Strategi Adaptasi Penarik Becak BSA 1. Modifikasi Tampilan Becak

95 4.4.5. Strategi Adaptasi Penarik Becak BSA 4.4.5.1. Modifikasi Tampilan Becak Sebelum dijadikan sebagai alat transportasi pengangkutan umum, motor BSA awalnya masih beroda dua. Ciri Khas motor BSA antara lain, pada bagian lampu berangka besar terbuat dari logam dengan bentuk bulat dan lampu sedikit cembung. Bentuk lampu ini masih bertahan dan banyak dipakai hingga motor - motor masa kini. Pada bagian tangki, bentuk tangkinya bulat dengan ukuran besar dan melebar dibagian kiri dan kanan terdapat logo perusahaan. Pada bagian tempat duduk hanya cukup untuk pengemudi saja, dengan bentuk segitiga. Sedangkan pada bagian stang, model yang dipakai sudah menjadi standar pabrikan sepeda motor ini, karena didesain supaya pengemudi merasa nyaman dan mudah membawa motor tersebut. Kemudian untuk menjadikannya sebagai becak ditambahkanlah kabin penumpang. Untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, para penarik becak menggunakan strategi adaptasi yaitu, pada kabin penumpang yang awalnya memiliki model bak sampan bak pikul yang terbuat dari kayu dan beratap lipat. Dengan alasan modernisasi bak ini kemudian dirubah dengan menambahkan per pegas antara sispan chasis dan bak penumpang. Selain itu jarak sispan juga di perhitungkan sekitar 25 cm diatas permukaan tanah. Ukuran ini diperkirakan mampu membuat becak tetap stabil. Untuk bak penumpang juga mengalami perombakan secara total. Pada bak penumpang ini di tambahkan kaca pada bagian depannya dengan model 3 jendela. Selain itu untuk atap dirubah menjadi atap permanen. Untuk Universitas Sumatera Utara 96 bagian body dari bak juga di tambahkan plat besi agar lebih tahan dari air. Tempat duduk penumpang juga diberikan busa, agar penumpang lebih nyaman ketika duduk. Sedangkan pada bagian ban disebelah tempat duduk dipasang penutup sebagai penahan rembesan tanah atau lumpur lalu dibelakang kabin tersebut dibuat sedikit ruang kecil berpagar berpagar besi, berfungsi untuk tempat barang - barang bawaan penumpang seperti bagasi. Namun, perombakan BSA tersebut hanya dilakukan pada saat awal - awal keberadaan becak bermotor BSA saja. Berdasarkan keterangan para penarik becak BSA, sewaktu mereka membeli becak BSA yang mereka kendarai, sebelumnya memang sudah terpasang lengkap dengan bak penumpangnya. Hal ini seiring dengan penjelasan salah satu pemilik bengkel BSA yakni, bapak Adi 35 tahun yang Gambar 4.6 Tampilan motor BSA sebelum dan setelah ditambahkan kabin penumpang Universitas Sumatera Utara 97 mengungkapkan bahwa saat ini motor roda dua BSA sudah tidak pernah lagi dirombak untuk dijadikan motor menjadi kendaraaan BSA roda tiga ataupun becak BSA. Malahan justru sebaliknya, sekarang ini BSA roda tiga lah yang dirubah menjadi motor BSA beroda dua oleh kelompok kolektor pencinta motor BSA. Untuk memperbaiki tampilan becak BSA agar terlihat lebih menarik, beberapa penarik becak BSA mengecat ulang bodi becak, mengganti tenda yang rusak, bahkan menambahkan aksesoris. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk membuat penumpang terasa semakin nyaman dan meningkatkan minat penumpang untuk menaiki becak motor BSA. Dari informasi yang diperoleh dari penarik becak dilapangan mengungkapkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk pengecatan kembali bodi becak berkisar 400 ribuan. Untuk bagian atap, karena merupakan berbahan terpal maka seiring dengan berjalannya waktu maka kerusakan pun akan terjadi. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengganti terpal yang rusak sebesar 200 ribuan, Sedangkan aksesoris BSA yang biasa dipakai seperti karet tangki seharga 200 - 300 ribuan tergantung modelnya dan lampu mata kucing seharga sekitar 200 ribuan. Gambar 4.7 Jenis Aksesoris BSA yakni, Karet Tangki dan Lampu Mata Kucing Universitas Sumatera Utara 98

4.4.5.2. Pembuatan Suku Cadang sparepart BSA melalui Pembubutan

Sejak perusahaan BSA sudah di tutup pada tahun 1973 maka otomatis suku cadang BSA pun tidak ada lagi beredar dipasaran. Agar motor BSA senantiasa berada pada kondisi yang baik dan dapat difungsikan sebagaimana semestinya, masyarakat Siantar terutama pemilik motor BSA, mulai belajar membedah mesin dan akhirnya mampu menciptakan onderdil sendiri untuk motor BSA. Upaya pembuatan suku cadang sendiri melalui proses pembubutan merupakan salah - satu strategi adaptasi dalam menghadapi kendala kelangkahan suku cadang akibat pabrik BSA yang tidak berproduksi lagi. Untuk memenuhi kebutuhan akan suku cadang, para penarik becak BSA biasanya memanfaatkan suku cadang kendaraan lain yang dianggap cocok untuk di modifikasi dan dibentuk kembali sesuai dengan suku cadang motor yang diperlukan. Teknik ini dilakukan dengan cara membubut komponen yang ada sehingga sama persis dengan bentuk dan ukuran bagian suku cadang motor BSA yang asli. Kebanyakan spare part BSA dikerjakan secara manual dengan cara pembubutan. Teknologi pembubutan suku cadang ini penting untuk dikembangkan berkaitan dengan eksistensi penarik becak BSA tersebut. Menurut Suhartini dalam Haryatno 2012 : 197 perkembangan yang terwujud karena adanya inovasi discovery maupun invention dan difusi inovasi mempercepat proses teknologi, industrialisasi, dan urbanisasi. Ketiga komponen tersebut secara bersama menghasilkan proses modernisasi dalam suatu masyarakat yang bersangkutan. Teknologi modern secara Universitas Sumatera Utara 99 disadari atau tidak oleh masyarakat, sebenarnya menciptakan keinginan dan harapan - harapan baru dan memberikan cara yang memungkinkan adanya peningkatan kesejahteraan manusia. Saat ini ciri khas becak BSA yang masih Asli adalah tangki mesin berisi 12 liter dengan logo BSA, stang berkrom, speedometer BSA kebanyakan sudah tidak berfungsi lagi dan velg. Mulai dari platina, karburator, busi, tidak ada lagi yang suku cadang asli BSA. Semuanya merupakan hasil pembubutan di bengkel - bengkel yang secara khusus melayani suku cadang BSA. Suku cadang BSA juga sangat mudah ditiru. BSA bisa menerima onderdil dari sepeda motor atau mobil lain. Seperti karburator BSA dapat diganti dengan karburator kawasaki binter atau RX king, Gambar 4.8 Proses Pembubutan Universitas Sumatera Utara 100 sedangkan piston BSA dapat digantikan dengan memodifikasi piston daihatsu hijet daihatsu zebra. Proses bubut Pembubutan adalah proses penghilangan bagian dari benda untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Dengan bermodalkan besi - besi tua dan dikerjakan oleh tangan - tangan kreatif, kualitas spare part yang dihasilkan lebih kuat dan tahan lama dibandingkan spare part buatan pabrik sekarang ini. Peralatan yang di pergunakan untuk membubut seperti mesin bubut, mesin bor, gerinda, dan travo las. Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat. Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lain seperti mesin bor drilling machine, mesin gerinda grinding machine, mesinfrais milling machine, mesin sekrap shaping machine, mesin gergaji sawing machine dan mesin-mesin yang lainnya. Dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen- komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya. Berdasarkan informasi yang di peroleh dari beberapa bengkel BSA diketahui bahwa setiap pembubutan suku cadang sparepart BSA mempunyai tingkatan harga yang berbeda - beda pada tiap bagian suku cadangnya. Harga pembubutan suku cadang ditentukan berdasarkan tingkat kerumitan dan jenis suku cadangnya. Berikut Universitas Sumatera Utara 101 ini merupakan daftar harga dan jenis suku cadang BSA yang biasa dibubutkan oleh penarik becak ke bengkel becak motor BSA di Kota Pematang Siantar No Jenis Suku Cadang Harga Pembubutan 1 Gigi tarik Gear Rp. 110.000 2 Lemer Boring Rp.500.000 3 Shock breaker Rp.350.000 4 Baut Pengunci Kepala kambing Rp.50.000 5 Ass Depan dan Belakang Komplit Rp.300.000 6 Piston Rp.500.000 7 Sepatu rem Rp.85000 Dari table diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya perawatan BSA lebih mahal apabila dibandingkan dengan motor pabrikan sekarang ini, yang suku cadangnya banyak diberedar dipasaran. Pada becak BSA, bagian suku cadang yang sering mengalami kerusakan adalah sepatu rem dan gigi tarik. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi kenerja suku cadang ini banyak bekerja sewaktu motor beroperasi.

