semangat keselamatan penerbangan Safety First yang tersirat dalam Pasal 44 huruf a Konvensi Chicago 1944 menyampaikan jati diri, bilamana hal tersebut
tidak dilakukan, pesawat udara tersebut akan menghadapi bahaya. Sikap Amerika Serikat demikian diikiuti oleh adik kandungnya yaitu Kanada. Kanada juga
mengumumkan zona larangan terbang CADIZ, mewajibkan pesawat udara yang belum dikenal harus menyampaikan jati diri.
C. Penerapan ADIZ Overlapping terhadap wilayah Alur Laut Kepulauan
ADIZ sebagai zona dimana pesawat udara yang masuk wilayah tersebut harus melaporkan rencana penerbangan flight plan, pada dasarnya ADIZ
merupakan sarana penunjang sistem pertahanan udara nasional. Dalam mendukung penegakkan ADIZ Indonesia dibutuhkan sistem pertahanan udara
yang saling terintegrasi terdiri dari ATC, Kohanudnas, pesawat tempur sergap serta personel yang memonitor ADIZ. Sistem tersebut bekerja dengan
menggunakan metoda dan proses tertentu agar keberadaan ADIZ Indonesia dapat efektif untuk menegakkan kedaulatan hukum dan kedaulatan di wilayah udara.
Salah satu cara untuk mempertahankan kedaulatan udara Indonesia dapat menetapkan Zona Identifikasi Pertahanan Udara Air Defence Identification
XoneADIZ. ADIZ digunakan untuk menangkal ancaman dari luar dengan cara mengidentifikasi setiap pesawat baik pesawat sipil maupun militer yang akan
masuk ke wilayah udara suatu negara. ADIZ sudah digunakan oleh Amerika dan Canada. ADIZ digunakan untuk menunjang dan memperkuat sistem pertahanan
Universitas Sumatera Utara
udara suatu negara atau sering disebut dengan asas bela diri self defence.
55
Asas bela diri dengan menggunakan ADIZ merupakan cara yang tepat dan proporsinal.
Penetapan wilayah ADIZ dapat dimulai dari wilayah teritorial suatu negara hingga mencapai ruang udara diatas laut bebas yang berbatasan dengan negara itu.
Penetapan ADIZ tidak berdampak pada perluasan wilayah territorial suatu negara atas laut lepas. Penetapan ADIZ ini digunakan semata-mata untuk
keamanan dan pertahanan negara dari ancaman yang masuk ke wilayah udara negara itu. Dampak dari penetapan ADIZ adalah setiap pesawat baik sipil maupun
militer yang akan masuk ke wilayah negara itu akan melaporkan diri kepada pengawas penerbangan. Biasanya ADIZ dikelola oleh militer negara itu
Angkatan Udara negara itu. Meskipun sistem pelaporan ADIZ berbeda dengan pengaturan lalu lintas udara sipil. ADIZ akan lebih optimal dalam menangkal
bahaya yang masuk dari wilayah udara bila sistem ADIZ ini diintegrasikan dengan sistem radar yang terhubung dengan sistem persenjataan pertahanan
udara.
56
Pemberlakuan ADIZ ini sejalan dengan teori penguasaan Cooper Cooper’s Control Theory yaitu kedaulatan suatu negara ditentukan oleh
55
Charter of the United Nations 1945, 892 UNTS 119, Pasal 51 “Nothing in the present Charter shall impair the inherent right of individual or collective self defence in an armed attack
occurs against a Member of the United Nations, until the Security Council has taken measures necessary to maintain international peace and security. Measures taken by Members in the
exercise of this right of self-defence shall be immediately reported to the Security Council and shall not in any way affect the authority and responsibility of the Security Council under the
present Charter to take anytime such action as it deems necessary in order to maintain or restore international peace and security.”
56
Ahmad. “Ketentuan dan Penetapan Air Defence Identification Zone ADIZ”, 2010, hal 19
Universitas Sumatera Utara
kemampuan negara itu untuk mempertahankan dan menguasai ruang yang ada diatas wilayahnya atau disebut juga dengan ruang udaranya.
57
Dalam konteks Indonesia penggunaan ADIZ ini sangat tepat mengingat: luas wilayah Indonesia; penetapan jumlah kepulauan yang masuk ke wilayah
kedaulatan NKRI belum dapat dipastikan; sengketa perbatasan dengan negara tetangga belum dapat sepenuhnya diselesaikan. Penggunaan ADIZ ini seiring
dengan pertahanan kedaulatan NKRI mengingat beberapa kali dari tahun 2009 sampai awal tahun 2011 tercatat 14 pelanggaran wilayah udara RI, wilayah udara
Indonesia yang dilintasi oleh pesawat dari negara lain tanpa ijin dari Indonesia. Potensi ancaman bagi Indonesia yang wilayah udaranya sudah beberapa kali
dilanggar oleh pesawat berbendera negara lain sangat tinggi. Penggunaan ADIZ di Indonesia didukung oleh radar militer TNI AU yang
berada di Tanjung Kait, Ranai, Tanjung Pinang, Pemalang, Congot, Cibalimbing, Ngeliyep, Ploso, Balikpapan, Kwandang, Tarakan, Lhokseumawe, Dumai,
Sabang, Sibolga, Buraen, Tanjung Warari, Timika, Merauke, dan Saumlaki. Wilayah kedaulatan RI yang terdeteksi oleh radar militer belum seluruhnya.
