Evaluasi pelaksanaan program safari sabtu subuh pada forum masjid dan mushalla bumi serpong damai (BSD)

(1)

SERONG DAMAI (BSD)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sos.I )

Oleh

KUSMIATUN NURHASANAH

NIM: 107053002689

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SAFARI SABTU

SUBUH PADA FORUM MASJID DAN MUSHALLA BUMI

SERONG DAMAI (BSD)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sos. I )

Oleh :

KUSMIATUN NURHASANAH

NIM : 107053002689

Pembimbing

Drs. Sugiharto, MA

NIP. 196608061996031001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juli 2011


(5)

i

Evaluasi Pelaksanaan Program Safari Sabtu Subuh Pada Forum Masjid dan Mushalla Bumi Serpong Damai (BSD)

Setiap muslim memiliki salah satu tugas untuk memakmurkan Masjid. Masjid tidak dapat dipandang sekedar sebagai suatu bangunan semata, melainkan padanya ada jamaah, pengelola, sehingga terciptanya syiar Islam. Ketika Masjid hendak dimaksimalkan peran dan fungsinya sebagai pusat pembinaan umat, maka ada banyak sisi aktivitas yang harus dikembangkan. Oleh karena itu Masjid harus memiliki program yang banyak dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan melaksanakannya. Sehingga diperlukan tenaga kepengurusan yang jumlahnya cukup dan kualitasnya memadai.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perencanaan program Forum Masjid dan Mushalla BSD dalam pelaksanaan Safari Sabtu Subuh dan apakah ada kesesuaian antara perencanaan program Forum Masjid Mushalla BSD dengan pelaksanaan Safari Sabtu Subuh. Dalam penelitian ini penulis menganalisis data dengan menggunakan tekhnik analisia deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mengumpulkan data, disusun dan disajikan yang kemudian dianalisa untuk mengungkapkan arti data tersebut. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis melalui observasi, interview atau wawancara dan dokumentasi.

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi dengan menggunakan pendekatan model evaluasi yang dikemukakan olah Peitrizak, dkk yaitu berupa evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pada skripsi ini penulis menitik bertkan pada evaluasi proses/pelaksanaan.

Hasil penelitian dan analisis yang dilakukan menunjukan bahwa pelaksanaan Safari Sabtu Subuh telah sesuai dengan perencanaan yaitu sebagai media dalam menyampaikan program-program dari Forum Masjid dan Mushalla BSD maupun program Masjid dan Mushalla yang tergabung dalam Forum Masjid dan Mushalla BSD, melalui media silaturrahim, sharing dan sinergi.

Kedepannya diharapkan Forum Masjid dan Mushalla BSD secara berkala melakukan evaluasi terhadap program-program yang sedang dan akan dijalankan guna melihat apakah program-program tersebut telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.


(6)

ii

KATA PENGANTAR









Alhamdulilah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta

alam yang telah memberikan segala nikmat dan karunia yang tak terhingga kepada

hambanya sampai detik ini dan shalawat serta salam semoga selalu senantiasa

terlimpahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis

dapat melewati perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Safari Sabtu Subuh Pada Forum Masjid dan Mushalla Bumi Serpong Damai (BSD)”.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas

usaha dan upaya yang telah penulis lakukan serta bantuan yang sangat berharga

dari beberapa pihak. Di tengah kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang

untuk berbagai informasi dan motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi

ini. Maka dengan niat suci dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA

selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA

selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA

selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Sugiharto, MA selaku Pembimbing skripsi yang dengan sabar dan


(7)

iii

beserta H. Mulkannasir BA, S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah yang telah melayani penulis dalam administrasi perkuliahan dan

skripsi penulis.

4. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Dosen Bimbingan Karya Ilmiah, terima

kasih untuk ilmunya dan telah memberi support kepada penulis.

5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan dedikasinya, pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada

penulis selama perkuliahan.

6. Para penguji, ketua dan sekertaris sidang yang telah memberikan bimbingan

dan masukannya sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Terima kasih untuk seluruh Staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Fakultas

Perpustakaan Dakwah untuk referensi buku-bukunya.

8. Ayahanda tercinta, S Bani A dan ibunda tersayang Patimah atas segala doa

yang tak pernah luput dalam setiap hembusan nafasnya, yang telah

mengantarkan penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang,

doa, kesabaran, keikhlasan dan perjuangan hidup demi kelangsungan

pendidikan putri-putrinya, terima kasih untuk semuanya. Semoga Allah selalu

menyayangi kalian berdua.

9. Saudara-saudaraku tersayang. Ka Asniah, adik-adikku Eneng, Ida dan Lina

yang selalu memberikan canda tawa serta dukungan yang tiada henti. Semoga


(8)

iv

10. Nenek dan kakek tersayang serta saudara-saudara yang selalu mendoakan

penulis agar menjadi orang yang berguna.

11. Keluarga besar Forum Masjid dan Mushalla BSD yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian, khususnya untuk Dr. Muhammad Taufik

Ch. SpOG selaku ketua presidium, Bapak Rahmad Lubis, MA selaku

Sekretaris dan seluruh para pengurus yang begitu baik memberikan bantuan

dan kemudahan kepada penulis dalam memberikan data dan informasi yang

berkaitan dengan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat terbaik DIJEGH dan INMI2TAKANU (Anis, Ayu, Amel,

Ela, Gustin, Iich, Intan, Mia, Ita, Eka dan Nurlia) terima kasih atas dukungan

semangat dan keceriaannya smoga kita tetap selalu kompak.

13. Suhendri terimakasih atas dukungan dan semangat, yang telah banyak

membantu sampai skripsi ini selesai.

14. Terima kasih untuk teman-teman MD A dan B angkatan 2007 Terima kasih

yaa buat dukungannya. Teman-teman KKN 98 @Lebak, Banten 2010 semoga

tali silaturahmi kita tidak terputus.

15. Teman-teman Kosan Mahsyar terimakasih atas tumpangan tempatnya, juga

kepada Siska, Fida, Dewi, Ani, Shella terimakasih banyak untuk kesediaanya

menerima penulis dikosannya.

16. Teman-teman IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) Al-Ihsan yang telah banyak

membantu dan memberi masukan kepada penulis.

Pada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang


(9)

v

telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada

umumnya dan bagi keluarga besar Manajemen Dakwah pada khususnya.

Ciputat, Juli 2011


(10)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II : LANDASAN TEORI A. Evaluasi ... 17

1. Pengertian Evaluasi ... 17

2. Model-model Evaluasi ... 19

3. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi ... 23

4. Tahapan Evaluasi Program ... 24

B. Program ... 25

1. Pengertian Program ... 25


(11)

vii

4. Evaluasi program ... 28

C. Masjid ... 29

1. Pengertian Masjid... 29

2. Peran dan Fungsi Masjid ... 31

3. Manajemen Masjid ... 35

D. Mushalla ... 39

BAB III : GAMBARAN UMUM FORUM MASJID DAN MUSHALLA BSD A. Sejarah Berdirinya Forum Masjid dan Mushalla BSD ... 42

B. Visi, Misi dan Tujuan ... 48

C. Struktur Organisasi ... 50

D. Program FMMB ... 51

E. Masjid dan Mushlla yang Tergabung dalam FMMB ... 54

F. Jadwal Kegiatan Safari Sabtu Subuh ... 55

BAB IV : ANALISIS DATA A. Perencanaan Program Forum Masjid dan Mushalla BSD dalam Pelaksanaan Safari Sabtu Subuh ... 58

B. Evaluasi Proses ... 66

1. Pelaksanaan Program Safari Sabtu Subuh ... 66

2. Evaluasi Pelaksanaan Program Safari Sabtu Subuh ... 67

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menjalankan Program Forum Masjid dan Mushalla BSD ... 75


(12)

viii

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN


(13)

ix

Tabel 3.1 : Nilai-nilai BSD Via TAFT... 48

Tabel 3.2 : Data Masjid dan Mushalla FMMB... 54

Tabel 3.3 : Jadwal Safari Sabtu Subuh... 55


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Dewasa ini umat Islam terus-menerus mengupayakan pembangunan

Masjid. Bermunculan masjid-masjid baru diberbagai tempat, di samping

renovasi atas masjid-masjid lama. Semangat mengupayakan pembangunan

rumah-rumah Allah itu layak dibanggakan. Hampir di seantaro tanah air tidak

ada yang tidak tersentuh oleh pembangunan Masjid. Ada yang berukuran

kecil tapi mungil, ada yang besar dan megah. Namun tidak sedikit pula

Masjid yang terkatung-katung pembangunannya dan tak kunjung rampung,

terutama di daerah-daerah yang solidaritas jamaahnya belum kuat.1

Dalam pembinaan umat secara luas dan menyeluruh yang dilakukan

Rasulullah saw. Pertama kali adalah pembangunan Masjid, yaitu dalam

perjalanan hijrah Rasulullah saw, dari Makkah ke Madinah ditandai dengan

kaum muslimin dari kalangan Muhajirin dan Anshor bersatu bersama

Rasulullah saw. Mendirikan bangunan sebuah Masjid yakni Masjid Quba.2

Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. At-Taubah 108 yang

berbunyi:



















































1

Moh, E. Ayub, dkk. Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet. Ke-1. h. 15 2


(15)

Artinya: ”Janganlah kamu bersembahyang di dalam Masjid itu selama-lamanya. Sesungguh-nya Masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya, di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih”. (Q.S. At-Taubah/9:108) Berbicara tentang Masjid, hampir sama tuanya dengan

membicarakan titik start penguatan kelembagaan dan motivasi perjuangan

Islam di permukaan bumi ini, Masjid terambil dari kata bahasa Arab

sajadah yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah Allah SWT.

Keberadaan Masjid tidak bisa dilepaskan dari masalah shalat, Dengan

demikian, Masjid merupakan bangunan yang sengaja didirikan umat

muslim untuk melaksanakan shalat berjamaah dan berbagai keperluan lain

yang terkait dengan kemaslahatan umat muslim.

