Gambar 4.4 Grafik perbandingan kadar CO dengan atau tidak memakai magnet terhadap tiap variasi putaran dengan beban 4,5 kg.
Dari hasil analisa diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa kadar CO terminimum pada pembebanan 4,5 kg terjadi pada saat putaran 1600 rpm dengan
CO 0,05 menggunakan magnet EV-1 dan magnet batang. Kadar CO tertinggi dengan beban 4,5 kg terjadi pada saat mesin diberi putaran 2600 rpm yaitu tanpa
menggunakan magnet, magnet EV-1, magnet batang dan magnet femax silver dengan kadar 0,08 .Pemakaian magnet EV-1 dengan beban 4,5 kg pada
putaran 1600 rpm mengakibatkan penurunan CO sebanyak 16.7 , dan 11,1 pada putaran 2600 rpm. Kemampuan magnet EV-1 berkurang pada beban 4,5 kg.
Hal ini diakibatkan oleh kenaikan konsumsi mesin terhadap solar yang semakin banyak. Akibat dari laju aliran minyak yang semakin cepat dan beban yang
bertambah ini, maka pengaruh magnet terhadap emisi berkurang.
4.2.3 Kadar HC ppm
Hidrokarbon merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna baik dalam bentuk molekul partikel ringan maupun dalam bentuk gas yang tidak
beroksidasi dengan oksigen diudara. Adapun hasil kadar HC hidrokarbon yang didapat dari magnetasi mesin Diesel satu silinder dapat dilihat dalam bentuk tabel
dan grafik sebagai berikut :
Tabel 4.6 Perbandingan kadar HC dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran mesin diesel beban 3,5 kg.
Beban kg
Putaran rpm
Kadar HC ppm Tanpa
Magnet Magnet
EV-1 Magnet
Batang Magnet
Femax Silver
3.5 1600
33 30
31 33
1800 34
31 32
34 2000
36 32
34 35
2200 38
33 35
37 2400
39 35
36 38
2600 42
37 39
41
Gambar 4.5 Grafik perbandingan kadar HC dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran dengan beban 3,5 kg.
Dari analisa data diatas dapat diperoleh kadar HC terminimum pada pembebanan 3,5 kg terjadi pada saat putaran 1600 rpm dengan HC 30 ppm
menggunakan magnet EV-1. Kadar HC tertinggi dengan beban 3,5 kg terjadi pada saat mesin diberi putaran 2600 rpm yaitu tanpa menggunakan magnet dengan
kadar 42 ppm. Pemakaian magnet EV-1 dengan beban 3,5 kg pada putaran 1600 rpm mengakibatkan penurunan HC sebanyak 9,09 , dan 11,9 pada putaran
2600 rpm.
Tabel 4.7 Perbandingan kadar HC dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran mesin diesel beban 4,5 kg
Beban kg
Putaran rpm
Kadar HC ppm Tanpa
Magnet Magnet
EV-1 Magnet
Batang Magnet
Femax Silver
4.5 1600
35 31
32 34
1800 37
32 34
36 2000
38 33
35 38
2200 39
35 37
39 2400
41 36
38 42
2600 45
39 41
44
Gambar 4.6 Grafik perbandingan kadar HC dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran dengan beban 4,5 kg.
Berdasarkan data diatas maka dapat dianalisa bahwa kadar HC terminimum pada pembebanan 4,5 kg terjadi pada saat putaran 1600 rpm dengan
HC 31 ppm menggunakan magnet EV-1. Kadar HC tertinggi dengan beban 4,5 kg terjadi pada saat mesin diberi putaran 2600 rpm tanpa menggunakan magnet
dengan kadar 45 ppm. Pemakaian magnet EV-1 dengan beban 4,5 kg pada putaran 1600 rpm mengakibatkan penurunan HC sebanyak 11,4 , dan 13,3
pada putaran 2600 rpm. Kemampuan magnet EV-1 berkurang pada beban 4,5 kg. Hal ini diakibatkan oleh kenaikan konsumsi mesin terhadap solar yang semakin
banyak. Akibat dari laju aliran minyak yang semakin cepat dan beban yang bertambah ini, maka pengaruh magnet terhadap emisi berkurang.
4.2 Temperatur Air Pendingin
Pengujian pengaruh besar medan magnet terhadap mesin diesel ini juga meliputi tentang perubahan yang terjadi pada temperatur air pendingin. Berikut ini
adalah data hasil pengujian yang dipaparkan melalui bentuk tabel dan grafik.
Tabel 4.8 perbandingan temperatur air pendingin dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran mesin diesel beban 3,5 kg
.
No. BEBAN
kg Putaran
rpm
Temperatur Air T °C
Tanpa Magnet
Magnet EV-1
Magnet Batangan
Magnet Femax Silver
1 3.5
1600 44
43 43
44 2
1800 46
45 45
45 3
2000 49
48 48
49 4
2200 52
51 52
52 5
2400 54
53 54
54 6
2600 57
56 57
57
Gambar 4.7 Grafik perbandingan Tair dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran dengan beban 3,5 kg
.
Dengan menganalisa data dari hasil pengujian diatas dapat dikaji bahwa magnet EV-1 dan magnet batangan memiliki tingkat suhu terminimum yaitu 43
°C, pada putaran 1600 rpm. Suhu maksimum yang diperoleh adalah 57 °C, dengan menggunakan magnet batang dan magnet femax silver serta tanpa magnet
pada putaran 200 rpm. Gambar 4.9 Tabel perbandingan kadar T
air
dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran mesin diesel beban 4,5 kg.
No. Beban
kg Putaran
rpm Temperatur Air T °C
Tanpa Magnet
Magnet EV-1
Magnet Batangan
Magnet Femax
Silver 1
4.5 1600
44 43
44 44
2 1800
46 45.5
45 46
3 2000
49 48.5
49 49
4 2200
52 51
52 52
5 2400
54 54
54 54
6 2600
57 57
57 57
Gambar 4.8 Grafik perbandingan Tair dengan atau tidak memakai magnet tiap variasi putaran dengan beban 4,5 kg.
Dengan mengnalisa data diatas dapat disimpulkan bahwa magnet EV-1 dan magnet batangan memiliki tingkat suhu terminimum yaitu 43 °C, pada
putaran 1600 rpm. Suhu maksimum yang diperoleh adalah 57 °C, dengan menggunakan magnet batang dan magnet femax silver serta tanpa magnet pada
putaran 2600 rpm. Dari perbandingan kedua data diatas dapat disimpulkan kenaikan beban dapat menimbulkan suhu mesin yang lebih panas. Namun,
korelasi penggunaan magnet terhadap penurunan suhu mesin tidak terlalu berpengaruh signifikan. Hal ini diakibatkan pemasangan magnet yang hanya
bertujuan untuk mengurangi emisi gas buang.
4.3 Temperatur Oli