memadai dengan tujuan untuk, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
Peranan TIM PKBL PLN APJ Surakarta merupakan sebuah tanggung jawab sosial perusahaan yang sesuai dengan konsep CSR, dimana PLN sebagai pihak yang
meminjamkan modal, memberikan pendampingan dalam manajemen maupun pemasaran. PKBL merupakan salah satu peran CSR PT. PLN dalam upaya
penberdayaan ekonomi masyarakat dengan memfokuskan programnya melalui pengembangan indusrti kecil bagi mitra binaannya.
b. Industri Kecil
Stayle dan Morse dalam Ashari 1986:17 membuat penggolongan jenis industri berdasarkan pada jumlah tenaga kerja sebagai berikut :
1. Industri kerajinan rumah tangga memiliki tenaga kerja antara 1 sampai 9 orang.
2. Industri kecil memiliki jumlah tenaga kerja antara 10 sampai 49 orang
3. Industri sedang memiliki jumlah tenaga kerja antara 50 sampai 99 orang
4. Industri besar memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.
Dalam penelitian ini, mitra binaan PLN dapat digolongkan atau dikategorikan sebagai industri kecil. Karena pada umumnya jumlah rata-rata pekerja yang dimiliki
oleh mitra binaan adalah 10 orang dan pekerja ini biasanya dari anggota keluarga dan tetangga sekitar mitra binaan.
Selanjutnya BPS Jateng 2007 : 315 mengatakan bahwa industri kecil dapat juga meliputi badan usaha manufatur yang mempekerjakan kurang dari 5-19 pekerja.
Namun tenaga kerja bukan merupakan tolak ukur yang paling utama, hal ini dikarenakan Departemen Perindustrian dan Perdagangan lebih mengutamakan asset
yang dimiliki suatu perusahaan industri. Sedangkan dalam penjelasan Undang-undang No. 9 Tahun 1995, menyebutkan
bahwa yang dimaksud usaha kecil termasuk didalamnya adalah usaha kecil informal
atau non formal disini adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum termasuk didalamnya industri rumah tangga.
Selanjutnya Thee Kian Wie, mengklasifikasikan industri kecil menurut orientasi pasar dan teknologi yang digunakan yaitu :
1. Industri
kerajinan rumah
tangga usaha-usaha
yang memperkerjakan antara1-4 tenaga kerja yang terdiri dari anggota
rumah tangga yang tidak dibayar dan industri kecil tradisional usaha-usaha yang mempekerjakan antara 5-19 tenaga kerja yang
dibayar upah, yang lebih banyak berorientasi pada pasar lokal dan pada umumnya menggunakan teknologi tardisional.
2. Industri kecil dan menengah modern, yang lebih banyak
berorientasi pada pasar yang lebih luas daerah propinsi atau nasional dan kadang-kadang berorientasi pada pasar ekspor dan
menggunakan teknologi modern. Thee, 1994 : 153
Sedangkan menurut Mudrajad Kuncoro, pengusaha kecil juga memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi,
kebanyakan industri kecil dikelola oleh perseorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan serta memanfaatkan tenaga dari keluarga
dan kerabat dekatnya.
2. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal,
sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang, perantara
atau bahkan renternir.
3. Sebagian besar usahanya belum memiliki status resmi dari badab hukum.
Kuncoro juga mengemukakan sepertiga bagian dari seluruh industri kecil bergerak pada kelompok industri makanan, minuman, industri bahan galian namun
bukan logam, industri tekstil, dan industri kayu, bambu, rotan, rumput, termasuk didalamnya prabot rumah tangga. Kelompok industri tersebut berkisar antara 21-22
dari seluruh industri kecil yang ada. Kuncoro, 1997 : 316 Dari berbagai penjelasan diatas usaha kecil yang dimiliki oleh para mitra
binaan PLN yang kebanyakan mempunyai jenis industri berupa industri makanan, mebel, batik serta konveksi, Dan mitra binaan ini sebagian merupakan industri kecil
informal seperti yang diungkapkan dalam UU No 9 Tahun 1995 karena keberadaan mereka belum diakui secara resmi atau belum tercatat didalam badan hukum.
c. Pinjaman Modal