xxvii
komunikasi. Hal ini bisa dikarenakan t erdapat nya perbedaan budaya ant ara pengirim dan penerima.
25
2. M etode Analisis Semiotika
Secara et imologis, ist ilah semiot ik berasal dari kat a Yunani semeion yang berart i ” t anda” . Tanda it u sendiri didefinisikan sebagai sesuat u at as dasar
konvensi sosial yang t erbangun sebelumnya, dan dapat dianggap mew akili sesuat u yang lain.
26
Secara t er minologis, semiot ika adalah st udi t ent ang t anda dan segala yang berhubungan dengan; cara berfungsinya, hubungannya dengan
t anda-t anda lain, pengirimannya, dan penerimaan oleh m ereka yang mempergunakannya.
27
Semiot ik ini menekankan pada fungsi t ent ang yang t anda yang kit a gunakan dalam rangka komunikasi baik it u secara verbal, non verbal dan
maupun visual.
28
Analisis semiot ik merupakan car a at au m et ode unt uk menganalisis dan memberikan makna-makna t erhadap lambang-lambang yang
t er dapat suat u paket lambang-lambang pesan at au t eks.
29
Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah segala bent uk sist em lambang sign baik yang t erdapat pada media massa maupun yang t erdapat
diluar media massa. Urusan analisis semiot ik adalah melacak makna-makna
25
Ibid., hlm. 9.
26
Eco, 1979:16, dalam Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm. 95.
27
Panuti Sujiman dan Aart van Zoest, Serba-serbi Semiotika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, hlm. 5
28
Müfit Senel, “The Semiotic Approach and Language Teaching and Learning”, Journal of Language and Linguistic Studies, Vol.3, No.1, April 2007, hlm. 118. http:www. jlls.orgIssuesVolume203No.1msenel
.pdf
29
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Ctk. Pertama, LkiS, Yogyakarta, 2007, hlm. 155-156.
xxviii
yang diangkut dengan t eks berupa lambang-lambang signs. Dengan kat a lain, pemaknaan t erhadap lambang-lambang dalam t ekslah yang m enjadi pusat
perhat ian analisis semiot ik.
Di dalam set iap t eks, t anda-t anda di organisasikan ke dalam sist em t anda yang oleh ilmu semiot ika m erupakan sebuah kode. Kode mempunyai sejumlah
unit at au kadang-kadang sat u unit t anda. Cara m engint erpr et asi pesan-pesan yang t ert ulis yang t idak m udah dipahami. Jika kode sudah diket ahui, makna
akan bisa dipahami. Dalam semiot ik, kode dipakai unt uk m erujuk pada st rukt ur perilaku manusia.
30
Jika dalam t eks kit a dapat memilih dan menghubungkan t anda-t anda dalam hubungannya dengan kode-kode yang sudah kit a kenali maknanya,
selanjut nya dilanjut kan kepada sasaran informasi at au pembaca yang kit a inginkan. Karena sist em t anda sifat nya kont eksual dan bergant ung pada
pengguna t anda. Pemikiran pengguna t anda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konst ruksi sosial di mana pengguna t anda t er sebut berada.
Dalam m embaca sebuah t eks, pembaca m engint erpr et asikan t anda dengan acuan yang t elah dipahami dan dimenger t i. John Fiske menyebut bahw a
semiot ika mempunyai t iga bidang st udi ut ama, yait u
31
:
a. Tanda it u sendiri. Hal ini t erdiri at as st udi t ent ang berbagai t anda yan g
berbeda, cara t anda-t anda yang berbeda it u dalam menyampaikan makna, dan cara t anda-t anda it u t erkait dengan manusia yang m enggunakannya.
30
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Ctk. Ketiga, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 269
31
John Fiske, Penerjemah Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim, op.cit., hlm. 60.
xxix
Tanda adalah konst ruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam art ian manusia yang m enggunakannya.
b. Kode at au sist em yang m engorganisasikan t anda. Studi ini mencakup car a
berbagai kode dikem bangkan guna m emenuhi kebut uhan suat u masyarakat at au budaya at au unt uk mengeksploit asi saluran komunikasi yang t ersedia
unt uk ment ransmisikasikannya. b.
Kebudayaan t empat kode dan t anda bekerja. Ini pada gilirannya bergant ung pada penggunaan kode-kode dan t anda-t anda it u unt uk keberadaan dan
bent uknya sendiri. Dalam semiot ika komunikasi, t anda at au signal dikaji dalam kont eks
komunikasi yang lebih luas yait u m elibat kan berbagai elemen komunikasi. Charles Sanders Peirce melihat t anda represent amen sebagai bagian yang t idak
t er pisahkan dari objek r ef er ensinya sert a pemahaman subjek at as t anda int erpret ant
32
. Tampak pada definisi Peirce t ersebut peran subjek somebody sebagai bagian t idak t erpisahkan dari pert andaan, yang m enjadi landasan
semiot ika komunikasi. Penempat an t anda at au signal didalam rant ai komunikasi menyebabkan
t anda at au signal mempunyai per an yang pent ing dalam pent ing dalam
komunikasi. Jadi, dalam t eori komunikasi perhat ian lebih kepada kondisi
penyampaian signifikasi, yait u ada saluran komunikasi. Berkat saluran komunikasi inilah pesan dapat disampaikan.
33
32
Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika : Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna, Jalasutra, Yogyakarta,
2003, hlm. 266.