modal juga mendapat pelatihan managerial, jadi keberhasilan seorang mitra binaan untuk mengembangkan industrinya sangat tergantung pada kemampuan dan
usahanya sendiri untuk terus berkembang, sedangkan PLN melalui PKBL hanya sebagai salah satu fasilitator untuk membantu mengenbangkan industri dari mitra
binaannya Dana hibah dalam petunjuk pelaksanaan PKBL tidak semua dapat
dilaksanakan, karena terselenggaranya pelatihan manajerial ini bergantung pada keputusan direksi PKBL tingkat Distribusi Semarang yang dipengaruhi oleh tingkat
perputaran hasil dari penyaluran modal pinjaman PKBL.
3. Pemasaran dan Promosi
Proses pemasaran dan promosi diadakan untuk melatih usaha industri kecil yang telah atau yang akan melaksanakan ekspor, guna meningkatkan dan
memberikan pengertian peluang pasar baik nasional maupun ekspor bagi mitra binaan. Selain itu PKBL membantu memasarkan hasil produk unggulan yang
berpotensi dan menpunyai keunikan. Produk ini dapat dikembangkan melalui pameran dan promosi tingkat Lokal, Nasional maupun Internasional, yang
dimaksudkan untuk menunjang ekspor non migas bagi Negara. Hal senada diungkapkan oleh Bapak Sarka Edy :
“Terkadang kami juga mengadakan pameran produk dari mitra binaan yang mempunyai keunikan tersendiri, tetapi ya hanya beberapa mitra binaan saja”.
Hasil wawancara 22 Januari 2008
Dan salah seorang mitra binaan yang pernah diikutkan dalam sebuah pameran dengan hasil produksinya yaitu berupa batik Bapak Ahmad Sutrisno
mengatakan : “Dulu saya pernah ikut pameran ke Swiss dan Dubai, namun ya hanya
produknya saja yang dikirim, sedang untuk administrasinya semua ditanggung
PLN, pameran nasional juga pernah ikut biasanya di JCC Senayan mbak.” Hasil wawancara 13 Febuari 2008
Pameran produk pilihan mitra binaan PLN ini belum terjadwal dengan pasti, seperti halnya penyerahan pinjaman modal PKBL. Karena itu mitra binaan
tidak bias mendapat kepastian apakah produk yang mereka produksi bisa mengikuti pameran ataupun tidak.
Dari penuturan dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa, PT. PLN membantu mengembangkan industri kecil mitra binaannya yaitu dengan pelayanan
yang paling utama adalah penyerahan pinjaman modal PKBL yang dilakukan setiap tahunnya. Kedua pelatihan manajerial yaitu membantu mitra binaan dalam
pembuatan laporan pembukuan admistrasi maupun keuangan, namun hanya mitra binaan yang dianggap mampu mengebangkan usahanya yang diikutkan dalam
pelatihan ini, selain karena adanya keterbatasan dana. Dan yang terakhir adalah pemasaran dan promosi, PKBL membantu pemasaran produk mitra binaan melalui
pameran baik local, nasional maupun internasional. Namun hanya produk-produk yang unik dan produk unggulan yang berpotensi untuk di ekspor. Dapat
kita ketahui bahwa apa yang tertulis dalam petunjuk pelaksanaan PKBL tidak semua
dilaksanakan pada proses PKBL yang selama ini dijalankan oleh PT. PLN Persero APJ Surakarta. Seperti yang terlihat pada proses pelatihan manajerial dan
bantuan pemasaran melalui promosi yang tidak terjadwal waktu pelaksanaannya dan tidak jelas siapa saja mitra binaan yang berhak untuk mendapatkan kedua
fasilitas tadi. Hal ini diakibatkan karena keterbatasan dana PKBL untuk menyelenggarakan kedua fasilitas tadi. Karena proses perputaran dana PKBL
belum tercapai sesuai rencana. Pelayanan PKBL yang tidak maksimal dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat, khususnya pengembangan industri kecil. Telah menjadi salah satu faktor yang memyebabkan penunggakan pengembalian pinjaman modal PKBL.
Karena pada dasarnya PKBL hanya memberikan pinjaman modal, sedang untuk tambahan berupa pelatihan manajerial dan bantuan pemasaran melalui pameran
tidak pasti penyelenggaraanya. Sehingga proses pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak bisa berjalan secara optimal.
C. Faktor-faktor Penyebab Penunggakan Pengembalian Pinjaman Modal PKBL.