Sedangkan dukungan dari radar sipil berada di Soeta, Juanda, dan Ngurah Rai. Penggunaan ADIZ di Indonesia baru meliputi wilayah Jawa, Pulau Madura,
sebagian kecil Sumatera Selatan, Lombok, Bali dan sebagian kecil Pulau Sumbawa bagian barat. ADIZ tidak berada di luar wilayah laut teritorial
Indonesia. Ruang udara yang dapat terdeteksi baru sekitar 5.193.252 Km2 sehingga proteksi ADIZ di Indonesia belum optimal karena proteksi belum
57
Abdurrasyid Priyatna, Pengantar Hukum Ruang Angkasa dan Space Treaty 1967, Binacipta, Bandung, 1977, hal. 103
Universitas Sumatera Utara
mencakup seluruh wilayah kedaulatan Indonesia. Proteksi ADIZ di Indonesia hanya digunakan untuk melindungi ibukota negara yaitu Jakarta dan obyek vital di
Jawa dan sekitarnya. Sedangkan obyek vital negara lainnya seperti di Papua, Kalimantan dan Sulawesi belum dapat diproteksi.
Eksistensi Indonesia sebagai negara berdaulat yang mempunyai hak penuh untuk mengatur segala urusan dalam negeri sedang dipertanyakan oleh sebagian
pihak dengan memberikan hak pengaturan lalu lintas ruang udaranya kepada Singapura. Meskipun kedaulatan udara Indonesia tidak serta merta diambil oleh
Singapura. Namun dengan memberikan hak pengaturan lalu lintas udara yang merupakan salah satu penjabaran dari hak Indonesia untuk mengatur urusan dalam
negeri secara tidak langsung, Indonesia sudah mendelegasikan sebagian haknya untuk mengatur lalu lintas ruang udaranya kepada Singapura.
58
Hal ini dapat dibaca sebagai pelemahan Indonesia di bidang pertahanan yang akan mengancam
keamanan dan kedaulatan negara RI. Disisi yang lain Indonesia akan kehilangan pendapatan dari fee penerbangan yang melintas di wilayah udara Indonesia karena
fee ini akan masuk ke negara lain Singapure meskipun pesawat suatu negara melewati ruang udara Indonesia.
Sebagai negara kelautan dalam hal ini Indonesia membawa konsekuensi dalam penyediaan Archipelagic Sea Lane Passage
atau kemudian kita sebut sebagai Alur Laut Kepulauan dan rute penerbangan di atasnya, untuk perlintasan kapal laut maupun pesawat terbang asing. Hal demikian
58
Flight Information Region FIR adalah suatu ruang udara dengan batas-batas tertentu yang telah ditentukan dimana pelayanan informasi penerbangan flight information service dan
pelayanan siaga alerting service diberikan. FIR Indonesia yang dikelola oleh Singapure berada di wilayah kepulauan Riau.
Universitas Sumatera Utara
diatur dalam pasal 53 konvensi PBB tentang Hukum laut 1982 UU Nomor 17 Tahun 1985.
Alur Laut Kepulauan Indonesia ALKI adalah Alur laut yang ditetapkan sebagai alur untuk pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan
konvensi hukum laut internasional. Alur ini merupakan alur untuk pelayaran dan penerbangan yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara asing diatas
laut tersebut untuk dilaksanakan pelayaran dan penerbangan damai dengan cara normal. Penetapan ALKI dimaksudkan agar pelayaran dan penerbangan
internasional dapat terselenggara secara terus menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang oleh perairan dan ruang udara teritorial Indonesia.
ALKI ditetapkan untuk menghubungkan dua perairan bebas, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Semua kapal dan pesawat udara asing yang mau
melintas ke utara atau ke selatan harus melalui ALK.
59
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2002 Tentang Alur Laut Kepulauan Indonesia mengatur hak dan kewajiban kapal dan pesawat
udara asing dalam melaksanakan hak lintas alur laut kepulauan : 1
Pesawat udara asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan harus melintas secepatnya melalui atau terbang di atas alur laut kepulauan
dengan cara normal, semata-mata untuk melakukan transit yang terus- menerus, langsung, cepat, dan tidak terhalang.
