Analisis Perlindungan Ekuitas Investor terhadap Kinerja Keuangan bank Islam

(1)

i

SKRIPSI

ANALISIS PERLINDUNGAN EKUITAS INVESTOR

TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK ISLAM

Disusun oleh:

Kiki Rizky Amelia

NIM: 208082000032

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

iii


(4)

(5)

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

1. Nama : Kiki Rizky Amelia

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1990

3. Alamat : Gg. H. Ali RT. 008 RW. 005 No.2, Lenteng- Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12610

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Djaelani 6. Nama Ibu : Nurlaela 7. Nomor Telepon : 087882410070

8. E-mail : qkhi.right@gmail.com

II. Data Pendidikan Formal

1. 1996 - 2002 : Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah 2. 2002 - 2005 : SMPN 166

3. 2005 - 2008 : SMA SULUH Pasar Minggu

4. 2008 - 2013 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Auditing).


(7)

vii

ANALYSIS EQUITY INVESTOR PROTECTION TO FINANCIAL PERFROMANCE OF ISLAMIC BANK

ABSTRACT

This research analyzed the effect of equity investor protection (Third Party Funds and Net Income Distribution/Average Equity) to financial performance of Islamic bank (ROA). The populations in this research were few of Islamic banks in Indonesia, which have important rule to the development of Islamic banks in Indonesia. The samples were selected by simple cluster random sampling method. The samples research involves three banks and their financial report from 2009-2012. The analysing research method was using multiple regression.

The result of this research who used F Test showed (simultaneous) that equity investor protection has significant effect to financial performance of Islamic bank with probability sig 0.003. And for T Test (partial) the result showed that Third Party Funds has negative effect to ROA, while Net Income of Distribution/Average Equity has positive effect on ROA.

Keyword: equity investor protection, financial performance on Islamic banks, ROA, third party funds, net income of distribution/average equity


(8)

viii

ANALISIS PERLINDUNGAN EKUITAS INVESTOR TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK ISLAM

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis efek dari perlindungan ekuitas investor (Dana Pihak Ketiga dan Distribusi Pendapatan Bersih/Rata-Rata Ekuitas) terhadap kinerja keuangan bank Islam (ROA). Populasi dari penelitian ini yaitu beberapa bank Islam di Indonesia, yang memiliki peran penting dalam perkembangan bank Islam di Indonesia. Sampel dipilih menggunakan simple cluster random sampling. Sampel penelitian ini menggunakan tiga bank islam dan laporan keuangannya dari tahun 2009-2012. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian ini yang menggunakan Uji F (simultan) menunjukkan bahwa perlindungan ekuitas investor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan bank Islam dengan probabilitas sig 0,003. Dan untuk hasil Uji T (parsial) menunjukkan Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara negatif terhadap ROA, sedangkan Pendapatan Bersih Bagi Hasil/Rata-Rata Ekuitas berpengaruh positif terhadap ROA.

Kata kunci: perlindungan ekuitas investor, kinerja keuangan bank Islam, ROA, dana pihak ketiga, pendapatan bersih bagi hasil/rata-rata ekuitas


(9)

ix

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah

SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan kemudahan dan kelancaran bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Analisis Perlindungan Ekuitas Investor terhadap Kinerja Keuangan Bank Islam”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih

sayang, perhatian, dan do‟a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis, serta adikku dan seluruh keluarga yang telah menyemangati untuk terus berusaha memberikan yang terbaik.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.


(10)

x

4. Ibu Rahmawati, SE.,MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, nasehat dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan, konsultasi, dan kesabaran yang telah Ibu diberikan selama ini kepada peneliti. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

6. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama mas Heri yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain, terima kasih.

7. Teman-temanku tersayang Nike, Mila, Citra, Eka, Irma, dan Ani yang terus memberikan semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 20 Agustus 2013

Kiki Rizky Amelia


(11)

xi DAFTAR ISI

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Tinjauan Literatur ... 13

1. Bank Syariah ... 13


(12)

xii

3. Al-Mudharabah (trust financing, trust investment) ... 24

4. Perlindungan Ekuitas Investor ... 34

5. Kinerja Keuangan Perbankan ... 39

B. Keterkaitan antar Variabel ... 40

C. Penelitian-penelitian Terdahulu ... 42

D. Kerangka Pemikiran ... 46

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 47

B. Metode Penentuan Sampel ... 47

C. Metode Pengumpulan Data ... 48

D. Metode Analisis Data ... 49

1. Statistik Deskriptif ... 49

2. Uji Asumsi Klasik ... 49

3. Uji Hipotesis ... 51

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 55

1. Variabel Dependen (Y): ROA ... 55

2. Variabel Independen (X) ... 55

a. Third Party Funds (X1) ... 55

b. Net Income of Distribution/Average Equity (X2) ... 56

BAB IV.ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57

1. PT. Bank Syariah Mandiri ... 57

2. PT. Bank Mega Syariah ... 61

3. PT. Bank BRI Syariah ... 66

B. Analisis dan Pembahasan ... 71

1. Hasil Analisis Deskriptif ... 71

2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 76

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 78


(13)

xiii

BAB V. PENUTUP ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Implikasi ... 90

C. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Dana Pihak Ketiga ... 4

1.2 Penyaluran Dana Pihak Ketiga ... 5

2.1 Penelitian-penelitian Terdahulu ... 43

3.1 Operasional Variabel ... 56

4.1 PT. Bank Syariah Mandiri ... 71

4.2 PT. Bank Mega Syariah ……… ... 73

4.3 PT. Bank BRI Syariah ... 75

4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 77

4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 79

4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ... 80

4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 81

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 82

4.9 Hasil Uji F ... 83

4.10 Hasil Uji T Parsial ... 84


(15)

xv

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 46

4.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri ... 60

4.2 Struktur Organisasi PT Bank Mega Syariah ... 64


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Hasil penghitungan PT. Bank Syariah Mandiri ... 98

2 Hasil penghitungan PT. Bank Mega Syariah ... 99

3 Hasil penghitungan PT. Bank BRI Syariah ... 100

4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 101

5 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 102


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bank syariah mempunyai peran sebagai perantara (intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan hasil manfaat kepada kedua belah pihak. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan dana yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain, bank menjadi tidak berfungsi sama sekali (Auliyah, 2010).

Fungsi bank sebagai sarana intermediasi dana dari pihak yang surplus menuju pihak yang deficit menyebabkan bank mempunyai karakteristik umum sebagai pengelola risiko transaksi keuangan. Transaksi keuangan yang menimbulkan risiko pada umumnya memberikan kredit dan menampung simpanan dari pihak ketiga (nasabah). Pemberian kredit menimbulkan risiko kredit atau credit risk sedangkan simpanan pihak ketiga menimbulkan liquidity risk (Syaparuddin, 2012).


(19)

2

Dalam bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi di bank syariah berbeda dengan deposito di bank konvensional dimana deposito merupakan upaya membungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkan, bank syariah harus dapat memenuhinya. Akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang membutuhkan pengendapan. Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan penyalur dana nasabah penyimpanan kepada nasabah peminjam, dana nasabah yang terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau disalurkan ke dalam transaksi perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah. Keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan kedalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. Jika hasil usaha semakin tinggi maka semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Namun jika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya (Sigit dan Totok, 2009:156).

Berbeda dengan konsep titipan di bank syariah, dalam pengalokasian dana bank konvensional selalu mempertimbangkan aspek risiko dan rate of return pada dasarnya bank menginginkan bentuk aktiva yang berisiko serendah mungkin. Kalau dimungkinkan setiap badan usaha menginginkan agar semua dananya diwujudkan dalam aktiva produktif (earning asset) dan non earning asset. Kenyataan yang dihadapi bank dan juga setiap investor


(20)

3

adalah adanya hubungan yang searah antara risiko dan rate of return dari setiap pilihan bentuk investasi atau aktiva. Semakin tinggi rate of return yang mungkin dapat diperoleh dari suatu aktiva maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang ditanggungnya dan sebaliknya (Sigit dan Totok, 2009:102).

Pada bank konvensional, para pemilik dana tertarik untuk menyimpan dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan oleh bank. Bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang memerlukan dana juga berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga tertentu, sehingga hubungan antara bank dan nasabah merupakan hubungan debitur dan kreditur (Auliyah, 2010).

Kegiatan-kegiatan investasi di bank Islam oleh para teoritisi Perbankan Islam membayangkan mesti di dasarkan pada dua konsep hukum yaitu, mudharabah dan musyarakah, atau yang dikenal dengan istilah Profit and Loss Sharing (PLS). Mereka berpendapat bahwa Bank Islam akan menyediakan sumber-sumber pembiayaan yang luas kepada para peminjam dengan prinsip berbagi risiko, tidak seperti pembiayaan berbasis bunga dimana peminjamnya menanggung semua risiko. Namun dalam praktiknya, bank-bank Islam umumnya telah menyadari bahwa PLS, seperti yang dibayangkan para teoritisi, tidak dapat digunakan secara luas dalam perbankan Islam dikarenakan risiko-risiko yang ditanggungkan kepada Bank (Shobirin, 2010).

Fatahullah (2008) menyatakan secara teoritis prinsip bagi hasil dan risiko memang merupakan inti atau karakteristik utama dari kegiatan


(21)

4

perbankan syari‟ah. Akan tetapi dalam kegiatan pembiayaan bagi hasil dan

risiko produk musyarakah dan mudharabah kurang di minati dalam kegiatan pembiayaan. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat risiko pembiayaan mudharabah dan musyarakah sangat tinggi (high risk) dan pengembaliannya yang tidak pasti, padahal bank merupakan lembaga bisnis, lembaga-lembaga intermediasi dimana bank berfungsi sebagai perantara pihak yang kekurangan modal (lack of fund) dan pihak lain yang kelebihan modal (surplus of fund), disamping itu bank juga harus mengembalikan dana nasabah penabung setiap saat. Semestinya bank dengan nasabah harus memahami betul tentang filosofi pembiayaan dengan sistem mudharabah dan musyarakah, karena Islam memberikan solusi yang adil bagi kedua belah pihak dengan prinsip pertanggung jawaban yang jelas, bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan sendiri sementara pihak yang lain mengalami kerugian.

Berdasarkan Data Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia per Oktober 2012, total Dana pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh Bank Syariah (BS) dan Unit Usaha Syariah adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Dana Pihak ketiga

Dana Pihak Ketiga

Oktober 2012 Nominal (Rp) (Dalam Triliun)

Share (%) Total Dana Pihak Ketiga 134,58 100,00

Tabungan 40,84 30,38

Deposito 78,50 58,39

Giro ( wadiah) 15,09 11,22


(22)

5

Dari sisi preferensi masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah, masyarakat masih cenderung memilih produk yang memberikan imbal hasil yang tinggi. Hal ini terlihat dari besarnya penghimpunana dana yang berasal dari deposito yang pertumbuhannya mencapai 58,39%, baru setelah itu diikuti oleh tabungan dan giro (wadiah). Imbal hasil deposito berfluktuasi antara 5,74% sampai dengan 6,28% (equivalent rate), sedangkan imbal hasil tabungan sekitar 2,32% dan giro sekitar 0,88% (equivalent rate). Produk simpanan berjangka (deposito) lebih diminati dibandingkan produk tabungan (Bank Indonesia, 2013).

Sedangkan dari sisi penyaluran dana yang dilakukan Bank Syariah (BS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Penyaluran Dana Pihak Ketiga Penyaluran Dana

Oktober 2012 Nominal (Rp) (Dalam Triliun)

Share (%)

Total Penyaluran Dana 135,58 100

Pembiayaan:

- Piutang Murabahah 80,95 59,71

- Piutang Qardh 11,19 8,25

- Mudharabah 11,44 8,44

- Musyarakah 25,21 18,59

Penempatan di BI 18,52 11,04

Penempatan pada Bank Lain 5,16 3,08

Surat Berharga 7,82 4,66

Sumber: Outlook Perbankan Syariah tahun 2013

Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan syariah masih didominasi oleh dana mahal dalam penghimpunan dan menyalurkannya dalam pricing (marjin dari piutang murabahah) yang cukup tinggi dibandingkan dengan


(23)

6

rata-rata suku bunga (rata-rata tahun 2012 s.d September 2012 equivalent rate sebesar 14,31%). Atas hal tersebut perlu dikaji kembali faktor-faktor yang berpengaruh dalam menggeser struktur bisnis perbankan syariah sehingga menjadi lembaga keuangan yang efisien dan dapat memberikan manfaat yang lebih besar (Bank Indonesia, 2013).

Instrumen dan produk bank syariah masih banyak mengandalkan sistem murabahah padahal bank syariah itu mempunyai banyak sistem investasi yang lebih unggul dan aman seperti mudharabah dan musyarakah dan lainnya. Hal ini disebabkan posisi perbankan syariah yang berusaha untuk bermain "aman" dalam penyaluran dana nasabahnya. Sebab sistem murabahah adalah sistem yang lebih pasti dan lebih gampang dalam menghitung pendapatan yang akan diterima dan dibagikan (Amin, 2009).

Bank syariah seringkali membatasi instrumen dan produknya hanya pada beberapa produk tertentu, sehingga bank-bank syariah kesulitan dalam mengembangkannya, bahkan terjebak dalam siklus investasi yang sempit. Hal ini menunjukkan tidak adanya keberanian dan kemauan yang sungguh-sungguh dari pihak bank syariah. Dengan memberikan pilihan bentuk investasi kepada para klien adalah jaminan akan kematangan konsep bank syariah, dimana setiap klien akan memilih instrumen-instrumen tadi sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan peluangnya. Berbeda apabila bank syariah saat ini hanya menyediakan instrumen investasi dalam bentuk-bentuk tertentu, dimana seorang klien dengan terpaksa hanya mengandalkan instrumen yang tersedia, hal itu bisa berakibat fatal apabila kemampuan klien dan peluangnya


(24)

7

tidak bisa dikembangkan pada instrumen yang tersedia pada bank syariah (Amin, 2009).

Dalam melakukan investasi bank Islam memberikan dua pilihan kepada seseorang yaitu, pertama jika ia menginginkan jaminan, simpanannya tidak akan tumbuh (atau kemungkinan tumbuh tapi tidak banyak), kedua jika ia ingin simpanannya tumbuh besar, maka ia harus rela untuk mengambil risiko terjadinya kerugian pada semua atau sebagian simpanannya. Jika bank hanya memberikan pilihan ini saja mayoritas investor akan menghindar dari sistem karena tidak adanya perlindungan bagi ekuitas yang mereka investasikan dan akan mencari tempat-tempat lain di mana tabungan mereka akan lebih aman dan tidak akan habis substansialnya dalam nilai riil yang disebabkan oleh inflasi (Khan, 2003).

Dalam perbankan hanya ada dua tipe penabung, pertama yaitu penabung yang bersedia untuk mengambil subjek risiko dengan preferensi pengembalian risiko dan paket risk-return yang ditawarkan oleh berbagai peluang investasi dalam perekonomian termasuk deposito investasi bantalan risiko bank. Tipe kedua, yaitu penabung yang tidak bersedia untuk mengambil risiko sama sekali. Sektor perbankan ekonomi menerima deposito atau pendapatan justru lebih banyak berasal dari tipe penabung yang ke-2, sangat tidak adil karena penabung ke-2 berasal dari strata bawah dan mereka yang menerima risiko investasi dengan keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan strata yang lebih atas, menerima hasil keuntungan lebih banyak tanpa menanggung risiko (Khan, 2003).


(25)

8

Pemberian jaminan oleh bank ke investor pun masih kontroversial. Bukan hanya menurut ulama hal tersebut bisa menyalahi akad dari mudharabah itu sendiri tapi juga dikarenakan akan adanya kemungkinan kesenjangan bagi investor raab al mal dengan investor individual seperti yang dikemukakan diatas.

Namun ada produk syariah yang tidak dapat mengakomodir produk

perbankan, sehingga ada produk yang “direvisi” atau disesuaikan kedalam

produk perbankan. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam faktanya bank syariah tetap meminta jaminan dari nasabah ketika ia memberikan pembiayaan mudharabah atau musyarakah. Padahal hampir seluruh ulama sepakat bahwa apabila seseorang melakukan mudharabah, pemilik modal/dana tidak boleh meminta jaminan dari pelaksana (mudharib) (Hakim, 1999).

Jaminan dalam investasi mudharabah digunakan dengan tujuan untuk meminimalisasi tingkat resiko yang terlibat. Dalam konteks ini, tingkat risiko dapat ditekan seminimal mungkin melalui diversifikasi investasi, kebijakan manajemen bank yang baik dalam mengelola dana, kontrol periode investasi, dan lain-lain. Langkah-langkah yang beragam dapat diambil sejauh yang memungkinkan untuk investor mencapai tingkat yang sesuai dan dapat diterima dalam mengambil risiko tanpa perlu memiliki jaminan deposito investasi dari bank syariah. Permintaan jaminan kepada bank dapat melanggar prinsip-prinsip syariah, karena bank akan memikul tanggung jawab penuh terhadap investasi sang investor, dengan risiko yang tinggi. Sedangkan


(26)

9

investor tidak menanggung risiko karena adanya jaminan tersebut, maka bisa saja profit loss sharing yang sebagai syarat utama dalam akad mudharabah akan berubah menjadi loan contract akibat adanya ketidakseimbangan dalam kontrak mudharabah (ELGari, 2003).

Namun perlindungan bagi nasabah sebagai investor dianggap sangatlah penting, karena dengan adanya perlindungan secara legal dapat menciptakan kenyamanan dan kedamaian kepada pihak yang terkait (Azhari, 2010), selain itu hal ini sejalan dengan tujuan dari kegiatan bank syariah itu sendiri yaitu untuk mencapai kemaslahatan umat. Karena ketika hak-hak investor luar dilindungi oleh hukum, investor luar akan bersedia untuk membayar lebih untuk setiap aset keuangan perusahaan seperti ekuitas dan hutang (Rafael La Porta, 1999). Mereka membayar lebih karena mereka menyadari bahwa dengan perlindungan hukum yang lebih baik yang diberikan kepada mereka, maka akan ada keuntungan lebih dari perusahaan yang akan kembali kepada mereka sebagai bunga atau dividen. Pada akhirnya, hal ini memungkinkan lebih banyak pengusaha untuk membiayai investasi mereka secara eksternal, yang mengarah ke perluasan pasar keuangan.

Lanjut menurut Azhari (2010), secara ekplisit sulit ditemukan ketentuan mengenai perlindungan nasabah debitur dalam Undang-Undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998, sebagian besar Pasal-Pasal hanya berkonsentrasi pada aspek kepentingan perlindungan bank sehingga kedudukan nasabah sangatlah lemah, baik ditinjau dari kontraktual dengan bank dalam perjanjian kredit misalnya nasabah sangat dilematis, perjanjian kredit yang biasanya standar


(27)

10

kontrak, senantiasa membebani nasabah debitur dengan berbagai macam kewajiban dan tanggung jawab atas resiko yang ditimbulkan selama perjanjian berlangsung ditujukan kepada nasabah, yang pada gilirannya memunculkan tanggung jawab minus dari pihak bank.

Bentuk perlindungan hukum bagi nasabah bank syariah pada Peraturan Perundang-Undangan, adalah tercermin konsistensi dan komitmen bank dalam menjalankan prinsip-prinsip yang telah diatur dalam Undang-Undang, sehingga adanya kepastian aktualisasi nilai-nilai islami yang dianut para nasabah (Azhari, 2010).

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai perlindungan dari dana yang diinvestasikan ke bank syariah oleh pihak ketiga, dan bagaimana pengaruh dari perlindungan ekuitas investor tersebut terhadap kinerja keuangan bank Islam, dengan demikian dibuat penelitian yang berjudul:

Analisis Perlindungan Ekuitas Investor terhadap Kinerja Keuangan Bank Islam”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income Distribution/Average Equity) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja keuangan (ROA) di bank Islam?


(28)

11

2. Apakah perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income Distribution/Average Equity) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja keuangan (ROA) di bank Islam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh dari perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income Distribution/Average Equity) secara simultan terhadap kinerja keuangan (ROA) di bank Islam.

2. Menganalisis pengaruh dari perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income Distribution/Average Equity) secara parsial terhadap kinerja keuangan (Third Party Funds dan Net Income Distribution/Average Equity) di bank Islam

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bank Syariah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu bank dalam pengembangan produk investasi mudharabah. Baik dalam penggunaan, pemanfaatan, dan tujuan akad mudharabah itu sendiri sesuai dengan syariah Islam.


(29)

12 b. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai perlindungan ekuitas investor di bank Islam, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja keuangan bank Islam. c. Pembuat Kebijakan (Bank Indonesia)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan yaitu Bank Indonesia. Informasi-informasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kebijakan bagi bank syariah di masa depan.


(30)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur 1. Bank Syariah

a. Pengertian

Dalam pasal 1 UU No 21 tahun 2008 dijelaskan mengenai pengertian dari perbankan syariah itu sendiri yaitu:

“Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya”.

Dalam UU No. 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah atau unit syariah.

b. Prinsip Bank Syariah

Menurut Sutedi (2009:34) Dalam menjalankan aktivitasnya, bank syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:


(31)

14 1) Prinsip keadilan

Prinsip keadilan tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dengan nasabah.

2) Prinsip kesederajatan

Bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko, dan keuntungan yang berimbang antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank.

