itu, implementasi independensi justru sangat dipengaruhi oleh kemantapan hubungan kerja yang proposional di antara Bank
Indonesia di satu pihak dan pemerintah serta lembaga-lembaga terkait lainnya di lain pihak, dengan tetap berlandaskan pembagian tugas dan
wewenang masing-masing.
55
3 Kerjasama Bank Indonesia dengan Lembaga Lain
Menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak bagi keberhasilan tugasnya, Bank Indonesia senantiasa bekerja sama dan
berkordinasi dengan berbagai lembaga negara dan unsur masyarakat lainnya. Beberapa kerjasama ini dituangkan dalam nota kesepahaman
MoU, keputusan bersama SKB, serta perjanjian-perjanjian, yang ditujukan untu menciptakan sinergi dan kejelasan pembagian tugas
antar lembaga serta mendorong penegakan hukum yang lebih efektif.
56
C. Peranan Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral di Indonesia
Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 menyatakan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah.
Maksud dari kestabilan rupiah yang diinginkan Bank Indonesia adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan atau tercermin
dari perkembangan laju inflasi, serta terhadap mata uang negara lain, yang diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai rupiah terhadap mata uang negara
lain
57
55
Ibid., hlm 166
56
Ibid., hlm. 167
57
Mandala Manurung, Uang, Perbankan, Dan Ekonomi Moneter, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, hlm. 251
.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:
58
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan peredaran uang;
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
3. Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien.
1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan peredaran uang
Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan peredaran uang untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka
pendek, menengah dan panjang. Implementasi kebijakan peredaran uang dilakukan dengan menetapkan
sasaran operasional, yaitu uang primer base money, dan selanjutnya mengamati perkembangan indikator-indikator yang memberikan tekanan pada harga dan nilai
tukar rupiah. Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui peranti moneter tidak langsung, yaitu:
59
a. Menggunakan operasi pasar terbuka.
b. Penentuan tingkat diskonto.
c. Pengaturan kredit atau pembiayaan.
d. Penetapan cadangan wajib minimum perbankan.
e. Persuasi moral moral suasion
58
Kasmir, Op.Cit., hlm. 171
59
Iswardono,Uang Dan Bank, Edisi keempat cetakan pertama, Yogyakarta : BPFE, 1991, hlm. 125-126
Universitas Sumatera Utara
Cara-cara pengendalian moneter tersebut di atas dapat juga dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah.
Termasuk dalam cakupan menetapkan dan melaksanakan kebijakan peredaran uang adalah mengelola cadangan devisa melaksanakan berbagai jenis
transaksi devisa dan juga dapat menerima pinjaman luar negeri Pasal 13 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999.
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Dalam tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran Bank Indonesia berwenang:
60
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dari izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran. b.
Mewajibkan penyelenggaraan ajsa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatan;
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran;
d. Mengatur sistem kliring antar bank baik dalam mata uang rupiah
maupun asing; e.
Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank;
f. Menetapkan macam, harga, ciri uang yang dikeluarkan, bahan yang
digunakan dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah;
60
Kasmri, Op. Cit., hlm. 172
Universitas Sumatera Utara
g. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik
dan memusnahkan uang dari peredaran, termasuk memberikan penggantian dengan nilai yang sama.
3. Mengatur Dan Mengawasi Bank
Dalam hal mengatur dan mengawasi bank, Bank Indonesia berwenang: a.
Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip- prinsip kehati-hatian.
b. Memberikan dan mencabut izin usaha.
c. Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor
bank. d.
Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan pengurusan bank. e.
Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan usaha tertentu.
f. Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan dan
penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indnesia. g.
Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan.
h. Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau
seluruh kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank Indonesia terhadap suatu transaksi patut diduga merupakan tindak
pidana di bidang perbankan. i.
Mengatur dan mengembangkan informasi antar bank. j.
Mengambil tindakan terhadap suatu bank bagaimana diatur dalam undang-undang tentang perbankan yang berlaku apabila menurut
Universitas Sumatera Utara
penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan kelangsungan usah bank yang bersangkutan dan atau membahayakan perekonomian
nasional. k.
Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen dan dibentuk dengan undang-
undang. Selain menetapkan dan melaksanakan kebijakan peredaran uang, mengatur
dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia, juga mempunyai fungsi dan peranan yang lain guna mendukung
kegiatan kebijakan peredaran uang di dalam negeri yaitu:
61
a. Fungsi sebagai Lender of The Last Resort
Bank Indonesia dalam melaksanakan fungsi ini memungkinkan Bank Indonesia membantu kesulitan pendanaan jangka pendek yang dihadapi
bank. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia hanya membantu kesulitan pendanaan jangka pendek bank karena adanya mismatch yang disebabkan
oleh resiko kredit dan pembayaran berdasarkan prinsip syariah, resiko manejemen, atau resiko pasar.
62
b. Kebijakan Nilai Tukar
Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas peredaran uang dan dalam mendukung kegiatan
ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan dunia usaha.
61
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, cetakan pertama, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999, hlm. 34
62
Lihat ketentuan Pasal 11, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
Universitas Sumatera Utara
Menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak
kurs yang berlebihan.
63
c. Fungsi dalam Pengelolaan Cadangan Devisa
Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar pemerintah dan bank-bank devisa yang harus dipelihara untuk keperluan transaksi
internasional. Yang dimaksud cadangan devisa disini adalah cadangan devisa negara yang dikuasai Bank Indonesia, yang tercatat pada sisi aktiva
neracara Bank Indonesia yang berupa emas, uang kertas asing, dan tagihan lainnya dalam valuta asing kepada pihak luar negeri yang dapat
dipergunakan sebagai alat pembayaran. Cadangan devisa mencakup pula hak atas devisa yang setiap waktu
dapat ditarik dari suatu badan keuangan internasional. Pengelolaan cadangan devisa oleh Bank Indonesia dilakukan dengan melalui berbagai jenis
transaksi devisa, yaitu, menjual, membeli, danatau menempatkan devisa emas, dan surat-surat berharga secara tunai atau berjangka termasuk
pemberian jaminan. Bank Indonesia dalam pengelolaan dan pemeliharaan cadangan devisa
selalu mempertimbangkan 3 azas utama dengan skala prioritas, yaitu likuiditas, keamanan, tanpa mengabaikan prinsip memperoleh pendapatan
yang optimal. Tujuan pengelolaan dan pemeliharaan cadangan devisa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya menjaga nilai tukar.
63
Muhammad Djumhana, Op.Cit., hlm. 99
Universitas Sumatera Utara
Bank Indonesia lebih mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada keuntungan tinggi dalam mengelola cadangan devisa.
Walau demikian, Bank Indonesia tetap mempertimbangkan perkembangan yang terjadi di pasar internasional, sehingga tidak tertutup kemungkinan
terjadinya pergeseran dalam portofolio komposisi jenis penempatan cadangan devisa.
64
a. Menghimpun dana dari masyarakat.
Guna mewujudkan fungsi-fungsi pokok tersebut, Bank Indonesia melakukan berbagai usaha, seperti:
b. Memberikan kredit.
c. Menerbitkan surat pengakuan utang.
d. Memperjualbelikan atau menjamin berbagai surat berharga seperti
surat-surat wesel, surat pengakuan utang, Sertifikat Bank Indonesia SBI, obligasi, surat dagang berjangka waktu sampai 1 tahun, dan
instrumen surat berharga lainnya.
65
Bank Indonesia sebagai bank sentral juga memiliki peranan sebagai lembaga untuk melakukan riset-riset ekonomi yang berkaitan dengan masalah dan
perkembangan sektor moneter. Hal ini berkaitan dengan tujuan Bank Indonesia, yaiut mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan
tersebut Bank Indonesia melakukan kebijakan peredaran uang secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan
umum pemerintah di bidang perekonomian.
66
64
Ibid., hlm. 100
65
Nindyo Pramono, Mengenal Lembaga Perbankan Di Indonesia, Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 1999, hlm. 14
66
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang