PEMILU 2009 DALAM KARTUN PANJI KOMING “Studi Analisis Semiotika dalam kartun Panji Koming pada Surat Kabar Harian Kompas Terkait Pelaksanaan Pemilu tahun 2009

(1)

PEMILU 2009 DALAM KARTUN PANJI KOMING

“Studi Analisis Semiotika dalam kartun Panji Koming pada Surat Kabar

Harian Kompas Terkait Pelaksanaan Pemilu tahun 2009”

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

Guna Meraih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

GALIH YUDHO LAKSONO

D0205075

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, Juli 2010

Pembimbing

Drs. Mursito BM, SU

NIP. 19530727 198003 1 001


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada hari

:

Tanggal

:

Panitia Penguji Skripsi:

1. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D

NIP. 19710217 199802 1 001

sebagai Ketua

(…...………)

2. Mahfud Anshori, S.Sos

NIP. 19790908 200312 1 001

sebagai Sekretaris

(…...………)

3. Drs. Mursito BM, SU

NIP. 19530727 198003 1 001

sebagai Penguji

(…...………)

Mengetahui,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Drs. H. Supriyadi SN, SU

NIP. 19530128 198103 1 001


(4)

MOTTO

”Kunci untuk membuka potensi diri kita adalah ketekunan berusaha,

bukan kekuatan atau kecerdasan”

(Winston Churchill)

”Semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berpikir; semakin aku

banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apa pun”

(Voltaire)

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,

tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”


(5)

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan kepada

mereka yang begitu besar jasanya bagi penulis:

Ibu dan Ayah,

Terimakasih atas doa’ restu, didikan,

nasihat, serta kasih sayangmu kepada

penulis.

Jurusan Ilmu Komunikasi,

Terimakasih telah mendidik dan mengajar

penulis dengan baik.

Keluarga dan Saudaraku,

Terimakasih atas dukungan, semangat dan

motivasi yang dicurahkan kepada penulis.

Rekan-Rekan,

Terimakasih telah memotivasi dan membantu

penulis dalam menyusun naskah skripsi ini.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, penulis panjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PEMILU 2009 DALAM

KARTUN PANJI KOMING (Studi Analisis Semiotika dalam kartun Panji

Koming pada Surat Kabar Harian Kompas Terkait Pelaksanaan Pemilu tahun

2009)” dengan baik.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Komunikasi Massa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. Selama proses penyusunan

skripsi ini, penulis cukup banyak mendapat bimbingan, kerjasama dan dukungan

dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1.

Bapak Drs. Supriyadi SN. SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret.

2.

Ibu Dra. Prahastiwi Utari, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

3.

Bapak Drs. Hamid Arifin, M. Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi

Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

4.

Bapak Drs. Mursito BM, SU, selaku pembimbing penulis selama proses


(7)

5.

Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret yang telah mendidik dan mengajar, sehingga penulis

mempunyai bekal dalam penulisan skripsi dan untuk masa depan penulis.

6.

Bapak dan Ibu serta kakak dan adikku. Terima kasih atas dukungan, do’a,

dorongan semangat, serta kepercayaan kepada diri penulis.

7.

Teman-teman Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2005, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas dukungannya kepada penulis.

8.

Semua pihak yang turut membantu proses pembuatan skripsi ini hingga

selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu

penulis sangat menghargai kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

membangun guna memperbaiki setiap kekurangan dalam karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ini bisa memberikan manfaat bagi semua pihak, baik bagi

penulis sendiri dan bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2010


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Telaah Pustaka ... 9

F. Metode Penelitian ... 34

BAB II SURAT KABAR KOMPAS, KOLOM KARTUN PANJI KOMING, DAN

PEMILIHAN UMUM (PEMILU) 2009

A. Surat Kabar Kompas ... 42


(9)

C. Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 ... 58

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

1. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 18 Januari 2009 ... 78

2. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 1 Februari 2009... 86

3. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 8 Februari 2009 ... 93

4. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 15 Februari 2009... 99

5. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 1 Maret 2009 ... 105

6. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 15 Maret 2009 ... 110

7. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 22 Maret 2009 ... 116

8. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 29 Maret 2009 ... 124

9. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 5 April 2009 ... 130

10. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 12 April 2009 ... 135

11. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 19 April 2009 ... 141

12. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 26 April 2009 ... 150

13. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 17 Mei 2009 ... 159

14. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 24 Mei 2009 ... 165

15. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 31 Mei 2009 ... 172

16. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 7 Juni 2009 ... 178

17. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 14 Juni 2009 ... 185

18. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 21 Juni 2009 ... 192

19. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 28 Juni 2009 ... 197

20. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 5 Juli 2009 ... 205


(10)

22. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 26 Juli 2009 ... 217

23. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 2 Agustus 2009 ... 223

24. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 16 Agustus 2009 ... 228

25. Kolom Kartun Panji Koming edisi Minggu tanggal 23 Agustus 2009 ... 233

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 241

B. Saran ... 244


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 9 Partai Politik yang Lolos Parliamentary Threshold dan

Perolehan Kursi dalam DPR Pemilu Legislatif 2009 ... 69

Tabel 2.2 Hasil rekapitulasi perolehan suara nasional Pilpres 2009 ... 74


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pesan dan Makna ... 11

Gambar 1.2 Model Unsur Makna Peirce ... 17

Gambar 1.3 Model Kategori Tipe Tanda Peirce ... 18

Gambar 1.4 Karikatur ”Yasser Arafat” karya G.M. Sudharta ... 20

Gambar 1.5 Kartun Politik karya David Low... 24

Gambar 1.6 “Parit” dalam kolom kartun ... 25

Gambar 1.7 Kartun Murni atau Gag Cartoon ... 27

Gambar 1.8 Proses Analisis Data Kualitatif ... 38

Gambar 2.1 Tokoh-tokoh “Panji Koming” ... 54

Gambar 2.2 Tanda Gambar Partai Politik Peserta Pemilu 2009... 66

Gambar 2.3 Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden

Peserta Pemilu 2009 ... 71

Gambar 3.1 Salah satu bentuk poster Sosialisasi Pemilu 2009 ... 109

Gambar 3.2 Kampanye terbuka salah satu partai politik yang dimeriahkan

hiburan musik dangdut ... 128

Gambar 3.3 Pasangan Capres/Cawapres Menunjukkan Nomor Urut

dalam Pemilu Presiden 2009 ... 175

Gambar 3.4 Capres-Cawapres dalam Deklarasi Pemilu Damai 2009 ... 191

Gambar 3.5 Suasana debat Capres di Studio Metro TV yang dipandu

oleh pengamat ekonomi Aviliani ... 202

Gambar 3.6 Spanduk sosialisasi pencontrengan yang dianggap

bermasalah ... 211


(13)

ABSTRAK

Judul : Panji Koming dan Pelaksanaan Pemilu 2009. Disusun oleh : Galih

Yudho Laksono, NIM D 020507, Program Studi : Ilmu Komunikasi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, 2010.

Kartun seringkali dijadikan oleh media alternatif untuk menyampaikan

pesan dalam sebuah surat kabar dikarenakan teknik penyampaiannya yang luwes.

Selain menyajikan visualisasai gambar yang bernuansa humor, kartun dalam surat

kabar juga mempunyai muatan kritik, sindiran, dan harapan. Isu yang sering

diangkat dan dijadikan kartun pun tergantung sikap surat kabar bersangkutan

terhadap isu tersebut. Termasuk pelaksanaan Pemilu 2009. Peristiwa dan

kejadian-kejadian terkait pelaksanaan Pemilu ini selalu menarik perhatian media

massa. Adalah kolom kartun Panji Koming, kartun yang diterbitkan surat kabar

Kompas, yang lantas menjadi saluran informasi yang luwes, kritis dan informatif.

Obyek dalam penelitian ini adalah kolom kartun Panji Koming di surat

kabar Kompas edisi Minggu, periode 1 Januari sampai 31 Agustus 2009. Terdapat

35 kolom kartun Panji Koming yang diterbitkan Kompas selama periode tersebut.

Namun, dalam penelitian ini, tidak semua kolom kartun dibahas satu per satu.

Untuk itu peneliti mengadakan seleksi, dan didapatkan 25 kolom kartun Panji

Koming yang merepresentasikan situasi aktual terkait pelaksanaan Pemilu 2009.

Analisis dilakukan terhadap 25 kolom dengan meneliti keseluruhan teks dan

diidentitifikasikan tanda-tanda yang beroperasi didalamnya, serta konteks-konteks

(situasi dan masalah) yang menyertainya, untuk kemudian dicari isi pesan dan

makna yang berada dibalik acuan tersebut.Dalam penelitian ini, digunakanlah

metode Analisis Semiotika untuk menginterpretasikan seluruh tanda-tanda yang

terkandung didalamnya, yaitu dengan menggunakan pendekatan tipologi tanda

Charles Sanders Peirce. Dengan demikian, makna-makna yang terkandung baik

yang terlihat langsung maupun yang tersirat dapat diungkapkan dan dipaparkan.

Dalam analisa semiotik, analisa yang dilakukan mengacu pada tanda yang muncul

dan diderivikasikan dari hubungan-hubungan antar tanda (signifier) dan acuan

(signified). Dan juga konteks-konteksnya.

Setelah dilakukan analisis, kesimpulan pokok yang didapat adalah sebagai

berikut : Iklan-iklan politik dari partai maupun calon presiden yang hanya sekedar

untuk meraih dukungan dan mendongkrak perolehan suara dalam Pemilu 2009

dan tidak menyuguhkan program politik yang konkret ataupun visi misi yang

cerdas. KPU terkesan kurang kompeten, kurang profesional, serta kurang menjaga

citra independensi dan netralitasnya. Para elit politik dianggap hanya mengejar

kekuasaan dan mementingkan kepentingan pribadi maupun kelompoknya

sehingga melupakan rakyat kecil. Para Capres dan tim kampanyenya

mengeluarkan segala cara dan beradu strategi demi meraih simpati..


(14)

ABSTRACT

Title :Panji Koming and General Election 2009. Arranged by : Galih Yudho

Laksono, NIM D0205075, Study Program : Communications Science of

Social and Political Science Faculty of Sebelas Maret University, 2010.

Cartoons are often used by alternative media to convey messages in a

newspaper because of the flexible delivery techniques. Besides presenting a

nuanced picture visualization humor, cartoons in newspapers also have loads of

criticism, satire, and hope. Issues that are often promoted and used as a cartoon

too dependent attitude towards the issue of the newspaper is concerned. Including

holding an General Election in 2009. Events and events related to the

implementation of this general election was always attracted the attention of mass

media. Is a column Panji Koming cartoon, cartoons published by Kompas

newspaper, which then becomes a flexible information channels, critical and

informative.

Object in this research is Panji Koming cartoon column in the Sunday

edition of the Kompas newspaper, the period of January 1 until August 31, 2009.

There are 35 columns published cartoons Panji Koming Kompas during that

period. However, in this study, not all columns are discussed one by one cartoon.

To the researchers held a selection, and got 25 columns that represent the cartoon

Panji Koming related actual situation of the 2009 General Election..

Analysis was conducted on 25 columns by examining the entire text and

diidentitifikasikan signs that operate within, as well as contexts (situations and

problems) that accompanies it, and then searched the contents of the message and

meaning behind the reference to the research, analysis methods are used semiotics

to interpret all the signs contained in it, namely by using the approach of Charles

Sanders Peirce's sign typology. Thus, meanings contained both the visible direct

or implied can be disclosed and explained. In a semiotic analysis, the analysis

carried out referring to the signs that appear and of the relationships between the

sign (signifier) and reference (signified). And also contexts.

After analysis, the main conclusions obtained are as follows: political ads

from the party or candidate for president who just picked up the support and votes

in elections in 2009 and did not present a concrete political program or vision of

an intelligent mission. Commission was impressed less competent, less

professional, and less to maintain the image of independence and neutrality. The

political elite considered hanya kepentingan pursuit of power and emphasis on

personal and group, so forget the rakyat kecil. The presidential candidates and his

campaign team took out all the ways and strategies to achieve sympathy clash.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Lat ar Belakang M asalah

Sekarang ini, t erut ama dalam dunia surat kabar, gam bar kart un dan karikat ur merupakan salah sat u alat yang banyak digunakan unt uk mempengaruhi khalayak set elah kolom edit orial dan ar t ikel. Sikap dan bahkan hingga perilaku publik dapat ” digerakkan” dengan bant uan gambar kart un. Hal ini disebabkan gambar kart un

merupakan pesan-pesan hidup sekaligus m enghidupkan deskripsi verbal lainnya.1

Disamping it u, kart un yang t erdapat dalam surat kabar merupakan bent uk kart un yang m emiliki karakt erist ik bersahaja yang t idak hanya menghibur , t et api juga cerdas dan akt ual.

Secara um um, sebuah surat kabar m embaw a t iga komponen yang akan

diinformasikan kepada masyarakat . Komponen-komponen t ersebut adalah :2

a. Komponen berit a yakni informasi perist iw a akt ual yang menjadi pr oduk ut ama penerbit an. Dari penyajian berit a inilah konsumen per s mendapat kan informasi-infor masi yang dapat menambah w aw asan sert a mencerdaskan pemikirannya.

b. Komponen kedua berupa pandangan at au pendapat yang dalam ist ilah

jurnalist ik disebut opini (opinion). Kolom opini merupakan m edia bagi masyarakat unt uk dapat m engar t ikulasikan ide, gagasan, krit ik, dan saran kepada sist em kehidupan ber masyarakat , juga mer upakan alat kont rol bagi

1

Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2006, hlm. 79

2


(16)

pelaksana pem er int ahan. Opini dapat dilakukan oleh masyarakat umum (public opinion) maupun opini redaksi (desk opinion).

c. Komponen ket iga adalah periklanan, kolom ini merupakan ajang bagi

perusahaan penerbit an unt uk mendapat kan penghasilan t ambahan, selain dari hasil penjualan berit a baik dari pelanggan maupun dari pengecer.

Kelompok berit a (new s), meliput i ant ara lain berit a langsung (st r aight new s), berit a m enyeluruh (comprehensive new s), berit a m endalam (dept h new s), pelaporan mendalam (dept h report ing), berit a penyelidikan (invest igat ive new s), berit a khas bercerit a (feat ure) dan berit a gambar (phot o new s). Sedangkan dalam kelompok opini (views), meliput i t ajuk rencana, kart un/ karikat ur, pojok, art ikel, kolom, essai, dan surat pembaca.3

Pemisahan secara t egas berit a dan opini t ersebut m er upakan konsekuensi dari nor ma dan et ika luhur jurnalist ik yang t idak menghendaki berit a sebagai fakt a objekt if, diw arnai at au dibaurkan dengan opini sebagai pandangan yang sifat nya subjekt if.4 Kar ena dihadapan khalayak, surat kabar (media massa) m emiliki kredibilit as yang t inggi. M asyarakat percaya bahw a apa yang dikemukakan media massa adalah realit as yang sepenuhnya berasal dari kebenaran fakt a. Dengan kat a lain, realit as media dianggap r epr esent asi fakt a. Oleh karena it u m edia menjadi

“ ruang” bagi khalayak sama kedudukannya dengan ruang kehidupannya sehari-hari.5

Perist iw a m erupakan r ealit as empirik, sem ent ara berit a adalah realit as simbolik. Realit as empirik hanya ada dit empat kejadian. Agar realit as empirik ini

3

Haris Sumadiria, op.cit., hlm. 6.

4

Ibid., hlm. 7. 5

Mursito BM, Konstruksi Realitas dalam (Bahasa) Media, Jurnal Komunikasi Massa Volume 1 Nomor 1, Juli 2007, hlm. 29.


(17)

dapat bisa disiarkan media ke khalayak, maka har us dit ransfer m enjadi r ealit as simbolik.6 M elalui berbagai inst rumen yang dimilikinya, media berperan ser t a membent uk r ealit as yang t ersaji dalam pemberit aan. Kont ruksi t erhadap r ealit as dipahami sebagai upaya konsept ualisasi sebuah peri st iw a, keadaan, at au apapun. Fakt a at au realit as it u diproduksi dan dikonst ruksi dengan menggunakan perspekt if t ert ent u yang akan dijadikan bahan berit a.

Tersedianya kolom opini dalam media cet ak juga m erupakan bent uk perw ujudan kepedulian inst it usi pers sebagai lembaga kont rol sosial. Pada rubrik pendapat umum masyarakat dapat m engirimkan t ulisan berupa kom ent ar, art ikel, dan surat pembaca. Adapun rubrik opini redaksi disajikan dalam beragam bent uk dan diberi ist ilah menurut selera r edaksi, seper t i Tajuk Rencana, Edit orial, Pojok, Cat at an Pinggir, Karikat ur, dan sebagainya.7

Tajuk Rencana at au Edit orial yang baik harus memiliki w aw asan yang luas dan dapat menggambarkan perspekt if masa depan. Ia harus bisa memberikan alt ernat if

pemikiran unt uk m embahas suat u pemasalahan.8. Bent uk edit orial yang khas dalam

surat kabar adalah berupa kart un at au karikat ur.

Salah sat u jenis kart un yang biasa muncul di halam an surat kabar t ersebut adalah kart un edit orial (edit orial car t oon). Kar t un ini sebenarnya m erupakan bent uk perkembangan dari kart un polit ik (polit ical cart oon) yang m engangkat t opik t ent ang sit uasi polit ik. Ia t idak selalu lucu at au m embuat pembaca t er t aw a, namun isinya selalu m enampilkan per masalahan akt ual, yang secara kont ekst ual bersent uhan

6

Mursito BM, Memahami Institusi Media (Sebuah Pengantar), Lindu Pustaka, Surakarta, 2006, hlm. 174.

7

Totok Djuroto, op.cit., hlm. 67-82.

8


(18)

dengan masalah sosial, polit ik, ekonomi, dan budaya.9 Kart un edit orial juga merupakan bent uk edit or ial at au t ajuk r encana yang khas dalam m edia cet ak. Selain menyajikan visualisasai gambar yang bernuansa humor, juga mempunyai muat an krit ik, sindiran, dan harapan.

Timbulnya kekhasan kart un dalam surat kabar dikarenakan kart un edit orial sejalan dengan policy media yang bersangkut an. Isu yang dijadikan kart un t er gant ung sikap surat kabar bersangkut an t erhadap isu t ersebut .10 Kini, makin banyak surat kabar yang m enyediakan kolom unt uk menyajikan kart un edit orial, beberapa diant aranya adalah Panji Koming (karya Dw i Koendoro) dan Om Pasikom (karya G.M . Sudhart a) di surat kabar Kom pas, Doyok (karya Keliek Sisw oyo) di surat kabar Pos Kot a, M ang Ohle (karya Disin Basuni) di surat kabar Pikiran Rakyat , dan masih banyak lagi.

Panji Koming m erupakan sebuah kolom kart un yang dit er bit kan secara berkala di surat kabar Kom pas edisi M inggu sejak 14 Okt ober 1979 hingga sekarang. Kart un ini dicipt akan oleh Dw i Koendoro Brot oat modjo. Nama kart un ini berasal dari karakt er yang juga t okoh ut amanya yait u Panji Koming.

Kart un Panji Koming ini m erupakan bent uk lain dari rubrik opini (view s) redaksi surat kabar Kom pas. Sejak per t ama hadir m enyapa pembaca, Kompas t urut akt if membukakan cakraw ala penget ahuan Panji Koming sebagai kart un edit orial surat kabar harian Kom pas, dan secara kont inyu hadir menyuarakan visi surat kabar

9

Muhammad Nashir Setiawan, Menakar Panji Koming, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2002, hlm. 41.

10

G.M. Sudarta, Mengolah Kritik dengan Menghaluskan Kartun, Prisma, Nomor 1 Tahun XXV, Januari 1996, hlm. 46.


(19)

t ersebut .11 Sehingga, bila kit a lihat peran Panji Koming sebagai bagian dari edit orial Kompas, maka aura “ t ajuk rencana” harian Kompas yang akan t ampak. Disinilah sebenarnya sekuens perist iw a (diegesis) fenomena sosio-polit ik dalam negeri t er efleksi dalam cerit a Panji Koming.12

Ia juga t idak sekadar menjadi hiburan visual bagi pembacanya, karena Panji Koming juga t urut m emanggul amanat r edaksional yang t idak secara eksplisit dijelaskan. Namun, biasanya ia merupakan repr esent asi dari esensi berit a akt ual, yang banyak mendapat t anggapan masyarakat . M eskipun t anda-t anda visual dan narasi t eksnya m enggambarkan sit uasi masa lalu (zaman M ajapahit ), namun secar a anakronist is kisah-kisah t ersebut m erupakan met afora sit uasi akt ual di Indonesia. Ut amanya t ent ang kehidupan sehari-hari dan fenomena sosial-polit ik yang berdasar kan pada realit a kehidupan yang t erjadi masyarakat . Ter masuk perist iw a polit ik yang sangat pent ing dan t urut menent ukan nasib bangsa ini, yait u Pemilihan Umum.

Dalam kart un ini, t erdapat pesan yang ingin disampaikan kart unisnya. Pesan disampaikan melalui m edia gambar, yang m enjadi t anda dan lambang dalam berkom unikasi ant ara kart unis dengan pembacanya. Tanda dan lambang t ersebut adalah unsur-unsur yang t erdapat dalam kart un, seper t i garis, komposisi bent uk dan arsiran, sehingga menjadi kesat uan ut uh yang membent uk sebuah karakt er dan jalinan pesan. Dengan komposisi garis dan w arna, seorang kart unis dit unt ut mampu memuat pesan yang ingin disampaikan melalui media kart un yang dimuat .

