51
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap informan pada penarik becak BSA Siantar.
3.4.2 Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian studi kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data
diperoleh buku - buku ilmiah, tulisan ilmiah, laporan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang dianggap relevan dan keabsahan dengan masalah yang
diteliti.
3.5 Interpretasi Data
Interpretasi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, yaitu pengamatan dan wawancara mendalam yang sudah ada dalam catatn lapangan. Data -
data yang sudah diperoleh dari lapangan kemudian dikumpulkan untuk dapat dianalisis berdasarkan dukungan teori dan kajian pustaka yang telah disusun, hingga
pada akhirnya sebagai laporan penelitian.
3.6 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
Bulan Ke- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 Pra Observasi
2 ACC Judul
3 Penyusunan Proposal
4 Bimbingan Proposal
Universitas Sumatera Utara
52
5 Seminar Proposal
6 Revisi Proposal
7 Pengumpulan dan
Analisis Data 8
Bimbingan Skripsi 9
Penulisan Laporan 10
Sidang Meja Hijau
3.7. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Keterbatasan teknis
penelitian di lapangan adalah saat mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan beberapa penarik becak dipangkalan. terkadang terputus. Karena proses
wawancara dilakukan sewaktu jam kerja informan, sehingga terkadang ketika penumpang sudah datang maka penarik becak segera harus menghantarkan
penumpang ke tujuan maka kerap sekali menyebabkan putusnya wawancara saat komunikasi berlangsung.
Terlepas dari permasalahan teknis ataupun kendala dilapangan, peneliti juga menyadari bahwa keterbatasan peneliti mengenai metode menyebabkan lambatnya
proses penelitian. Selain itu, keterbatasan dalam hal pengalaman melakukan penelitian ilmiah, serta referensi buku yang masih sangat sedikit dikuasai oleh
peneliti menjadi hal yang sangat mempengaruhi. Walaupun demikian, peneliti tetap
Universitas Sumatera Utara
53
berusaha untuk melakukan penelitian ini dengan maksimal agar data dan tujuan yang ingin dicapai dapat diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
54
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1.1 Sejarah Kecamatan Siantar Utara
Landasan hukum sejarah berdirinya kecamatan Siantar Utara 1. Undang - Undang No.5 Tahun 1974 tentang pokok - pokok pemerintahan Daerah.
2. Undang - Undang No.5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Pemerintahan Desa yang menyangkut Pemerintahan DesaKelurahan.
Sebagai tindak lanjut pasal 8 UU No.5 Tahun 1974 lahirlah UU No.5 Tahun 1979 yang mengatur Pemerintahan Desa kelurahan. salah satu Pasal dalam UU No.5
Tahun 1979 tersebut memuat bahwa setiap Desa kelurahan berada dibawah Camat kecamatan.
Sebelum terbentuknya kecamatan, desa langsung dibawah Kotamadya. Dengan dasar itulah dibutuhkan suatu pemikiran bahwa untuk membentuk suatu
kecamatan harus dengan peraturan pemerintah. Untuk mencapai hal ini walikotamadya mengajukan suatu usul untuk di syahkan oleh DPRD Kotamadya.
Dengan disyahkannya usul tersebut lahirlah perda yang menentukan pembentukan kecamatan.
Universitas Sumatera Utara