4.4.5.3. Memanfaatkan Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana ‘ikatan’ yang menghubungkan satu titik ke titik lain. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota jaringan sosial adalah manusia person. Manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari individu lainnya. Mereka harus melakukan intraksi baik secara individu maupun kelompok. Dalam jaringan sosial terdapat hubungan sosial yang terjadi antara individu dengan individu, antara Universitas Sumatera Utara 102 individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Dan dalam jaringan sosial ini terdapat kerjasama yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Keterikatan individu para penarik becak dalam hubungan sosial merupakan pencerminan diri sebagai mahluk sosial. Dalam kehidupan, hubungan sosial yang dilakukan oleh sesama antar penarik becak BSA merupakan upaya untuk mempertahankan keberadaanya. Hubungan tersebut bukan hanya melibatkan dua individu, melainkan juga banyak individu. Hubungan antar individu tersebut akan membentuk jaringan sosial yang sekaligus merefleksikan terjadinya pengelompokan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam jaringan sosial, para penarik becak BSA tergabung kedalam BOM’S. Dalam menggunakan strategi adaptasi, para penarik becak memanfaatkan jaringan sosial BSA untuk mengatasi hambatan atau permasalahan yang menyangkut eksitensi ataupun keberadaan becak motor BSA di Kota Pematang Siantar. Hambatan yang dialami oleh para penarik becak BSA ialah munculnya wacana mengenai peraturan daerah yang memungkinkan penggantian motor penarik BSA dengan sepeda motor pabrikan Jepang atau Cina. Pemerintah Kota dan DPRD menerbitkan wacana tersebut dengan alasan peremajaan. Padahal, jika kita menilik undang - undang yang ada, BSA merupakan salah - satu situs cagar budaya Kota Pematang Siantar. Hal tersebut sesuai dengan undang - undang No.5 tahun 1992, yang menyatakan bahwa benda peninggalan sejarah diatas usia 50 tahun dapat dinyatakan sebagai benda cagar budaya dan wajib dilindungi oleh pemerintah. Menurut undang - undang no.5 tahun 1992, benda cagar budaya adalah buatan manusia, bergerak atau Universitas Sumatera Utara 103 tidak bergerak yang merupakan kesatuan atau kelompok, atau bagian -bagiannya, atau sisa - sisanya, yang berumur sekurang- kurangnya 50 tahun serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Perbuatan pemerintah Kota dan DPRD terhadap peremajaan becak BSA itu disadari atau tanpa disadari akan menghilangkan Ikon Kota Pematang Siantar yang seharusnya dilestarikan. Upaya yang dilakukan oleh para penarik becak BSA untuk mempertahankan keberadaan ataupun eksistensinya ialah melakukan berbagai bentuk perjuangan bersama - sama dengan masyarakat peduli Cagar Budaya BSA yang tergabung kedalam BOM’S, dengan cara berdemonstrasi dan melayangkan surat - surat somasi. Alhasil, kerjasama yang dilakukan berhasil menggagalkan Perda mengenai peremajaan becak tersebut. Peristiwa ini menunujukkan bahwa dalam memanfaatkan sebuah jaringan sosial dapat mempermudah akses individu anggota. Jaringan sosial dapat memberikan pemahaman kepada siapa - siapa para penarik becak BSA mengadakan suatu hubungan dan bekerjasama dalam mengadapi kesulitan hidup Selain itu, hasil yang diperoleh dari perjuangan tersebut adalah pemutihan terhadap semua surat - surat yang menyangkut administrasi BSA. Berhubung karena becak Motor BSA merupakan hasil daur ulang dari tentara sekutu pada masa lampu, maka sebahagian besar becak motor BSA di Kota Pematang Siantar tidak memiliki surat - surat resmi. Oleh