4.4. Hasil Uji Koefisien Serap Bunyi Kompsoit Karet EPDM-PU Dengan
Penambahan Serat Waru Sebagai Filler
Pengujian ini menggunakan metode pengambilan data dengan alat tabung impedansi. Penggunaan metode ini untuk menunjukkan sifat serapan yang
dimiliki oleh sebuah material.. Untuk menentukan koefisien absorbsi suatu bahan dirancang alat pengukur berupa tabung impedansi dua mikrofon. Tabung
impedansi dua mikrofon dibuat sebagaimana mungkin sehingga dapat sesuai dengan literatur Bruel and Kjaer pada Impedance Tube. Dimana suatu sumber
bunyi yang diberikan berupa puretone pada frekuensi 250Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 1500 Hz, dan 2000 Hz yang berada dalam tabung impedansi yang kemudian
ditangkap oleh kedua mikrofon dan terekam menggunakan adobe audition dan selanjutnya diolah untuk diketahui berapa besar nilai amplitudo P
max
dan P
min
untuk menentukan koefisien absorbsi nilai α suatu bahan dengan bahan coba kayu, ubin dan dinding. Data dari penelitian ini berupa hasil rekaman gelombang
bunyi dalam tabung impedansi dan nilai amplitude yang digunakan untuk menentukan nilai α. Nilai amplitudo yang didapat adalah nilai P
max
dan P
min
yang akan digunakan sebagai perhitungan untuk menentukan nilai α Nilai amplitudo
dapat diketahui dengan menggunakan Matlab sehingga dapat ditentukan nilai α
suatu bahan. Hasil data perhitungan koefisien absorbsi yang didapat pada penelitian akan dibandingkan dengan literatur koefisien absorbsi.
Universitas Sumatera Utara
4.4.1. Percampuran Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat
Waru bb 100:0
Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.6. di bawah ini :
a b
Gambar 4.6. Bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz antara Komposit IPN Karet
Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 100 : 0 a mikropon 1 dan b
mikropon 2
Gambar 4.6. merupakan gelombang yang ditampilkan pada layar komputer yanng digunakan buntuk mendeteksi koifisien serap bunyi dari
spesimen yang digunakan. Dimana gambar a menunjukkan mikropon 1 dan b mikropon 2. Harga amplitudo dari grafik didapatkan dengan melihat harga
maksimum mikropon. Untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Hasil pengukuran koifisein serap bunyi ditunjukkan pada gambar 4.6. Dimana A1 dan A2 merupakan harga amplitudo maksimal dari mikropon pada
channel 1 dan channel 2. Kemudian nilai koefisein serap bunyinya dapat dengan bantuan MATLAB berdasarkan persamaan 2.13. .Untuk perhitungannya dapat
dilihat pada lampiran.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 100: 0 dapat dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini :
Tabel 4.4. Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 100: 0
Frekuensi Hz
A1 A2
Koefisien serap α 250
10,05023 7,844755
0,51 500
5,678286 4,563513
0,36 1000
6,175666 5,396559
0,3056 1500
11,19791 10,97916
0,1736 2000
12,0849 11,91409
0,1597
Dari Tabel 4.4. di atas dapat juga ditunjukkan dengan gambar 4.7. berikut ini :
Gambar 4.7 . Grafik koefisien Serap Bunyi komposit IPN Karet EPDM-PU dengan Serat Waru bb 100 : 0
Dari Gambar 4.7. di atas menunjukkan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan serat waru 0:100 memiliki koefisien serap optimum pada
frekuensi 250 Hz yaitu sebsesar 0,51 sedangkan daya serap bunyi terendah pada frekuensi 2000 Hz yaitu sebesar 0,1597.
0,51 0,36
0,3056 0,1736
0,1597 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
0,6
250 500
1000 1500
2000
K oe
fi si
en Se
rap B
unyi α
Frekuensi Hz
Universitas Sumatera Utara
4.4.2. Percampuran Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan
Serat Waru bb 90 : 10
Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.8. di bawah ini :
a b
Gambar 4.8. Bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz antara Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 90 : 10 a
mikropon 1 dan b mikropon 2
Gambar 4.8. merupakan gelombang yang ditampilkan pada layar komputer yanng digunakan buntuk mendeteksi koifisien serap bunyi dari spesimen yang
digunakan. Dimana gambar a menunjukkan mikropon 1 dan b mikropon 2. Harga amplitudo dari grafik didapatkan dengan melihat harga maksimum
mikropon. Untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 90 : 10 dapat dilihat pada tabel 4.5. di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 90 : 10
Frekuensi Hz
A1 A2
Koefisien serap α 250
12,27368 5,899982
0,7689 500
3,397848 1,662836
0,4283 1000
3,271 2,696651
0,3208 1500
12,07591 10,79937
0,2002 2000
12,27368 11,24586
0,1605 Dari Tabel 4.5. di atas dapat juga ditunjukkan dengan Gambar 4.9. di bawah ini :
Gambar 4.9. Grafik Koefisien Serap Bunyi komposit IPN Karet Sintetis EPDM- PU dengan Serat Waru bb 90 : 10
Pada Gambar 4.9. di atas menunjukkan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan serat waru 90 : 10 memiliki nilai koefisien serap yang tinggi pada
frekuensi 250 Hz yaitu sebesar 0,7689 dan koifisien terendahnya pada frekuensi 2000 Hz yaitu 0,1605.
0,7689
0,4283 0,3208
0,2002 0,1605
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9
250 500
1000 1500
2000
K oe
fi si
en Se rap
B unyi
α
Frekuensi Hz
Universitas Sumatera Utara
4.4.3. Percampuran Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat
Waru bb
80 : 20
Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz ditunjukkan pada gambar 4.10. dibawah ini:
a b
Gambar 4.10. Bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz antara Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb bb 80 : 20
a mikropon 1 dan b mikropon 2
Gambar 4.10. merupakan gelombang yang ditampilkan pada layar komputer yanng digunakan buntuk mendeteksi koifisien serap bunyi dari spesimen yang
digunakan. Dimana gambar a menunjukkan mikropon 1 dan b mikropon 2. Harga amplitudo dari grafik didapatkan dengan melihat harga maksimum
mikropon. Untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 80 : 20 dapat dilihat pada Tabel 4.6. di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM- PU dengan Serat Waru bb 80 : 20
Frekuensi Hz
A1 A2
Koefisien serap α
250 9,933362
3,565656 0,8711
500 2,525847
1,828657 0,4816
1000 6,798953
5,95617 0,3056
1500 6,798953
5,95617 0,2324
2000 11,27368
10,89123 0,1736
Dari Tabel 4.6. di atas dapat juga ditunjukkan dengan Gambar 4.11 di bawah ini :
Gambar 4.11. Grafik Koefisien Serap Bunyi Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 80 : 20
Pada Gambar 4.11 di atas menunjukkkan bahwa komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan serat waru memiliki koefisien serap bunyi yang tinggi pada
frekuensi 250 Hz yaitu sebesar 0,8711 dan daya serap bunyi yang terendah pada frekuensi 2000 Hz yaitu sebesar 0,1736.
0,8711
0,4816 0,3056
0,2324 0,1736
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9 1
250 500
1000 1500
2000
K oe
fi si
en Se rap
B unyi
α
Frekuensi Hz
Universitas Sumatera Utara
4.4.4. Percampuran Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat
Waru bb
70 : 30
Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.12 dibawah ini :
a b
Gambar 4.12. Bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz antara Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 70 : 30 a
mikropon 1 dan b mikropon 2
Gambar 4.12. merupakan gelombang yang ditampilkan pada layar komputer yanng digunakan buntuk mendeteksi koefisien serap bunyi dari spesimen yang
digunakan. Dimana gambar a menunjukkan mikropon 1 dan b mikropon 2. Harga amplitudo dari grafik didapatkan dengan melihat harga maksimum
mikropon. Untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran
Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 70 : 30 dapat dilihat pada Tabel 4.7. di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM- PU dengan bb Serat Waru 70 : 30.