Gazalba menjelaskan, bahwa di zaman Rasulullah, Masjid selain

berfungsi sebagai tempat ibadah (untuk melakukan kegiatan shalat, berdzkir, dan beri’tikaf), Masjid juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran (untuk melakukan berbagai kegiatan pembinaan dan

peningkatan kualitas umat).3

Masjid tempat beribadah umat Islam, bangunannya yang besar,

indah dan bersih sangat didambakan, namun masih kurang bermakna apabila tidak ada aktivitas syi’ar Islam yang semarak. Shalat berjama'ah merupakan parameter adanya kemakmuran Masjid, dan sekaligus menjadi

indikator kereligiusan umat Islam di sekitarnya. Kegiatan-kegiatan sosial,

3

Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), h. 6.


(16)

3

da'wah, pendidikan akan menambah kesemarakan dalam memakmurkan

Masjid.

Setiap muslim memiliki salah satu tugas untuk memakmurkan

Masjid. Masjid tidak dapat dipandang sekedar sebagai suatu bangunan

semata, melainkan padanya ada jamaah, pengelola, dan nisbahnya dengan syi’ar Islam.4

Sebenarnya, inti dari memakmurkan Masjid adalah menegakkan shalat berjama’ah, yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar. Sementara yang lain adalah pengembangannya. Shalat berjama’ah merupakan indikator utama keberhasilan dalam memakmurkan Masjid.

Jadi keberhasilan dan kekurang-berhasilan dalam memakmurkan Masjid

dapat diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan shalat berjama’ah.

Pelaksanaan ibadah di Masjid harus disesuaikan dengan aturan

yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Acuannya adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Apabila ibadah diselenggarakan benar-benar sesuai

dengan tuntutan, pelaksanaannya tidak akan berantakan dan kacau. Tetapi

apabila prakteknya melenceng dari garis ketentuan, maka pelaksanaan

ibadah di Masjid menjadi acak-acakan. Jadi, semua pihak berkewajiban

memelihara tata tertib beribadah dalam Masjid sesuai dengan tuntutan

ajaran Islam.

Ketika Masjid hendak dimaksimalkan peran dan fungsinya sebagai

pusat pembinaan umat, maka ada banyak sisi aktivitas yang harus

4


(17)

dikembangkan. Oleh karena itu Masjid harus memiliki program yang

banyak dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

melaksanakannya. Sehingga diperlukan tenaga kepengurusan yang

jumlahnya cukup dan kualitasnya memadai. Agar pengurus Masjid dapat

bekerjasama dengan baik dalam menjalankan roda kepengurusan,

diperlukan mekanisme kerja yang baik. Untuk itu, manajemen (idarah)

Masjid mesti diterapkan.

Forum Masjid dan Mushalla Bumi Serpong Damai (BSD) dan

sekitarnya disingkat FMMB adalah suatu wadah yang dibentuk bersama

oleh para pengurus DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) di wilayah BSD

dan sekitarnya yang bertujuan untuk menggalang kebersamaan dan

kerukunan kaum muslim warga BSD dan sekitarnya.

Melihat begitu pentingnya sebuah aktivitas/program yang dilakukan

didalam Masjid sebagai pusat pembinaan umat maka Forum Masjid dan

Mushollah BSD membuat suatu program yang bertujuan untuk menjalin

silaturrahim, sharing dan sinergi antar masjid-masjid yang berada diwilayah

BSD dan sekitarnya.

Salah satu kegiatan FMMB (Forum Masjid dan Mushalla BSD)

adalah Safari Sabtu Subuh (S3), yaitu kegiatan shalat subuh berjamaah di

Masjid atau Mushalla anggota FMMB setiap hari Sabtu. Kegiatan S3 ini

berpindah-pindah dari Masjid atau Mushalla satu ke Masjid atau Mushalla

yang lain. Acara di mulai dengan shalat subuh berjamaah, tausiah, kemudian

pembahasan tentang progress program yang sedang dijalankan Forum


(18)

5

Mushalla BSD, apa saja yang diperlukan, pemaparan program, serta mana

saja yang perlu didukung oleh FMMB. Dimana didalamnya ada unsur

silaturrahim, sharing, dan sinergi yaitu mengunjungi kaum muslimin

kemasjid yang telah terjadwal untuk dikunjungi dan mengetahui keunggulan

dan kelemahan Masjid itu serta saling bertukar fikiran dan berbagi

pengalaman tentang keadaan atau permasalahan umat islam saat ini.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan silaturrahim

antar umat muslim serta menjalin hubungan baik dengan warga dan para

pengurus-pengurus Masjid dan Mushalla di daerah BSD dan sekitarnya

melalui media sharing dan sinergi. Dalam mengukur keberhasilan dari suatu

program perlu dilakukan sebuah evaluasi sebagai tahapan pengembangan

program dakwah selanjutnya. Evaluasi program di bagi menjadi tiga, yaitu

evaluasi input, proses, dan output.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan

suatu penelitian ilmiah guna mengetahui bagaimana program Forum Masjid

dan Mushalla BSD dalam pelaksanaan Safari Sabtu Subuh. Maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian, dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Safari Sabtu Subuh Pada Forum Masjid dan Mushalla Bumi

Serpong Damai (BSD)”.

B.

Batasan Dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar masalah dalam skripsi ini lebih terarah, penulis membuat batasan

masalah hanya pada Evaluasi Program Safari Sabtu Subuh, meliputi


(19)

2. Perumusan Masalah

Agar didalam pembahasannya lebih terarah dan terfokus, maka

penulis perlu membuat perumusan-perumusan yang menurut penulis

merupakan hal-hal penting yang harus dirumuskan dalam rangka menjawab

permasalahan-permasalah sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan program Forum Masjid dan Mushalla BSD

dalam Pelaksanaan Safari Sabtu Subuh?

b. Bagaiamana pelaksanaan serta evaluasi proses program Safari Sabtu

Subuh pada Forum Masjid dan Mushalla BSD?

c. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan program Safari Sabtu Subuh?

C.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perencanaan program Forum Masjid dan Mushalla

BSD dalam Pelaksanaan Safari Sabtu Subuh.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan serta evaluasi proses program Safari

Sabtu Subuh pada Forum Masjid dan Mushalla BSD

c. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan

penghambat dalam pelaksanaan program Safari Sabtu Subuh.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat akademis:

1) Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memperkaya


(20)

7

peminat studi manajemen dakwah, terutama bagi para aktivis di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2) Sebagai sumber refrensi dan sarana pemikiran bagi kalangan

akademis dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan

berguna sebagai bahan perbandingan bagi penulis yang lain.

b. Manfaat praktis:

1) Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan informasi yang bisa

dimanfaat bagi para pengelola program yang terkait dengan

program-program sosial. Dan dapat dijadikan bahan masukan bagi

instansi/lembaga di bidang tersebut.

2) Sebagai bahan evaluasi bagi Forum Masjid dan Mushalla BSD

dalam merencanakan program kerja di masa datang.

D.

Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa

pertimbangan, yaitu bersifat luwes, sangat rinci, tidak lazim dalam

mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi

perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yeng lebih mendasar,

menarik, dan unik yang bermakna di lapangan.5

Menurut Bohdan dan Taylor, yang dikutip dalam buku Metodologi

Penelitian Kualitatif yang ditulis oleh Lexy J. Moeleong, menjelaskan

5

Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. Ke-1, h. 142


(21)

metodologi kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif,

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.6

Pendekatan kualitatif ini dipilih berdasarkan tujuan penelitian yang

ingin mendapatkan gambaran serta evaluasi pelaksanaan program Safari

Sabtu Subuh pada Forum Masjid dan Mushalla BSD.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Forum Masjid dan Mushalla BSD,

Penelitian ini berlangsung pada bulan Maret sampai dengan Mei 2011

3. Subjek dan Objek Penelitian a Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Forum Masjid dan Mushalla

BSD, yang didalamnya terdapat pengurus atau pengelola yang dapat

dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini.

b Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

pelaksanaan program Safari Sabtu Subuh pada Forum Masjid dan

Mushalla BSD.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan penelitian

lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan, tempat dimana

obyek penelitian itu berada. Untuk pengambilan data di dalam penelitian

lapangan menggunakan tehnik sebagai berikut :

6

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rasda Karya, 2004), Cet. Ke-20, h.4


(22)

9

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara

sistematis dengan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap

gejala objek yang diteliti langsung dilapangan.7 Observasi bisa diartikan

sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika

fenomena-fenomena yang diselidiki.8 Observasi yang dilakukan yaitu penulis

melakukan pengamatan secara langsung terhadap program Safari Sabtu

Subuh yang diadakan oleh Forum Masjid dan Mushalla BSD meliputi

pelaksanaan dari program tersebut.

b. Interview

Interview merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara tanya

jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada

tujuan penelitian. Adapun interview yang penulis gunakan adalah

interview bebas terpimpin. Interview bebas terpimpin artinya dalam

penyampaian interview dengan maksud meminta jawaban dengan bebas

dan terbuka, maka jawaban tersebut tidak lepas dari kerangka tersebut.

Sedangkan alasan menggunakan jenis interview ini sangat mudah

dipahami oleh individu secara langsung, sehingga dapat menghasilkan data

dan informasi yang memuaskan.9 Interview yang dilakukan oleh penulis

untuk memperoleh data dari berbagai narasumber. Dalam proses evaluasi

pelaksanaan program Safari Sabtu Subuh pada Forum Masjid dan

Mushalla BSD akan diperoleh dari informan Pengurus yaitu ketua,

sekretaris, bidang hubungan masyarakat, dan bidang hukum dan kajian

7

Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-2, h. 21 8

Sutrisno Hadi, Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997), h. 82 9


(23)

strategis serta para DKM Masjid yang tergabung dalam Forum Masjid dan

Mushalla BSD.

c. Dokumentasi

Menurut Winarno Surahmad, pengertian dokumentasi adalah

laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dari

pemikiran terhadap peristiwa, dan oleh penulis dengan sengaja untuk

disimpan atau meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut.10

Dalam dokumentasi penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, hasil rapat kerja, laporan kegiatan, foto-foto dan lain sebagainya.

5. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari para informan

pada waktu penelitian. Data primer ini diperoleh melalui pengamatan

langsung dan wawancara mendalam. Informan dalam data primer ini

adalah para pengurus Forum Masjid dan Mushalla BSD dan jamaah dari

program Safari Sabtu Subuh.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui

sumber-sumber informasi tidak langsung, seperti perpustakaan, pusat pengelolaan

data, dan sebagainya. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data-data yang diperoleh dari literatur yang berhubungan dengan

tulisan ini.

10


(24)

11

6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif sering kali dinyatakan tidak ilmiah,

sehingga kurang bisa dipertanggungjawabkan dari segala segi. Dengan

alasan itulah dalam penelitian kualitatif perlu dilaksanakannya

pemeriksaan keabsahan data (trustworthiness) sebagai usaha untuk

meningkatkan derajat kepercayaan data. Teknik keabsahan data dalam

penelitian ini memiliki kriteria, yaitu:

a. Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan teknik triangulasi yaitu

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain, hal ini dapat dicapai dengan jalan:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

3) Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang

berkaitan.

b. Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekunan pengamatan

bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang

sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Maksud penulis

hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan

masalah saja.

c. Kepastian dan teknik pemeriksaan audit kepastian. Auditor dalam hal

ini adalah dosen pembimbing. Di sini pemastian bahwa sesuatu itu


(25)

terhadap pandangan. Pendapat dan penemuan seseorang dapatlah

dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif, sedangkan jika

disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif secara teoritis merupakan

proses penyusunan data untuk memudahkan penafsirannya. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian kualitatif biasanya berbentuk data

deskriptif, yaitu data yang berbentuk uraian yang memaparkan keadaan

objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta aktual atau sesuai

kenyataannya. Sehingga menuntut penafsiran peneliti yang dinyatakan

oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan

perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah objek kajian yang utuh.

Pengolahan kata dilakukan berdasarkan pada setiap perolehan data

dari hasil observasi, wawancara dengan tiap-tiap informan dan studi

dokumentasi untuk direduksi, dideskripsikan, dianalisis, dan kemudian

ditafsirkan. Prosedur analisis terhadap masalah tersebut lebih difokuskan

pada upaya menggali fakta sebagaimana adanya (natural setting), dengan

teknik analisis pendalaman kajian (verstehen). Untuk memberikan

gambaran data tentang hasil penelitian. Dalam penulisan skripsi ini penulis

menyajiakan data deskriptif mengenai program Forum Masjid dan

Mushalla BSD dalam Pelaksanaan Safari Sabtu Subuh dengan

menggunakan model evaluasi yang dikemukakan oleh Peitrizak dkk yang


(26)

13

8. Teknik Penulisan

Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi”, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press Tahun 2007.

E.

Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penelitian lebih lanjut

kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang

penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang

mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti.

Oleh sebab itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti

mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan masalah yang

sedang dibahas yaitu sebagai berikut:

1. Ernanto Dwi Setiawan “Evaluasi Pelaksanaan Program Dakwah Tahun 2008 IPHI DKI Jakarta”. Disusun ada tahun 2009 M, yang menganilisis pada bagaimana pelaksanaan program dakwah IPHI DKI

Jakarta, apakah sudah berjalan sesuai program yang telah dirancang.

Sedangkan judul penulis berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Safari Sabtu Subuh pada Forum Masjid dan Mushalla Bumi Serpong

Damai (BSD)”, sepanjang pengamatan penulis, karya Ernanto Dwi Setiawan lebih fokus dengan pembahasan program dakwah IPHI.

Sedangkan penulis lebih membahas tentang evaluasi program Safari

Sabtu Subuh dalam hal pelaksanaan.

2. Maimunah yang memiliki judul “Evaluasi Program Lumbung Pangan Kelurahan (LPK) dalam Mengatasi Kemiskinan di Kelurahan


(27)

Pancoran Jakarta Selatan”. Disusun pada tahun 2009 M, yang menganalisa tentang evaluasi program dengan menggunakan empat

indikator kinerja evaluasi LFA (Logical Framework Analysis) yaitu

masukan (input), kelurahan (output), manfaat (outcomes), dan dampak

(impact). Sedangkan judul penulis berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Safari Sabtu Subuh pada Forum Masjid dan Mushalla Bumi

Serpong Damai (BSD)”, terdapat perbedaan dengan karya Maimunah yaitu pada subjek yang akan diteliti.

3. Rudy Setiadi yang memiliki judul “Peran Dewan Kemakmuran Masjid dalam Upaya Memakmurkan Masjid Raya Al-Azhom sebagai Pusat Kegiatan Dakwah”. Disusun pada tahun 2010 M, yang menganalisa tentang peran Dewan Kemakmuran Masjid dalam memakmurkan

Masjid sebagai pusat kegiatan dakwah. Sedangkan judul penulis

berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Safari Sabtu Subuh pada Forum Masjid dan Mushalla Bumi Serpong Damai (BSD)”, sepanjang pengamatan penulis, karya Rudy Setiadi lebih luas pembahasannya

yaitu tentang upaya memakmurkan Masjid sebagi pusat dakwah.

Sedangkan penulis lebih membahas tentang evaluasi program Safari

Sabtu Subuh dalamhal pelaksanaannya.

F.

Sistematika Penulisan

Laporan hasil peneltian ini di tuangkan dalam bentuk karya tulisan


(28)

15

BAB I : PENDAHULUAN :

Membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Membahas tentang teori evaluasi, pegertian evaluasi,

model-model evaluasi, tujuan dan pentingnya evaluasi,

tahapan evaluasi. program, pengertian program,

macam-macam program, tujuan program, evaluasi program. Masjid,

pengertian Masjid, peran dan fungsi Masjid, manajemen

Masjid.

BAB III : GAMBARAN UMUM FORUM MASJID DAN MUSHALLA BSD

Membahas tentang Forum Masjid dan Mushalla BSD,

sejarah berdirinya, visi-misi dan tujuan, struktur organisasi,

program kerja, Masjid dan mushalla yang tergabung dalam

FMMB, dan jadwal kegiatan Safari Sabtu Subuh.

BAB IV : ANALISI HASIL PENELITIAN

Membahas tentang analisis perencanaan program Forum

Masjid dan Mushalla BSD dalam Pelaksanaan Safari Sabtu

Subuh, evaluasi proses, pelaksanaan program safari sabtu


(29)

faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

pprogram Safari Sabtu Subuh.

BAB V : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran


(30)

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Evaluasi

1. Pengerrtian Evaluasi

Menurut bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris ”Evaluation”, yang berarti penilaian/penaksiran. Dan menurut pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya

dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata evaluasi diartikan dengan

penilaian.2 Menurut Casley dan Kumar yang dikutip dalam buku evaluasi

program yang ditulis oleh Fredy S. Nggao, evaluasi adalah suatu penilaian

berkala terhadap relevansi, kinerja, efesiensi, dan implikasi dari suatu proyek

dikaitkan dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sementara Fink dan

Kosecoff memberikan definisi evaluasi adalah serangkaian prosedur untuk

menilai mutu sebuah program dan menyediakan tentang tujuan, aktivitas,

hasil, dampak dan biaya program.3 Pada dasarnya evaluasi dibutuhkan dalam

setiap program untuk mengetahui keberhasilan dan kemajuannya serta

sasaran apakah yang sudah tercapai atau belum dan hasilnya nanti diperbaiki

menjadi lebih baik pada program selanjutnya.

1

M. Chatib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), Cet. Ke-1, h.1

2

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-2, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-4

3


(31)

Menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan

untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program. Dengan demikian,

penelitian evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas

pelaksanaan program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan

keterlaksanaan program tersebut.4

Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi merupakan

kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program agar dapat

diketahui secara jelas, bahwa apakah sasaran-sasaran yang dituju sudah dapat

tercapai atau belum. Segala bentuk program apapun baik itu dalam hal profit

dan non profit ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerialnya sangatlah

diisyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi pengawasan

dalam suatu organisasi pada umumnya terkait dengan proses pemantauan

(monitoring) dan evaluasi (evaluation).5 Monitoring atau usaha pemantauan

dapat dilakukan secara terus menerus agar dapat diketahui proses

perkembangan kegiatan yang dilakukan. Begitu juga halnya dengan kegiatan

evaluasi berupa penilaian program kegiatan baik dari awal hingga akhir.

Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah suatu kesatuan

yang saling mengisi satu dengan yang lainnya dan juga sesuatu yang wajib

dilakukan dalam suatu program atau organisasi. Maka sudah dapat dipastikan

bahwa melakukan evaluasi tidak lepas dari melakukan monitoring, begitu

juga sebaliknya. Kalau kegiatan monitoring atau pemantauan bisa dilakukan

4

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1998), Cet. Ke-1. h. 8

5

Isbandi Rukminto Adi, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas

Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI Press, 2001), Cet ke-3, Edisi Revisi, h. 187


(32)

19

pada proses pelaksanaan program, maka evaluasi adalah penilaian di akhir

pelaksanaan program.

Pengertian evaluasi dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program

tidaklah suatu yang mutlak harus dilakukan sedemikian rupanya. Melakukan

evaluasi tidak harus dilaksanakan menunggu tahap akhir program akan tetapi

juga bisa dilakukan pertengahan program kegiatan jikalau ditemukan

indikasi-indikasi kejanggalan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan

sasaran-sasaran yang telah ditentukan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan

jika hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kesalahan-kesalahan dan

kekurangan-kekurangan pada proses pelaksanaan kegiatan makin lama

menjadi besar dan berat perbaikannya. Oleh karena itu melaui evaluasi

terhadap kekurangan dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya dan

tidak akan mengganggu kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya.

2. Model-model Evaluasi

Dalam melakukan evaluasi, biasanya dikaitkan dengan model-model

evaluasi yang akan digunakan. Ada banyak model evaluasi namun hanya

beberapa model evaluasi, yang akan diuraikan berikut di bawah ini:

a) Evaluasi awal kegiatan, yaitu penilaian terhadap kesiapan

program kegiatan atau mendekati kelayakan program kegiatan.

b) Evaluasi formatif, yaitu penilaian terhadap hasil-hasil yang

telah di capai selama proses program kegiatan dilaksanakan.