11

Muhammad Nashir Setiawan, op.cit., hlm. 85.

12


(20)

Disiniliah sebenarnya dibalik gambar dan t eks dalam kart un t erdapat masalah yang t ersembunyi yang harus dipikirkan dan direnungkan secara mendalam, sepert i apa yang hendak disampaikan kar t unisnya dan media masaa t empat ia bernaung.

Begit u pent ingnya pelaksanaan Pemilu, dikarenakan Pemilihan umum merupakan salah sat u sar ana unt uk menegakkan t at anan polit ik yang demokrat is. Fungsinya adalah sebagai alat menyehat kan dan menyempurnakan demokrasi,

bukan t ujuan demokrasi.13 Sebagaimana t elah diket ahui, sepanjang sejarah

ket at anegaraan di Indonesia, t elah 10 kali diselenggar akan Pemilu, t ermasuk Pemilu yang dilaksanakan di t ahun 2009. Pemilu 2009 ini m erupakan pemilu dalam masa t ransisi, t erut ama dalam 10 t ahun t erakhir. Dimana dalam pemilu ini memungkinkan rakyat unt uk m emilih secara langsung anggot a DPR, DPRD dan DPD (dalam Pemilu Legislat if) sert a Pr esiden dan Wakil Presiden (dalam Pemilu Pr esiden dan Wakil Presiden).

Dalam pelaksanaannya, Pemilu 2009 ini t idak lepas dari berbagai persoalan. Pelaksanaan pemilu yang rumit dan sulit , at uran yang berubah-ubah bahkan menj elang pemilihan, buruknya pendat aan daft ar pemilih t et ap (DPT), hingga banyak rakyat Indonesia yang sesungguhnya mem punyai hak pilih t idak dapat menggunakan hak pilihnya dan lain-lain.

Buruknya pendat aan DPT ini bukan hanya t erjadi di daerah pelosok yang sulit t erjangkau t ransport asi at au komunikasi, t et api juga di Ibu Kot a dan sekit arnya.14 Selain it u, t erdapat kekacauan pengadaan dan dist ribusi logist ik pemilu, sehingga

13

M. Rusli Karim, Pemilu Demokratis Kompetitif, Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1991, hlm. 1.

14


(21)

Pemilu t idak dapat dilaksanakan secara ser ent ak. Penyelenggara pemilu, yait u KPU, juga dinilai tidak profesional dan t erkesan lemah dan mudah dipengaruhi berbagai t ekanan publik dari pesert a Pemilu. Banyak juga t erjadi pelanggaran dan kecurangan yang bersifat prosedural dan administ rat if. KPU juga t erkesan kurang kompet en, kurang profesional, ser t a kurang menjaga cit r a independensi dan net ralit asnya.15

Perist iw a dan kejadian-kejadian t erkait pelaksanaan Pemilu t ersebut selalu menarik perhat ian media massa. Hal ini t erjadi karena ada dua fakt or yang saling berkait an. Pert ama, dew asa ini polit ik berada di era mediasi (polit ics in t he age of mediat ion), yakni m edia massa. Kedua, perist iw a dalam bent uk t ingkah laku dan pernyat aan para akt or polit ik lazmnya selalu m empunyai nilai berit a sekalipun perist w a it u bersif at rut in.16 Bisa dibilang, akt ivit as m edia massa dalam melapor kan perist iw a polit ik sering member i dampak yang signif ikan bagi perkembangan polit ik. Di sini, media bukan saja sebagai sumber informasi polit ik, namun juga kerap menjadi fakt or pendorong (t rigger) t erjadinya perist iw a politik.

Dikar enakan penerbit annya yang seminggu sekali, hal ini mem buat kart un Panji Koming m empunyai kelebihan, ut amanya dalam t enggat w akt u penerbit an (relat if longgar). Dengan t enggat w akt u longgar inilah sang kar t unis dapat dengan leluasa mencer mat i dan mengeksplorasi kejadian dan fakt a-fakt a t erkait pelaksanaan Pemilu 2009, baik pelaksanaan Pemilu Legislat if maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Bagaimana kart unis menangkap f akt a-fakt a, int rik-int rik seput ar Pemilu 2009, dan ber bagai kejadian luar biasa lainnya unt uk kemudian

15

”Manajemen Pemilu 2009 Terburuk”, Kompas, tanggal 11 April 2009. 16

Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa : Sebuah Studi Critical Discourse Analysis


(22)

diungkapkan dalam bent uk kart un Panji Koming. Hal juga membuat pengolahan dat a bisa dilakukan secara lebih mendalam, sehingga dapat m engena pada int i permasalahan yang ingin diungkapkan.

B. Perumusan M asalah

Berdasar kan uraian lat ar belakang yang t elah diut arakan dimuka, maka penelit i mencoba m enarik rumusan masalah sebagai berikut :

“ Bagaimanakah makna pesan-pesan (message) yang t erkandung dalam kart un Panji Koming, t erut ama t erkait pelaksanaan Pemilu t ahun 2009 sepert i yang dimuat dalam gambar maupun dari segi isi cerit a?”

C. Tujuan Penelitian

1. Unt uk menget ahui bagaimanakah isi pesan-pesan yang disampaikan dalam

kart un Panji Koming t erkait pelaksanaan Pemilu t ahun 2009.

2. Unt uk menget ahui bagaimanakah makna pesan-pesan yang dimuat dalam

kart un Panji Koming t erkait pelaksanaan Pemilu t ahun 2009.

D. M anfaat Penelitian


(23)

-

diharapkan bermanfaat sebagai media pembuka w acana t ent an g pemaknaan-pemaknaan yang t erkandung dalam gambar visual.

2. M anfaat Teor it is at au Akademis :

-

diharapkan bermanfaat bagi pengembangan keilmuan melalui upaya

mengkaji, menerapkan, menguji, m enjelaskan t ent ang t anda makna dan semiot ika

3. M anfaat Prakt is

-

diharapkan bermanfaat sebagai bahan kajian dan ref erensi unt uk penelit ian

selanjut nya, t erut ama yang m emf okuskan pada semiot ika.

E. Telaah Pust aka

1. Proses Komunikasi sebagai Pembangkit M akna

Komunikasi merupakan hal yang pent ing dalam kehidupan manusia. Set iap manusia past ilah mempunyai hasrat unt uk berkomunikasi dengan sesama manusia lainnya, baik it u secara individu maupun secara kolekt if dalam sebuah kelompok. Esensi manusia sebagai makhluk yang t idak t erlepas dar i orang lain inilah yang membuat manusia selalu berhubungan dan berint er aksi dengan manusia lainnya.

Hal ini dikarenakan manusia m erupakan makhluk paling sempurna yang dikaruniai akal pikiran. Dengan akal pikiran it ulah manusia m engalami perubahan. Dan perubahan t ersebut t idak akan t erlepas dari komunikasi. Dalam komunikasi sendiri ada pesan yang disampaikan. Ent ah pesan it u disampaikan


(24)

secara verbal (bahasa lisan) at au non verbal (bahasa isyarat ).17 Pada posisi ini komunikasi menjadi sangat berperan sebagai salah sat u manifest asi unt uk mem enuhi kebut uhan manusia. M elalui komunikasi pula manusia membangun diri dan lingkungannya.18

Dalam proses komunikasi, pesan m erupakan hal yang sangat pent ing. Hal ini karena komunikasi merupakan proses m enyampaikan pesan oleh komunikat or kepada komunikan melalui media yang m enimbulkan ef ek t er t ent u.19 Pesan yang disampaikan ini dapat m elalui berbagai m edia sebagai salurannya. Baik it u secara langsung maupun t idak langsung, at aupun secar a t er surat maupun t ersirat .

Pengert ian isi pesan ini selanjut nya m engarah pada pengert ian makna. Oleh D. Law rence Kincaid dan Wilbur Schramm, makna diart ikan sebagai balasan t er hadap pesan. M akna baru t imbul, jika ada seseorang yang m enafsirkan isyarat at au simbol bersangkut an dan berusaha memahami art inya. Dari sisi

psikologis, isyarat at au simbol bert indak selaku perangsang unt uk

membangkit kan balasan dari penerima pesan.20

Pesan merupakan suat u konst ruksi t anda yang, melalui int eraksinya dengan penerima, menghasilkan makna. Pengir im, yang didefinisikan sebagai t ransmit er pesan, m enurun art i pent ingnya. Penekanan ber geser pada t eks dan bagaimana t eks it u ” dibaca” . Dan membaca adalah proses m enemukan makna

17

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Ctk. Pertama, Bigraf, Yogyakarta, 2000, hlm. 2-3

18

Ibid., hlm. 35. 19

Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Ctk. Kedelapan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hlm. 19.

20

D. Lawrence Kincaid dan Wilbur Schramm, Asas-Asas Komunikasi Antar Manusia, Ctk. Kelima, LP3ES, Jakarta 1984, hlm. 76.


(25)

yang t ejadi ket ika pembaca berint eraksi at au bernegoisasi dengan t eks. Negoisasi ini t erjadi karena pembaca membaw a aspek-aspek pengalaman budayanya unt uk ber hubungan dengan kode dan t anda yang menyusun t eks. Ia juga melibat kan pemahaman yang agak sama t ent ang apa sebenarnya t eks t er sebut .21

Lant as, pesan bukanlah sesuat u yang dikirim dari A ke B, melainkan suat u elem en dalam sebuah hubungan t erst rukt ur yang elemen-elem en lainnya t er masuk r ealit as ekst ernal dan produser/ pembaca. M emproduksi dan membaca t eks dipandang sebagai proses yang paralel, jika t idak ident ik, karena mer eka menduduki t empat yang sama dalam hubungan t er st rukt ur ini.22 M odel st rukt ur t ersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Pesan dan M akna

21

John Fiske, Penerjemah Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim, Cultural and Communication Studies :

Sebuah Pengantar Paling Komprehensif, Ctk. Ketiga, Jalasutra, Yogyakarta, 2006, hlm. 10. 22


(26)

(Sum ber:John Fiske, 2006 : 11)

M odel st rukt ur t ersebut m erupakan sebuah segit iga dengan anak panah yang m enunjukkan int eraksi yang konst an; st rukt ur t ersebut t idaklah st at is, melainkan suat u prakt ik yang dinamis. Set iap anak panah m enunjukkan relasi di ant ara unsur-unsur dalam pencipt aan makna. Dengan kat a lain, st rukt ur t er sebut lebih m emusat kan perhat ian pada analisis serangkaian r elasi t er st rukt ur yang m emungkinkan sebuah pesan m enandai sesuat u.23

Jadi, pada intinya yang dit ekankan disini bukanlah pada komunikasi sebagai proses, m elainkan komunikasi sebagai pembangkit makna (t he generat ion of meaning). Jika A berkomunikasi dengan B, B m emahami maksud pesan A, lebih kurang secara akur at . Agar proses komunikasi berlangsung, A harus m embuat pesan dalam bent uk t anda. Pesan t er sebut m endorong B unt uk mencipt akan makna unt uk B it u sendiri yang t erkait dalam beberapa hal den gan

makna yang dibuat A dalam pesannya.24

Adapun pesan yang dimaksud dalam penelit ian ini adalah berupa kart un Panji Koming t idak akan dapat berart i apapun jika khalayak t idak mem punyai kemampuan dalam m eng-encode, yait u proses m emberikan makna t er hadap pesan t ersebut . Yang kemudian bisa t erjadi adalah ket idaksamaan dalam mempersepsikan sebuah pesan, baik ant ara khalayak yang sat u dengan khalayak yang lainnya. Namun hal ini t idak bisa disebut sebagai kegagalan dalam

23

Ibid., hlm. 60. 24


(27)

komunikasi. Hal ini bisa dikarenakan t erdapat nya perbedaan budaya ant ara

pengirim dan penerima.25

2. M etode Analisis Semiotika

Secara et imologis, ist ilah semiot ik berasal dari kat a Yunani semeion yang berart i ” t anda” . Tanda it u sendiri didefinisikan sebagai sesuat u at as dasar konvensi sosial yang t erbangun sebelumnya, dan dapat dianggap mew akili sesuat u yang lain.26 Secara t er minologis, semiot ika adalah st udi t ent ang t anda dan segala yang berhubungan dengan; cara berfungsinya, hubungannya dengan t anda-t anda lain, pengirimannya, dan penerimaan oleh m ereka yang

mempergunakannya.27

Semiot ik ini menekankan pada fungsi t ent ang yang t anda yang kit a gunakan dalam rangka komunikasi baik it u secara verbal, non verbal dan maupun visual.28 Analisis semiot ik merupakan car a at au m et ode unt uk menganalisis dan memberikan makna-makna t erhadap lambang-lambang yang t er dapat suat u paket lambang-lambang pesan at au t eks.29

Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah segala bent uk sist em lambang (sign) baik yang t erdapat pada media massa maupun yang t erdapat diluar media massa. Urusan analisis semiot ik adalah melacak makna-makna

25

Ibid., hlm. 9. 26

Eco, 1979:16, dalam Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik dan Analisis Framing, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm. 95. 27

Panuti Sujiman dan Aart van Zoest, Serba-serbi Semiotika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, hlm. 5

28

Müfit Senel, “The Semiotic Approach and Language Teaching and Learning”, Journal of Language and Linguistic Studies, Vol.3, No.1, April 2007, hlm. 118. (http://www. jlls.org/Issues/Volume%203/No.1/msenel

.pdf) 29


(28)

yang diangkut dengan t eks berupa lambang-lambang (signs). Dengan kat a lain, pemaknaan t erhadap lambang-lambang dalam t ekslah yang m enjadi pusat perhat ian analisis semiot ik.

Di dalam set iap t eks, t anda-t anda di organisasikan ke dalam sist em t anda yang oleh ilmu semiot ika m erupakan sebuah kode. Kode mempunyai sejumlah unit (at au kadang-kadang sat u unit ) t anda. Cara m engint erpr et asi pesan-pesan yang t ert ulis yang t idak m udah dipahami. Jika kode sudah diket ahui, makna akan bisa dipahami. Dalam semiot ik, kode dipakai unt uk m erujuk pada st rukt ur perilaku manusia.30

Jika dalam t eks kit a dapat memilih dan menghubungkan t anda-t anda dalam hubungannya dengan kode-kode yang sudah kit a kenali maknanya, selanjut nya dilanjut kan kepada sasaran informasi at au pembaca yang kit a inginkan. Karena sist em t anda sifat nya kont eksual dan bergant ung pada pengguna t anda. Pemikiran pengguna t anda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konst ruksi sosial di mana pengguna t anda t er sebut berada.

Dalam m embaca sebuah t eks, pembaca m engint erpr et asikan t anda dengan acuan yang t elah dipahami dan dimenger t i. John Fiske menyebut bahw a semiot ika mempunyai t iga bidang st udi ut ama, yait u 31:

a. Tanda it u sendiri. Hal ini t erdiri at as st udi t ent ang berbagai t anda yan g berbeda, cara t anda-t anda yang berbeda it u dalam menyampaikan makna, dan cara t anda-t anda it u t erkait dengan manusia yang m enggunakannya.

30

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Ctk. Ketiga, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 269

31


(29)

Tanda adalah konst ruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam art ian manusia yang m enggunakannya.

b. Kode at au sist em yang m engorganisasikan t anda. Studi ini mencakup car a berbagai kode dikem bangkan guna m emenuhi kebut uhan suat u masyarakat at au budaya at au unt uk mengeksploit asi saluran komunikasi yang t ersedia unt uk ment ransmisikasikannya.

b. Kebudayaan t empat kode dan t anda bekerja. Ini pada gilirannya bergant ung

pada penggunaan kode-kode dan t anda-t anda it u unt uk keberadaan dan bent uknya sendiri.

Dalam semiot ika komunikasi, t anda at au signal dikaji dalam kont eks komunikasi yang lebih luas yait u m elibat kan berbagai elemen komunikasi. Charles Sanders Peirce melihat t anda (represent amen) sebagai bagian yang t idak t er pisahkan dari objek r ef er ensinya sert a pemahaman subjek at as t anda (int erpret ant )32. Tampak pada definisi Peirce t ersebut peran subjek (somebody) sebagai bagian t idak t erpisahkan dari pert andaan, yang m enjadi landasan semiot ika komunikasi.

Penempat an t anda at au signal didalam rant ai komunikasi menyebabkan t anda at au signal mempunyai per an yang pent ing dalam pent ing dalam komunikasi. Jadi, dalam t eori komunikasi perhat ian lebih kepada kondisi penyampaian signifikasi, yait u ada saluran komunikasi. Berkat saluran komunikasi inilah pesan dapat disampaikan.33

32

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika : Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna, Jalasutra, Yogyakarta, 2003, hlm. 266.

33


(30)

Peirce juga m engungkapkan bahw asanya makna t anda yang sebenar nya

adalah mengemukakan sesuat u.34 Tanda sebagai produksi pesan, direkonst ruksi

berdasarkan kont eks at au sist em sosial-budaya. Jadi, t anda bersumber dari ref erensi sosial-budaya yang disepakat i bersama unt uk dijadikan sebagai pedoman dan acuan unt uk berkomunikasi.

M enurut Peirce, suat u sist em semiot ik t erdiri dari t anda, object dan int erpret ant, dimana int erpret ant dat ang dari int erpr et er di dalam sist em dan mengambil bagian akt if dalam proses semiosis.35 Konsekuensinya, t anda (sign at au represent amen) selalu t erdapat dalam hubungan t riadik, yakni repr esent amen (R), objek (O), dan int erpert ant (I).

R adalah bagian t anda yang dapat dipersepsi (secar a f isik at au ment al). Pada bagian inilah, seorang manusia m empersepsi dasar (ground). Selanjut nya, t anda ini m erujuk pada sesuat u yang diw akili olehnya (O). Bagian ini m enunt un seseorang m engait kan dasar (ground) dengan suat u pengalaman. I merupakan bagian dari proses yang m enafsirkan hubungan R dengan O. Di sini seseoran g bisa menafsirkan persepsi at as dasar yang m erujuk pada objek t ert ent u. Dengan demikian, Peirce m enjadikan t anda t idak hanya sebagai repr esent at if, t et api juga int erpret at if.

Peirce melihat subjek sebagai bagian yang t idak dapat dipisahkan dari

proses signifikasi. M odel t riadik Peirce (represent amen+objek+

34

Ibid., hlm. 7. 35

Marcello Barbieri, The Code Model of Semiosis: The First Steps Toward a Scientific Biosemiotics, The

American Journal of Semiotics 24.1–3, 2008.

(https://secure.pdcnet.org/8525737F0058880E/file/0BC8067551


(31)

int erpret an=t anda) memperlihat kan peran besar subjek dalam proses t ransformasi bahasa. Tanda dalam pandangan Peirce selalu berada di dalam proses perubahan t anpa hent i, yang disebut proses semiosis t idak berbat as (unlimit ed semiosis), yait u proses pencipt aan rangkaian int erpret an yang t anpa akhir.36

Gambar 1.2 M odel Unsur M akna Peirce (Sum ber:John Fiske, 2006 : 63.)

M odel t riadik Peirce t ersebut m emperlihat kan t iga elemen ut ama pem bent uk t anda, yait u r epresent amen (sesuat u yang m erepr esent asikan sesuat u yang lain), objek (sesuat u yang direpr esent asikan), dan int erpret an (int erpret asi seseorang t ent ang t anda).37 Panah dua arah menekankan bahw a masing-masing ist ilah dapat dipahami hanya dalam relasinya dengan yang lain. Sebuah t anda mengacu pada sesuat u di luar dirinya sendiri-objek, dan ini

36

Yasraf Amir Piliang, op.cit., hlm. 266.

37


(32)

dipahami oleh seseorang; dan ini memiliki efek di benak penggunanya-int erpret ant.38

Prinsipnya, segala sesuat u yang dapat menimbulkan kesan dapat pula berfungsi sebagai t anda. Pent ingnya hal ini t erlet ak pada perhat ian yang kemudian diarahkan pada keseluruhan sist em t anda, karena dari sini dan dari penget ahuan kit alah hal it u kit a peroleh. Tanda yang t erpisah mendapat kan art i dari pembedaan, pembandingan, dan pemilihan yang dilakukan secara sist emat is, diat ur dalam ilmu bahasa at au kaidah sist em t anda dari nilai yang diberikan oleh kaidah budaya dan sist em t anda.39

At as dasar hubungan ini, Peirce m engadakan klasifikasi t anda. Tanda yang dikait kan dengan sifat ground dibaginya m enjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualit as yang ada pada t anda. Sinsign adalah eksist ensi akt ual benda at au perist iw a yang ada pada t anda. Legisign adalah norma yang dikandung oleh t anda.40 Berdasarkan sifat hubungan ant ara ground dan objek-nya, Peirce m embedakan t anda at as lambang (symbol), ikon (icon), dan indeks (index). Sekali lagi ket iganya dimodelkan ke dalam sebuah segit ga :

38

John Fiske, Penerjemah Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim, op.cit., hlm. 63.

39

Dennis McQuill, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1995, hlm. 182.

40


(33)

Gam bar 1.3 M odel Kat egori Tipe Tanda Peirce (Sum ber:John Fiske, 2006 : 70)

Peirce berpendapat bahw asanya model t ersebut bermanf aat dan fundam enal mengenai sifat t anda. Ket iganya dapat dijelaskan demikian :41

a. Lambang (sym bol) : suat u t anda dimana hubungan ant ara t anda dan acuannya m erupakan hubungan yang sudah t erbent uk secara konvensional. Lambang ini adalah t anda yang dibent uk karena adanya konsensus dari para pengguna t anda.

b. Ikon (icon) : suat u t anda dimana hubungan ant ara t anda dan acuannya berupa hubungan berupa kemiripan. Jadi, ikon adalah bent uk t anda yan g dalam berbagai bent uk m enyerupai objek dari t anda tersebut .

c. Indeks (index) : suat u t anda yang hubungan eksist ensinya langsung dengan objeknya. Jadi, indeks adalah suat u t anda yang mempunyai hubungan langsung (kausalit as) dengan objeknya.

Sedangkan yang berdasarkan int erpret ant , t anda (sign, represent amen) dibagi at as :42

41

John Fiske, Penerjem ah Yosal Iriant ara dan Idi Subandy Ibrahim, op.cit., hlm . 70-71.

42

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatf, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Ctk. Kedua, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 166.


(34)

a. Rheme at au seme : menanda yang ber t alian dengan mungkin t erpahaminya objek pet anda bagi penafsir.

b. Dicent sign at au dicisign at au pheme : penanda yang menampilkan informasi t ent ang pet andanya.

c. Argument : penanda yang pet andanya akhir bukan benda t et api kaidah.

3. Kartun

a. Kartun dan Karikatur

Kart un mer upakan sebuah gambar yang bersif at represent asi at au simbolik, mengandung unsur sat ir, lelucon dan humor. Kart un biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, dan sering menyorot i masalah polit ik at au masalah publik. Kat a kart un sendiri berasal dari bahasa It alia, cart one yang berart i “ kert as” . Dalam bidang seni m ur ni, kart un m erupakan gambaran kasar at au sket sa aw al pada kert as alot (st out paper) sebagai rancangan at au desain unt uk lukisan kanvas at au dinding.43

Kart un dan karikat ur ibarat binat ang dan gajah. Kart un adalah binat ang, sedangkan karikat ur adalah gajah. Kar t un bukan hanya karikat ur karena ada gag cart oon (kart un murni), st rip cart oon, kart un opini dan lain-lain.44 Art i kat a karikat ur yang sebenarnya adalah “ pot ret w ajah yang diberi muat an l ebih” sehingga anat omi w ajah t ersebut t erkesan dist ort if karena mengalami defor masi bent uk, namun secara visual masih dapat dikenali objeknya. Kat a

43

The Encyclopedia Americana International Edition Volume 5 (Burma to Cathay), Americana International

Corporation, 1974, hlm. 728.

44


(35)

karikat ur berasal dari bahasa It alia caricat ura, dari asal kat a caricare yang

bermakna m emberi muat an at au t ambahan berlebih.45

Gambar 1.4 Karikat ur ” Yasser Arafat ” karya G.M . Sudhart a (Sum ber : M uhammad Nashir Setiaw an, 2002 : 47.)

Sebagai salah sat u bent uk kom unikasi grafis, kart un at au karikat ur merupakan suat u media visual bergambar yang secara simbolis dapat digunakan unt uk m engekspr esikan maksud dan t ujuan, yakni dengan m elalui bent uk dialog, gerak t ubuh (gest ure), ekspresi mimik, dan kadang m enggunakan kat a-kat a sebagai penyert a gambar. Bahkan bent uk graf is simbolis/ gambar membuka peluang seseorang unt uk berani m engekspresikan diri t erhadap emosi at aupun agit asi yang dit ekan.46. Tanda-t anda t ert ent u juga sering dipakai unt uk menggant i kat a-kat a at au kalimat . Tanda-t anda non ver bal ini sangat pent ing dalam komunikasi.

45

The Encyclopedia Americana International Edition Volume 5 (Burma to Cathay), op.cit., hlm. 660. 46


(36)

Tanda-t anda t ersebut digunakan unt uk menghindari unsur sarkast is yang mungkin dapat t imbul, selain unt uk menghindar i sikap mengkrit ik dan menyalahkan pihak-pihak t ert ent u secara langsung. Hal ini dikarenakan, meskipun pesan-pesan di dalam kart un sama seriusnya dengan pesan-pesan yang disampaikan lew at berit a dan art ikel, pesan-pesan kart un seringkali lebih mudah dicer na at au dipahami sehubungan dengan sifat nya yang m enghibur. Dit ambah, krit ikan yang disampaikan secara jenaka t idak begit u dirasakan

mel ecehkan at au mempermalukan.47

Dengan keluw esannya dalam m engemas pesan yang ingin disampaikan namun t anpa m enyinggung secara t er buka orang maupun inst it usi yang dikrit ik at aupun dicela, kart un mampu menghaluskan pesan krit isnya. Walaupun demikian, penghalusan t ersebut t idak m engurangi ket ajamannya dalam mengkrit isi sebuah perist iw a. Penghalusan makna sangat t erasa dalam penyampaian yang dikemas dalam bent uk humor. Selain it u, dengan humor, pem baca dapat t ert aw a, merasa opt imis dalam melihat sesuat u, baik yang merasa dikrit ik at aupun yang mengkrit ik.48

Karya kart un yang m engandung sindiran disebut juga graphic sat ire (GS). Garphic sat ire m empunyai penger t ian sebagai karya sat ir yang dikemas dalam bent uk visual. Graphic sat ir e ini mempunyai beberapa t eknik pengungkapan, yait u 49:

47

Ibid., hlm. 4. 48

T. Susanto, Pamflet Politik Sulit Dihindari, Prisma, Nomor 1 Tahun XXV, Januari 1996, hlm. 38.

49

Ashadi Siregar dan I Made Suarjana, Bagaimana Mempertimbangkan Artikel dan Opini Untuk Media


(37)

a. in konkret i, t eknik pengungkapan dengan m embuat penyajian yang ganjil, aneh maupun absurd. Teknik ini mengacaukan dan mel ecehkan logika, w akt u, maupun t empat .

b. dist ort ion, m elebihkan at au hiperbola. Teknik ini membuat def ormasi pada suat u karakt er at au keadaan t er t ent u.

c. cont r ast, menyajikan hal-hal yang berlaw anan, paradoks, maupun ironi. d. indirect ion, penyajian dengan m enggunakan simbol-simbol, idiom, met afor a

at au parodi sert a ut opia.

e. surprise, penggunaan logika yang t idak t erduga, hal-hal di luar dugaan dan mengejut kan.

Graphic sat ire ini dapat dipilah ke dalam t iga kat egori 50 :

a. comics sat ire, dikemas dalam bent uk lucu dan humor yang m enonjol dengan maksud menert aw akan dan mengajak pembaca unt uk t ert aw a.

b. t ragic sat ire, dibuat unt uk membuat kesedihan, keget iran, iba hati at au kemarahan. Biasanya unt uk mengangkat masalah yang berkait an dengan kemat ian, musibah, perang, penderit aan, at au hal t ragis lainnya.

c. nit e-marries sat ire, karya yang menghadirkan suasana seram, m encekam dan surealist is, mengggambarkan mimpi buruk. Biasanya dibuat unt uk masalah yang berkait an dengan penyimpangan moral.

Sebet ulnya karikat ur adalah bagian dari kart un opini, t et api m enjadi salah kaprah. Karikat ur yang sudah diberi beban pesan, krit ik, dan sebagainya berart i t elah m enjadi kart un opini. M uat an kar t un opini secara sit uasional ber langsung

50


(38)

singkat , namun bisa berulang sepert i siklus.51 Kart un biasanya t ampil dalam sat u frame dan t idak mempunyai karakt er t erus m enerus. Namun, kadang t erdapat karakt er yang digunakan berkali-kali.52 Adapun kart un-kart un yang t erdapat di media cet ak meliput i :

a. Kart un edit orial

Kart un edit orial mer upakan kart un yang digunakan sebagai visualisasi t ajuk rencana at au edit orial surat kabar. Kart un ini t idak selalu lucu at au m embuat pem baca t ert aw a, namun isinya selalu menampilkan permasalahan akt ual, yan g secara kont ekst ual bersent uhan dengan masalah sosial politik sehingga sering disebut juga sebagai kart un polit ik.

51

Pramono, op.cit., hlm. 49.

52


(39)

Gambar 1.5 Kart un Polit ik karya David Low

(Sum ber:The Encyclopedia Americana Int ernat ional Edit ion Volume 5, 1974 : 731)

Kart un edit orial biasa muncul secara berkala dan dit empat kan di halaman yang sama pada t at a-let ak surat kabar, dan menjadi t ajuk rencana dalam bent uk visual. Karena dit am pilkan secara rut in inilah maka kart un t ersebut dianggap sebagai sikap dan opini redaksi, sejalan dengan misi m edia yang mem uat nya. Timbulnya kekhasan kar t un ini dikarenakan kart un edit orial t ersebut sejalan dengan policy m edia yang bersangkut an. Isu yang seri ng diangkat dan dijadikan kart un pun t ergant ung sikap surat kabar bersangkut an t erhadap isu t ersebut .

b. Kolom kart un/ komik kar t un

Kolom kart un/ kart un komik m erupakan susunan gambar, biasanya t erdiri dari t iga sampai enam kot ak. Isinya adalah koment ar humorist is t ent ang suat u perist iw a at au masalah akt ual.53 Dalam dunia kolom kart un/ komik kart un, ruang diant ara panel-panel disebut sebagai ” parit ” . Di dalam ruang sela inilah imajinasi

53


(40)

manusia mengambil dua gambar yang t erpisah dan mengubahnya menjadi gagasan.54

Panel komik memat ahkan w akt u dan ruang menjadi suat u perist iw a yang kasar, dengan irama yang pat ah-pat ah, sert a t idak berhubungan. Closure memungkinkan penggabungkan perist iw a t ersebut dan menyusun realit a yang ut uh dan ajek dalam pikiran. Closure m erupakan fenomena m engamat i

bagian-bagian t et api memandangnya sebagai keseluruhan.55

Gambar 1.6 “ Parit” dalam kolom kartun. (Sum ber : kolom kartun Panji Koming)

54

Scout M cCloud, Understanding Comics : The Invisible Art , Ct k. Kedua, Kepust akaan Populer Gram edia (KPG), Jakart a, 2002, hlm. 9.

55


(41)

Kebanyakan panel-ke-panel dalam komik kart un dibagi menjadi beberapa golongan, yait u :56

Peralihan w akt u-ke-w akt u. M em erlukan closure yang sangat sedikit .

Peralihan sat u subyek dalam proses aksi-ke-aksi.

Peralihan aspek-ke-aspek.

Peralihan dari pada sit uasi subyek-ke-subyek namun masih dalam sat u

adegan at au gagasan.

Peralian adegan-ke-adegan. Peraihan ini membaw a kit a m elint asi ruang dan

w akt u. M embaca jenis ini diperlukan pemikiran indukt if.

Peralihan non-sequit ur. Peralihan ini t idak menunjukan hubungan yang logis

ant ara panelnya.

Kolom kart un/ komik kart un m emiliki ciri-ciri : mempunyai karakt er t et ap, frame digunakan unt uk m enunjukkan (t ahapan) aksi, t erdapat dialog dalam balon kat a. Selain it u, ada bebarapa konvensi yang perlu diket ahui dalam kolom kart un/ komik kart un, yait u :57

• Cara menggambarkan karakt er m erupakan penunjuk apakah komik kart un

t er masuk lelucon at au w acana serius.

