan naik. Dengan naiknya investasi maka akan menaikkan pendapatan, sehingga jelaslah dari contoh diatas bahwa kenaikan jumlah uang akan menaikkan pendapatan nasional. d. Jalur Langsung Teori Monetaris Teori ini menjelaskan bahwa kebijakan peredaran uang bisa mempengaruhi pendapatan nasional secara langsung. Menurut teori ini, karena sebenarnya mekanisme transmisi itu begitu kompleks, maka sulit untuk digambarkan, sehingga tidak bisa dinyatakan secara spesifik dan tidak bisa digambarkan secara terperinci. Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap pengeluaran total adalah melalui harga. 2. Kebijakan Bank Indonesia Dalam Pengaturan Peredaran Uang Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 Pasal 10 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menegaskan bahwa untuk menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan peredaran uang melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi dan pengendalian moneter. 88 Bank Indonesia dalam menjalankan kebijakan peredaran uang diterapkan dengan menggunakan instrumen langsung dan tidak langsung. Instrumen langsung adalah instrumen pengendalian peredaran uang yang dapat secara langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh Bank Indonesia. 89 Instrumen tidak langsung merupakan usaha untuk mengendalikan besaran moneter dengan cara mempengaruhi neraca Bank Indonesia. Terpenting didalam instrumen tidak langsung ialah Bank Indonesia dapat mempengaruhi posisi base money dan base reserve yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kredit dan penawaran uang. Cara ini disebut tidak langsung karena dalam mencapai sasaran kebijakan Bank Indonesia dapat mempengaruhi kondisi pasar uang melalui salah satu fungsinya sebagai badan yang mempunyai wewenang untuk mengedarkan uang dengan mempengaruhi kondisi yang mendasari permintaan dan penawaran uang, Usaha untuk mengendalikan besaran moneter juga dilakukan dengan mempengaruhi neraca Bank Indonesia itu sendiri, khususnya pada sisi pasiva, yaitu reserve money yang pada gilirannya akan mempengaruhi suku bunga, 88 Maris Purba, Status Dan Kedudukan Hukum Bank Indonesia Menurut UU No. 13 Tahun 1968 Tentang Bank Sentral Dan UU no. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia , Skripsi, Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, hlm. 32 89 Riezka Kausarina, Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Tingkat inflasi Di Indonesia , Skripsi, Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, hlm. 24 Universitas Sumatera Utara kuantitas uang dan kredit di dalam keseluruhan sistem perbankan. 90 Instrumen yang dapat dipergunakan oleh Bank Indonesia dalam kebijakan peredaran uang, sebagai berikut : 91 a. Fasilitas Diskonto Fasilitas diskonto merupakan kebijakan yang diambil Bank Indonesia dengan mengambil suatu tindakan merubah-rubah tingkat bunga yang harus dibayar oleh bank umum yang meminjam dana Bank umum harus memenuhi ketentuan cadangan wajib minimum setiap waktu, maka ia harus meminjam semua cadangan baru dari Bank Indonesia yang merupakan cadangan kelebihan. Dalam peminjaman tersebut, Bank Indonesia mengenakan tingkat suku bunga pinjaman yang dinamakan suku bunga diskonto. Diskonto ini ditetapkan oleh Bank Indonesia pada saat peminjaman dan bukan pada saat pembayaran kembali oleh bank umum. Dalam hal ini Bank Indonesia mempunyai wewenang untuk mengubah suku bunga diskonto tersebut, yang bagi bank-bank umum suku bunga diskonto tersebut merupakan biaya untuk memperoleh tambahan cadangan. Bank Indonesia menaikkan diskonto untuk mengurangi keinginan dari bank-bank umum untuk meminjam dana dari Bank Indonesia sebab ongkos untuk meminjam dana dari Bank Indonesia akan naik. Disamping itu Bank Indonesia juga harus menaikkan suku bunga bank terhadap pinjaman yang dilakukan masyarakat. Dengan demikian hal ini menghalangi masyarakat untuk menambah penawaran uang giral dengan 90 Ibid. 91 Frederick Mishkin, Op. Cit., hlm. 65 Universitas Sumatera Utara meminjam dari bank-bank umum, sehingga akibat selanjutnya adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat ditekandikurangi. Hal sebaliknya terjadi jika Bank Indonesia mengenakan diskonto rendah atas peminjaman yang dilakukan oleh bank-bank umum, sehingga bank-bank umum juga menurunkan tingkat suku bunga yang dikenakan pada peminjaman yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan demikian akan mendorong pertambahan uang yang beredar di masyarakat. b. Operasi Pasar Terbuka Open Market Politik Pasar Terbuka merupakan kebijakan dari Bank Indonesia dalam mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat suku bunga. Untuk keperluan operasi pasar terbuka, sejak Februari 1984 Bank Indonesia menerbitkan instrumen moneter berupa Sertifikat Bank Indonesia SBI. SBI ini merupakan instrumen moneter tidak langsung yang dilakukan Bank Indonesia untuk menyedot kelebihan likuiditas perbankan jika kondisi moneter terlalu ekspansif. Operasi pasar terbuka merupakan instrumen kebijakan peredaran uang yang penting karena dapat mempengaruhi suku bunga ataupun jumlah uang beredar secara lebih efektif. Pelaksanaan operasi pasar terbuka dilakukan secara terbuka dan pembentukan suku bunganya ditentukan berdasarkan mekanisme pasar. Selain itu, operasi pasar terbuka juga dapat dilakukan atas inisiatif Bank Indonesia dengan frekuensi dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkannya, Operasi pasar terbuka berbentuk jual-beli surat-surat berharga oleh Bank Indonesia, baik di pasar primer maupun pasar sekunder melalui Universitas Sumatera Utara mekanisme lelang maupun nonlelang. Jika Bank Indonesia ingin mengurangi jumlah uang beredar kebijakan uang ketat atau tight money policy atau dengan kata lain menekan laju inflasi, maka pemerintah menarik jumlah uang beredar dari masyarakat dengan jalan membuat masyarakat semakin banyak membeli SBI. Cara yang dilakukan untuk menarik minat masyarakat membeli SBI adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga SBI oleh Bank Indonesia. Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang beredar, maka Bank Indonesia dapat menarik SBI yang berada di masyarakat, maka Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga SBI dan ini akan mendorong laju inflasi. c. Rasio Cadangan Wajib Reserve Requirement Ratio Cadangan wajib adalah jumlah alat likuid minimum yang wajib dipelihara oleh bank dan disebut cadangan primer primary reserves. Cadangan primer atau lebih dikenal dengan reserve requirement adalah instrumen tidak langsung yang merupakan ketentuan Bank Indonesia yang mewajibkan bank-bank memelihara sejumlah alat likuid sebesar presentase tertentu dari kewajiban lancarnya. Sebagian alat likuid tersebut ada yang harus dipelihara dalam bentuk kas dan ada sebagian lainnya dalam bentuk rekening giro bank tersebut pada Bank Indonesia, Cadangan primer ini termasuk instrumen tidak langsung karena pada satu sisi akan mempengaruhi kemampuan bank memberikan kredit dan pada sisi lain tingkat suku bunga. Meskipun merupakan instrumen tidak langsung, cadangan primer ini adalah instrumen yang bersifat non- Universitas Sumatera Utara market based karena jumlah cadangan primer ditentukan oleh Bank Indonesia. Rasio Cadangan Wajib yakni peraturan dari Bank Indonesia kepada bank-bank umum dengan menentukan besar kecilnya tingkat cadangan minimum. Apabila Bank Indonesia menaikkan cadangan minimum bank-bank umum akan mengakibatkan berkurangnya ekspansi pemberian kredit oleh bank-bank umum kepada masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi Jumlah Uang Beredar yang ada di masyarakat secara berangsur-angsur dan dapat juga berarti menekan inflasi. Sebaliknya apabila Bank Indonesia menurunkan cadangan minimum maka daya ekspansi kredit bank umum akan meningkat, sehingga jumlah uang beredar bertambah. d. Himbauan Moral Moral Persuasion Himbauan moral adalah kebijakan Bank Indonesia untuk mengatur Jumlah Uang Beredar dengan jalan memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Dalam menghindari kemungkinan buruk akibat perluasan ataupun kontraksi pembelian kredit baik itu terhadap bekerjanya sistem perbankan maupun kegiatan ekonomi secara keseluruhan, maka dibutuhkan bujukan himbauan moral dari otoritas moneter. Persuasi moral ini bertujuan agar para pelaku ekonomi mentaati kebijakan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kebijakan ini akan lebih efektif jika didukung oleh tindakan yang lebih positif oleh Bank Indonesia, antara lain dengan cara : pidato-pidato Gubernur Bank Indonesia, publikasi-publikasi agar dicapai kondisi seperti yang diinginkan oleh otoritas moneter. Universitas Sumatera Utara Himbauan ini ditujukan baik terhadap kredit perbankan secara keseluruhan maupun kepada suatu jenis kredit tertentu atau kepada sektor tertentu. Kebijakan persuasi moral ini hanya akan bermanfaat pada saat tertentu saja sampai kebijakan yang fundamental dilakukan. e. Pengendalian Kredit Selektif Selective Credit Control Bank Indonesia menerapkan kebijakan pengendalian kredit selektif untuk membatasi penggunaan kredit yang terlalu besar atau terlalu cepat pada sektor-sektor tertentu dan terutama untuk mengurangi penggunaan kredit untuk tujuan spekulasi pembelian surat-surat obligasi. Caranya adalah dengan menaikkan ketentuan maksimum kredit yang bisa dipinjam untuk membiayai pembelian spekulatif tersebut, yang dilakukan dengan menurunkan presentase kredit maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai pembelian tersebut dengan demikian akan mengurangi permintaan kredit dengan tujuan pembelian spekulatif tersebut. Pengendalian kredit selektif dengan cara menaikkan menurunkan minimum pembayaran kredit juga dilakukan dibidang kredit konsumsi misalnya kredit perumahan. Dengan ini akan menaikkan besarnya pembayaran cicilan selanjutnya yang akan semakin besar, sehingga diharapkan akan mempengaruhi terhadap keputusan permintaan kredit untuk pembelian tersebut. Hal ini dilakukan apabila memang permintaan kredit untuk pembelian konsumsi perumahan tadi sudah terlalu besar sehingga bisa menimbulkan tingkat inflasi yang tinggi. Universitas Sumatera Utara

C. Peranan Bank Indonesia Dalam Kebijakan Pengaturan Peredaran