Frekuensi Hz
A1 A2
Koefisien serap α 250
9,624716 2,561806
0,9202 500
4,44365 3,3049
0,4468 1000
2,59177 1,93852
0,4406 1500
5,738186 4,965053
0,2513 2000
11,27368 10,89123
0,1736
Dari Tabel 4.8. di atas dapat juga ditunjukkan dengan gambar 4.13. di bawah ini : Gambar 4.13. Grafik Koefisien Serap Bunyi komposit IPN EPDM-PU dengan
Serat Waru bb 70 : 30
Pada gambar 4.13. di atas menunjukkan bahwa komposit IPN EPDM-PU dengan serat waru menunjukkan hasil koefisien serap bunyi yang tinggi pada frekuensi
250 Hz yaitu sebesar 0,9202. Sedangkan koefissien serap bunyi terendah terdapat pada perbandingan 2000 Hz yaitu sebesar 0,1736.
Universitas Sumatera Utara
4.4.5. Percampuran Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan
Serat Waru bb 60 : 40
Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.14. di bawah ini:
a b
Gambar 4.14. Bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz antara Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 60 : 40 a
mikropon 1 dan b mikropon 2
Gambar 4.15 merupakan gelombang yang ditampilkan pada layar komputer yanng digunakan buntuk mendeteksi koifisien serap bunyi dari spesimen yang
digunakan. Dimana gambar a menunjukkan mikropon 1 dan b mikropon 2. Harga amplitudo dari grafik didapatkan dengan melihat harga maksimum
mikropon. Untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 60 : 40 dapat dilihat pada Tabel 4.8. di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM- PU dengan Serat Waru bb 60 : 40
Frekuensi Hz A1
A2 Koefisien
serap α 250
8,66584 2,801531
0,9375 500
3,376872 2,209211
0,5166 1000
4,44365 3,304955
0,4468 1500
10,11615 8,72546
0,2560 2000
9,328056 7,87124
0,2879
Dari Tabel 4.8. di atas dapat juga ditunjukkan dengan gambar 4.15 di bawah ini :
Gambar 4.15. Grafik Koefisien Serap Bunyi komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 60 : 40
Pada gambar 4.15. diatas menunjukkan bahwa komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan serat waru memiliki koefisien serap bunyi tertinggi berada
pada frekuensi 250 Hz yaitu sebesar 0,9375 sedangkan koefisien serap bunyi terendah berada pada frekuensi 2000 Hz yaitu sebesar 0,2879.
0,9375
0,5166 0,4468
0,256 0,2879
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9 1
250 500
1000 1500
2000
K oe
fi si
en Se rap
B unyi
α
Frekuensi Hz
Universitas Sumatera Utara
4.4.6. Percampuran Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat
Waru bb 50 : 50
Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.16. di bawah ini:
a b
Gambar 4.16. Bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz antara Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 50 : 50 a
mikropon 1 dan b mikropon2
Gambar 4.16. merupakan gelombang yang ditampilkan pada layar komputer yanng digunakan buntuk mendeteksi koifisien serap bunyi dari spesimen yang
digunakan. Dimana gambar a menunjukkan mikropon 1 dan b mikropon 2. Harga amplitudo dari grafik didapatkan dengan melihat harga maksimum
mikropon. Untuk perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 50 : 50 dapat dilihat pada Tabel 4.9. di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Hasil pengukuran dan perhitungan komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 50 : 50.
Frekuensi Hz A1
A2 Koefisien
serap α 250
8,378144 1,533983
0,9665 500
3,601615 2,62149
0,6055 1000
3,376872 6,586196
0,5724 1500
9,999287 6,586196
0,5662 2000
4,44365 3,304955
0,4406
Dari Tabel 4.9. di atas dapat juga ditunjukkan dengan gambar 4.18 di bawah ini :
Gambar 4.17. Grafik Koefisien Serap Bunyi Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan Serat Waru bb 50 : 50
Pada Gambar 4.17. di atas menunjukkkan bahwa komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan serat waru memiliki koefisien serap bunyi yang tertinggi pada
frekuensi 250 Hz yaitu sebesar 0,9665. Dan koefisien serap yang paling rendah pada frekuensi 2000 Hz yaitu sebesar 0,440.
0,9665
0,6055 0,5724
0,5662 0,4406
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
250 500
1000 1500
2000
K oe
fi si
en Se rap
B unyi
α
Frekuensi Hz
Universitas Sumatera Utara
Secara keseluruhan nilai koefisien serap bunyi komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan penambahan Serat Waru untuk masing masing variasi dan
frekuensi dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 4.18. Grafik Koefisien Serap Bunyi Komposit IPN Karet Sintetis EPDM– PU dengan penambahan Serat Waru sebagai Filler
Dari Gambar 4.18. hasil yang diperoleh menunjukan Komposit Karet Sintetis EPDM–PU dengan serat waru sebagai filler didapat hasil koefisien serap
bunyi optimun pada frekuensi 250 Hz pada percampuran EPDM-PU dengan Serat Waru pada perbandingan 50:50 yaitu sebesar 0,9665 dan terendah pada
perbandingan 0:100 yaitu sebesar 0,51. Untuk frekuensi 500 Hz koefisien serap bunyi optimum berada pada perbandingan 50:50 yaitu sebesar 0,6055 dan
terendah pada perbandingan 0:100 yaitu sebesar 0,36. Untuk frekuensi 1000 Hz koefisien serap bunyi optimum berada pada perbandingan 50:50 yaitu sebesar
0,5724 dan terendah pada perbandingan 0:100 yaitu sebesar 0,3056. Untuk frekuensi 1500 Hz hasil koifisien serap bunyi optimum pada perbandingan 50:50
yaitu sebesar 0,5662 dan terendah pada perbandingan 0:100 yaitu sebsear 0,1736
0,51 0,7689
0,8711 0,9202
0,9375 0,9665
0,36 0,4283
0,4816 0,4468
0,5166 0,6055
0,3056 0,3208
0,3056 0,4406
0,4468 0,5724
0,1736 0,2002
0,2324 0,2513
0,256 0,5662
0,1597 0,1605
0,1736 0,1736
0,2879 0,4406
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
0:100 90 : 10
80 : 20 70 : 30
60 : 40 50 : 50
K oe
fi si
en Se rap
B unyi
Komposisi Karet Sintetis EPDM-PU : Serat Waru …
Koefisien Serap Bunyi
250 Hz 500 Hz
1000 Hz
1500 Hz
Frekuensi:
Universitas Sumatera Utara
Dan koefisien serap bunyi optimum pada frekuensi 2000 Hz berada pada perbandingan 50:50 yaitu sebesar 0,4406 dan terendah pada perbandingan 0 : 100
yaitu sebesar 0 : 100 yaitu sebesar 0,1597.
Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa nilai optimum koefisien serap bunyi didapatlah hasil koefisien serap bunyi optimum ketika penambahan
EPDM-PU dan Waru pada perbandingan komposisi berat 50:50 untuk frekuensi 250 Hz, 500Hz, 1000 Hz, 1500 Hz, 2000 Hz. Dimana perbandingan ini adalah
perbandingan serat yang paling banyak digunakan dibandingkan perbandingan komposisi serat lain yang dingunakan.Sehinnga didapatlah hasil, dengan
bertambahnya jumlah serat yang digunakan pada pembentukan komposit EPDM- PU dan Serat Waru maka bertambah pula nilai koefisien serap bunyi. Secara
keseluruhan hasil serapan bunyi untuk keseluruhan sampel telah memenuhi standard ISO 11654 :1997 memiliki nilai minimum sebesar 0.15
Koefisien serap bunyi akan bertambah jika jumlah serat ditambah. Hal ini disebabkan komposisi sampel mempunyai serat yang lebih banyak sehingga
membentuk pori – pori yang lebih banyak pula. Hal ini menyebabkan gelombang lebih mudah diserap oleh bahan yang dapat meningkatkan nilai koefisien
absorbsinya Wijaya, 2005 .
Universitas Sumatera Utara
4.5. Hasil Uji Kerapatan Komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU