dimasukkan ke dalam lumpang, dan ditambahkan CMC-Na 1 digerus hingga merata. Sediaan uji EEBAM dimasukkan ke dalam labu ukur, cukupkan dengan
CMC-Na 1 hingga dicapai batas volume.
3.8.2 Uji toksisitas akut
Mencit dikelompokkan ke dalam 8 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal suspensi CMC-Na 1, kelompok bahan uji Suspensi ekstrak.
a. kelompok perlakuan 1 P1: diberi EEBAM dosis 5 mgkg bb
b. kelompok perlakuan 2 P2: diberi EEBAM dosis 50 mgkg bb
c. kelompok perlakuan 3 P3: diberi EEBAM dosis 300 mgkg bb
d. kelompok perlakuan 4 P4: diberi EEBAM dosis 1000 mg kg bb
e. kelompok perlakuan 5 P5: diberi EEBAM dosis 2000 mg kg bb
f. kelompok perlakuan 6 P6: diberi EEBAM dosis 4000 mg kg bb
g. kelompok perlakuan 7 P7: diberi EEBAM dosis 8000 mg kg bb
3.8.3 Pengamatan
Pengamatan mencit dilakukan pada 30 menit pertama setelah pemberian sediaan uji, dan secara periodik setiap 4 jam selama 24 jam pertama dan sehari
sekali setelah itu selama 14 hari BPOM, RI., 2014.
3.8.3.1 Gejala toksik
Pengamatan seperti tremor, salivasi, diare, lemas, muntah, gerak-gerik hewan seperti berjalan mundur dan jalan menggunakan perut BPOM, RI., 2014.
3.8.3.2 Berat badan
Mencit ditimbang dua kali dalam seminggu selama 14 hari. Perubahan berat badan dianalisis seminggu sekali. Pada akhir penelitian hewan yang masih hidup
ditimbang dan kemudian dikorbankan BPOM, RI., 2014.
Universitas Sumatera Utara
3.8.3.3 Konsumsi makanan dan minuman
Jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi ditimbang dan diukur setiap hari BPOM, RI., 2014.
3.8.3.4 Kematian hewan
Kematian mencit diamati dari hari pertama sampai hari terakhir dan mencit yang mati selama waktu pemberian sediaan uji segera diotopsi Hendriani, 2007;
Klasseen, 2001.
3.8.3.5 Makropatologi
Mencit yang mati segera diotopsi dan dilakukan pengamatan OECD, 2008. Pengamatan meliputi warna dan permukaan organ hati dan ginjal secara
visual Anggraini, 2008; Pratiwi, 2010.
3.8.4 Analisis data
Data jumlah hewan uji yang mati dianalisa secara statistik menggunakan SPSS dengan metode One Way Analysis of Variance ANOVA dilanjutkan
dengan uji Post Hoc Tukey untuk mengetahui perbedaan signifikan berat badan,
konsumsi makanan dan minuman antar kelompok uji dengan p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia LIPI Bogor menunjukkan bahwa sampel termasuk suku Apiaceae spesies Foeniculum vulgare Mill. Dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 51.
4.2 Hasil Karakterisasi 4.2.1 Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik diperoleh bahwa simplisia buah adas manis berwarna kuning kecoklatan atau coklat kehijauan. Panjang 5-6 mm dan
berdiameter 1-2 mm, memiliki aroma yang khas dan rasa manis dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 52.
4.2.2 Pemeriksaan karakteristik simplisia dan ekstrak
Hasil karaketerisasi serbuk simplisia dan ekstrak adas manis yang diperoleh dan berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia FHI dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil karakterisasi serbuk simplisia adas manis
No Karakteristik
Hasil Simplisia
FHI Simplisia
Hasil ekstrak
FHI Ekstrak
1 Kadar air
7,97 10
7,87 10
2 Kadar sari larut air
28,96 20,0
- -
3 Kadar sari larut etanol
15,6 8,6
- -
4 Kadar abu total
7,63 13,1
0,89 1
5 Kadar abu tidak larut asam
1,2 20
0,47 0,5
Karakteristik serbuk buah adas manis tercantum di buku Farmakope Herbal
Universitas Sumatera Utara