82
Selain semakin bertambahnya jumlah angkutan umum, munculnya penarik - penarik becak motor baru bermerk Pabrikan Jepang ataupun Cina seperti GL Pro,
Honda Win dll, juga turut mempengaruhi penghasilan para penarik becak BSA. Alhasil, beberapa diantara penarik becak BSA pun terfikir untuk menjual motor BSA
nya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa para penarik becak menjual motor BSA nya dikarenakan kondisi ekonomi yang memaksa.
Ditambah lagi tawaran harga yang cukup menggiurkan dari para peminat Motor BSA membuat para penarik motor BSA tidak mempunyai alasan untuk mempertahan
motornya. Setelah menjual motor BSA tersebut biasanya para penarik becak tadi menggantikan motor penggerak becaknya dengan motor pabrikan Jepang ataupun
Cina.
4.4.2. Pangkalan Becak Motor BSA
Pangkalan becak merupakan suatu tempat yang digunakan oleh para penarik becak untuk menunggu penumpang. Di Kota Pematang Siantar, pangkalan becak
motor BSA dapat dilihat tersebar di berbagai simpang jalanan yang ada. Di kawasan pusat kota, becak banyak tersebar di simpang jalan, seperti Jalan Cipto, Jalan
Bandung, Jalan Surabaya, Jalan Wahidin, Jalan Diponegoro, dan Jalan Suasio. Sedangkan di tempat - tempat fasilitas Umum, para penarik becak juga biasa
mangkal di Lapangan Haji Adam Malik, Taman Bunga, Siantar Hotel, depan rumah sakit, Stasiun kereta api, pasar, maupun setiap simpang kelurahan yang ada. Daerah -
daerah tersebut merupakan lokasi yang biasa dijadikan para penarik becak sebagai tempat mangkal, karena di daerah ini banyak dilewati oleh khalayak ramai sehingga
Universitas Sumatera Utara
83
memungkinkan beberapa diantara mereka membutuhkan jasa pengangkutan para penarik becak.
Pada awalnya keberadaan becak di Kota Pematang Siantar, semuanya menggunakan motor BSA sebagai penggerak becaknya. Namun, saat ini disetiap
pangkalan becak yang ada tidak hanya dihuni oleh para penarik becak motor BSA saja, tetapi juga sudah banyak diramaikan dengan kehadiran becak motor pabrikan
Jepang ataupun Cina. Munculnya keberadaan becak jenis ini, disebabkan sudah banyaknya para penarik becak yang menjual motor BSA nya dan menggantikannya
dengan motor pabrikan Jepang dan Cina. Disamping itu, profesi sebagai penarik becak merupakan salah satu lapangan pekerjaan sektor informal yang mudah
dimasuki. Hal ini menyebabkan banyaknya warga Siantar memilih untuk menarik becak. Tindakan tersebut seperti yang dilakukan salah satu penarik becak motor
pabrikan Jepang ini yakni, Bapak Pardo Simanjuntak 35 tahun warga Jalan Pahae Kampung Kristen, Pematang Siantar. Pada awalnya Profesi bapak Pardo adalah
Pegawai koperasi. Akan tetapi, karena penghasilan yang diperoleh dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, maka ia pun beralih ke profesi sebagai
penarik becak. Dengan bermodalkan sebuah motor GL Pro dan ditambahkan “bak penumpang” maka aktivitas sebagai penarik becak pun digeluti setiap harinya.
Berdasarkan hasil wawancara dilapangan, para penarik becak memiliki beberapa alasan tertentu mengapa harus menjual becaknya. Selain karena Kondisi
ekonomi yang semakin mendesak, tingginya harga jual yang ditawarkan oleh pembeli juga merupakan alasan utama para penarik becak BSA menjual motor BSA nya.
Universitas Sumatera Utara
84
Tingginya harga jual BSA tersebut menstimulus masyarakat untuk menjual BSA nya Hal tersebut seperti penuturan bapak Muhanawi berikut:
“sekarang udah banyak juga kawan - kawan penarik BSA lain yang udah menjual BSA nya dan menggantinya dengan motor Honda.
Walaupun dia gak pengen menjualnya tapi karna kebutuhan ekonomi keluarga terpaksalah dijual. Kayak awak inilah kalau mau aja awak
menjual BSA ini. Disitu ada orang Cina yang mau menampungnya. Nanti dibelinya lah becak ini 25 juta, diperbaiki dia sedikit baru
dijualnya entah kemana mana 40 juta”.wawancara dengan bapak Muhanawi 54 tahun salah satu penarik becak yang berada di
pangkalan Jalan Patuan Anggi pada 20 mei 2014 di Kota Pematang Siantar .
Hal ini juga seiring dengan pernyataan bapak Arman berikut ini: “Becak BSA 500 cc ini udah pernah ditawarkan orang 40 juta tapi
karna masih sayang awak sama becak ini gak mau awak menjualnya. Tapi kalau ditawar 70 juta terpaksa juga lah dijual apalagi sekarang
kan perawatan becak ini agak mahal juga. Tinggal kita beli ajanya motor honda kita pasang lagi bak nya dah bisa kita narik becak
lagi”.wawancara dengan bapak Arman 30 tahun di pangkalan Jalan Merdeka pada 14 Desember 2014 di Kota Pematang Siantar
Dengan menjual BSA tersebut, bukan berarti keadaan ekonomi bisa terselesaikan. Uang yang diperoleh dari penjualan BSA dialokasikan untuk
menggantikan kepembelian motor yang baru. Tujuannya untuk menggantikan BSA yang lama agar dapat menarik BSA kembali. Sisa uang dari penjualan motor hanya
dapat bertahan berkisar 6 bulan untuk menopang kebutuhan hidup sehari - hari. Setelah itu aktifitas menarik pun kembali menjadi andalan untuk mempertahankan
ekonomi keluarga. Jadi, alasan ekonomi merupakan alasan klasik mengapa BSA harus dijual. Jika memang kondisi ekonomi yang menjadi alasan utama, mengapa
motor - motor pengganti pabrikan Jepang atau Cina tersebut juga tidak dijual demi menutupi kerumitan kondisi ekonomi. Artinya, tingginya harga jual BSA
Universitas Sumatera Utara
85
dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk dijual kepada siapapun yang menawarkan dengan harga yang sesuai.
Kehadiran jenis becak baru ini, sebenarnya tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dikalangan para penarik becak BSA yang berada di beberapa pangkalan
becak yang ada di Kota Pematang Siantar. Karena menurut mereka, penarik becak motor Jepang atau Cina tersebut merupakan sesama teman penarik becak yang harus
menafkahi keluarganya. Namun, di beberapa pangkalan becak perbedaan ini cukup mempengaruhi hubungan sosial yang terjalin diantara mereka, hal ini terjadi karena
beberapa penarik becak BSA memandang bahwa kehadiran Jenis becak baru tersebut merupakan halangan ataupun saingan dalam memperoleh penumpang.
Hal tersebut Seperti pernyataan salah seorang informan penarik becak BSA berikut ini:
“kami gak kompak sama orang itu, terkadang mau juga kami sama orang itu bertengkar adu mulut, tapi kalau berantam belum pernah“.
wawancara dengan bapak Heri Zakaria 37 thn di pangkalan Jalan persatuan pada 10 Mei 2014 di Kota Pematangsiantar.
Wawancara dengan bapak Heri Zakaria mengemukakan bahwa kehadiran motor pabrikan Jepang atau Cina tersebut membuat pendapatannya semakin berkurang. Hal
tersebut terjadi karena beberapa penarik becak BSA menganggap bahwa kehadiran becak jenis baru ini yakni, motor pabrikan Jepang ataupun Cina merupakan saingan
dalam memeperoleh penumpang. Selain itu, bapak Heri juga mengatakan bahwa seharusnya motor berplat hitam pabrikan Jepang ataupun Cina tersebut seharusnya
tidak boleh digunakan sebagai alat transportasi umum. Menurut UU No 22 Tahun
Universitas Sumatera Utara
86
2009 Tentang lalu lintas dan angkutan jalan dijelaskan bahwa semua angkutan umum wajib memiliki izin usaha dan berplat kuning. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa becak motor pabrikan Jepang atau Cina tersebut sebenarnya sudah melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Namun, walaupun di pangkalan
Jalan Persatuan ini muncul “gesekan” tapi mereka tidak pernah melakukan kontak fisik hanya adu mulut saja.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di berbagai pangkalan yang ada di Kawasan Kota Pematang Siantar dapat disimpulkan bahwa perselisihan antara sesama
penarik becak seperti di Pangkalan Jalan Persatuan tersebut hanya terdapat pada sejumlah kecil pangkalan saja. Di beberapa pangkalan lain, hubungan sosial yang
Gambar 4.4
Suasana pangkalan para penarik becak yang ada di salah satu di Kawasan Kota Pematang Siantar yang terletak di Jalan Wahidin
Universitas Sumatera Utara
87
terjalin sesama penarik becak cukup baik layaknya hubungan yang terbentuk antara sesama penarik becak. Ketika menunggu penumpang datang, aktivitas yang dilakukan
para penarik becak di sekitar kawasan Kota Pematang Siantar adalah bermain catur, memperbaiki kerusakan - kerusakan becak, ngobrol dengan teman, bahkan tak jarang
juga mereka membahas politik ataupun kebijakan pemerintah yang ada di Indonesia
4.4.3. Bengkel Becak Motor BSA