Kesimpulan Saran Pengaturan Air Defence Identification Zone (Adiz) Sebagai Perwujudan Kedaulatan Teritorial Ditinjau Dari Konvensi Paris 1919

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan pada bab-bab terdahulu, dalam bab V penulis menyimpulkan hasil pembahasan guna menjawab dan mengidentifikasi permasalahan yang ada diantaranya adalah : 1. Pengaturan hukum udara internasional, yaitu Pasal 38 1 Statuta Mahkamah Internasional yaitu sumber-sumber hukum pada Hukum Internasional, dalam pasal tersebut yang menjadi sumber Hukum Internasional yaitu: Konvensi Paris 1919, Konvensi Chicago 1944Kebiasaan-kebiasaan Internasional, Prinsip -prinsip hukum yang diakui oleh bangsa beradab dan Yurisprudensi. 2. Penerapan Air Defence Identification Zone ADIZ dalam Konversi Paris 1919, yaitu ketentuan yang harus penuhi antara lain Flight Information Region FIR dan Upper Flight Information Region UIR di mana Pemberian pelayanan bagi penerbangan yang terjadi dalam lapisan sampai jarak ketinggian 20.000 kaki, sedangkan pemberian pelayanan bagi penerbangan yang terjadi dalam lapisan sampai pada jarak ketinggian di atas 20.000 kaki. 3. Pengaturan Air Defence Identification Zone ADIZ sebagai perwujudan kedaulatan teritorial ditinjau dari Konvensi Paris 1919, Setiap neg a ra b erdaulat mempunya i wi l ayah kedaula t an yang d i batas i dengan batas daratan , perai r an yang mel i pu t i l au t t e r itor i al yang berhadap-hadapan dengan negara lain , laut teritoria l yang berdampingan dengan laut l epas , landas kont i ngen Universitas Sumatera Utara serta ba t as kedaulatan udara secara horisontal dan seca r a vert i ka l. Kedau l a t an udara se c ara vertikal be l um ada kata sepakat secara i nternas i onal. Da l am praktek batas kedaulatan uda r a tergantung dar i kemampuan negara tersebut un t u k mempertahankan kedaulatannya.

B. Saran

Setelah mengemukakan kesimpulan, selanjutnya penulis menyampaikan saran sebagai berikut 1. Perlu adanya suatu organisasilembaga internasional seperti ICAO untuk penerbangan sipil yang khusus mengatur setiap hal mengenai ADIZ, sehingga kehadiran lembaga yang khusus mengatur ketentuan dan batasan yang jelas mengenai ADIZ sangat diperlukan untuk memberikan keadilan bagi setiap Negara yang ada. 2. Disarankan adanya revisi terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2002, khususnya hal-hal yang terkait dengan hak dan kewajiban pesawat udara asing yang melintas di wilayah udara Alur Laut Kepulauan Indonesia. 3. Untuk mendukung penegakan Hukum Udara, Pemerintah Republik Indonesia hendaknya dapat mendukung kebutuhan Alutsista dengan mempercepat program Minimum Essential Force, sehingga upaya mewujudkan ADIZ yang ideal dapat diterapkan secara efektif. Universitas Sumatera Utara 25 BAB II PENGATURAN HUKUM UDARA INTERNASIONAL

A. Sejarah dan Sumber Hukum Udara