Eksistensi Perjanjian Kredit Kajian Hukum Pelaksanaan Lelang Terhadap Hak Tanggungan Dalam Kredit Macet : Studi Pada PT. Bank Sumut Medan

1 Faktor kerugian yang diakibatkan adanya unsur kesengajaan nasabah untuk tidak membayar kreditnya padahal mampu. 2 Faktor kerugian yang ditimbulkan oleh unsur ketidaksengajaa nasabah sehingga mereka tidak mampu membayar kreditnya, misalnya akibat terjadi musibah bencana alam.

B. Eksistensi Perjanjian Kredit

1. Prinsip dalam Pemberian Kredit

Bank sudah pasti menginginkan agar kredit yang diberikannya tidak menjadi kredit yang bermasalah dikemudian hari. Oleh karena itu, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap beberapa hal. Penilaian-penilaian ini lazim disebut dengan the five C of credit analysis atau prinsip 5C’s. Dalam hal ini yang menjadi prinsip 5C tersebut adalah : a. Penilaian watakkepribadian character Penilaian watak atau kepribadian calon debitor dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitor untuk melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank dikemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama didasarkan hubungan yang telah terjalin antara bank dan calon debitornya atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui moral, kepribadian dan perilaku calon debitor dalam kehidupan kesehariannya. b. Penilaian kemampuan capacity Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan kemampuan managerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debitornya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannya. Kalau kemampuan bisnisnya kecil, tentu tidak layak diberikan kredit dalam skala besar. Demikian juga trend bisnisnya atau kinerja bisnisnya menurun, maka kredit juga semestinya tidak diberikan. c. Penilaian terhadap modal capital Bank harus melakukan anlisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang dari debitor sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitor dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitor yang bersangkutan. Dalam praktik selama ini bank jarang sekali memberikan kredit untuk membiayai seluruh dana yang diperlukan nasabah. Nasabah wajib menyediakan modal sendiri, sedangkan kekurangannya dapat dibiayai oleh kredit bank. d. Penilaian terhadap agunan collateral Untuk menanggung pembayaran kredit macet dikarenakan debitor wanprestasi, maka calon debitor umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya. Untuk itu sudah seharusnya bank wajib meminta agunan tambahan dengan maksud jika calon debitor tidak dapat melunasi kreditnya, maka agunan tambahan tersebut dapat dicairkan guna menutupi pelunasan atau pengembangan kredit atau pembiayaan yang tersisa. e. Penilaian terhadap prospek usaha nasabahdebitor condition of economy Bank harus menganalisis keadaan pasar di dalam dan di luar negeri baik pada masa lalu, kini dan masa yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari hasil proyek atau usaha calon debitor yang dibiayai dapat pula diketahui. Selain memperhatikan hal-hal di atas, bank harus pula mengetahui tujuan penggunaan kredit dan renacana pengembangan kreditnya serta urgensi dari kredir yang diminta calon debitornya. 86 Bank dalam memberikan kredit, selain menerapkan prinsip 5C juga menerapkan prinsip lainnya yang dinamakan dengan prinsip 5P, yang terdiri dari : 1 Party para pihak Para pihak merupakan titik sentral yang diperhatikan dalam setiap pemberian kredit. Untuk itu pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu “kepercayaan” terhadap para pihak, dlam hal ini debitor. Bagaimana karakter, kemampuannya dan sebagainya. 2 Purpose tujuan Tujuan dari pemberian kredit juga sangat penting diketahui oleh pihak kreditor. Harus dilihat apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif dan yang benar-benar dapat menaikkan income perusahaan dan harus pula diawasi agar kreditt tersebut benar-benar diperuntukkan untuk tujuan seperti diperjanjikan dalam suatu perjanjian kredit. 3 Payment Pembayaran Harus pula diperhatikan apakah sumber pembayaran kredit dari calon debitor cukup tersedia dan cukup aman, sehingga dengan demikian diharapkan bahwa kredit yang akan diluncurkan tersebut dapat dibayar kembali oleh debitor yang bersangkutan. Dalam hal ini harus dilihat dan dianalisis apakah pendapatan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kreditnya.. 4 Profitability perolehan laba Unsur perolehan laba oleh debitor tidak kurang pula pentingnya dalam suatu pemberian kredit. Untuk itu, kreditor harus berantisipasi apakah laba yang akan 86 Edy Putra Tje Aman, Kredit Perbankan: Suatu tinjauan Yuridis. Liberty, Yogyakarta, 1989 hal. 15 diperoleh oleh perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman dan apakah pendapatan perusahaan dapat menutupi pembayaran kembali kredit, cash flow dan sebagainya. 5 Protection Perlindungan Diperlukan suatu perlindungan terhaadap kredit oleh perusahaan debitor. Untuk itu, perlindungan dari kelompok perusahaan atau jaminan dari holding atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting diperhatikan. Terutama untuk berjaga-jaga sekiranya terjadi hal-hal di luar skenario atau di luar prediksi semula. Selain sejumlah prinsip yang telah disebutkan di atas, bank dalam memberikan kredit juga menggunakan prinsip 3R, yaitu : 1 Returns hasil yang diperoleh Dalam hal ini ketika kredit telah dimanfaatkan dan dapat diantisipasi olehcalon kreditor. Artinya perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga, ongkos-ongkos disamping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti untuk cash flow, kredit lain jika ada dan sebagainya. 2 Repayment pembayaran kembali Kemampuan bayar dari pihak debitor tentu saja juga mesti dipertimbangkan, yaitu apakah kemampuan bayar tersebut match dengan schedule pembayaran kembali dari kredit yang akan diberikan bank. Ini juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. 3 Risk Bearing Ability kemampuan menanggung risiko Hal lain yang perlu diperhitungkan juga sejauh mana terdapatnya kemampuan debitor untuk menanggung risiko. Misalnya dalam hal terjadi hal-hal diluar antisipasi kedua belah pihak. Terutama jika dapat menyebabkan timbulnya kredit macet. Untuk itu, harus diperhitungkan apakah misalnya jaminan danatau asuransi barang atau kredit sudah cukup aman untuk menutupi risiko tersebut. Dalam hal memberikan kredit pada nasabah debitornya selain prinsip diatas, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan bank dimana prinsip ini berkaitan dengan debitornya, yakni : 1.1 Prinsip macthing Dalam hal ini harus match antara pinjaman dengan aset perseroan, jangan sekali- sekali memberikan suatu pinjaman berjangka waktu pendek untuk kepentingan pembiayaaninvestasi yang berjangka panjang. Karena hal tersebut akan mengakibatkan terjadi mismatch. 1.2 Prinsip kesamaan valuta Maksudnya penggunaan dana yang didapatkan dari suatu kredit sedapat- dapatnya haruslah digunakan untuk membiayai atau investasi dalam mata uang yang sama, sehingga risiko nilai valuta dapat dihindari. Meskipun untuk itu tersedia apa yang diesebut dengan currency hedging. 1.3 Prinsip perbandingan antara pinjaman dan modal Maksudnya mestilah ada hubungan yang prudent antara jumlah pinjaman dengan besarnya modal. Jika pinjamannya terlalu besar disebut perusahaan dengan high gearing, sebaliknya jika pinjamannya kecil dibandingkan dengan modalnya disebut low gearing. Post permodalan earning yang akan didapat oleh perusahaan tidak fixed, yaitu dalam bentuk deviden, sementara cost terhadap suatu pinjaman yaitu dalam bentuk bunga relatif tetap. Oleh karena itu, kelangsungan suatu perusahaan akan terancam jika antara jumlah pinjaman dengan besarnya modal tidak reasonable. 1.4 Prinsip perbandingan anatara pinjaman dan aset Alternatif lain untuk menekan risiko dari suatu pinjaman adalah dengan memperbandingkan antara besarnya pinjaman dengan aset, yang juga dikenal dengan gearing ratio. Biaasanya klasifikasi dari gearing ratio terdiri atas rasio rendah 6-20, sedang 20-40 dan tinggi di atas 40. 87 2 Jenis-Jenis Kredit Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Kredit khusunya kredit perbankan terdiri atas beberpa jenis apabila dilihat dari beberapa segi kriteria tertentu. Dalam hal ini macam atau jenis kredit yang ada sekarang juga tidak bisa dipisahkan dari kebijakan perkreditan yang digariskan sesuai dengan tujuan pembangunan. 88 Pada dasarnya, kredit yaitu uang bank yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada waktu tertentu di masa mendatang, dengan disertai kontra prestasi berupa bunga. Tetapi berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah, maka jenis kredit menjadi beragam. Jenis-jenis kredit tersebut adalah : a. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan penggunaan 89 1 Kredit konsumtif Kredit ini digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi, artinya uang kredit akan habis dipergunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. 87 Munir Fuady, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek Buku I , Op. Cit., hal. 27-28 88 Miftahul Rahmah, Op. Cit., hal. 22 89 Yuniar Haryati, Tujuan, Fungsi, Manfaat dan Jenis Kredit, http:yuniarharya.blogspot.co.id201304tujuan-fungsi-manfaat-dan-jenis-kredit.html, diakses pada 13:37 WIB tanggal 31 Oktober 2015 2 Kredit produktif Kredit ini ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi, perdagangan maupun investasi. b. Jenis Kredit menurut kelembagaannya 90 1 Kredit perbankan Kredit yang diberikan oleh bank milik negara atau swasta kepada masyarakat untuk kegiatan usaha atau konsumsi. Kredit ini diberikan kepada dunia usaha untuk ikut membiayai sebagian kebutuhan permodalan dan atau kepada individu untuk membiayai pembelian kebutuhan hidup, baik yang berupa barang atau jasa. 2 Kredit likuiditas Kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank yang ada dan beroperasi di Indonesia, yng selanjutnya digunakan sebagai dana untuk membiayai kegiatan perkreditannya. Dasar hukumnya yaitu pasal 10 dan 11 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. 3 Kredit pinjaman antar bank Kredit yang diberikan oleh bank yang kelebihan dana kepada bank yang kekurangan dana c. Jenis kredit menurut jangka waktu 91 1 Kredit jangka pendek short term loan merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. 90 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2012, hal. 424 91 Kasmir, Manajemen Perbankan, RajaGrafindo, Jakarta, 2000 , hal. 76 contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija. 2 Kredit jangka menengah medium term loan jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing. 3 Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. d. Jenis Kredit menurut jaminannya 92 1 Kredit tanpa jaminan atau kredit blanko unsecured loan Pemberian kredit tanpa jaminan materil agunan fisik, sehingga pemberiannya sangat selektif dan ditujukan kepada nasabah besar yang telah teruji bonafiditas, kejujuran dan ketaatannya baik dalam transaksi perbankan maupun kegiatan usaha yang dijalaninya. 2 Kredit dengan jaminan secured loan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan yang berupa fisik sebagai jaminan tambahan, misalnya tanah, bangunan, alat-alat produksi dan sebagainya. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Apabila debitor wanprestasi, bank segera dapat menerima pelunasan utangnya melalui cara pelelangan atas agunan. e. Jenis kredit menurut pemakaiannya 93 92 Muhammad Djumhana, Op. Cit., hal. 424 1 Kredit rekening koran bebas Yaitu kredit dalam bentuk rekening koran kredit berdasarkan perhitungan debet dan kredit, dimana bank selalu membukukan pengambilan dan setoran oleh debitor yang diberikan secara berangsur-angsur dimana rekening korannya telah diisi menurut besarnya kredit maksimum jumlah kredit dan debitor bebas melakukan penarikan rekening koran selama kredit berjalan 2 Kredit rekening koran terbatas Yaitu kredit rekening koran dengan pembatasan tertentu dalam penarikan uang dari rekening korannya secara berangsur-angsur. Disini debitor dilarang menarik uang sekaligus tetapi secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan laporan perkembangan usaha debitor. 3 Kredit rekening koran oflopend Dalam kredit ini, debitor dapat menarik seluruh maksimum jumlah kredit. Dalam kredit ini yang diatur adalah saldo debet pada waktu-waktu tertentu yang harus ditaati debitor. Kredit ini biasanya digunakan dalam kredit investasi kredit untuk membiayai pembelian barang-barang modal yang tetap dan tahan lama seperti mesin fotocopy, mesin pabrik dan sebagainya 4 Revolving credit Disini penarikan kredit sama dengan pada jenis kredit rekening koran bebas dan masa penggunaannya satu tahun tetapi dengan syarat penarikannya harus pada akhir triwulan kesatu saldo peminjam harus nol dan pada triwulan kedua debitor dapat menarik lagi secara bebas dan seterusnya sampai akhir satu tahun. Bila bank beranggapan bahwa kredit masih dapat dilanjutkan maka dpat diadakan pembaharuan kredit. 