2 Pesawat udara asing yang melaksanakan lintas alur laut kepulauan, selama
melintas tidak boleh menyimpang lebih dari 25 dua puluh lima mil laut ke
59
http:id.wikipedia.orgwikiAlur_Laut_Kepulauan_Indonesia_ALKI diakses tanggal 1 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
kedua sisi dari garis sumbu dari 25 dua puluh lima mil laut ke kedua sisi dari garis sumbu alur laut kepulauan, dengan ketentuan bahwa kapal dan pesawat
udara tersebut tidak boleh berlayar atau terbang dekat ke pantai kurang dari 10 sepuluh per seratus jarak antara titik-titik yang terdekat pada pulau-
pulau yang berbatasan dengan alur laut kepulauan tersebut
3 Pesawat udara asing sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan
tidak boleh melakukan ancaman atau menggunakan kekerasan terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, atau kemerdekaan politik Republik Indonesia,
atau dengan cara lain apapun yang melanggar asas-asas Hukum Internasional yang terdapat dalam Piagam PBB.
4 Kapal perang dan pesawat udara militer asing, sewaktu melaksanakan Hak
Lintas Alur Laut Kepulauan, tidak boleh melakukan latihan perang-perangan atau latihan menggunakan senjata macam apapun dengan mempergunakan
amunisi. 5
Kecuali dalam keadaan force majeure atau dalam hal musibah, pesawat udara yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan tidak boleh melakukan
pendaratan di wilayah Indonesia. 6
Pesawat udara asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan tidak boleh melakukan siaran gelap atau melakukan gangguan terhadap sistem
telekomunikasi dan tidak boleh melakukan komunikasi langsung dengan orang atau kelompok orang yang tidak berwenang dalam wilayah Indonesia.
7 Pesawat udara asing, tennasuk kapal atau pesawat udara riset atau survey
hidrografi, sewaktu melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan, tidak
Universitas Sumatera Utara
boleh melakukan kegiatan riset kelautan atau survey hidrografi, baik dengan mempergunakan peralatan deteksi maupun peralatan pengambil contoh,
kecuali telah memperoleh izin untuk hal itu. 8
Pesawat udara sipil asing yang melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan harus menaati dan menghormati peraturan udara yang ditetapkan
oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional mengenai keselamatan penerbangan.
Berdasarkan penetapan ADIZ yang dilakukan oleh Indonesia, hal ini kemudian menimbulkan permasalahan apabila dikaitkan dengan adanya penetapan
Alur Laut Kepulauan Indonesia ALKI. Pengaturan berkaitan dengan Hak dan Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara Asing dalam melaksanakan Hak Lintas Alur
Laut Kepulauan melalui Alur Laut Kepulauan yang telah ditetapkan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2002. ALKI I yang meliputi Selat Sunda
dan Selat Lombok yang telah diajukan kepada International Maritime Organization IMO overlapping dengan ADIZ Indonesia yang di sekitar atas
udara sebagian kecil Sumatera Selatan, Jawa dan Madura, Bali, Lombok dan sebagian kecil Pulau Sumbawa. Sehingga dalam praktek penerapan ADIZ,
Indonesia juga harus memperhatikan ketentuan yang berlaku terkait ALKI. Sebagai konsekuensinya, kedaulatan ruang udara NKRI yang utuh tersebut
ternyata masih terdapat perdebatan dan pengecualian bahwa di atas ALKI diberikan hak lintas bagi pesawat udara asing tanpa izin. Ruang udara di atas
ALKI, perlu mendapat perhatian khusus agar Indonesia tidak dirugikan. Penetapan ALKI yang terdiri dari 3 tiga alur, sampai kini belum diakui secara
Universitas Sumatera Utara
dejure oleh International Maritime Organization IMO. Pun demikian dengan PP no. 37 Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara Asing
Dalam Melaksankan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan di alur laut kepulauan yang telah ditetapkan. Belum diterimanya penetapan ALKI oleh IMO ini, menyebabkan
beberapa negara pengguna ALKI berpotensi untuk memanfaatkan celah hukum yang ada pada Pasal 53 12 UNCLOS 1982 yaitu menggunaan alur laut dan rute
penerbangan di atasnya yang biasa digunakan untuk navigasi internasional yang sifatnya sama dengan alur bebas yaitu tanpa izin dari negara pemilik kedaulatan.
Berdasarkan uraian di atas, terhadap negara-negara yang memiliki Alur Laut Kepulauan seperti Indonesia, harus mendapat pengakuan dan kejelasan
hukum dari Organisasi Internasional dalam hal ini International Maritime Organization IMO. Serta perlu adanya kejelasan peran dan fungsi dengan
diterapkannya ADIZ diatas kawasan tersebut sehingga di satu sisi negara memenuhi tuntutan internasional dengan disediakannya Alur Laut Kepulauan, dan
di sisi lain negara tetap dapat menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah udaranya dengan menerapakan ADIZ di kawasan yang sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan