33
2.2.2 Konfigurasi Becak Bermotor di Indonesia
Di Indonesia, becak bermotor dapat dibedakan berdasarkan pengemudi maupun bentuknya. Perbedaan tersebut antara lain ditunjukkan pada gambar - gambar
dibawah ini. 1. Pengemudi berada di depan seperti yang diterapkan pada bajaj yang banyak
digunakan di Jakarta. Bajaj pada awalnya dikembangkan di India yang kemudian di import ke Indonesia. Bajaj merupakan merek salah satu perusahaan otomotif di
India, Bajaj Auto.
Bajaj merupakan moda angkutan transportasi umum beroda tiga, satu didepan dan dua di belakang, dengan kemudi mirip seperti kemudi sepeda motor. Untuk di
Jakarta,warna bajaj ada dua, yaitu biru dan oranye. Di depan pintu bajaj, biasanya tertulis daerah operasi bajaj, yang biasanya terbatas pada satu kotamadya saja.
Gambar 2.3
Bajaj
Universitas Sumatera Utara
34
Kapasitas bajaj ada dua orang, atau ditambah satu anak kecil, yang semuanya duduk dibelakang supir bajaj. Secara teknis, struktur bajaj berasal dari motor roda
dua vespa, dan memiliki ruang penumpang tertutup. Bajaj memiliki mesin 160 cc, sedangkan bahan bodinya 60 terbuat dari metal drum dan 40 terpal yang
memayungi supir dan penumpang. Bentuknya cukup unik, karena memenuhi seluruh ketentuan untuk kendaraan beroda empat, dengan empat lampu didepan
dan dibelakang selain itu bagian depan supir terdapat kaca yang bisa dilengkapi dengan wiper bila hari hujan. Sistem transaksi antara supir dan penumpang adalah
dengan tawar menawar ongkos, sesuai jarak tempuh, berat beban bawaan, dan tingkat kepadatan lalu lintas yang terjadi saat itu. Sekalipun masih banyak beredar
di jalanan Jakarta, mengingat usianya cukup tua, sejak tahun 2000-an, pemerintah DKI Jakarta berencana menggantinya dengan kendaraan sejenis bernama kancil,
produksi Dirgantara Indonesia Bandung. 2. Pengemudi berada disamping seperti becak mesin di Sidempuan. Becak
Sidempuan memiliki bentuk yang sangat unik karena menggunakan vespa yang dipasangi sispan seperti becak Siantar. Bentuk bodi yang menyerupai kapsul
bagian depan meruncing menambah efek aeridinamika sehingga pada saat melaju dengan kencang akan mengurangi gesekan udara. Demikian hal nya sistem rangka,
terbuat dari baja yang lebih ringan, sehingga mengurangi bobot kendaraan dan akhirnya komsumsi BBM pun semakin hemat. Sedangkan bagian bodi luarnya
dibalut dengan cat metalik warna - warni serta penambahan aksesoris yang menampilkan becak ini semakin mewah dan elegan.
Universitas Sumatera Utara
35
Tujuan dari pengembangan becak vespa ini adalah untuk memuaskan penumpang dan meningkatkan persaingan sesama becak dalam menjaring
penumpang. Becak vespa saat ini bagian luarnya lebih ramping tetapi bagian kabinnya tetap terasa lapang. Pada awalnya, vespa yang digunakan untuk becak
adalah model piaggio buatan Italia karena berhubung vespa tipe piaggio semakin langka, maka vespa jenis PX pun akhirnya menjadi alternatif pilihan lainnya.
Adapun becak jenis lain, seperti Honda, Yamaha, Suzuki tidak mendapat respon positif di kota ini. Becak ini dapat mengangkut dua orang penumpang, dan
terkadang bisa mengangkut sampai dengan enam orang, dimana dua atau tiga orang penumpang duduk di kabin dan dua orang duduk di boncengan vespa.
3. Pengemudi berada dibelakang seperti Helicak yang pernah digunakan di Jakarta, bentor yang dimodifikasi dengan menggantikan sepeda dengan sepeda motor jenis
Gambar 2.4
Becak Motor Vespa di Sidempuan
Universitas Sumatera Utara
36
bebek yang berkembang sangat luas di Gorontalo dan berkembang dengan luas diseluruh pulau Sulawesi. Nama helicak berasal dari gabungan helikopter dan
becak, karena bentuk kabin memang mirip dengan kabin helikopter sedangkan fungsinya sama seperti becak yang dapat memuat dua penumpang. Helicak
pertama kali diluncurkan pada 24 maret 1971. Mesin dan bodi utama kendaraan ini adalah skuter Tri Lambretta dengan mesin 150 cc yang didatangkan dari Italia.
Kendaraan ini pertama kali dicetuskan gubernur Ali Sadikin sebagai pengganti becak yang dianggap tidak manusiawi. Pengemudi helicak berada
dibelakang, sementara penumpang duduk di depan dalam sebuah kabin kerangka besi dan dinding dari serat kaca fiber glass sehingga terlindung dari panas, hujan,
ataupun debu. Sementara pengemudinya tidak akan terpapar dengan cuaca panas ataupun hujan. Dari sisi keselamatan kendaraan ini dianggap tidak aman bagi
Gambar 2.5
Helicak
Universitas Sumatera Utara
37
penumpang karena bila terjadi tabrakan, si penumpanglah yang pertama kali merasakan akibatnya, sedang pengemudi bisa melompat dan terhindar dari
kecelakaan. 4. Bemo merupakan kendaraan yang posisi pengemudinya berada didepan. Bemo
adalah pabrikan Mobil Jepang Daihatsu yang dikembangkan pada tahun 1960-an yang dimaksudkan menggantikan posisi becak. menggunakan bahan bakar bensin
campur maka kelemahan bemo jenis ini adalah menghasilkan polusi udara.
Tahun 1960 Daihatsu mengeluarkan mesin jenis MP4. Nampaknya jenis inilah yang banyak masuk ke Indonesia tahun 1961 - 1962 menjelang pesta
olahraga Ganefo. Tahun 1963, Daihatsu mengeluarkan Midget tipe MP5, tipe ini memiliki mesin yang lebih baik, karena tidak lagi menggunakan bahan bakar
bensin campur. Bemo ini konon masih di produksi di Thailand hingga kini. Setelah
Gambar 2.6 Bemo
Universitas Sumatera Utara
38
memproduksi lebih dari 300 ribu unit Daihatsu Midget, tahun 1972 pabrik Daihatsu menghentikan produksi niaga ini. Kapasitas muatan bemo paling kurang
delapan penumpang , enam dibagian belakang dan dua dibagian depan sudah termasuk supir.
5. Kendaraan kancil, yang merupakan kendaraan becak beroda empat, atau pun mobil kecil yang posisi pengemudinya berada didepan.
Diperkenalkan di Jakarta dan Surabaya, tetapi karena alasan operasional tidak berkembang dengan baik. Kancil singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit
Lincah merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang didesain, diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan
Indonesia yaitu PT. KANCIL singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari. Kancil merupakan alat transportasi umum yang diharapkan sebagai
Gambar 2.7 Kendaraan
Kancil
Universitas Sumatera Utara
39
pengganti peremajaan bajaj dan bemo karena keduanya tidak diizinkan untuk bertambah jumlahnya atau diproduksi di wilayah Jakarta. Walaupun akhirnya
pemerintah daerah mengijinkan Bajaj yang menggunakan bahan bakar gas BBG. PT INKA Madiun juga pernah mendapatkan lisensi untuk memproduksi Kancil
untuk dipasarkan di Indonesia Bagian Timur serta Surabaya. Namun kurang diminati oleh pengusaha angkutan untuk menggantikanmeremajakan Bajaj karena
beberapa alasan diantaranya kancil lebih boros dalam konsumsi bahan bakar dibandingkan Bajaj. Konstruksi badan Kancil terbuat dari bahan komposit, yakni
campuran 60 fiberglass dan 40 resin. Adonan ini selain tahan korosi, kata Endjo, membuat bobot Kancil sangat ringan, hanya 410 kilogram. Sehingga cukup
dengan mesin Subaru bervolume silinder 450-500 cc dan berkekuatan 14,5 tenaga kuda, Kancil bisa lari hingga 100 kilometer per jam, meski ditunggangi empat
penumpang.
Universitas Sumatera Utara
40
2.2.3 Becak Bermotor Sebagai Alat Transportasi di Kota Pematang Siantar 2.2.3.1 Sejarah Becak Motor di Kota Pematang Siantar
Sebagai kota yang baru menjadi kotamadya pada tahun 1957, alat transportasi yang digunakan di Kota Pematang Siantar antara lain Bus Gok Gabungan Oplet
Kota, Siantar Bus dan Sado. Dimana Bus Gok dan Siantar Bus menjadi alat transportasi yang menghubungkan daerah Siantar dengan daerah - daerah pinggiran
maupun ke daerah Kabupaten Simalungun. Sedangkan sado lebih melayani mobilitas penduduk di dalam Kota Siantar. Untuk kendaraan pribadi, masyarakat Kota
Pematang Siantar menggunakan sepeda. Dengan kondisi topografi daerah yang berbukit rendah dan ketinggian 400 mdpl, serta keadaan jalan yang berbukit dan naik
turun serta berbatu, menjadikan transportasi di Kota Pematang Siantar bertumpuh pada sado. Sado yang hanya mengandalkan kuda sebagai penggeraknya merupakan
alat transportasi yang khusus melayani dalam kota, terkadang tidak mampu menjangkau jalan jalan yang menanjak dan daerah - daerah pinggiran kota. Hal ini
tentunya menjadi penghambat bagi arus mobilitas penduduk siantar pada masa itu. Pada tahun 1960 di Kota Pematang Siantar mulai beroperasi alat transportasi
baru yaitu becak mesin. Kehadiran becak - becak ini merupakan gagasan dari seorang mantan pejuang yaitu Pahala Siahaan. Becak - becak ini menggunakan motor BSA
buatan inggris yang berkapasitas mesin besar yaitu 300 - 500 cc. Dengan kapasitas mesin yang besar ternyata alat transportasi ini mampu mengatasi jalan - jalan di
Pematang Siantar yang mempunyai topografi naik turun serta belum beraspal dan
Universitas Sumatera Utara
41
berbatu. Rata - rata kecepatan becak - becak ini mencapai kecepatan 40 - 80 Kmjam, sehingga dapat mempercepat waktu tempuh. Pada tahun 1960, selain Bus Gok,
Siantar Bus dan Sado, becak pun sudah mulai mewarnai jalan - jalan dikota Pematang Siantar.
Pada awalnya tidak hanya BSA saja yang digunakan tetapi motor - motor produksi Eropa yang berkapasitas besar lainnya juga seperti Ariel, Triump, AJS,
Northon, BMW dan Harley Davidson. Motor - motor ini masuk ketika perkebunan - perkebunan partikelir berkembang di wilayah Hindia Belanda khususnya daerah
Sumatera timur yang menjadi daerah ekspansi onderneming. Motor - motor ini merupakan milik para pengusaha ataupun para staf perkebunan. Namun, ketika terjadi
revolusi kemerdekaan motor - motor ini berali ke tangan masyarakat pribumi. Tidak hanya motor BSA tipe M20 saja yang digunakan sebagai motor penggerak dari becak
di Siantar. Akan tetapi jenis lainnya juga seperti ZB Gold Star buatan tahun 1948 dengan kapasitas mesin 350 cc serta model WM produksi tahun 1948 berternaga 500
cc. Banyaknya masuk motor BSA ke Pematangsiantar tidak terlepas dari banyaknya masyarakat yang berburu motor ini. Wirabuana,Yudha, 2012: 22 - 26.
Sekitar tahun 1960 - 1970 banyak masyarakat Siantar yang mencari becak keluar kota. Kota - kota yang menjadi tempat pencarian adalah Medan, Binjai, Tebing
Tinggi, kabupaten Deli Serdang, kabupaten Asahan. Banyaknya motor - motor BSA yang ditemukan di sekitar daerah Sumatera utara dikarenakan daerah tersebut
merupakan wilayah perkebunan yang banyak terdapat motor - motor tua yang sudah tidak terpakai lagi. Supaya dapat dioperasikan sebagai becak, motor ini harus
Universitas Sumatera Utara
42
diperbaiki lebih dahulu, dibuat sispan dan bak penumpangnya. Selain itu, agar bisa dijadikan alat transportasi umum yang resmi maka becak tersebut harus mendapatkan
izin trayek dari dinas DLLAJ, surat dinas perdagangan, dan surat izin dinas perindustrian. Setelah lengkap baru mengurusnya ke Polda sumut untuk mendapatkan
plat nomor Polisi yang resmi. Pada tahun ini BSA tidak hanya beroperasi di Siantar saja. Becak siantar juga mulai menyebar kedaerah - daerah lain di sumatera utara.
Seperti kota perdagangan, Galang, Tarutung, sibolga, Rantau Parapat sampai Padang Sidempuan. Orang - orang dikota ini lebih mengenal dengan nama betor Becak
Motor. Wawancara yang dilakukan terhadap sumber yang mengetahui sejarah tentang
becak BSA, bapak Katiman 73 tahun, mengemukakan bahwa setelah Indonesia merdeka, kendaraan tentara sekutu ditinggalkan begitu saja, tidak hanya di Pulau
Sumatera tetapi tersebar di seluruh tanah air. Selain itu bapak Kartiman juga mengungkapkan bahwa sejak tahun tujuh puluhan banyak masyarakat siantar yang
mencari becak keluar kota, namun karena motor BSA di Sumatera sudah habis, maka usaha pencarian becak pun berlanjut sampai keluar pulau Sumatera. Menurut bapak
Kartiman peristiwa tersebut terjadi dikarenakan pada saat itu jual beli becak siantar lagi booming dan pekerjaan sebagai pengemudi becak siantar masih sangat
menjanjikan. Sebagai salah satu pelaku dalam proses masuknya becak BSA ke Kota Pematang Siantar, sejak tahun 1963 hingga 1990-an bapak Kartiman mencari sepeda
motor BSA hingga kepelosok kota - kota di Jawa dan Bali. Hal tersebut seperti pernyataan bapak Kartiman berikut:
Universitas Sumatera Utara
43
“Saya datangi kota - kota di Jawa, mulai dari Ngawi, Kediri, Surabaya, malah sampai ke Bali. Di Jawa, waktu itu banyak sepeda
motor BSA yang terlantar begitu saja tanpa perawatan. Banyak diletakkan di kandang ayam dan tidak terurus”.wawancara dengan
bapak Kartiman pada 10 Mei 2014 di Kota Pematang Siantar
Dalam perjalanannya mencari motor BSA, bapak Kartiman menceritakan salah satu pengalamannya ketika jual Beli BSA pada tahun 1980, saat itu di
Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Di Purwokerto, bapak Kartiman bertemu dengan seorang tentara berpangkat Sersan bernama ponimin. Tentara tersebut
memiliki sepeda motor BSA yang memiliki tulisan “Bekas peninggalan perang dunia II” diatas lampu depannya. Namun, tentara berpangkat Sersan yang bernama Ponimin
ini tidak mau menjual sepeda motor BSA nya dengan tawaran harga berapa pun. Pada saat itu kebetulan anak perempuan sersan tersebut menginginkan sepeda mini, lalu
bapak Kartiman mencari sepeda mini yang diinginkan tersebut dan menukarkan
Gambar 2.8
Bapak Kartiman Narasumber Sejarah Becak BSA
Universitas Sumatera Utara
44
dengan motor BSA yang dimiliki oleh Sersan Ponimin tadi. Saat itu harga sebuah sepeda mini tersebut seharga Rp.16.000. Padahal seandainya pak ponimin mau BSA
tersebut bisa saja dijual dengan harga 30.000. Setelah sampai di Pematang Siantar, bapak Kartiman pun menjual sepeda BSA bekas perang dunia ke II itu seharga
Rp.60.000. Pengangkutan motor BSA dari luar Pulau Sumatera dilakukan dengan
menggunakan transportasi darat, dengan menaiki bus Antar Lintas Sumatera ALS. Jadi, sebelumnya sepeda motor BSA itu dipreteli kemudian dibawa ke Kota Pematang
Siantar. Selain jalur darat, terkadang bapak kartiman mengangkutnya melalui jalur laut dengan KM Tampomas, yang telah tenggelam di perairan Masalembo pada tahun
1981. Sepengakuan bapak Kartiman, dalam hal membawa motor BSA ke Kota Pematang Siantar, ia hanya membawa maksimal sepuluh motor BSA saja dalam
sekali berangkat. Namun pengusaha lain seperti Boru Samosir dan Baren Purba mampu membawa hingga 34 BSA dalam sekali jalan, dengan menggunakan truk
yang dinaikkan dengan menggunakan kapal Tampomas. Hal tersebut seperti penuturan bapak Kartiman berikut:
“saya dulu bawa BSA ke Siantar hanya mampu maksimal sepuluh BSA saja dalam sekali jalan, tapi Boru Samosir dan Baren Purba bisa
membawa 34 BSA untuk sekali jalan yang diangkut truk. Waktu itu truk naik ke kapal Tampomas. Kisaran harga BSA saat itu Rp.30.000
namun di tahun delapan puluhan menjadi Rp.500.000.”wawancara dengan bapak Kartiman pada 10 Mei 2014 di Kota Pematang
Siantar.
Dengan masuknya motor - motor BSA membawa dampak pada peningkatan jumlah motor BSA yang ada di Kota pematang Siantar. Menurut bapak kartiman,
Universitas Sumatera Utara
45
becak Siantar pernah mencapai puncaknya yaitu, 2000 unit dengan menggunakan BSA sebagai penariknya. Namun saat ini jumlah tersebut semakin lama semakin
berkurang. Bahkan, sekarang ini motor BSA dapat dikatakan sudah banyak berpindah keluar Pulau Sumatera. Padahal dulunya motor BSA banyak diproleh dari luar pulau
Sumatera, seperti kota kota yang berada di pulau Jawa. Namun saat ini masyarakat pulau Jawa lah yang banyak memburu motor BSA ini ke Kota Pematang Siantar.
2.2.3.2 Terancam Punahnya Keberadaan Becak BSA di Kota Pematang Siantar
Pada tahun 1972 perusahaan BSA sudah tidak berproduksi lagi dan bahkan sudah ditutup. Bapak Erizal Ginting mengatakan bahwa saat ini lokasi pabriknya kini
telah berkembang menjadi lokasi stadion utama klub sepakbola Birmingham. Barangnya sudah langka, suku cadangnya tidak lagi dijual di pasar, membuat
Perawatannya pun kian sulit. Kelangkaan itu justru membuat motor BSA, yang dijadikan penarik becak khas Siantar ini menjadi barang koleksi menarik dan mahal.
Bahkan didaerah asalnya atau Negara Inggris tempat BSA diproduksi, BSA sudah menjadi menjadi barang yang langka.
Jenis - jenis becak yang dulu pernah beroperasi di Siantar antara lain, jenis BSA terdiri dari Golden Flash tahun 1957 tenaga mesin 600 cc, Golden Star buatan
tahun 1956 tenaga mesin 500 cc, BSA tahun 1948 mesin 500 cc, BSA 1941 mesin 500 cc, BSA tahun 1956, BSA 1955, BSA 1954, 1953 dan tahun 1952
keseluruhannya berkekuatan mesin 350 cc. kemudian ada Norton 350 cc, Dominator bermesin 600 cc knalpot Ganda, Ariel tahun 1956 bermesin 350 cc, Mecheles tahun
Universitas Sumatera Utara
46
1956 bermesin 350 cc, AJS bermesin 350 cc, Bantam bermesin 150 cc dan 250 cc serta Triump tahun 1952 dan 1956 bermesin 350 cc dan triump PH. Namun, sekarang
yang tersisa di Kota Pematang Siantar diperkirakan hanya tinggal BSA 350 cc saja, dan itu pun dalam jumlah yang sudah semakin sedikit jumlahnya. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa di Pematang Siantar jumlah BSA pernah mencapai sampai dengan 3000 unit, yaitu pada medio tahun 1970 -
1980. Namun, pada tahun - tahun berikutnya jumlah tersebut pun semakin lama semakin berkurang. Pada saat ini Jumlah becak BSA hanya berkisar 378 unit saja.
Penyebab utama berkurangnya alat transportasi jenis becak bermotor ini, dipengaruhi oleh semakin banyaknya jumlah alat transportasi angkot angkutan kota
yang beroperasi di Kota Pematang. Siantar. Selain daya tampung penumpang yang lebih besar, tarif ongkos yang ditawarkan oleh angkot angkutan kota juga jauh
relatif lebih ekonomis. Hal ini cukup membuat becak motor BSA kalah bersaing
Tabel 2.1 Periodik Populasi Becak BSA di Pematang Siantar Berdasarkan Data Resmi BOM’S MC
No Medio Tahun
Jumlah BSA
1 1958 – 1970
1120 Unit 2
1970 – 1980 3000 Unit
3 1980 – 1995
1070 Unit 4
1995 – 2005 610 Unit
5 2005 – Saat ini
378 Unit
Sumber: Official BOM’S MC
Universitas Sumatera Utara
47
dalam memperoleh penumpang, sehingga mempengaruhi penghasilan para penarik becak BSA yang menurun drastis.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh para kolektor yang sangat meminati motor tua yang mulai langka ini. Motor BSA tua ini memang cukup mengundang daya tarik
tersendiri, dengan bentuknya yang klasik dan nuansa Eropa namun mempunyai kesan gagah serta mempunyai daya tahan yang kuat membuat para kolektor tidak segan
untuk menawarkan harga yang cukup menggiurkan. Karena kondisi ekonomi yang semakin sulit, para penarik motor BSA tersebut terkadang terpaksa untuk
menjualnya. Agar bisa tetap mencari nafkah setelah menjual motor BSA nya para penarik becak biasanya mengganti motor penggerak BSA tersebut dengan motor
berjenis pabrikan Jepang ataupun Cina.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN