48,6, pada tahun 2002 didapat 45 dan tahun 2003 didapat 44 orang dengan berat badan lebih dan obes Sugondo, 2007
Bappenas 2004, mengemukakan bahwa dari 4.747 orang siswasiswi SLTP Yogyakarta dan 2 di Kabupaten Bantul mengalami obesitas.
Hasil penelitian Ariani dan Sembiring 2007 di beberapa sekolah dasar di kota Medan, menunjukkan 17,75 siswa-siswi sekolah dasar mengalami obesitas.
2.3 Diagnosis obesitas pada anak
Untuk menentukan obesitas pada anak diperlukan kriteria berdasarkan pengukuran antropometri, pada umumnya digunakan:
a. Pengukuran berat badan BB dan hasilnya dibandingkan dengan standar. Disebut obesitas bila BB 120 BB standar, sedangkan disebut overweight bila BB
antara 110-120 Taitz, 1991 dalam Hidayati et al, 2006 b. Indeks Massa Tubuh IMT merupakan petunjuk dasar untuk memantaustatus gizi,
baik yang kekurangan berat badan maupun yang kelebihan berat badan. Pengukuran IMT yaitu berat badan dibagi tinggi badan kwadrat dalam kilogram
per meter persegi. Dikatakan obesitas bila BBTB
2
persentile ke 95 atau 120 atau Z-
score = + 2 SD. Dikatakan overweight jika IMT ≥ persentile 85 Barness dan Curran, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Kategori IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin menurut United State Department of Health and Human Service Tahun 2000, adalah :
Tabel 2.1. Kategori IMT menurut
Kategori status gizi umur dan jenis kelmian
IMT
Gizi kurang Gizi normal
Gizi lebih Obesitas
5 persentile 5-84 persentile
85-94 persentile 95 persentile
Sumber :United State Department of Health and Human Service Tahun 2000 c. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness tebal lipatan
kulitTLK. Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps persentil ke 85 Suandi, 2010
2.4 Komplikasi 2.4.1 Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah masa dewasa, maka morbiditas dan mortalitasnya akan
meningkat Soetjiningsih, 1995
2.4.2 Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular
Faktor risiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, trigliserida, LDL lowdensity lipoprotein kolesterol, dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL high
density lipoprotein kolesterol Soetjiningsih, 2010. IMT mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar insulin. Anak dengan IMT persentile ke 99, 40 diantaranya
mempunyai kadar insulin tinggi, 15 mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33 dengan kadar trigliserida tinggi Freedman, 2004. Anak obesitas cenderung
Universitas Sumatera Utara
mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30 menderita hipertensi Syarif, 2003.
2.4.3 Saluran Pernafasan
Pada bayi, obesitas merupakan risiko terjadinya saluran pernafasan bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru.Adanya hipertrofi dan adenoid mengakibatkan
obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah, disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksi ini dapat mengakibatkan
gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal serta nafas yang pendek Soetjiningsih, 1995.
2.4.4 Diabetes Mellitus tipe-2
Diabetes Mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas Syarif, 2003.Prevalensi penurunan uji toleransi glukosa pada anak obesitas adalah 25
sedangkan Diabetes Mellitus tipe-2 hanya 4.Hampir semua anak obesitas dengan Diabetes Mellitus tipe-2 mempunyai IMT + 3SD atau persentile ke 99 Bluher et
al, 2004.
2.4.5 Obstruktif Sleep Apnea
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1100 dengan gejala mengorok Syarif, 2003.Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada
dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja
otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan
tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh ke arah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermiten dan
menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan penurunan berat badan
Kopelman, 2000 dalam Hidayati et al 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Penatalaksanaan