Kesimpulan Saran Polimer Pemanfaatan Serat Waru (Hibiscus Tiliaceus) Sebagai Bahan Pengisi Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Karet Sintesis Etilene Prophilene Diene Monomer (EPDM)-Poliuretan(PU)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Campuran yang tepat hasil IPN Komposit antara Karet Sintetis EPDM dengan Poliuretan yaitu pada perbandingan 10 : 90 phr dengan nilai stress Tegangan sebesar 2,887 MPa, nilai strain Rengangan sebesar 20,75 dan Modulus Elastisitas sebesar 13,91 MPa . 2. Persentase ikat silang paling tinggi Komposit IPN EPDM-PU pada perbandingan komposisi 10 : 90 phr yaitu sebesar 86,76. 3. Daya redam optimum yang dihasilkan dari campuran komposit IPN Karet sintetis EPDM-PU dengan penambahan Serat Waru sebagai filler pada frekuensi 250 Hz pada percampuran EPDM-PU dengan serat waru dengan perbandingan berat 50 : 50 yaitu sebesar 0,9665. Kerapatan paling optimum komposit IPN Karet Sintetis EPDM-PU dengan penambahan serat waru adalah dalam perbandingan berat 90 : 10 yaitu sebesar 0,7902. Daya serap air paling optimun perendaman sampel selama 2 dan 24 jam terdapat pada perbandingan berat 60 : 40 masing – masing sebesar 18,67 dan 30,41. Universitas Sumatera Utara

5.2. Saran

1. Diharapkan peneliti selanjutnya yang meneliti tentang komposit sebagai peredam suara agar menambah ketebalan spesimen sehingga diharapkan dapat menghasilkan perendeman suara yang lebih besar. 2. Diharapkan peneliti selanjutnya yang meneliti tentang komposit sebagai peredam suara agar meggunakan filler serat alam yang lebih kuat dan tebal sehingga diharapkan dapat menghasilkan perendeman suara yang lebih besar. 3. Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan uji mekanik komposit IPN yang digunakan sebagai peredam suara untuk menghasilkan komposit IPN bermanfaat sebagai peredam suara dan kekuatan mekanik yang baik. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Polimer

Polimer ialah makromolekul yang terbentuk dari perulangan satuan-satuan sederhana monomernya. Beberapa sistem polimer yang paling penting secara industri adalah karet, plastik, serat, pelapis sampai adhesif Hartomo, 1996. Istilah polimer dihubungan dengan molekul besar suatu makromolekul yang strukturnya bergantung pada monomer atau monomer-monomer yang dipakai dalam preparasinya. Jika hanya ada beberapa unit monomer yang tergabung bersama, polimer dengan berat molekul rendah yang terjadi, disebut oligomer bahasa Yunani oligos,”beberapa”. Karena semua polimer sintetis dipreparasi melalui monomer- monomer yang terikat bersama, maka beberapa unit kimia akan berulang sendiri terus-menurus. Unit demikian ditulis dalam tanda kurung dianggap sebagai unit ulang Stevens, 2001.

2.2. Interpenetrasi Jaringan Polimer