Ekspresi w ajah, dipergunakan unt uk menunjukkan perasaan at au pernyat aan emosi dari berbagai karakt er.

Bal on kat a digunakan unt uk m enunjukkan dialog t okoh, kadang kat a diberi t ekanan dengan dicet ak t ebal at au bent uk t ipograf i khusus.

Garis gerak, unt uk menunjukkan suat u gerakan dan kecepat an.

56

Ibid., hlm. 70-72. 57


(42)

Panel di baw ah at au di at as fr ame, menjaga kont inuit as dan menjelaskan pada pembaca apa yang diharapkan at au kelanjut an sekuens berikut nya.

Set t ing, dimaksudkan unt uk menunt un pembaca pada kont eks w acana yang sedang dicerit akan

Aksi, komik kart un/ kolom kart un m emberikan poin-poin aksi yang

selanjut nya dilengkapi sendiri oleh pikiran pembaca.

c. Kart un murni (gag cart oon)

M erupakan kart un yang dimaksudkan sebagai gambar lucu at au olok-olok t anpa bermaksud mengulas suat u per masalahan at au per ist iw a akt ual.

Gam bar 1.7 Kar t un M urni at au Gag Cart oon (Sum ber : Kedaulat an Rakyat, M inggu 6 Desem ber 2009)

b. Sejarah Kartun


(43)

a) Era Prasejarah

Pada masa prasejarah, penggunaan grafis yang bernilai t anda merupakan penggant i kat a dan pengisahan lisan. Di Prancis, t erdapat grafis yang t erukir di gua Lascaux. M eski belum m engandung sandi yang membent uknya m enjadi bahasa, namun t or ehan graf is ini t elah menunjukkan ” pesan” sebagai komunikasi non verbal paling kuno.58 Selain it u, di Prancis juga dit emukan Permadani Bayeux sepanjang 230 kaki yang menggambarkan penaklukan Norman at as Inggris, dan diperkirakan dibuat aw al t ahun 1066.59

b) Era Pert engahan

Kart un mulai diperhit ungkan kehadirannya pada t ahun 1843, ket ika diadakan suat u pameran besar dan kompet isi kart un yang diprakarsai oleh suami Rat u Vict oria, yait u Pangeran Albert . Tujuan kompet isi ini adalah unt uk m endapat kan suat u desain hiasan dinding unt uk Gedung Balaikot a yang baru. Saat it u majalah Punch m emuat gambar karya John Leech yang berjudul Car t oon No.1, yang memprot es pam eran dan kompet isi t ersebut karena dianggap pemborosan. Sejak per ist iw a inilah ist ilah “ kart un” mulai dikenal luas.60

Sekit ar t ahun 1890-an, kolom kart un m erupakan format yang sangat populer ket ika diperkenalkan dalam suplemen mingguan di surat kabar

58

Guntur Angkat, ” Selint as Sej arah Komik Indonesia” , htt p:/ / re-searchengines.com/ art 05-72.html, 10 Novem ber 2009, 3:59:17 AM .

59

Scout McCloud, op.cit., hlm. 12.

60


(44)

Amerika dengan t ujuan sebagai media promosi dan menarik minat pem baca. Kart un cipt aan James Sw inner t on, The Lit t le Bears and Tigers yang dimuat oleh surat kabar San Francisco Examiner t ahun 1892 merupakan kart un per t ama yang t erbit di surat kabar. Pada t anggal 7 Juli 1895, karya Richard Out cault , Dow n i n Hogan’ s Alley, dit erbit kan oleh surat kabar New York World milik Joseph Pulit zer. Di t ahun 1896, kart un ini bergant i m enjadi The Yellow Kid.61 Sekit ar t ahun 1898, surat kabar milik Randolph Heart , New York Journal, m enjadi surat kabar pert ama yang memiliki kolom kart un berw arna.62

c) Era Kont em porer

Penerbit surat kabar di Am erika Serikat mulai menyambut kart un sebagai pemacu sirkulasi surat kabar dan mulai mendorong seniman lainnya unt uk memasuki bidang kar t un. Beberapa karya yang dimuat dalam surat kabar w akt u it u ant ar a lain Foxy Granpa (1900) karya Carl Schult ze, Toonerville Folks (1908) kar ya Font aine Fox, dan The Family Upst airs (1910)

karya George Herriman.63

2).

Sejarah Kart un Indonesia

a) Asal Usul

Bangsa Indonesia t erbukt i m emiliki hasil kebudayaan yang t inggi. Beberapa cont oh peninggalannya adalah relief Candi Borobudur yang memuat ajaran Buddha dan relief Candi Prambanan yang berisi kisah

61

Groiler Academic Encyclopedia Volume 5, Groiler International Inc, 1991, hlm. 135.

62

The Encyclopedia Americana International Edition Volume 7 (Civilization to Coronium), Americana International Corporation, 1974, hlm. 371.

63


(45)

Ramayana dan M ahabarat ha. Kedua relief t ersebut secara narat if mengungkapkan pesan m elalui bent uk visual dan merupakan cikal bakal karya seni sejenis kart un yang dikemas secara t iga dim ensi.64

Adapun cont oh yang lebih mendekat i kart un dew asa ini adalah gambar pada w ayang beber yang t erdapat Pacit an, t epat nya di desa Gedompol. Disana t ersimpan gulungan w ayang yang m encerit akan legenda Dj aka Kem bang Kuning. Gambar t ersebut t ert era di at as 6 gulungan kain, 4 gambar dan berukuran 0,6 m et er x 3 met er, sehingga harus digulung jika t idak dipakai.65

b) Kart un Era 1930-1980

Di masa Hindia Belanda, kart un muncul di media massa sebelum Perang Dunia II. Harian berbahasa Belanda, De Java Bode memuat kar ya Clinge Doorenbos berjudul Flippie Flink dalam rubrik anak, disusul mingguan De Orient yang memuat kart un Flash Gordon.66

Pada t ahun 1930, surat kabar berbahasa M elayu, Sin Po, memuat kart un karya Kho Wang Gie. Kemudian diaw al 1931, muncul t okoh Put On yang muncul t iap Jumat at au Sabt u dan segera akrab dengan para pembaca. Hal ini berlangsung cukup lama hingga surat kabar Sin Po dilarang t erbit (1931-1960).67

64

Muhammad Nashir Setiawan, op.cit., hlm. 4.

65

“Wayang Beber Pacitan Terancam Punah”, Kompas, tanggal 19 Juli 2009

66

Marcel Boneff, Komik Indonesia (Les Bandes Dessinees Indonesiennes), Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Jakarta, 1998, hlm. 19.

67

“ Si Put On, Tak Sekadar Komik Set rip” ,htt p:/ / ww w.kom pas.com/ read/ xml/ 2009/ 03/ 20/ 15151130/ Si.Put .


(46)

Pada masa pendudukan Jepang, pers dimanf aat kan unt uk keperluan propaganda. M isalnya harian Sinar M at ahari di Yogyakart a yang memuat Pak Leloer dan legenda Roro M endoet karya B. M ar gono. Di t ahun ’ 50-an, kart unis Abdulsalam membuat Kisah Pendudukan Jogja dan kisah Pangeran Diponegor o di Kedaulat an Rakjat .68

Per geseran produksi ke Sumat ra t elah m embuka cakraw ala baru. Para kart unis M edan banyak m enyumbangkan nilai est et is pada kart un, yang kurang diperhat ikan. Sekit ar t ahun 1963, kart un perjuangan kembali disukai. Cont ohnya kart un Pedjuang t ak Kenal M undur.Upaya unt uk membendung pengaruh Barat juga dikart unkan, m isalnya Ganjang Rok Ket at, Pest a Pora, dan sebagainya.69

Set elah perist iw a Okt ober 1965, pengaw asan yang ket at t erjadi. Komisi penilai kart un dibent uk, anggot anya t erdiri dari w akil mahasisw a, anggot a M PR, Dep. Kehakiman, Dep. Penerangan, dan Polisi. M er eka m emut uskan agar kart un diperiksa ket ika berbent uk naskah, kemudian dikeluarkan surat izin t erbit nya.70

Per t umbuhan kar t un t ahun 1967 mulai bebas dari pengarahan yang ket at dan t idak ada keset iaan pada sat u jenis publik pembaca. Bila dilihat dari isinya, t ampak bahw a kart un Indonesia berusaha unt uk membebaskan

68

Marcel Boneff, op.cit., hlm. 21.

69

Arsw endo Atm owilot o, “ Komik It u Baik (2): Koran M edan, Sert a Cint a Jakarta“ , htt p:/ / komikindonesia

.com/ / index.php?opt ion=com _cont ent & task=view& id=96& It emid=2, 04 Novem ber 2009, 8:58:42 AM 70


(47)

diri dari pengaruh Barat , dan secara lambat laun orang sampai pada suat u

pilihan, membina kebudayaan bangsa.71

c. Kartun Opini dan M edia M assa

M edia massa berfungsi memberikan informasi dan pendidkan. Aspek ini menyusup dalam bent uk kart un edit orial. Dengan kemunculannya yang t erat ur dan banyak m enyinggung kehidupan masyarakat , maka kart un akan m empunyai fungsi yang m empengar uhi. Gaya penyampaian yang ringan, dan humorist is berbeda dengan t ajuk r encana yang serius. It ulah sebabnya kart un opini

berfungsi pula sebagai media yang menghibur.72

Kart un akan m enghibur pembaca set elah lelah membaca berit a-berit a yang sifat nya serius dan menyerap banyak pikiran. Dengan m edia kart un, pikiran pem baca akan segar kembali.73 Selain it u kart un merupakan sarana yang ef ekt if di saat saluran krit ik lain t idak dapat menjalankan fungsinya.

Sebagai kart un opini, kart un yang dimuat t ent u m encerminkan kebijakan dan policy media yang m emuat nya, sekaligus mencer minkan pula budaya komunikasi masyarakat pada masanya. Jadi,isu yang dijadikan kart un t ergant un g sikap surat kabar bersangkut an t erhadap isu t ersebut .74 Set idaknya ada empat hal t eknis yang harus diingat dalam penyampaian kar t un opini. Pert ama, harus informat if dan komunikat if. Kedua, harus sit uasional dengan pengungkapan

71

Ibid., hlm. 43. 72

Ashadi Siregar dan I Made Suarjana, Bagaimana Mempertimbangkan Artikel dan Opini Untuk Media

Massa, Kanisius, Yogyakarta, 1996, hlm. 24. 73

Ibid., hlm. 25. 74

Bert a Fakhrian, “ Kartun, ht t p:/ / laskarkomik.blogspot.com/ 2009/ 04/ kart un_19.html, 10 Juli 2009, 9:08:10 P


(48)

yang hangat . Ket iga, cukup m emuat kandungan humor. Keem pat , harus

mempunyai gambar yang baik.75

4. Kartun Panji Koming

Panji Koming merupakan sebuah kart un yang dit erbit kan secar a berkala di surat kabar Kom pas edisi M inggu sejak 14 Okt ober 1979 hingga sekarang. Kart un ini dicipt akan oleh Dw i Koendoro Brot oat modjo. Nama kart un ini berasal dari t okoh ut ama yait u Panji Koming. Selain singkat an ” Kompas M inggu” , Koming diart ikan sebagai ” bingung” at au ” gila” .76

Kolom kart un Panji Koming ini m erupakan bent uk lain dari rubrik opini (view s) redaksi surat kabar harian Kompas. Sehingga, bila kit a lihat peran Panji Koming sebagai bagian dari edit orial Kom pas, maka aura “ t ajuk r encana” harian Kompas yang akan t ampak. Disinilah sebenarnya sekuens perist iw a (diegesis) fenomena sosio-polit ik dalam negeri t erefl eksi dalam cerit a Panji Koming.77 Ia t idak secara eksplisit m enj elaskan f enom ena sosio-polit ik dalam negeri, namun fenomena t ersebut dihadirkan dalam bent uk kiasan. Ia juga t idak sekadar menjadi hiburan visual bagi pembacanya, karena Panji Koming juga t urut memanggul amanat redaksional yang t idak secara eksplisit dijelaskan.

Dalam penerbit annya, Panji Koming kerap m engangkat isu-isu akt ual dan fakt ual unt uk kemudian dit uangkan dalam bent uk kart un yang menggelit ik dan krit is t erhadap f enom ena yang t erjadi dalam m asyarakat . Sindiran yang disampaikan sangat halus dalam m engupas int i masalah, sehingga dapat

75

Pramono, op.cit., hlm. 49.

76

Muhammad Nashir Setiawan, op.cit., hlm. 55.

77


(49)

mengundang senyum. Walaupun secara umum pandangan t erhadap permasalahan yang diangkat sama dengan surat kabar yang mengembannya (surat kabar Kom pas). Namun melalui “ kont emplasi” (ist ilah Dw i Koendor o dalam m enyebut proses kr eat if nya) yang m endalam dan mendasar, Panji Koming dapat t ampil secar a krit is, kreat if, dan mampu menyamarkan kondisi akt ual ke dalam bent uk m et afora. Selain it u, ia juga mam pu m engangkat permasalahan yang abst rak dibuat menjadi t anda-t anda kasat mat a.78

Sebagai kar t un yang bemuat an opini at au krit ik, episode Panji Koming t idak dapat langsung t ampil di Kompas. Ia harus m elalui prosedur khusus, bahw a kart un yang akan dit erbit kan harus m elew at i m eja pimpinan redaksi. Art inya, kart unis yang harus m empresent asi dan mendiskusikan dengan pimpinan dan sebuah t im kecil redaksi. Set elah it u, bila dinyat akan “ lolos sensor” berart i episode t ersebut dapat dinikmat i pembaca.79

Ket elit ian Dw i Koendoro dalam m engggambarkan karyanya, membuat kart un ini memiliki keist imew aan dan ciri khas yang kuat . Penggambaran t okoh, karakt er, dan segala at ribut nya dianggap m ew akili kelompok at au lapisan dalam masyarakat yang diangkat dalam kart un Panji Koming. Lew at kekuat an ” bahasa gambar” dan balon t eks pendek, pesan yang sedang diangkat pemasalahannya bisa t ersampaikan.

Pada aw al penerbit annya, dalam kart un ini hanya ada sat u t okoh ut ama, yait u Panji Koming. Set elah beberapa kali penerbit an, muncul karakt er yang lain.

78

Ibid., hlm. 13. 79


(50)

Diant aranya pacar Panji Koming yang bernama Ni Woro Ciblon. Kaw an Panji Koming yang bernama Pailul, dan kekasihnya Ni Dyah Gembili. Empu Randubant al dan kirik, sert a t okoh ant agonis bernama Denmas Arya Kendor.

F. M etode Penelitian 1. Jenis Penelitian

M et ode analisis semiot ika pada dasarnya bersifat kualit at if-int erpr et at if (int erpret at ion), yait u sebuah m et ode yang memfokuskan dirinya pada t anda dan t eks sebagai objek kajiannya, sert a bagaimana penelit i menaf sirkan dan memahami kode (decoding) di balik t anda dan t eks t ersebut .80 Karena sifat nya it ulah dat a yang digunakan bukan dat a yang bersif at bi langan (quant um), namun dat a-dat a yang bersifat subst ansif.

Dalam desain penelit iannya, penelit ian kualit at if lebih bebas st rukt ur dan sist emat ikannya, sert a t idak t erikat secara kaku sepert i desain kuant it at if. Hal ini disebabkan riset kualit at if yang bersifat subjekt if dan t idak bermaksud m embuat

generalisasi.81 Jika dat a yang t erkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan

fenomena yang dit elit i, maka t idak pelu mencari sampling lainnya. Jadi, yang lebih dit ekankan disini adalah persoalan kedalaman (kualit as) dat a, bukan banyaknya (kuant it as) dat a.82

Penelit ian int erpret at if kualit at if berangkat dari pendekat an

fenomenologis, dimana yang dit ekankan olehnya adalah aspek subjekt if dari

80

Yasraf Amir Piliang, op.cit., hlm. 270.

81

Ibid., hlm. 88. 82


(51)

perilaku seseorang. M er eka berusaha unt uk masuk ke dalam dunia konsept ual para subjek yang dit elit inya sedemikian rupa sehingga mer eka m engert i apa dan bagaimana suat u penger t ian yang dikembangkan oleh m er eka di sekit ar perist iw a dalam kehidupan sehari-hari.83

Pendekat an subjekt if muncul kar ena menganggap manusia berbeda dengan sesuat u benda. M anusia dianggap bebas dan akt if dalam berperilaku dan memaknai realit as sosial. Realit as merupakan hasil int eraksi ant arindividu.84 Realit as merupakan konst ruksi sosial (social const ruct ed). Kebenaran suat u realit as bersifat relat if, maka berlaku kont eks spesififik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.

Pada pendekat an ini, subjekt ivit as m erupakan t it ik kunci unt uk membuat objek m enjadi ber makna. Disini met ode kualit at if mulai menunjukkan bent uknya yang dapat digunakan sebagai m et ode penelit ian, dimana penelit i menggunakan t eori int erpret at ive.85 Namun, unt uk memper t ajam int erpr et asi makna t anda dalam ” t eks” ser t a menjaga validit as kajian, diperlukan dat a dari berbagai sumber yang berfungsi sebagai penguat t afsiran. Langkah ini

dimaksudkan unt uk m enjaga signifikasi permasalahan dan sekaligus

menghindari pembiasan t afsiran.86

2. M etode Penelitian

83

Lexy J. Moleong, Metodogi Penelitian Kualitatif, Ctk. Kesebelas, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 9.

84

Rachmat Kriyantono, op.cit., hlm. 55.

85

Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Agus Salim, Tiara Wicaksana, Yogyakarta, 2001, hlm. 104

86


(52)

Sesuai paradigma krit is, analisis semiot ik bersifat kualit at if. Jenis penelit ian ini memberi peluang yang besar bagi dibuat nya int erpr et asi-int erpr et asi alt ernat if.87M et ode ini memfokuskan dirinya pada t anda dan t eks sebagai objek kajiannya, sert a bagaimana penelit i menafsirkan dan memahami kode (decoding) di balik t anda dan t eks t ersebut . Dengan kat a lain, met ode ini berkait an dengan penafsir an dari t anda, set elah ada t eks, langkah berikut nya adalah penemuan t anda dan pemaknaan t anda.

Kar ena bersifat kualit at if-int erpret at if (int erpret at ion), maka secara umum penerapannyapun mengikut i prosedur yang digunakan dalam met ode kualit at if. Sedangkan unt uk m empert ajam int erpr et asi makna t anda dalam ” t eks” sert a menjaga validit as kajian, diperlukan dat a dari berbagai sumber yang berfungsi sebagai penguat t afsiran. Oleh karena it u, selain dikaji sebagai “ t eks” , secar a kont ekst ual juga perlu dilakukan, yait u dengan m enghubungkan karya seni (kolom kart un Panji Koming) dengan sit uasi yang menonjol di masyarakat . Langkah ini dimaksudkan unt uk m enjaga signifikasi permasalahan dan sekaligus menghindari pembiasan t afsiran.

Dalam penelit ian ini, digunakanlah met ode Analisis Semiot ika unt uk mengint erpr et asikan dan pemaknaan seluruh t anda-t anda (signs) yang t er kandung didalamnya dengan menggunakan pendekat an t ipologi t anda Charles Sanders Peirce. Berdasarkan obyeknya, Peirce membagi t anda at as icon (ikon), index (indeks) dan symbol (simbol).

a. Icon (ikon)

87


(53)

Di dalam ikon, hubungan ant ara t anda dan obyeknya t erw ujud sebagai kesamaan dalam ber bagai kualit as yakni dalam kesamaan at au kesesuaian rupa yang t erungkap oleh penerimanya. Ikon juga bisa diartikan sebagai suat u kemiripan ant ara t anda dan obyeknya.88

b. Index (indeks)

Indeks adalah t anda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah ant ara t anda dan pet anda yang ber sifat kausal at au hubungan sebab akibat , at au t anda yang langsung mengacu pada kenyat aan.89

c. Sym bol (simbol).

Simbol adalah bent uk t anda yang t erjadi karena hasil konsensus dari para pengguna.90

3. Analisis Data

Analisis semiot ik bersifat kualit at if-int erpr et at if. Karena it u maka secara umum penerapannya mengikut i prosedur yang digunakan dalam m et od e kualit at if, yait u sebagai berikut :

88

Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar... op.cit., hlm. 42.

89

Ibid., hlm. 42-43. 90


(54)

Gambar 1.8 Proses Analisis Dat a Kualit at if (Sum ber : Rachmat Kriyant ono, 2008 : 195)

Analisa dimulai dari dat a yang dikumpulkan penelit i dilapangan. Kemudian dat a t ersebut diklasifikasikan dalam kat egori-kat egori t ert ent u. Pengklasifikasian at au Pengkat egorian ini harus memperhat ikan kesahihan, dengan memperhat ikankompet ensi subjek penelit ian, t ingkat aut ensit asnya dan melakukan t r iangulasi berbagai sumber dat a. Set elah diklasifikasikan, penelit i

melakukan pemaknaan t erhadap dat a.91 Dimana dalam penelit ian ini,

digunakanlah met ode Analisis Semiot ika unt uk mengint erpr et asikan dan pemaknaan seluruh t anda-t anda (signs) yang t erkandung didalamnya dengan menggunakan pendekat an t ipologi t anda Charles Sander s Peirce.

4. Validitas dan Reabilitas Data

Unt uk mendukung analisa dat a dengan M et ode Analisis Semiot ika,

digunakanlah t eknik t riangulasi. Triangulasi ini dilakukan dengan

membandingkan at au m engecek ulang derajat kepercayaan suat u informasi

91


(55)

yang diperoleh dari sumber yang berbeda.92 Dalam penelit ian ini digunakan t riangulasi dat a, yakni penggunaan sumber dat a yang ber variasi.

5. Korpus Penelitian

Riset kualit at if t idak bert ujuan unt uk m embuat generalisasi hasil riset . Hasil riset lebih bersifat kont ekst ual dan kasuist ik, yang berlaku pada w akt u dan t empat t ert ent u sew akt u riset dilakukan. Karena it u, pada riset kualit at if t idak dikenal ist ilah sampel. Dalam st udi semiot ik dikenal ist ilah korpus. Korpus merupakan suat u himpunan t erbat as at au juga berbat as dari unsur yang memiliki sifat bersama at au t unduk pada at uran yang sama dan karena it u dapat dianalisis sebagai keseluruhan, m eskipun t idak secar a langsung m enghasilkan generalisasi.93

Hal ini dimaksudkan unt uk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya m elalui pengumpulan dat a sedalam-sedalam-dalamnya, selain unt uk menjaring sebanyak m ungkin informasi dari berbagai macam sumber dan kont ruksinya. Dengan demikian t ujuannya bukanlah m emusat kan diri pada adanya perbedaan yang nant inya dikembangkan kedalam generalisasi. Tujuan yang dimaksud adalah unt uk merinci kekhususan yang ada kedalam ramuan kont eks yang unik, dan juga unt uk m enggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan t eori yang muncul.94

Adapun korpus dalam penelit ian ini adalah kolom kart un Panji Koming yang t erdapat di surat kabar harian Kompas edisi M inggu, t erhit ung sejak

92

Ibid., hlm. 70. 93

Ibid., hlm. 163. 94


(1)

a) Pesert a Pemilu Presiden dan Wakli Presiden

Pada pelaksanaan pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini, t erdapat 3 (t iga) pasangan calon yang berkompet isi. Ket iganya adalah :

• Pasangan Calon M egaw at i Soekarnoput r i - Prabow o Subiant o

Diusulkan oleh PDI-Perjuangan, Gerindra, PNI M arhaenisme, Par t ai Buruh, Pakar Pangan, Part ai M erdeka, Par t ai Kedaulat an, PSI, PPNUI (persent ase suara sah 20,60% dan persent ase kursi DPR 21,61%)

• Pasangan Calon Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono

Diusulkan oleh Part ai Dem okrat , PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, PDS, PKPB, PBR, PPRN, PKPI, PDP, PPPI, Part ai RepublikaN, Part ai Pat riot , PNBKI, PM B, PPI, Part ai Pelopor, PKDI, PIS, Part ai PIB, Part ai PDI (dengan persent ase suara sah 59,70% dan persent ase kursi DPR 56,07%)

• Pasangan Calon Jusuf Kalla - Wirant o

Diusulkan oleh part ai Golkar dan Hanura (dengan per sent ase suara sah 18,22% dan persent ase kursi DPR 22,32%)


(2)

Gambar 2.3 Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Pesert a Pemilu 2009 (Sum ber : w ww .mediacent er.kpu.go.id)

b) Sist em Pemilu Presiden dan W akil Presiden

Sist em yang dipakai adalah Sist em Pemilu Dua Put aran, dikombinasikan dengan dist ribusi geografis suara. Pasangan Calon t erpilih adalah pasangan calon yang m emperoleh suara lebih dari 50% (mayorit as m ut lak) dengan sedikit nya 20%


(3)

suara di set iap provinsi yang t ersebar di lebih dari ½ (set engah) jumlah provinsi di Indonesia. Apabila t idak ada yang m encapai kondisi t ersebut , berlaku ket ent uan sebagai berikut 123:

2 (dua) Pasangan Calon yang m emperoleh suara t erbanyak per t ama dan kedua dipilih kembali oleh r akyat secara langsung dalam Pemilu.

Dalam hal perolehan suara t erbanyak dengan jumlah yang sama diper oleh oleh 2 (dua ) Pasangan Calon, kedua Pasangan Calon t ersebut dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Dalam hal perolehan suara t erbanyak dengan jumlah yang sama diper oleh oleh 3 (t iga) Pasangan Calon at au lebih, penent uan peringkat pert ama dan kedua dilakukan berdasarkan persebaran w ilayah per olehan suara yang lebih luas secara berjenjang.

Dalam hal perolehan suara t erbanyak kedua dengan jumlah yang sama diperoleh oleh lebih dari 1 (sat u) Pasangan Calon, penent uannya dilakukan berdasarkan persebaran w ilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang.

c) Kampanye

Kampanye Pilpres 2009 diselenggarakan pada 2 Juni hingga 4 Juli 2009 dalam bent uk rapat umum dan debat calon. M at eri kampanye meliput i visi, misi, dan program pasangan calon. Kampanye dalam bent uk r apat umum berlangsung selam a

123

Poin-poin ini berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia nom or 42 Tahun 2008 t ent ang Pem ilihan Um um Presiden dan Wakil Presiden, Bab XII Penet apan Pasangan Calon Presiden Dan W akil Presiden Terpilih Pasal 159.


(4)

24 hari dalam 3 put aran, mulai dari 11 Juni hingga 4 Juli 2009. Pada set iap put aran, set iap pasangan calon mendapat kan jat ah 8 kali rapat umum di set iap provinsi.

Debat calon presiden diselenggarakan sebanyak 3 kali, sedangkan debat calon w akil presiden diselenggarakan sebanyak 2 kali. Set iap debat diselenggarakan oleh st asiun t el evisi nasional yang t elah dit ent ukan oleh KPU, dengan t ot al alokasi w akt u unt uk set iap debat adalah 2 jam.

d) Hasil Pemilu Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

Pelaksanaan pemungut an suara unt uk pemilu Pr esiden dan Wakil Presiden dilakukan pada t anggal 8 Juli 2009. Adapun berdasar kan hasil penghit ungan suara oleh KPU dan KPUD, jumlah t ot al suara yang masuk sebanyak 127.983.655. Dengan suara sah sebanyak 121.504.481 suara, dan suara t idak sah mencapai 6.479.174 suara. Pada t anggal 25 April 2009, KPU menet apkan hasil rekapit ulasi perolehan suara nasional pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 yang t elah diselenggarakan pada 22 - 23 Juli 2009.

Ket et apan KPU ini dit uangkan dalam Berit a Acara No. 133/ BA/ VIII/ 2009 dan Surat Keput usan KPU No. 373/ Kpt s/ KPU/ Tahun 2009 Tent ang Penet apan Pasangan Calon Pr esiden dan Wakil Pr esiden Terpilih Dalam Pemilihan Umum Tahun 2009. Hasil pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

Hasil rekapit ulasi perolehan suar a nasional Pilpres 2009


(5)

1. M egaw at i-Prabow o 32.548.105 26,79 %

2. SBY-Boediono 73.874.562 60,80 %

3. JK-Wir ant o 15.081.814 12,41 %

Jumlah 121.504.481 100 %

Sum ber : ww w.kpu.go.id

Selanjut nya, rekapit ulasi disahkan dalam SK nomor 365/ Kpt s/ KPU/ t ahun 2009 t ent ang penet apan hasil rekapit ulasi dan pengumum an hasil pemilu Pr esiden dan Wakil presiden 2009, yang diserahkan kepada semua pasangan, Baw aslu dan KPUD. Dengan ini, pasangan SBY-Boediono, m emper oleh suara lebih dari 50% dengan sedikit nya 20% suara di set iap provinsi yang t ersebar di lebih dari ½ (set engah) jumlah provinsi di Indonesia, dit et apkan sebagai pemenang dalam Pemilu Presiden 2009. Pasangan JK-Wirant o dan M egaw at i-Prabow o kemudian m engajukan keberat an t erhadap hasil rekapit ulasi perolehan suar a Pilpres 2009 ke M ahkamah Konst it usi (M K). Pada t anggal 12 Agust us 2009, majelis Hakim Konst it usi membacakan put usannya, dimana dalam amar put usan t ersebut , dinyat akan bahw a permohonan dit olak seluruhnya. Put usan ini diambil secara bulat oleh seluruh Hakim Konst it usi, t anpa dissent ing opinion.124 Set elah keluarnya put usan M K t ersebut , pada t anggal 18 Agust us 2009 KPU secara resmi menet apkan pasangan SBY-Boediono sebagai Pr esiden dan Wakil Presiden t erpilih unt uk periode 2009-2014 dari hasil pelaksanaan Pemilu 2009.

124

”Pengucapan Putusan (V)”, http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/Risalah/risalah_sidang_Risalah%20


(6)

Dokumen yang terkait

Konsep Kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip (analisis semiotika konsep kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip Panji Koming di Harian Kompas periode April-Mei 2013)

2 72 118

Analisis Semiotika Komik Strip Panji Koming dengan Tema Renovasi Gedung Badan Anggaran DPR di Surat Kabar Harian Kompas Periode 29 Januari 2012.

0 4 10

Analisis Semiotika Komik Strip Panji Koming dengan Tema ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 14

PENDAHULUAN ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 36

KESIMPULAN ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK STRIP PANJI KOMING DENGAN TEMA RENOVASI GEDUNG BADAN ANGGARAN DPR DI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS PERIODE 29 JANUARI 2012.

0 4 10

PENDAHULUAN Partisipasi Politik Etnis Tionghoa dalam Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 di Surat Kabar Harian Kompas (Analisis Framing Pemberitaan tentang Partisipasi Politik Etnis Tionghoa dalam Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 di Surat Kabar Harian Kompas edisi Ok

0 2 37

KESIMPULAN DAN SARAN Partisipasi Politik Etnis Tionghoa dalam Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 di Surat Kabar Harian Kompas (Analisis Framing Pemberitaan tentang Partisipasi Politik Etnis Tionghoa dalam Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 di Surat Kabar Harian Kompas

0 7 128

PENDAHULUAN REPRESENTASI PEREMPUAN JAWA DALAM KUMPULAN KOMIK PANJI KOMING: KOCAKNYA ZAMAN KALA BENDHU (Studi Semiotik Representasi Perempuan Jawa Dalam Kumpulan Komik Panji Koming: Kocaknya Zaman Kala Bendhu ).

0 7 62

PENUTUP REPRESENTASI PEREMPUAN JAWA DALAM KUMPULAN KOMIK PANJI KOMING: KOCAKNYA ZAMAN KALA BENDHU (Studi Semiotik Representasi Perempuan Jawa Dalam Kumpulan Komik Panji Koming: Kocaknya Zaman Kala Bendhu ).

0 3 11

Konsep Kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip (analisis semiotika konsep kepemimpinan dalam Budaya Jawa di Comic Strip Panji Koming di Harian Kompas periode April-Mei 2013)

0 0 10