Siklus Diesel Ideal Motor Diesel

Sediment wt - 0.01 D 473 Ash content wt - 0.01 D 482 Total acid number MgKOH - 0.6 D 974 Destilation : recovery at 300 C vol 40 - D 86 Sumber : DITJEN MIGAS No. 113 K 172DJM1999, Tanggal 27 Oktober 2011. Dari tabel 2.2 dapat dilihat bahwa minyak solar Indonesia masih mempunyai CN dibawah 48.

2.4 Motor Diesel

2.4.1 Siklus Diesel Ideal

Siklus diesel adalah siklus ideal untuk mesin torak pengapian-kompresi yang pertama kali dinyatakan oleh Rudolph Diesel tahun 1890. Prinsip kerjanya sama halnya dengan mesin torak pengapian-nyala, yang dinyatakan oleh Nikolaus A. Otto tahun 1876, hanya perbedaan utamanya dalam hal metode pembakarannya. Pada mesin torak pengapian-nyala mesin bensin campuran udara-bahan bakar dikompresi ke temperatur dibawah temperatur pembakaran sendiri auto ignition dari bahan bakarnya, kemudian proses pembakarannya oleh percikan bunga api dari busi. Sedangkan pada mesin torak pengapian kompresi mesin diesel, udara dikompresi ke temperatur di atas temperatur auto ignition dari bahan bakarnya, kemudian pembakaran dimulai saat bahan bakar yang diinjeksikan kontak dengan udara panas tersebut. Maka pada mesin diesel, busi dan karburator digantikan oleh penginjeksi bahan bakar fuel injector. Gambar 2.1 Diagaram P-v dan Diagram T-s Siklus Ideal Diesel Buku Thermodinamika Teknik Jilid 2 Siklus diesel ideal pembakaran tersebut dimisalkan dengan pemasukan panas pada volume konstan Y. A. Çengel and M. A. Boles, 2006. Siklusnya seperti pada diagram P-v dan T-s di atas Gambar 2.1. Siklus tersebut terdiri dari empat buah proses berantai yang reversible secara internal. Proses 1-2 isentropik, 2-3 penambahan kalor. Pada siklus Otto kalor dipindahkan ke fluida kerja pada volume konstan, sedangkan pada siklus diesel, kalor dipindahkan pada tekanan konstan. Proses 3-4 ekspansi isentropic, dan proses 4-1 pelepasan kalor pada volume konstan, di mana kalor keluar dari udara ketika piston berada pada titik mati bawah.

2.4.1.1 Air Fuel Ratio AFR

Didalam mesin, bahan bakar dibakar oleh udara. Udara kering merupakan campuran berbagai gas yang memiliki komposisi representatif 20 oksigen, 78,09 nitrogen, 0,93 argon, dan sisanya berupa CO 2, neon, helium, metana dan gas lainnya. Pada pembakaran, oksigen merupakan komponen reaktif dari udara. Bahan bakar yang digunakan pada motor bakar merupakan campuran dari berbagai komponen hidrokarbon yang didapat melalui proses penyulingan minyak. Bahan bakar ini didominasi oleh karbon sekitar 86 dan hidrogen 14. Walaupun demikian bahan bakar diesel bisa mengandung kadar sulfur hingga 1 . Pada pengujian mesin ini, aliran massa udara dan aliran massa bahan bakar biasanya diukur, namun jika tak terdapat alat ukur dapat dihitung melalui rumus berikut: AFR = . ............................................................................. 2.4.1

2.4.1.2 Thermal Brake

Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil daripada energi yang dibangkitkan piston karena sejumlah energi hilang akibat adanya rugi rugi mekanis mechanical losses. Dengan alasan ekonomis perlu dicari kerja maksimum yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini disebut juga sebagai efisiensi th ermal brake thermal efficiency, η b . Jika daya keluaran P b dalam satuan kW, laju aliran bahan bakar m f dalam satuan kgjam, nilai kalor bawah bahan bakar LHV dalam satuan kJkg, maka: η b = x 3600 ......................................................................... 2.4.2 Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam internal combustion engine simplenya biasanya disebut “motor bakar” saja. Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia pembakaran dari bahan bakar solar dan oksidiser udara di dalam silinder ruang bakar. Pembakaran pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik reciprocating. Gerakan bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol crank shaft. Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. Motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine Mathur ML, 1980 seperti pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Proses Kerja Motor Diesel http:www.motordiesel.com Adapun langkah kerja motor diesel adalah sebagai berikut : 1. Langkah Isap Sewaktu piston bergerak dari TMA ke TMB, maka tekanan diruang pembakaran menjadi hampa vakum. Perbedaan tekanan udara luar yang tinggi dengan tekanan hampa, mengakibatkan udara akan mengalir dan bercampur dengan gas. Selanjutnya udara murni tersebut masuk melalui katup masuk yang terbuka mengalir masuk dalam ruang cylinder. Prosesnya adalah : a. Piston bergerak dari Titik Mati Atas TMA menuju Titik Mati Bawah TMB. b. Katup buang tertutup dan katup masuk terbuka, udara murni masuk ke silinder. c. Tekanan negatif piston menghisap udara murni dengan tekanan yang tinggi masuk ke silinder. Seperti pada gambar 2.2 Gambar 2.2 Langkah Isap http:www.prinsipkerjamotordiesel.com 2. Langkah Kompresi Setelah melakukan pengisian, piston yang sudah mencapai TMB kembali lagi bergerak menuju TMA, dimana katup masuk dan katup buang tertutup, ini memperkecil ruangan diatas piston, sehingga udara murni tersebut menjadi padat, tekanan dan suhunya naik. Tekanannya naik kira-kira tiga kali lipat. Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA terjadi semprotan bahan bakar dari nozle dalam bentuk kabut. Prosesnya sebagai berikut : a. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA; b. Katup masuk menutup, katup buang tetap tertutup; c. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran combustion chamber sehingga suhu dan tekanan akan naik; d. Sekitar ± 8 derajat sebelum TMA, injektor menyemprotkan bahan bakar keruang bakar dalam bentuk kabut dan memulai proses pembakaran. Seperti pada gambar 2.3 Gambar 2.3 Langkah Kompresi http:www.prinsipkerjamotordiesel.com 3. Langkah UsahaTenaga Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya. Prosesnya sebagai berikut : a. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar, dan Piston terlempar dari TMA menuju TMB. b. Katup masuk menutup penuh, katup buang menutup tetapi menjelang akhir langkah usaha katup buang mulai sedikit terbuka. c. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi pada poros engkol.Seperti pada gambar 2.4 Gambar 2.4 Langkah Kerja http:www.prinsipkerjamotordiesel.com 4. Langka Buang Exhaust stroke Pada langkah buang, piston bergerak dari TMB menuju TMA, katup masuk tertutup dan katup buang terbuka, Langkah buang ini menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Prosesnya adalah : a. Counter balance weight pada poros engkol memberikan gaya untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA; b. Katup buang terbuka Sempurna, katup masuk menutup penuh; c. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot.Seperti pada gambar 2.5 Gambar 2.5 Langkah Buang http:www.prinsipkerjamotordiesel.com

2.5 Pembakaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 46 95

Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 77 88

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 0 19

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 0 2

Pengaruh Magnetasi Bahan Bakar dan Penggunaan Katalitik Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin dan Oli Pada Mesin Diesel Satu Silinder

0 0 5

Cover Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 1 19

Abstract Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 2

Chapter I Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 4

Chapter II Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 33

Reference Pengaruh Magnetasi Terhadap Emisi Gas Buang, Temperatur Air Pendingin Dan Oli Pada Mesin Diesel Stasioner Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Solar Murni

0 0 1