2.13. Material Akustik
Terdapat tiga kemungkinan yang terjadi bila suatu gelombang bunyi datang mengenai suatu material, yaitu :
1. Dipantulkan semua 2. Ditransmisikan semua
3. Sebagian gelombang akan dipantulkan dan sebagian lagi akan ditransmisikan Mediastika, 2005. Karakteristik akustik material dapat dilihat pada gambar 2.12.
berikut ini :
Gambar 2.12. Karakteristik akustik material Mediastika, 2005
Berdasarkan fungsinya, Doelle 1993 membedakan material akustik sebagai peredam menjadi dua bagian yaitu sound insulation dan sound absorbing.
1. Peredam insulasi bunyi sound insulation Sound insulation berfungsi untuk mengurangi kebocoran suara dari satu ruangan
ke ruangan lainnya. Peredam insulasi suara merupakan bahan yang dapat menginsulasi perpindahan suara.
2. Peredam serap bunyi sound absorbing Sound absorbing berfungsi untuk mengurangi pantulan yang menyebabkan gema
pada sebuah ruangan. Bahan ini mampu menyerap energi suara. Doelle 1993 mengemukakan bahwa material peredam serap suara umumnya bersifat ringan,
berpori atau berongga, memiliki permukaan lunak atau berselaput, dan tidak dapat meredam getaran.
Bunyi Datang
Bunyi Terpantul Bunyi Diteruskan
Bunyi Diserap
Universitas Sumatera Utara
2.13.1.
Koefisien Absorbsi
Ketika energi suara mengenai material, sebagian suara yang mengenai permukaan material akan dipantulkan dan sebagian diserap oleh material, tetapi perlu di ingat
bahwa tidak ada material yang sempurna dalam memantulkan maupun meredam suara. Istilah yang umum digunakan untuk mendifinisikan karakteristik
peredaman suara yang biasa dilambangkan dengan α dirumuskan sebagai berikut:
α = 1-
�−1 �+1
×
�−1 �+1
2.1. Dimana :
n = Perbandingan tekanan suara maksimal terhadap tekanan suara minimal.
α = Koefisien redaman suara.
Untuk menentukan nilai n harus di ketahui terlebih dahulu nilai tekanan suara maximum Pmax, tekanan suara minimum Pmin. Persamaannya adalah sebagai
berikut :
n =
P max ×Skala mV Pmin ×Skala mV
2.2.
Egan, 1972. Kualitas dari bahan peredam suara ditunjukkan dengan harga α koefisien
penyerapan suara terhadap bunyi. Nilai α bernilai dari 0 sampai 1. Semakin besar α maka semakin baik digunakan sebagaiperedam suara. Jika α bernilai 0 berarti
tidak ada bunyi yang dis erap dipantulkan Sedangkan bila α bernilai 1, artinya
semua 100 bunyi yang datang diserap oleh bahan Farina et al. 2000.
Suatu material dapat dikategorikan sebagai penyerap bunyi apabila material tersebut memiliki nilai koefisien absorbsi bunyi minimum sebesar 0.15
ISO 11654, 1997.
Universitas Sumatera Utara
2.13.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Bunyi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai koefisien serap bunyi antaralain :
1. Ukuran serat Menurut Nasution 2014, ukuran serat yang kecil akan lebih mudah untuk
berpropagasi dibandingkan dengan serat yang lebih besar. Koefisien serap bunyi meningkat seiring dengan menurunnya diameter serat.
2. Porositas rongga pori Menuerut Mediastika 2009 Material perforasi denga pori besar memiliki
koefisien serap bunyi yang baik pada frekuensi 200 Hz – 2000 Hz. Sementara material porus dengan pori kecil menyerap baik pada frekuensi lebih tinggi .
3. Ketebalan Menurut mediastika 2009, pada bahan berserat umumnya dibutuhkan ketebalan
yang lebih besar untuk menyerap suara dengan frekuensi yang rendah. Oleh karena itu ketebalan akan mempengaruhi nilai koefisien serap bunyi.
4. Densitas Menurut Khuriati 2006 bahwa pertambahan densitas menyebabkan koefisien
serap bunyi peredam suara berbahan dasar sabut kelapa pada frekuensi rendah meningkat.
2.14. Karekterisasi Polimer