93 Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada Bank Cetakan ke-3, Alfabeta, Bandung, 2005, hal 100 5 Term loan Jenis kredit ini mirip degan kredit rekening koran bebas tapi penggunaanya sangat fleksibel, artinya debitor dapat menggunakan kreditnya untuk keperluan apa saja dan bank tidak mengetahui tentang penggunaanny. Jenis kredit ini dapat digunakan untuk kredit perdagangan dan investasi. 3 Fungsi Kredit Manusia memerlukan kredit karena manusia adalah homo economicus dan setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia beraneka ragam sesuai dengan harkatnya yang selalu meningkat, sedangkan kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang diinginkan terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dan cita-citanya, dalam hal ini ia berusaha. Maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, manusia sangat memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan. Bantuan pada lembaga keuangan bank maupun non perbankan disebut kredit. Kredit mempunya fungsi sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, maka uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalulintas uang. Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. c. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitor untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Misalkan seorang petani yang hanya memiliki sebidang tanah tanpa mempunyai modal untuk mengolah sawah itu baik itu untuk membeli bibit, pupuk dan pestisida, maka sawah tersebut tidak akan berguna. Jadi, dengan memperoleh kredit, maka petani tersebut akan memiliki modal untuk mengo lah sawah tersebut dan dapat berproduksi. d. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dapat menjadi alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang di berikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Dan kredit tersebut juga dapat membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. g. Untuk meningkatan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka akan semakin baik, terutama dalam hal pemerataan pendapatan. Jika kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut membutuhkan tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. h. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan rasa saling membutuhkan antara si penerima dan si pemberi kredit. Sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia. 4 Tujuan Kredit Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besa tujuan kredit adalah : 94 a. Mencari keuntungan Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. b. Membantu usaha nasabah Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. c. Membantu pemerintah Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Menurut Johannes Ibrahim 95 1 Mencari Keuntungan tujuan mengapa banyak masyarakat, maupun pemerintah setuju akan kredit yaitu : Tujuan utama dari pemberian kredit hasilnya berupa keuntungan. Hasil tersebut dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa, biaya administrasi, provisi dan biaya-biaya lainnya yang dibebankan kepada nasabah. Kemudian hasil lainnya bahwa nasabah yang memperoleh fasilitas kredit akan bertambah maju dalam usahanya. Keuntungan ini diperlukan untuk kelangsungan hidup bank. 94 Kasmir, Manajemen Perbankan, Op. Cit., hal. 105 95 Johannes Ibrahim, Bank sebagai Lembaga Intermediasi dalam Hukum Positip, Utomo, Bandung, 2004, hal. 93 2 Membantu usaha nasabah Tujuan kredit berikutnya adalah membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana tersebut digunakan untuk investasi ataupun modal kerja. Dengan dana tersebut, nasabah debitor dapat mengembangkan usahanya. 3 Membantu Pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank, maka akan semakin baik mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Keuntungan pemerintah dengan penyebaran pemberian kredit adalah : a Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank; b Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menarik tenaga kerja yang masih menganggur. c Meningkatkan jumlah barang dan jasa. Jelas bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat. d Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada, hal ini jelas akan menghemat devisa negara. e Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit dibiayai digunakan untuk keprluan ekspor.

C. Subjek dan Objek Perjanjian Kredit