3) Prinsip ketentraman

Produk-produk bank syariah telah sesuai dengan prinsip dan kaidah muamalah Islam, antara lain tidak adanya unsur riba serta penerapan zakat harta.

c. Tujuan bank syariah

Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, perbankan syariah bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

d. Fungsi bank syariah

Menurut Undang-Undang No.21 Tahun 2008 pasal 4, Bank syariah berfungsi sebagai:


(32)

15

1) Bank syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

2) Bank syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat

3) Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif). Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Investasi

a. Pengertian

Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumberdaya (resources) saat ini, dengan harapan mendapatkan manfaat di masa yang akan datang. Sumber daya dalam investasi diterjemahkan kedalam satuan moneter atau uang. Dengan demikian, investasi dapat didefinisikan sebagai menanamkan uang sekarang dengan mengorbankan peluang konsumsi saat ini, untuk mendapatan menfaat (keuntungan) dikemudian hari. Dari pengertian investasi diatas maka bisa dilihat tiga aspek yang mempengaruhi investasi itu sendiri, yaitu (Noor, 2009:4):


(33)

16

1) Aspek uang sebagai pengukur kelayakan (money and value concept).

2) Aspek waktu untuk menilai kelayakan investasi dengan menggunakan time concept.

3) Aspek manfaat. Penilaian investasi juga harus dilihat dari manfaat yang akan didapat dan biaya yang digunakan (cost benefit ratio).

Dalam Islam, investasi ditentukan oleh beberapa variabel diantaranya adalah ekspektasi keuntungan pada sebuah projek, pendapatan dan kondisi perekonomian (bukan oleh tingkat bunga yang selama ini dikenal dalam teori ekonomi konvensional). Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung unsur risiko bagi investor. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Konsep bank syariah mengarahkan kepada perolehan pengembalian hasil yang tidak pasti dan tidak tetap. Namun demikian, konsep investasi tersebut adalah usaha yang menanggung risiko, artinya setiap kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan, didalamnya terdapat pula risiko untuk menerima kerugian, maka antara nasabah atau deposan dan bank sama-sama saling berbagi keuntungan maupun risiko (Prabowo, 2009).


(34)

17 b. Aspek Investasi

Menurut Muhammad (2005) dalam usaha investasinya bank Islam mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya:

1) Aspek rentabilitas

Dalam penyaluran dana investasinya Bank Islam memilih dan memilah proyek atau sektor yang memberikan keuntungan.

2) Aspek likuiditas

Dalam penempatan dananya bank Islam tidak sepenuhnya melemparkan semua dana yang dimiliki namun memperhatikan aspek likuiditasnya juga.

3) Spreading Risk

Setiap penempatan dana, meski rendabel, tetap mengandung risiko bisnis. Karenanya dalam pelemparan dana selain mempertimbangkan aspek rentabilitas dan likuiditas juga harus dipertimbangkan risiko lain yang mungkin timbul.

4) Skala prioritas

a) Prioritas utama adalah sektor yang menghasilkan keuntungan terbesar dan risiko kecil.

b) Transaksi kelompok jual beli. c) Transaksi pembiayaan musyarakah. d) Transaksi ijarah.

e) Kebijakan pemerintah atau otoritas moneter yakni pembiayaan dalam rangka pelaksanaan program pemerintah, misal


(35)

18

pengadaan pangan, rumah, ekspor, impor, UMKM dan lain-lain.

c. Sumber dana bank syariah

Untuk menghasilkan keuntungan, dana harus terkait erat dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activity), baik secara langsung bertindak sebagai trading house yaitu dengan melakukan transaksi seperti perdagangan, kegiatan industri atau sewa-menyewa dan lain-lain, atau secara tidak langsung bertindak sebagai investment company melakukan penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut bank syariah dapat menarik dana dalam bentuk (Arifin, 2003):

1) Titipan (wadi’ah) yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya (guaranteed deposit), tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.

2) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranteed deposit) untuk investasi umum (general investment account/mudharabah mutlaqah) dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dari portofolio yang didanai dengan modal tersebut.

3) Investasi khusus (special investment/mudharabah muqayyadah) dimana bank bertindak sebagai manajer investasi nntuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko atas investasi tersebut.


(36)

19

Dengan demikian, sumber dana bank syariah terdiri dari: 1) Modal (core capital)

Menurut Antonio (2001:147) modal merupakan dana modal sendiri yang berasal dari para pemegang saham. Pada umumnya modal inti terdiri dari:

a) Modal yang disetor oleh para pemegang saham.

b) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnnya risiko kerugian di kemudian hari.

c) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham.

2) Kuasi ekuitas (mudharabah accounts) 3) Titipan (wadiah/non remunerated deposits). d. Produk Penghimpuan Dana

Menurut Karim (2004:107-112) penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Sedangkan prinsip operasional syariah yang ditetapkan dalam penghimpunan masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.

1) Prinsip wadi’ah

Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah yad dhamanah berbeda dengan wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan


(37)

20

oleh yang dititipi. Sementara itu dalam wadi’ah yad dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Hasil dari pemanfaatan barang titipan tidak wajib dibagi hasilkan kepada si pemberi titipan, walaupun pada dasarnya boleh jika ingin memberikan hasil pemanfaatan sebagai bonus, dan tidak diperjanjikan dengan pemilik barang sebelumnya.

Ketentuan umum dari produk ini adalah:

a) Keuntungan/kerugian dari penyaluran dana ditanggung oleh bank, sedangkan pemilik dana tidak dijanjikan imbalan atau menanggung kerugian.

b) Bank membuat akad pembukaan rekening yang mencakup izin penyaluran dana dan persyaratan lain sesuai prinsip syariah. c) Bank mengenakan pengganti biaya administrasi setiap

pembukaan rekening baru.

d) Ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2) Prinsip Mudharabah

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi menjadi dua, yaitu: a) Mudharabah mutlaqah atau UIAs (Unrestricted Investment

Accounts)

Dalam Mudharabah mutlaqah atau UIAs (Unrestricted Investment Accounts) tidak ada pembatasan bagi bank dalam


(38)

21

menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan atau ketentuan bagi bank, akan disalurkan kemana dana yang diberikan nasabah, untuk siapa, atau penggunaan akad-akad tertentu. Sehingga bank memiliki kebebasan dalam menyalurkan dananya. Penerapan mudharabah mutlaqah menhasilkan dua produk yaitu tabungan dan giro.

b) Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investment Accounts)

Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investment Accounts) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

(1) Mudharabah muqayyadah on balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank.

(2) Mudharabah muqayyadah off balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dan langsung ke mudharib, dimana bank sebagai perantara yang mempertemukan shahibul mal dan mudharib. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari bisnis.


(39)

22 3) Akad pelengkap

Akad pelengkap ditujukan untuk mencari keuntungan, namun dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Dalam akad pelengkap ini bank dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yag dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya biaya hanya untuk menutupi biaya yang timbul. Salah satu akad pelengkap yang dipakai adalah wakalah.

e. Manajemen Risiko

Karim (2004:255-258) menjelaskan bahwa risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan, yaitu yang dapat berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Sasaran kebijakan manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan, yang berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan usaha bank. Tujuan dari manajemen usaha adalah:

1) Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator. 2) Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat

unacceptable.

3) Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled.


(40)

23

4) Mengukur eksposur dan pemusatan risiko. 5) Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.

a) Identifikasi risiko

Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank islam tidak hanya mencakup berbagai risiko yang ada pada bank-bank umumnya, melainkan meliputi berbagai risiko khas yang hanya ada pada bank-bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. Hal ini kemungkinan terletak dalam enam hal, yaitu:

(1) Proses transaksi pembiayaan (proses pembiayaan syariah, bagi hasil dana pihak ketiga, dan proses transaksi devisa) (2) Proses manajemen

(3) Human resources (4) Teknologi

(5) Lingkungan eksternal (6) Kerusakan

b) Penilaian risiko

Dalam penilaian risiko, keunikan bank Islam terlihat pada hubungan antara probability dan impact, atau yang biasa dikenal sebagai Qualitative Approach.


(41)

24 c) Antisipasi risiko

Antisipasi risiko dalam bank Islam bertujuan untuk: (1) Preventive. Bank syariah memerlukan persetujuan Dewan

Pengawas Syariah untuk mencegah kekeliruan proses dan transaksi dari aspek syariah.

(2) Detective. Pengawasan dalam bank Islam meliputi dua aspek, yaitu aspek perbankan oleh BI dan aspek syariah oleh DPS.

(3) Recovery. Koreksi atas suatu kesalahan dapat melibatkan BI untuk aspek perbankan dan DPS untuk aspek syariah. 3. Al-Mudharabah (trust financing, trust investment)

a. Pengertian

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini adalah seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Mudharabah, adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama sebagai shahibul mal yang menyediakan modal, sedangkan pihak lainnya adalah mudharib sebagai pihak pengelola (Antonio, 2001:95).

Menurut Karim (2007:204) mudharabah adalah bentuk kontrak anatara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua yaitu pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan


(42)

25

keuntungan. Kesimpulannya mudharabah adalah persetujuan kongsi anatra harta dari salah satu pihak dengan kerja dari pihak lain.

Menurut PSAK 105 mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana. b. Jenis-Jenis Mudharabah

Menurut Antonio (2001:97) mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah

Sedangkan menurut PSAK 105 mudharabah dibagi menjadi tiga, yaitu, mudharabah mutlaqah, mudharabah muqayyadah, dan mudharabah musytarakah.

1) Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.

2) Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi.

3) Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.


(43)

26 c. Manfaat Mudharabah

Manfaat-manfaat mudharabah antara lain (Antonio, 2001:97-98): 1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan

nasabah meningkat.

2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.

3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan cash flow nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

4) Bank akan selektif dan hati-hati dalam memilih usaha yang halal, aman, dan menguntungkan.

5) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda dengan bank konvensional karena tidak menggunakan bunga. Sehingga nasabah tidak perlu terbebani dengan bunga yang harus ia bayar.

d. Rukun dan Syarat Mudharabah

Menurut Dewan Syariah Nasional NO.07/DSN-MUI/IV/2000, rukun dan syarat mudharabah ada lima, yaitu:

1) Penyedia dana (sahibul mal) dan pengelola (mudharib) harus cakap hukum.

2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:


(44)

27

a) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad).

b) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau

dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

3) Modal ialah sejumlah uang atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut:

a) Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.

b) Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad.

c) Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi:

a) Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.

b) Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan


(45)

28

harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. c) Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari

mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.

5) Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus memperhatikan hal-hal berikut:

a) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.

b) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan.

c) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syari‟ah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.

e. Ketentuan Mudharabah

Menurut Dewan Syariah Nasional NO.07/DSN-MUI/IV/2000 ketentuan pembiayaan mudharabah, yaitu:


(46)

29

1) Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh Lembaga Keuangan Syariah kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.

2) Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana) membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha.

3) Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan pengusaha).

4) Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan syari‟ah dan LKS tidak ikut serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.

5) Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

6) LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.

7) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti


(47)

30

melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.

8) Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan fatwa Dewan Syariah Nasional.

9) Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.

10) Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan. f. Ketentuan Hukum Mudharabah

1) Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.

2) Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di

masa depan yang belum tentu terjadi.

3) Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada

dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.

4) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi

perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari‟ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

g. Risiko Mudharabah

Menurut Antonio (2001:98), risiko-risiko yang terdapat dalam mudharabah, yaitu:


(48)

31

1) Adanya kemungkinan nasabah menggunakan dana tersebut dan tidak sama seperti yang ditulis dikontrak.

2) Kesalahan yang disengaja yang menyebabkan kerugian.

3) Kemungkinan adanya penyembunyian keuntungan oleh nasabah. h. Karakteristik Mudharabah

Karakteristik mudharabah menurut PSAK No.105 adalah sebagai berikut:

1) Entitas dapat bertindak baik sebagai pemilik dana atau pengelola dana.

2) Mudharabah terdiri dari mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan mudharabah musytarakah. Jika entitas bertindak sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima disajikan sebagai dana syirkah temporer.

3) Dalam mudharabah muqayadah, contoh batasan antara lain: a) Tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya; b) Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan

cicilan, tanpa penjamin, atau tanpa jaminan.

c) Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga.

i. Nisbah keuntungan

Menurut Karim (2009:206-210) nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang ber-mudharabah.


(49)

32

Hal ini digunakan untuk mencegah terjadinya perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan.

1) Persentase

Persentase digunakan untuk menentukan nisbah keuntungan bukan menggunakan nominal, misal 50:50, 70:30, atau 60:40. Nisbah keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan porsi setoran modal, tentu saja bila disepakati ditentukan nisbah keuntungan sebesar porsi setoran modal.

2) Bagi untung dan bagi rugi

Hal ini merupakan konsekuensi yang logis dari karakteristik akad mudharabah yang tergolong kedalam kontrak investasi, dimana return dan timing cash flow tergantung kinerja sektor riil. Namun ada hal dalam akad mudharabah saat kerugian, pembagian kerugian tidaklah seperti pembagian keuntungan, jika pembagian keuntungan berdasarkan nisbah, maka pembagian kerugian berdasarkan porsi modal. Oleh karena nisbahnya disebut dengan nisbah keuntungan bukan nisbah saja. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kemampuan untuk mengabsorsi atau menanggung kerugian di antara kedua belah pihak. Kemampuan shahibul maal untuk menanggung kerugian tidak sama dengan kemampuan si mudharib. Dengan alasan, jika usaha mengalami kerugian maka shahibul maal kehilangan uang investasinya, sedangkan mudhrib


(50)

33

harus menanggung kehilangan kerjanya karena gagal dalam usahanya.

3) Jaminan

Ketentuan pembagian kerugian seperti penjelasan diatas hanya jika kerugian diakibatkan oleh risiko bisnis, bukan karena karakter buruk mudharib. Jika mudharib lalai dalam menjalankan usahanya dan menimbulkan banyak kerugian maka mudharib harus menanggung kerugian sebesar bagian kelalaiannya sebagai sanksi dan tanggung jawabnya. Para fuqaha berpendapat bahwa pada prinsipnya tidak perlu dan tidak boleh mensyaratkan agunan sebagai jaminan, sebagaimana dalam akad syirkah lainnya. Untuk menghindari adanya moral hazard dari mudharib, maka shahibul mal diperbolehkan memintanya, dengan tujuan untuk menghindari moral hazard mudharib bukan untuk "mengamankan" investasi shahibul maal jika terjadi kerugian akibat risiko bisnis.

4) Menentukan besarnya nisbah

Menurut Karim (2009:209) Nisbah ditentukan oleh kedua belah pihak yang bersepakat. Biasanya di bank syariah modern tawar menawar nisbah hanya terjadi jika deposan/investor dalam jumlah besar.

5) Cara menyelesaikan kerugian

Menurut Karim (2009:210) jika terjadi kerugian, maka cara menyelesaikannya ada dua macam, yaitu:


(51)

34

a) Diambil dari kuntungan untuk menutupi kerugian yang timbul, dimana keuntungan sebagai pelindung modal.

b) Bila kerugian lebih besar jumlahnya dari keuntungan yang didapat, maka menggunakan pokok modal untuk menutup kerugian.

4. Perlindungan Ekuitas Investor

Perlindungan pada produk dan jasa investasi perbankan syariah adalah suatu hal baru yang memerlukan konsep nyata dalam memberikan jaminan perlindungan bagi konsumen atau nasabah di Indonesia, hal ini sangat dibutuhkan untuk mencapai kemaslahatan dan menghindari kemudhratan bagi kepentingan semua pihak (Sayyid, 2008).

Literatur empiris pada bank syariah kebanyakan lebih memfokuskan pada pertumbuhan dan masalah regulasi saja tetapi sedikit yang menguji mengenai perlindungan investor di bank syariah. Penelitian terbaru mengenai corporate governance juga menunjukkan bahwa tidak ada pengelolaan terpisah antara bank syariah dan bank sentral di sebagian besar negara-negara muslim dalam penerapan sistem perlindungan investor saat ini (Yongqiang Li Cs, 2011).

Dalam Islam, hukum perlindungan investor menempati kajian yang signifikan di mana setiap manusia mendapat perlindungan dan otoritas terhadap harta mereka, demikian pula pada masalah produk dan jasa investasi perbankan syariah, dimana investor berhak dilindungi hak dan kepentingannya. Perlindungan yang harus diberikan bukan hanya


(52)

35

berhubungan dengan kualitas dan kuantitas produk dan jasa investasi, tapi juga berkenaan dengan kecacatan atau kekurangan produk dan jasa investasi tersebut, seperti besar kecilnya resiko investasi (Sayyid, 2008).

Pada prinsipnya investasi di perbankan Islam dengan menggunakan profit and loss sharing memang tidak mengenal adanya perlindungan maupun jaminan, dikarenakan prinsipnya yang bebagi resiko dan keuntungan. Namun, seperti yang dijelaskan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No.07/DSN-MUI/IV/2000 mengenai jaminan yang bisa diminta oleh shahibul mal ke mudharib, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. Lembaga Keungan Syariah (LKS) dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad, hal ini merupakan salah satu bentuk perlindungan yang diberikan investor di Bank Islam.

Hubungan antara bank dan investor pada bank syariah yang didasarkan oleh kontrak mudharabah dimana bank dan investor saling berbagi risiko dan keuntungan, dan laba atas investasi mereka sangat tergantung pada kinerja manajer dan tidak adanya gangguan-gangguan kebijakan dari negara yang dapat mempengaruhi shareholders (Yongqiang Li Cs, 2011). Pendekatan hukum untuk pengelolaan kebijakan di bank


(53)

36

syariah memegang isu kunci untuk perlindungan investor dari pihak luar, sehingga pemegang saham utama atau kreditur tidak dapat melemahkan kepentingan investor di bank tersebut dan akan lebih tergantung pada hukum dan dewan syariah yang ada, dimana setiap kebijakan mesti di approved oleh dewan syariah, sehingga tercapai kepentingan bersama untuk kemaslahatan umat, dimana pemilik saham minoritas yang merupakan pemegang rekening investasi di bank syariah berupa giro, tabungan atau deposito menuntut hak yang sama seperti pemegang saham yang mempengaruhi kebijakan dividen.

Pengukuran perlidungan ekuitas investasi perbankan syariah diukur dengan menggunakan Third Party Funds yang merupakan simpanan yang didapat dari nasabah melalui giro, tabungan dan deposito (Kharisma, 2012) Dan pengukuran tingkat pengembalian investasi atau bagi hasil yang diperoleh bank syariah menggunakan Net Income of Distibution/Average Equity (Yongqiang li Cs, 2011).

a. Third Party Funds

Third Party Funds atau Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang dihimpun oleh masing-masing bank secara indvidu. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. Adapun dana pihak ketiga diperoleh dengan menjumlahkan giro, tabungan dan deposito (Sudiyatno, 2010).


(54)

37

Menurut Kasmir (2002:64), dana pihak ketiga memiliki kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana, sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Kredit diberikan kepada para debitur yang telah memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam perjanjian yang dilakukan antara pihak debitur dengan pihak bank. Dana Pihak Ketiga terdiri dari giro wadiah, tabungan dan deposito mudharabah.

Menurut Dendawijaya (2009:49), dana pihak ketiga yang dihimpun masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank).

Rumus untuk menghitung Dana Pihak ketiga (DPK) adalah (Sukma, 2009):

DPK =

b. Net Income of Distribution/Average Equity

Net Income of Distribution atau Pendapatan Bagi hasil merupakan bagi hasil yang didapat oleh pemilik dana karena partisipasi dananya dalam berinventasi. Bank tidak menggunakan semua dana tersebut dalam investasi, tetapi menyimpan sebagian dana untuk investor ketika mereka ingin melakukan penarikan. Secara teoritis, cadangan ini, bersama dengan deposito baru terus dibuat, memungkinkan bank untuk memenuhi semua tuntutan saat penarikan


(55)

38

terjadi. Bank berhak atas beberapa persentase dari hasil pendapatan investasi karena tugas bank sebagai mudharib. Sama halnya dengan pemilik dana yang berhak atas hasil dari investasi yang dilakukan oleh pemilik dana. (Ahmed, 1996)

Pada umumnya sumber dana bank Islam berasal dari dana pemegang saham yang disediakan oleh pemilik ekuitas, deposito yang disediakan oleh depositor, dan dana investasi yang disediakan oleh investor yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan investasi tambahan, investasi pada pasar saham, dan investasi komoditas (Yatim, 2009)

Dalam membahas distribusi keuntungan, pihak bank harus dapat memberikan prinsip pembagian keuntungan yang baik bagi semua pihak. Dasar pengerjaan dalam pengelolaan dana di bank Islam didasari oleh konsep pengelompokkan dana dengan penghitungan rata-rata balance harian dari deposito, dana pemegang saham, unrestricted investment dan restricted investment. Dengan menggunakan konsep tersebut, prinsip bagi hasil keuntungan dapat diobservasi dengan lebih jelas untuk memastikan prinsip syariah terpenuhi dalam pelaksanaan bisnis yang jujur. (Yatim, 2009)

Rumus untuk Net Income of Distribution/Average Equity:

=


(56)

39 5. Kinerja Keuangan Perbankan

Dalam penelitian ini pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Return on asset (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pandapatan. (Kharisma, 2012)

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio yang paling populer digunakan untuk mengukur kinerja keuangan di industri perbankan, hal itu menunjukkan kemampuan manajemen untuk memperoleh deposito dengan biaya yang wajar dan berinvestasi dalam investasi yang menguntungkan. Hal ini tercermin dalam ROA, karena investasi dan pinjaman adalah bagian terbesar dari aset bank, sementara bunga pinjaman menyerupai bagian terbesar dari pendapatan dan keuntungan bank. (Simpson dan Kohers, 2002:103-104)

Pengukuran kinerja dengan ROA memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan untuk perusahaan kecil yang memiliki basis ekuitas yang sangat kecil jika dibandingkan dengan ROE. ROA dianggap sangat berkorelasi dengan ROE di sektor perbankan, di mana kedua rasio memberikan


(57)

40

indikasi yang sama dari kinerja keuangan, tetapi besar dan interpetasinya berbeda. (Badreldin, 2009)

Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang perolehan dananya sebagian berasal dari simpanan masyarakat. (Siamat, 2005)

Rumus menghitung ROA berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP, yaitu:

Return on asset (ROA)=

B. Keterkaitan Antara Variabel

1. Third Party Funds dengan Return On Assets (ROA)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yoli Lara Sukma (2009), yang meneliti tentang pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, dan resiko kredit terhadap profitabilitas dengan sampel yang diambil di perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dapat disimpulkan penelitian ini bahwa variabel dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Variabel kecukupan modal juga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, dan variabel resiko kredit berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas perbankan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dea Naufal Kharisma (2012), meneliti tentang pengaruh dana pihak ketiga dan non performing finance


(58)

41

terhadap profitabilitas perbankan syariah, dapat disimpulkan dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dengan arah yang positif. Sedangkan untuk variabel non performing finance, variabel tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas dan dengan arah negatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sudiyatno (2009), yang meneliti mengenai analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, LDR terhadap kinerja keuangan pada sektor perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (Periode 2005-2008), dapat disimpulkan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap ROA.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Third Party

Funds terhadap ROA

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Third Party

Funds terhadap ROA

2. Net Income of Distribution/Average Equity dengan Return On Assets

(ROA)

Penelitian yang dilakukan Yongqiang Li, Cs (2011), yang meneliti tentang equity investor protection and financial performance of Islamic banks: an econometric analysis, menyimpulkan bahwa dividend pay-out memiliki pengaruh yang positif terhadap ROA dan ROE. Untuk variabel


(59)

42

net income of distribution over average equity juga memiliki pengaruh yang positif terhadap ROA dan ROE. Jika dibandingkan, net income of distribution/average equity memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja keuangan dibandingkan dengan dividend pay out.

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Net Income of

Distribution/Average Equity terhadap ROA

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Net Income of


(60)

43 C. Penelitian-penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian-penelitian Terdahulu

No Peneliti (tahun) Judul Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian (kesimpulan) 1 Bambang Sudiyatno

(2010) Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek

Indonesia (Periode 2005-2008

1. Variabel Dependen: Return On Assets (ROA) 2. Variabel Independen:

Dana Pihak ketiga, BOPO, CAR, LDR

3. Metodelogi Analisis:

Multiple Regression Analysis Model

1. DPK berpengaruh positif terhadap ROA 2. BOPO berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA

3. CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA

4. LDR berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ROA


(61)

44

Tabel 2.1 (lanjutan) 2 Yongqiang Li, Abdi

Hassan, Esse Abdirashid, Bruno Zeller (2011) Equity investor Protection and Financial Performance of Islamic Banks: An Econometric Analysis

1. Variabel dependen: ROA dan ROE 2. Variabel endogen:

Divedend pay out dan Inc.net of Dist/Avg Equity

3. Variabel pengendali:

Total Assets, Equity to Total Assets, Other Operating Income/Avg Equity, Cost to Income Ratio, Recurring Earning Power, Liquid Assets/Tot Dep & Bor, Net Int Rev/Avg Assets, Interbank Ratio, dan

Equity/Liabilities 4. Metodelogi analisis:

OLS, fixed effect model using panel data, random effect model using pael data, IV, dan IV model using GMM

Perlindungan investor berdampak positif terhadap kinerja keuangan bank syariah. Dampak dari sebuah kebijakan dapat menaikkan kebijakan investor, dimana juga menaikkan dividend pay-out atau

menaikkan Inc. Net of Dist/ Avg Equity Ratio.

3 Dea Naufal Kharisma (2012)

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Finance terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah

1. Variabel dependen: Profitabilitas bank (ROA) 2. Variabel independen:

Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing.

3. Metodelogi analisis:

Analisis regresi linier berganda

1. DPK berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan dengan arah positif. 2. Non Performing Finance tidak

berpengaruh secara signifikan dan dengan arah negatif terhadap profitabilitas.


(62)

45

Tabel 2.1 (lanjutan) 4 Yoli Lara Sukma

(2013)

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal dan Risiko Kredit Terhadap

Profitabilitas

1. Variabel dependen: Profitabilitas (ROA) 2. Variabel independen:

Dana Pihak Ketiga, CAR, risiko kredit (NPL)

3. Metodelogi analisis: Metode regresi berganda

1. Dana pihak Ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank, dengan koefisien regresi yang bertanda negatif yang berlawanan dengan yang

dihipotesiskan

2. Kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. 3. Risiko kredit yang diukur dengan

menggunakan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas perbankan. Sumber: Diolah dari berbagai referensi


(63)

46 D. Kerangka Pemikiran

Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengani “Analisis Perlindungan Ekuitas Investor terhadap Kinerja Keuangan Bank Islam”

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Return On Assets (ROA)

(Y) Third Party

Funds/DPK (X1) Net Inc of Dist/Average Equity

(X2)

Metode Analisis: Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Saran Perlindungan Ekuitas Investasi: Dana yang dihimpun dari masyarakat

Kinerja Keuangan Bank Islam: Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah,


(64)

47 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa (Indriantoro dan Supomo, 1999:27). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis menganai pengaruh dari proteksi ekuitas investor terhadap kinerja keuangan bank islam.

B. Model Penentuan Sampel

Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan terhadap orang, benda atau tempat. Sedangkan, sampel yaitu sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian atau subset dari populasi. Populasi dari penelitian ini adalah bank syariah yang ada di Indonesia. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel diambil dengan menggunakan metode Simple Cluster Random Sampling merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi


(65)

48

berdasarkan areanya. Setiap area memiliki jatah terambil yang sama. Kelebihan dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-area tertentu.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan bank tahunan dan data tersebut berasal dari situs bank masing-masing. Dan jenis data yang diambil berdasarkan time series, menggunakan deretan waktu. Data yang digunakan untuk penelitian, yaitu:

1. Bank Syariah Mandiri, laporan keuangan triwulan bank (2009-2012), yang mencakup laporan keuangan bulan Maret, Juni, September, dan Desember. 2. Bank Mega Syariah, laporan keuangan triwulan bank (2009-2012), yang mencakup laporan keuangan bulan Maret, Juni, September, dan Desember. 3. Bank BRI Syariah, laporan keuangan triwulan bank (2009-2012), yang mencakup laporan keuangan bulan Maret, Juni, September, dan Desember.


(66)

49 D. Metode Analisis Data

Hubungan antara kinerja keuangan dan determinasinya yang akan dihitung dengan menggunakan rumus matematika:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan generalisasi. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai sampel dalam penelitian dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2006), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode grafik.

Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat normal probability plot. Normal probability plot adalah membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006). Dasar pengambilan keputusan melalui analisis ini, jika data menyebar disekitar garis diagonal sebagai representasi pola distribusi normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(67)

50 b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Uji Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual (AbsUi)

terhadap independen lain. Jika β signifikan (dibawah 0.05) maka

mengindikasikan terdapat heterokedastisitas dalam model. (Janie, 2012)

c. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak otogonal. Variabel otogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2006).

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam model regresi, digunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variable independen


(68)

51

(bebas) menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dengan kriteria pengambilan keputusan suatu model regresi bebas multikolinieritas adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai nilai VIF dibawah 10 2) Mempunyai nilai tolerance diatas 1

Jika variabel bebas dapat memenuhi kriteria tersebut maka variabel bebas tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya.

d. Uji autokorelasi

Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi, penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (Ghozali, 2011:110). Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi yaitu jika:

0 < d < dl = Ada autokorelasi

dl ≤d ≤du = Tidak ada kesimpulan

4 – dl < d < 4 = Ada autokorelasi

4 –du ≤d ≤4 - dl = Tidak ada kesimpulan du < d < 4 – du = Tidak ada autokorelasi 3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan mengguakan teknik regresi linier berganda, yang digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara


(69)

52

variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen. Regresi linier berganda dihitung menggunakan rumus:

Dimana:

Y = Return On Assets a = Konstanta

X1 = Third Party Funds

X2 = Net Income of Distribution/Average Equity

b1 = Koefisien korelasi Third Party Funds

b2 = Koefisien korelasi Net Income of Distribution/Average Equity

e = Error term

a. Koefisien Determinasi (R2)

R2 merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Dalam regresi R2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika R2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna.

b. Uji Simultan : ANOVA ( Uji F)

Uji simultan pada konsep regresi linier adalah pengujian mengenai apakah model regresi yang didapatkan benar-benar dapat diterima Uji simultan bertujuan untuk menguji apakah antara variabel-variabel bebas X dan terikat Y, atau setidak-tidaknya antara salah satu Y = a + b1X1 + b2X2 + e


(70)

53

variabel X dengan variabel terikat Y, benar-benar terdapat hubungan linier (linear relation).

Dalam uji simultan dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi hasil uji dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebanyak 0.05.

H0 : Perlindungan ekuitas investor ((Third Party Funds dan Net

Income of Distirbution/Average Equity) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank Islam.

Ha : Perlindungan ekuitas investor ((Third Party Funds dan Net

Income of Distirbution/Average Equity) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank Islam

1) Jika Sig penelitian < 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima

2) Jika Sig penelitian > 0.05 maka H0 diterima, Ha ditolak

Kedua, uji simultan dilakukan dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel melalui ketentuan:

1) Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, Ha diterima

2) Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima, Ha ditolak

c. Uji parsial : Uji T

Uji parsial digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel bebas X benar-benar memberikan kontribusi terhadap variabel terikat Y. Dalam pengujian ini ingin diketahui apakah jika secara terpisah, suatu variabel X masih memberikan kontribusi secara signifikan terhadap variabel terikat Y.


(71)

54

H0 : Perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income

of Distirbution/Average Equity) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank Islam.

Ha : Perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income

of Distirbution/Average Equity) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank Islam

1) Jika Sig penelitian < 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima

2) Jika Sig penelitian > 0.05 maka H0 diterima, Ha ditolak

Penghitungan uji parsial dengan menggunakan hitung dan t-tabel:

1) Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, Ha diterima

2) Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima, Ha ditolak

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel pada tingkat keyakinan tertentu. Apabila nilai t berdasarkan tabel lebih besar atau lebih kecil dari nilai t berdasarkan hitungan, maka pengaruh varibel independen terhadap variabel dependennya adalah signifikan. Jika sebaliknya, nilai t berdasarkan hitung berada diantara nilai t berdasarkan tabel, baik secara positif maupun negatif, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah tidak signifikan.


(1)

99

Hasil penghitungan PT. Bank Mega Syariah

Year

Month

ROA

Third

Party

Funds

Net Income Of

Distribution/Average

Equity

2009

Maret

0.62

6.75

22.69

Juni

1.56

19.72

24.22

Sept

2.08

27.26

19.56

Des

2.22

34.12

21.73

2010

Maret

3.18

9.48

20.56

Juni

2.98

13.96

18.92

Sept

2.47

13.06

18.55

Des

1.90

18.80

19.19

2011

Maret

1.77

52.01

18.24

Juni

1.87

17.65

14.54

Sept

1.65

24.28

15.72

Des

1.58

24.44

16.95

2012

Maret

3.52

19.42

18.88

Juni

4.13

12.14

16.07

Sept

4.11

43.21

16.17

Des

3.81

15.62

16.15


(2)

100

Lampiran 3

Hasil penghitungan PT. Bank BRI Syariah

Year

Month

ROA

Third

Party

Funds

Net Income Of

Distribution/Average

Equity

2009

Maret

3.11

1.26

1.84

Juni

2.14

1.53

1.92

Sept

1.89

3.13

3.93

Des

0.53

3.72

3.05

2010

Maret

1.12

6.62

7.21

Juni

0.97

17.99

5.42

Sept

0.24

18.89

5.31

Des

0.35

41.64

6.40

2011

Maret

0.23

18.79

6.91

Juni

0.20

39.68

7.36

Sept

0.40

45.65

9.20

Des

0.20

30.23

7.84

2012

Maret

0.17

13.65

11.77

Juni

1.21

9.06

10.24

Sept

1.34

10.50

10.01

Des

1.19

11.15

10.24


(3)

101

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std. Deviation

Bank 3 1.00 3.00 2.0000 1.00000

Return On Assets 48 .17 4.13 1.8571 1.00575

Third Party Funds 48 1.26 52.01 17.8548 11.30879 Net Inc of Dist/Average Equity 48 1.84 24.22 12.3796 5.44071

Valid N (listwise) 3


(4)

102

Lampiran 5

Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .580 .241 2.410 .020

TPF -.002 .008 -.046 -.300 .766 .944 1.060

NID/AE .008 .017 .077 .502 .618 .944 1.060


(5)

103

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 1.247 .356 3.505 .001

TPF -.025 .012 -.280 -2.075 .044 .944 1.060

NID/AE .085 .025 .461 3.420 .001 .944 1.060

a. Dependent Variable: Return On Assets

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1 .479a .229 .195 .90236 .644

a. Predictors: (Constant), Net Inc of Dist/Average Equity, Third Party Funds


(6)

104

Lampiran 6

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji R-Square (Koefisien Determinasi)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1 .479a .229 .195 .90236 .644

a. Predictors: (Constant), Net Inc of Dist/Average Equity, Third Party Funds

b. Dependent Variable: Return On Assets

Hasil Uji F (ANOVA)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 10.900 2 5.450 6.693 .003b

Residual 36.642 45 .814

Total 47.542 47

a. Dependent Variable: Return On Assets

b. Predictors: (Constant), Net Inc of Dist/Average Equity, Third Party Funds

Hasil Uji Parsial T

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 1.247 .356 3.505 .001

TPF -.025 .012 -.280 -2.075 .044 .944 1.060

NID/AE .085 .025 .461 3.420 .001 .944 1.060