Pengujian Kadar Zat Organik Pengujian Kadar Lumpur Pengujian Gradasi Pengujian Abrasi

50

3.8. Pengujian Material Penyusun Beton

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dan karakteristik dari material pembentuk beton. pengujian dilakukan sesuai dengan standar yang ada. Dalam penelitian ini hanya dilakukan pengujian terhadap agregat halus dan kasar, sedangkan terhadap semen tidak dilakukan pengujian.

3.8.1. Pengujian Agregat Halus pasir

a. Pengujian Kadar Zat Organik

Pasir yang digunakan biasanya diambil dari sungai sehingga kemungkinan kotor akibat tercampur lumpur atau zat organik sangat besar. Pasir sebagai agregat halus tidak boleh mengandung terlalu banyak zat organik, hal ini dapai dilihat dari percobaan warna Abram Harder dengan menggunakan larutan NaOH 3 sesuai standar ASTM C-40. Hasil pengujian dibandingkan dengan Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3. Pengaruh Kandungan Zat Organik Terhadap Prosentase Penurunan Kekuatan Beton No Warna Prosentase Kandungan Zat Organik 1 Jernih 2 Kuning muda 0 - 10 3 Kuning tua 10 - 20 4 Kuning kemerahan 20 - 30 5 Coklat kemerahan 30 - 50 6 Coklat tua 50 - 100 Sumber : Pr of. Ir . Rooseno 1954 51

b. Pengujian Kadar Lumpur

Untuk mendapatkan beton dengan kualitas baik maka pasir yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan, salah satunya adalah pasir harus bersih dari kandungan lumpur. Lumpur adalah bagian dari pasir yang lolos ayakan 0,036 mm. Apabila kadar lumpur yang ada lebih dari 5 dari berat keringnya, maka pasir harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai material penyusun beton. Kadar lumpur = . 100 Dengan, G 1 : berat kering awal G 2 : berat kering akhir

c. Pengujian Gradasi

Tujuan pengujian gradasi adalah untuk mengetahui susunan diameter butiran pasir dan persentase modulus kehalusan butir. M odulus kehalusan butir = Dengan, A : ∑ prosentase berat pasir yang tertinggal kumulatif tanpa berat pasir dalam pan. B : ∑ prosentase berat pasir yang tertinggal.

d. Pengujian

Specific Gravity Berat jenis merupakan salah satu variabel yang sangat penting dalam merencanakan campuran adukan beton, karena dengan variabel tersebut dapat dihitung volume dari agregat halus yang diperlukan. 52 Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai: 1. Appar ent specific gr avity , yaitu perbandingan antara berat pasir kering dengan volume butir pasir. Rumus = 2. Bulk specific gr avity , yaitu perbandingan antara berat pasir kering dengan volume pasir total. Rumus = 3. Bulk specific gr avity SSD , yaitu perbandingan antara berat pasir jenuh dengan kondisi kering permukaan dengan volume pasir total. Rumus = 4. Absorbsi, yaitu perbandingan antara berat air yang diserap dengan pasir kering sehingga dapat menunjukkan banyaknya air yang dapat diserap oleh pasir. Rumus = . 100 Dengan, berat sampel awal 500 gram A: Berat kering akhir B: Berat volumetr ic flash + air C: Berat volume volumetr ic flash + air + pasir

3.8.2. Pengujian Agregat Kasar

a. Pengujian Abrasi

Agregat kasar sebagai bahan dasar campuran beton harus memenuhi standar tertentu pada daya tahan keausan akibat beban gesekan. Agregat kasar harus tahan terhadap daya aus dan diisyaratkan kehilangan bagian karena gesekan dan prosentase jumlah berat agregat yang hancur selama pengujian harus kurang dari 50 dari berat awal. Abrasi agregat kasar merupakan ukuran dari sifat agregat yang meliputi keuletan, 53 kekerasan dan ketahanan aus. Untuk mengetahui daya tahan agregat kasar terhadap gesekan dapat dipakai penujian dengan mesin Los Angeles . M esin dilengkapi dengan 12 bola baja yang terdiri dari 6 buah pengaus ukuran besar dan pengaus ukuran kecil.

b. Pengujian