Kemudian, ketika suatu isosianat bereaksi dengan suatu amin akan membentuk urea seperti terlihat pada Gambar 2.10. berikut ini :
N C
O R
1
+ N
R
2
H H
N R
1
H C
O
N H
R
2
Gambar 2.10. Reaksi isosianat dengan amin akan membentuk urea Cheremisinoff et al. 1989.
Pada umumnya semua pelarut yang dibeli dipasaran mengandung sedikit oksigen dan air yang diabsorbsi dari udara selama penyimpanan. Keberadaan
oksigen dan air ini tidak diiginkan dalam reaksi-reaksi yang melibatkan zat-zat yang peka udara dan air, oleh karena itu pelarut yang digunakan harus bebas udara
dan air. Maka pelarut tersebut dapat dihilangkan dengan mengalirkan gas nitrogen bubbling kedalam pelarutnya, selama beberapa waktu misalnya 5 - 10 menit
Sembiring, 2007
2.7. Serat
Serat merupakan bahan yang kuat, kaku, getas. Karena serat yang terutama menahan gaya luar, ada dua hal yang membuat serat menahan gaya yaitu :
perekatan bonding antara serat dan matriks intervarsial bonding sangat baik dan kuat sehingga tidak mudah lepas dari matriks debonding, kelangsingan
aspec ratio yaitu perbandingan antara panjang serat dengan diameter serat cukup besar. Serat dicirikan oleh modulus dan kekuatannya yang sangat tinggi, elongasi
daya rentang yang baik , stabilitas panas yang baik, kemampuan untuk diubah menjadi filamen – filamen dan sejumlah sifat – sifat lain yang bergantung pada
pemakaian Stevens, 2001
Universitas Sumatera Utara
2.7.1. Serat Sebagai Penguat
Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi serat adalah sebagai penguat bahan untuk memperkuat komposit sehingga sifat mekaniknya lebih kaku, tangguh dan
lebih kokoh dibandingkan dengan tanpa serat penguat, selain itu serat juga menghemat penggunaan resin. Dalam penggabungan antara serat dan resin, serat
akan berfungsi sebagai penguat reinforcement yang biasanya mempunyai kekuatan dan kekakuan tinggi, sedangkan resin berfungsi sebagai perekat atau
matrik untuk menjaga posisi serat, mentransmisikan gaya geser dan juga berfungsi sebagai pelapis serat. Matriks biasanya mempunyai kekuatan relatif rendah tetapi
ulet, karena itu serat secara dominan akan menentukan kekuatan dan kekakuan komposit. Sifat mekanik komposit sangat dipengaruhi oleh orientasi seratnya,
komposit bisa bersifat quasi-isotropic ketika digunakan serat pendek yang diorientasikan secara acak, anisotropic ketika digunakan serat panjang yang
diorientasikan pada beberapa arah, atau orthotropic ketika digunakan serat panjang yang diorientasikan terutama pada arah yang saling tegak lurus. Kekuatan
komposit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis, geometri, arah, distribusi, dan kandungan serat Jamasri, 2008.
2.8. Serat Kulit Pohon Waru
Waru Hibiscus Tiliaceus, merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal oleh penduduk Indonesia. Jenis ini biasanya dapat ditemukan dengan mudah karena
tersebar luas di daerah tropik dan terutama tumbuh berkelompok di pantai berpasir atau daerah pasang surut. Oleh karena sering ditemukan hidup di tepi
pantai maka tanaman ini juga biasanya disebut waru laut. Waru Hibiscus Tiliaceus, suku kapas - kapasan atau Malvaceae, juga dikenal sebagai waru laut
telah lama dikenal sebagai pohon peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta pantai. Walaupun tajuknya tidak terlalu rimbun, waru disukai
karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Nurudin dkk, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Kayu terasnya agak ringan, cukup padat, berstruktur cukup halus dan tidak begitu keras, kelabu kebiruan, semu ungu atau coklat keunguan, atau
kehijau-hijauan. Liat dan awet bertahan dalam tanah, kayu waru ini biasa digunakan sebagai bahan bangunan atau perahu, roda pedati, gagang perkakas,
ukiran, serta kayu bakar. Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, percabangan dan daun -
daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5 – 15 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya cokelat. Gambar serat kulit waru dapat dilihat pada gambar
2.11. di bawah ini :
Gambar 2.11. Serat Kulit Waru Nurudin dkk, 2011
2.8.1. Komposisi Kimia Kulit Waru
Hasil uji karakterisasi permentasi kulit waru dapat dilhat pada tabel 2.1. berikut: Tabel 2.1. Waru Leaf Saponin on Ruminal Fermentation Istiqomah et al. 2011.
No Nama Komposisi
Berat 1
Protein Mentah 17,08
2 Ekstrak Ester
3.45 3
Serat Mentah 22,77
4 Abu
10,79 5
Karbohidrat 45,91
6 Tannin
8,93 7
Saponin mgg 12,90
8 Selulosa
24,22
Universitas Sumatera Utara
2.9. Vulkanisasi