yang diterima oleh otak akan mempengaruhi pemilihan jenis makanan, porsi makan, lama makan, absorpsi serta metabolism zat gizi di dalam tubuh. Zat gizi tertentu yang
secara khusus berpengaruh terhadap otak untuk meningkatkan asupan makanan adalah zat lemak Nugraha, 2009
Sinyal neural dan humoral yang mempengaruhi otak diantaranya berasal dari saluran cerna. Saluran cerna diketahui mengeluarkan beberapa peptide yang mempengaruhi
asupan makanan diantaranya adalah kolesistokinin, gastrin-releasing peptide, oksintomodulin, neuromedin B dan neuropeptida YY3-36 yang akan mengurangi
asupan makanan. Terdapat pula hormom-hormon yang mempengaruhi asupan makanan melalui rangsangan ke otak baik meningkatkan ataupun menurunkan yaitu
norepinefrin, serotonin, dopaminin dan histamine. Diantaranya histamin, apabila sekresi histamine berkurang, maka asupan makanan akan meningkat Nugraha,
2009. Peptida lain adalah leptin. Leptin terutama disekresi oleh sel adiposa meskipun juga
dapat dihasilkan oleh plasenta dan gaster. Leptin akan bekerja pada reseptor leptin di otak yang akan menghambat produksi peptide neuropeptida Y NPY dan peptide
agouti-related AGRP yang merupakan peptin yang poten untuk merangsang makanan. Gangguan pada produksi leptin atau reseptornya akan mengakibatkan
keinginan makan yang berlebihan Nugraha, 2009. Orang gemuk dapat menjadi resisten terhadap insulin, menyebabkan penambahan
insulin dalam sirkulasi.Insulin mengurangi lipolisis dan menambah sintesis dan ambilan lemak Barness dan Curran, 1999.
2.2 Prevalensi Obesitas
Obesitas telah menjadi pandemi global di seluruh dunia dan dinyatakan oleh World HealthOrganization WHO sebagai masalah kesehatan kronis terbesar pada orang
dewasa Soegih, 2009.Pada tahun 1998 WHO menyatakan bahwa obesitas merupakan penyebab kematian kedua didunia setelah merokok Mustofa,
Universitas Sumatera Utara
2010. Obesitas kini bukan lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang lazim ditemukan di negara-negara maju tapi telah merambah ke negara-negara berkembang
Arisman, 2010. Di Amerika Serikat lebih dari 50 orang dewasa menderita berat badan lebih dan
obesitas Soegih, 2009. Sedangkan, prevalensi obesitas pada anak di New York sebesar 17,8-19,9 Melnik et al, 1998 dalam Arisman 2010. Prevalensi obesitas
pada anak dan remaja usia 6-18 tahun di Bangkok sebesar 14,3 Suttapreyasri et al, 1990 dalam Arisman 2010.
Prevalensi nasional anak usia sekolah 6-14 tahun gemuk laki-laki adalah 9,5 sedangkan prevalensi nasional anak usia sekolah 6-14 tahun gemuk perempuan
adalah 6,4. Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi anak usia sekolah gemuk laki-laki di atas prevalensi normal yaitu Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau,
Jambi, Papua, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Riau, dan
Maluku Utara. Sedangkan prevalensi anak usia sekolah perempuan di atas prevalensi normal sebanyak 17 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Bengngkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jaa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku dan
Papua Riskesdas, 2007 Di Indonesia khususnya di Jakarta, prevalensi obesitas pada anak usia 2-5 tahun
sebesar 16,1 Droomers et al, 1995. Penelitian yang dilakukan Soegih dkk 2004 pada 6318 orang pengunjung suatu laboratorium dari berbagai daerah, pekerjaan dan
kelompok umur 20 sampai dengan 55 tahun diperoleh hasil 48,97 pria dan 40,65 wanita mengalami obesitas Nugraha, 2009.
Penelitian epidemiologi yang dilakukan di daerah sub urban di daerah Koja, Jakarta Utara pada tahun 1982, didapatkan prevalensi obesitas sebesar 4,2, di daerah Kayu
Putih, Jakarta Pusat, yaitu pada tahun 1992, prevalensi obesitas mencapai 17,1 dimana pada laki-laki sebesar 10,9 dan pada perempuan sebesar 24,1. Pada
penelitian epidemiologi di daerah Abadijaya, Depok pada tahun 2001 didapatkan
Universitas Sumatera Utara
48,6, pada tahun 2002 didapat 45 dan tahun 2003 didapat 44 orang dengan berat badan lebih dan obes Sugondo, 2007
Bappenas 2004, mengemukakan bahwa dari 4.747 orang siswasiswi SLTP Yogyakarta dan 2 di Kabupaten Bantul mengalami obesitas.
Hasil penelitian Ariani dan Sembiring 2007 di beberapa sekolah dasar di kota Medan, menunjukkan 17,75 siswa-siswi sekolah dasar mengalami obesitas.
2.3 Diagnosis obesitas pada anak