30
Ayakan mm
berat yang lewat ayakan Ukuran nominal ayakan
40 - 5 mm 20 - 5 mm
10 - 5 mm
50,00 37,50
20,00 10,00
5,00 100
95 - 100 35 - 70
10 - 40 0 - 5
- 100
85 - 100 50 - 85
0 - 50 -
100 90 - 100
50 - 85 0 - 10
Sumber : SK SNI S-36-1990-03
3. Air dengan mutu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan dan tidak
menyimpang dari ketentuan yang ada.
2.2.3.3. Ketentuan Minimum Beton Bertulang Kedap Air
Proporsi campuran beton harus memenuhi standar persyaratan seperti pada Tabel 2.9. dan Tabel 2.10.
Tabel 2.9. Kandungan Butir Halus 0,3 mm dalam 1 m
3
Beton
Ukuran nominal maksimum butir agregat
mm Minimun kandungan butir
halus dalam 1 m
3
beton kgm
3
10 20
40 520
450 400
Sumber : SK SNI S-36-1990-03
Tabel 2.10. Ketentuan M inimum untuk Beton Bertulang Kedap Air
31
Jenis beton
Kondisi lingkungan
berhubungan dengan
Faktor air semen
minimum Tipe semen
Kandungan semen minimum kgm3
ukuran nominal maksimum agregat
40 mm 20 mm
Beton Bertulang
Air tawar 0,5
Tipe I - IV 280
300
Air payau 0,45
Tipe I + pozzolan 15 -
40 atau SPP 340
380 0,5
Tipe II atau tipe V
290 330
Air laut 0,45
Tipe II atau tipe V
330 370
Sumber : SK SNI S-36-1990-03
2.2.3.4. Mekanisme Masuknya Air ke Dalam Beton
M asuknya gas, air atau ion dalam suatu larutan ke dalam beton berlangsung melalui pori-pori atau
micr o-cr acks
didalam campuran pasta semen. Variasi dari perbedaan fisik dan mekanisme kimia dapat membangun pengaliran media tersebut ke dalam
beton, tergantung dari unsur yang mengalir dan konsentrasinya, kondisi lingkungan, struktur pori pada beton, jari-jari pori atau lebar dari
micr o-cr acks
, kelembaban dari sistem pori dan temperatur.
Penelitian mengenai karakteristik pengaliran pada beton diwujudkan dalam satu mekanisme pengaliran dalam rangka untuk mendapatkan koefisien pengaliran sesuai
dengan dasar permodelan secara teoritis proses pengaliran. Prosedur ini bagaimanapun juga sangat terbatas sebab dalam beberapa kasus beton tidak sebagai
suatu bentuk y ang berpori seragam. Sebagai konsekuensinya struktur fisik beton dapat berubah, penyerapan kimia dapat terjadi dan berbagai macam mekanisme
pengaliran dapat berlangsung selama proses percobaan. Oleh karena itu,
32
penyederhanaan asumsi harus dilakukan dalam p erhitungan dan prosedur test standar adalah wajib.
Ada 3 cara mekanisme transportasi air yang dapat beroperasi pada media semi- permeable seperti juga pada beton, yaitu :
1. Absorpsi penyerapan Terjadi dengan cara masuknya air melalui pipa kapiler atau pori-pori pada beton
dan biasanya terjadi pada bangunan air. Aliran zat cair yang disebabkan oleh tegangan permukaan. Aliran zat cair ini dipengaruhi oleh karakteristik zat cair
berupa : a.
Viscosity
kekentalan b.
Density
massa jenis c.
Sur face tension
tegangan permukaan dan karakteristik zat padat yang lain berupa struktur porijari-jari dan pori-pori
kapiler dan
sur face ener gy
. 2. Difusi
Terjadi akibat perbedaan konsentrasi baik cairan, gas maupun ion. Perbedaan konsentrasimolaritas bahan fluida membuat transport terjadi dari media
konsentrasi tinggi ke media dengan konsentrasi rendah. 3. Permeabilitas
Terjadi akibat perbedaan tekanan, baik tekanan cairan maupun tekanan gas.
2.2.4. Perkerasan Kaku