karena itu, dengan diberlakukannya pemutihan surat - surat administrasi maka para penarik becak BSA bebas lalu lalang di sekitaran Kota Pematang Siantar dan tidak pernah lagi dirazia oleh polisi. Universitas Sumatera Utara 104 Namun perjuangan BOM’S, yang semua anggota para penarik becak tidak sampai disitu saja. Saat ini tuntutan yang sedang diperjuangkan mereka adalah meminta dibuatkan Perda tentang kebijakan pemerintah agar BSA menjadi alat transportasi pariwisata satu - satu nya di Kota Pematang Siantar dan juga meminta agar pemerintah membuat sebuah peraturan yang mengatur perlindungan cagar budaya BSA agar tidak keluar dari Kota Pematang Siantar. Manfaat lain yang diperoleh para penarik becak BSA dalam memanfaatkan jaringan sosial yang mereka ikuti adalah mendapatkan sejumlah bantuan diantaranya sembako, Cat, maupun bantuan berupa dana. Hal tersebut seperti pernyataan bapak Heri Zakaria berikut: “Kalau Ulang Tahun BOMS, kami di bagi - bagikan orang itu nya sembako, baru kemaren ada pembagian uang sebesar 475 ribu dari PEMKO itu pun karena didesak BOMS nya itu maka kami dapat”wawancara dengan bapak Heri Zakaria37 tahun pada tanggal 10 mei di Kota pematang Siantar hal tersebut juga didukung oleh pernyataan bapak Edi berikut: “cat becak inilah pernah ada bantuan pemerintah, baru inilah berapa bulan yang lewat ada bantuan dari PEMKO sekitar 475 ribu”. Wawancara dengan bapak Edi 46 tahun pada tanggal 12 mei di Kota Pematang siantar Selain bantuan dari pemerintah, BOM’S yang beranggotakan para penarik becak BSA juga sering diundang untuk memeriahkan perayaan pesta danau Toba oleh Bupati Kabupaten Simalungun. Sewaktu perayaan acara tersebut, setiap penarik becak yang ikut serta mendapatkan komsumsi, penginapan, dan dana sejumlah 400 ribu. Universitas Sumatera Utara 105

4.4.5.4. Melakukan Pekerjaan Sambilan

Pekerjaan sambilan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa penarik becak BSA disamping pekerjaan utamanya sebagai penarik becak. Untuk meningkatkan pendapatan yang diperoleh, beberapa penarik becak BSA melakukan pekerjaan sambilan. Pemilihan usaha sambilan ini dilakukan karena pendapatan yang diperoleh dari menarik becak tidak menentu, sehingga penarik becak melakukan usaha sambilan untuk meningkatkan pendapatan demi mencukupi berbagai kebutuhan hidup. Penentuan melakukan pekerjaan sambilan ini menjadi alternatif yang sangat logis mengingat kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumarti, 2007 bahwa kemiskinan yang melanda petani karena keterbatasan usaha yang dilakukan dapat dipenuhi minimal dengan strategi nafkah ganda pada petani di pedesaan. Strategi nafkah ganda untuk mengatasi kemiskinan ini sangat tepat, karena disesuaikan dengan situasi kultural, sosial, ekonomi, ekonomi, politik dan ekologi tempat tersebut. Strategi yang diterapkan tersebut didasarkan pada kepentingan ekonomi maupun sosial, yaitu pada tindakan untuk penciptaan peluang usaha dan kerja serta penanggulangan resiko usaha. Pekerjaan sambilan yang digunakan informan dalam penelitian ini adalah mengantar jemput anak sekolah. Seperti yang dilakukan oleh informan dalam penelitian ini yaitu bapak Edi dan bapak Mulyono. Usaha sampingan yang dilakukannya adalah mengantar jemput anak sekolahan. Dari mengantar jemput anak Universitas Sumatera Utara 106 sekolahan tersebut bapak Edi bisa memperoleh Rp.200.000 setiap bulannya sebagai pemasukan tambahannya. Sedangkan bapak Heri hanya dibayarkan Rp. 15.000 per hari untuk setiap antar jemput anak sekolahan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan - informan berikut: Seperti perkataan bapak edi berikut: “kerja sampingan kita gak adanya bang, paling ngantar jemput anak sekolah ajanya. Itu pun 200 ribu nya dikasih orang tua anak itu. Lagi pula karna dekat rumahnya. Ya lumayan lah untuk nambah - nambah uang minyak”. Wawancara dengan bapak Edi 46 tahun pada tanggal 12 mei di Kota Pematang siantar Hal ini juga didukung pernyataan bapak heri berikut: “selain uang masukku dari nunggu penumpang di pangkalan ini, setiap hari dari mengantar jemput anak pulang sekolah dapat gaji juga nya aku 15 ribu. Jam - jam 7 pagi kuantarkanlah anak itu kesekolahnya, baru jam 12 siang kujemput lagi. Karna takutnya orang tuanya nyebrang - nyebrang ini apalagi masih anak - anak kan”. Wawancara dengan bapak Edi 46 tahun pada tanggal 12 mei di Kota Pematang siantar Pemilihan pekerjaan sambilan yang dilakukan para penarik becak BSA di Kecamatan Siantar Utara merupakan pekerjaan sejenis. Hal ini dikarenakan pekerjaan sambilan yang dilakukan berkaitan dengan profesi yang mereka geluti. Namun yang menjadi perbedaannya ialah kemampuan dalam mencari peluang usaha. Pekerjaan sambilan yang dilakukan merupakan penyesuaian perilaku dari para penarik becak. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bannet dalam Putra dkk, 2003:11 bahwa “ adaptif atau tidaknya suatu perilaku dapat ditentukan atas dasar tercapai atau tidaknya tujuan yang diinginkan goal statis - faction”. Dalam hal ini adaptif atau Universitas Sumatera Utara 107 tidaknya perilaku yang dilakukan oleh penarik becak dapat dilihat dari keberadaan penarik becak di Kota Pematang Siantar. Perilaku - perilaku yang dilakukan oleh penarik BSA merupakan wujud eksistensinya di Kota Pematang Siantar.

4.4.5.5. Menambah jam Kerja

Sewaktu dulu jumlah alat transportasi dalam kota Di Kota Pematang Siantar masih sangat sedikit yaitu bus Gok, Sado, dan Siantar Bus. Pada awal keberadaan becak di Kota pematang Siantar, profesi sebagai penarik becak merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh masyarakat. Hasil wawancara dilapangan diperoleh keterangan bahwa, dulu para penarik becak BSA dapat memenuhi kebutuhan sehari - hari, menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung, dan menyekolahkan anak - anak, bahkan sebagian dari mereka dapat membeli tanah atau beberapa petak sawah. Bisa dikatakan berprofesi sebagai penarik becak merupakan pekerjaan yang menjanjikan. Namun, kini masa itu hanya merupakan kenangan manis bagi para penarik becak BSA. Banyaknya jumlah angkutan umum seperti angkutan kota Angkot dan munculnya becak - becak illegal berplat hitam membuat pemasukan bagi panarik becak BSA sangat turun drastis. Kini, kondisi kehidupan para penarik becak tersebut sangat memprihatinkan. Kebutuhan - kebutuhan kehidupan sehari - hari menjadi sesuatu yang mereka anggap susah untuk di penuhi sekarang ini. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Heri berikut: “Kalau dulu waktu belum banyak kali angkot, 100 ribu itu udah sejahtera kita, karena harga - harga kan masih murah. Kalau Universitas Sumatera Utara 108 sekarang 100 ribu itu masih pas - pas aja nya itu. Minyak aja udah 20 ribu, rokok 20 ribu, belum lagi untuk anak - anak sekolah dan biaya lainnya”.wawancara dengan bapak Heri Zakaria 37 thn di Pangkalan Jalan Persatuan pada 11Mei di Kota Pematang Siantar Padahal sewaktu dulu, ada ikatan perjanjian jam operasi kerja antara penarik becak dan penarik angkot. Untuk angkot jam operasinya antara pukul 06.00 wib - 18.00 wib. Sedangkan untuk becak antara pukul 18.00 wib hingga malam hari. Akan tetapi, perjanjian itu hanyalah secara lisan saja. Seiring dengan berjalan waktu perjanjian jam operasi kerja itu pun terlupakan. Secara otomatis transportasi becak semakin kesulitan dalam memperoleh penumpang. Disamping angkot mampu menampung penumpang dalam jumlah yang cukup banyak, tarif ongkos yang ditetapkan juga lebih ekonomis. Maka, untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan kondisi yang ada, beberapa penarik becak BSA melakukan strategi adaptasi dengan menarik becak sampai larut malam. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Muhanawi berikut: “kadang aku mau juga narik sampai malam, ya hitung - hitung untuk nambah - nambah pemasukanlah, tapi itu kadang - kadang aja. karena taulah umur udah kayak gini gak terlalu kuat kali lagi, Kalau dulu agak sering. Apalagi kalau malam itu kan disini dingin kali ,terpaksalah awak pake jaket biar gak kedinginan”.wawancara dengan bapak Muhanawi 54 thn di Pangkalan Jalan Patuan Anggi pada 13 mei 2014 di Kota Pematang Siantar Pernyataan tersebut juga didukung oleh penjelasan dari bapak Edi berikut: “kalau narik malam hari ongkosnya pun agak mahal sedikit kami buat apalagi kalau sampai larut malam. Penumpang itu pun mengertinya itu, wajarlah kan namanya awak narik malam belum tentu nanti dapat penumpang. Sementara awak nunggu - nunggu penumpang sambil kedinginan. Adapun penumpang malam hari satu atau dua orang ajanya itu. Paling orang yang kemalaman ajanya itu pulangnya berhubung angkot pun gak ada lagi terpaksalah dia naik Universitas Sumatera Utara 109 becak”.wawancara dengan bapak Edi 46 thndi Pangkalan Jalan Wahidin pada 15 Mei di Kota Pematang Siantar Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dalam menyesuaikan dengan perubahan kondisi yang ada, para penarik becak BSA di Kota Pematang Siantar menggunakan strategi adaptasi dengan menarik becak sampai larut malam. Strategi tersebut dilakukan oleh para penarik becak untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Upaya menarik becak sampai larut malam merupakan cara yang dilakukan oleh penarik becak BSA agar memperoleh penghasilan yang lebih besar. Berdasarkan wawancara, rata - rata jam kerja normal penarik becak berkisar antara pukul 7 pagi - 9 malam. Namun dikarenakan tuntutan kehidupan serta persaingan yang ketat dengan angkotmopen maka strategi adaptasi menarik becak sampai larut malam pun dilakukan oleh beberapa penarik becak BSA. Universitas Sumatera Utara 110

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Becak BSA Birmingham Small Arms merupakan ikon bagi kota Pematang Siantar. Becak di Kota Pematang Siantar memiliki keunikan tersendiri, karena becak BSA merupakan sepeda motor bekas peninggalan tentara sekutu semasa perang dunia ke II ketika berada di Indonesia. Menurut UU No.5 Tahun 1992 motor BSA merupakan salah satu situs cagar budaya yang harus dilindungi dan dipelihara. 2. Sebagai mata pencaharian, usaha menarik becak BSA merupakan suatu bentuk aktivitas yang dilakukan oleh sebahagian masyarakat Siantar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terancam punahnya becak motor bermesin BSA di Siantar, disinyalir karena menyerbu masuknya kendaraan mini bus sebagai moda angkutan umum alternatif. Hal ini merupakan faktor penyebab menurunnya tingkat pendapatan para penarik becak BSA. Selain itu, keunikan serta nilai historis motor tua ini membuat para kolektor sangat tertarik dan kerap sekali menawarkan harga yang cukup tinggi. Karena alasan ekonomi, saat ini beberapa penarik becak BSA sudah menjual motor BSA nya dan menggantikannya dengan motor pabrikan jepang ataupun China. Universitas Sumatera Utara