Waktu pelaksanaan secara rutin (perbulan, triwulan, semester

atau tahunan) sesuai dengan kebutuhan informasi hasil


(33)

c) Evaluais sumatif, yaitu penilaian hasil-hasil yang telah di capai

secara keseluruhan dari awal program kegiatan sampai akhir

program kegiatan. Waktu pelaksanaan pada saat akhir program

kegiatan sesuai dengan jangka waktu program kegiatan

dilaksanakan. Untuk program kegiatan yang memiliki jangka

waktu enam bulan, maka evaluasi sumatif dilaksanakan

menjelang akhir bulan ke enam. Untun evaluasi yang menilai

dampak program kegiatan dapat dilaksanakan setelah program

kegiatan berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah

terlihat nyata.6

Dalam kegiatan dengan evaluasi Daniel L. Stufflebem yang dikutip

dalam buku Penilaian Program Pendidikan yang ditulis oleh Suharsimi

Arikunto menggunakan pendekatan evaluasi CIPP yaitu berupa evaluasi

kontek, evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi produk (hasil) dalam

penjelasannya evaluasi CIPP dimaksud adalah:

a) Evaluasi kontek menjelaskan atau menggambarkan secara jalas

tentang spesifikasi tujuan program yang akan menjadi sasaran

kegiatan sesuai yang diharapkan. Maka secara singkat dapat

dikatakan bahwa penilaian konteks adalah penilaian terhadap

kebutuhan yang belum terpenuhi dari kegiatan, tujuan

pemenuhan kebutuhan dan karakteristik individu yang

menerima kegiatan.

6

Panduan Standarisasi Monitoring dan Evaluasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin,


(34)

21

b) Evaluasi input (masukan) menjelaskan penilaian pada

pertimbangan tentang sumber dan strategi yang diperlukan

untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu

program atau bisa juga dikatakan evaluasi input lebih

memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam

pelaksanaan program.

c) Evaluasi proses menjelaskan tentang data penilaian yang telah

ditentukan (dirancang) dan di tetapkan di dalam praktek

operasionalnya atau yang dimaksud pada evaluasi proses yaitu

berupa menganalisa dan menilai keseluruhan proses

berdasarkan kriteria standar praktek, kebijakan lembaga,

tujuan proses dan kepuasan penerimaan kegiatan.

d) Evaluasi produk (hasil) menjelaskan pada penilaian di dalam

mengukur tujuan yang telah ditetapkan atau menilai secara

keseluruhan hasil atau dampak dari suatu program terhadap

penerima program apakah tercapai sesuai rencana dan ada

dampak perubahan dari kegiatan.7

Ada model lain yang tidak hanya menggambarkan saja namun

berusaha meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat,

mengumpulkan, dan menganalisis sehingga dapat melaporkan ringkasan data

yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif.

Model ini disebut model UCLA. Alkin (1969) ahlinya, membagi model ini

menjadi lima bagian, yaitu:

7


(35)

a) Sistem assessment, yang memberikan informasi tentang

keadaan atau posisi system.

b) Program Planning, membantu pemilihan program tertentu

yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.

c) Program inplementation, yang menyiapkan informasi apakah

program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang

tepat seperti yang direncanakan.

d) Program improvement, yang memberikan informasi tentang

bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja

atau berjalan. Apakah menuju pencapaian tujuan, adalah

hal-hal atau masalah baru yang muncul tak terduga.

e) Program certification, yang memberi informasi tentang nilai

atau guna program.8

Begitu beragam dan cukup banyaknya variasi model evaluasi dalam

penilaian suatu program, maka dalam konteks ini, penulis akan menggunakan

model evaluasi seperti dikemukakan oleh Pietrzak, Ramler, Renner, Ford dan

Gilbert yang meliputi: evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Pemilihan model tersebut tidak lain karena penulis melihat kesesuaian model

tersebut untuk dipergunakan dalam mengevaluasi pelaksanaan suatu program.

a. Evaluasi Input

Evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk

dalam pelaksanaan suatu program. Setidaknya ada tiga variabel

8

Nurul Hidayati, Motodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) Cet. Ke-1, h. 143


(36)

23

utama yang terkait dengan evaluasi input ini, yaitu: 1) Klien

(peserta program, 2) Staf dan 3) program.

b. Evaluasi Proses

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses

kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang

dirumuskan.

Evaluasi ini memfokuskan pada aktivitas program yang

melibatkan interaksi langsung jamaah dengan para pengurus.

c. Evaluasi Hasil

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh

tujuan-tujuan yang sudah direncanakan telah tercapai.9 Dengan

demikian, evaluasi ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari

suatu program terhadap penerima (jamaah).

3. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu yang penting dilakukan, dalam hal ini,

Feurstein menyatakan 10 (sepuluh) alasan mengapa suatu evaluasi perlu

dilakukan.10

a) Pencapaian, guna melihat apa yang sudah dicapai.

b) Mengukur kemajuan, melihat kemajuan dikaitkan dengan

objektif program.

c) Meningkatkan pemantauan, agar tercapai manajemen yang

lebih baik.

9

Elly Irawan, Dkk, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 1995), Cet. Ke-1, h. 18

10

Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 4


(37)

d) Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan, agar dapat

memperkuat program itu sendiri.

e) Melihat usaha apakah sudah dilakukan secara efektif, guna

melihat perbedaan apa yang telah terjadi setelah diterapkan

suatu program.

f) Biaya dan manfaat, melihat apakah biaya yang dikeluarkan

cukup masuk akal.

g) Mengumpulkan informasi, guna merencanakan dan mengolah

kegiatan program secara lebih baik.

h) Berbagi pengalaman, guna melindingi pihak lain terjebak

dalam kesalahan yang sama, atau untuk mengajak seseorang

untuk ikut melaksanakan metode yang serupa bila metode

yang dijalankan telah berhasil dengan baik.

i) Meningkatkan keefektifan, agar dapat memberikan dampak

yang lebih baik.

j) Memungkinkan perencanaan yang lebih baik, karena

memberikan kesempatan untuk mendapatakan masukan dari

masyarakat, komunitas fungsional dan komunitas lokal.

4. Tahapan Evaluasi Program

a) Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan

membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran

dan strategi.


(38)

25

c) Membandingkan antara standar dengan hasil yang dicapai dan jika

melapaui batas toleransi, harus dianalisis penyebab-penyababnya

d) Mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.11

B.

Program

1. Pengertian Program

Menurut bahasa kata program berasal dari bahasa Inggris Programme

yang artinya acara atau rencana. Sedangkan menurut istilah program adalah

rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan.12

Menurut John L Herman program adalah segala sesuatu yang anda

lakukan dengan harapan akan mendatangkan hasil atau manfaat. Dari

pengertian ini dapat ditarik benang merah bahwa semua perbuatan manusia

yang darinya diharapkan akan memperoleh hasil dan manfaat dapat disebut

program.13

Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 2) program dapat dipahami

dalam dua pengertian yaitu secara umum dan khusus. Secara umum, program

dapat diartikan dengan rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan

oleh seseorang di kemudian hari. Sedangkan pengertian khusus dari program

biasanya jika dikaitkan dengan evaluasi yang bermakna suatu unit atau

kesatuan kegiatan yang merupakan ralisasi atau implementasi dari suatu

kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam

satu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

11

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategik,

(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet. Ke1, h. 140-141

12

Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 702

13


(39)

Menilik pengertian secara khusus ini, maka sebuah program adalah

rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan secara waktu

pelaksanaannya biasanya panjang. Selain itu, sebuah program juga tidak

hanya terdiri dari satu kegiatan melainkan rangkaian kegiatan yang

membentuk satu sistem yang saling terkait satu dengan lainnya dengan

melibatkan lebih dari satu orang untuk melaksanakannya.14

Menurut Isaac dan Michael (1984 : 6) sebuah program harus diakhiri

dengan evaluasi. Hal ini dikarenakan kita akan melihat apakah program

tersebut berhasil menjalankan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan

sebelumnya.15

Program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam

waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena

melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program dapat

berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.

Pengertian program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan maka

program merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan

bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan. Pelaksanaan program selalu

terjadi di dalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan sekelompok

orang.

2. Macam-macam Program

Jenis-jenis program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari

berbagai aspek. Yaitu:

14

Suaharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h.1

15


(40)

27

a) Bila dilihat dari tujuan program

Ada yang bertujuan mencari keuntungan (kegiatan komersial).

Jika program tersebut mencari keuntungan, maka ukurannya

adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan

keuntungan. Program sukarela, maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut bertujuan sukarela, maka

ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut

bermanfaat bagi orang lain.

b) Bila dilihat dari jenis program

Ada program pendidikan, program koperasi, program

kemasyarakatan dan sebagainya klasifikasi tersebut

bergantung dari isi program yang bersangkutan.

c) Bila dilihat dari jangka waktu program

Ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang.

d) Bila dilihat dari keluasan program

Ada program sempit dan ada program luas. Program sempit

hanya menyangkut program yang terbatas. Sedangkan program

luas menyangkut banyak variabel besar.

e) Bila dilihat dari pelaksanaan program

Ada program kecil dan ada program besar. Program kecil

hanya dilaksanakan beberapa orang. Sedangkan program besar

dilaksanakan oleh banyak orang.


(41)

Ada program penting dan ada program yang kurang penting.

Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,

menyangkut hal-hal yang vital. Sedangkan kurang penting

adalah sebaliknya.16

3. Tujuan Program

Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam

proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut:

“Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian evaluator. Jika suatu program tidak mepunyai tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan, tujuan menentukan apa yang akan diraih”.

Tujuan program dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: tujuan umum

dan khusus (objektives). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari

program jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus, outputnya jangka

pendek.17

4. Evaluasi Program

Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh program,

maka haruslah melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan

mengukur dan menilai hasil keberhasilan dari suatu program atau kegiatan.18

Evaluasi program adalah aplikasi dari metode penelitian secara

sistematis untuk keperluan penilaian desain program, implementasi, dan

efektifitasnya. Evaluasi program dilakukan untuk mendapatkan informasi

16

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, h. 23 17

Ibid 18


(42)

29

tentang kemajuan pelaksanaan program dan dampaknya terhadap masyarakat

umum dan terhadap individu.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa, evaluasi program merupakan

suatu kegiatan yang sangat signifikan, karena dengan evaluasi program kita

dapat mengukur dan menilai suatu program, sehingga kita mengetahui nilai

dari program tersebut. Evaluasi program merupakan proses memahami,

memberi arti, mendapatkan, mengkomunikiasikan sesuatu informasi bagi

pihak-pihak yang mengambil keputusan.

C.

Masjid

1. Pengertian Masjid

Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat sujud atau

tempat menyembah Allah SWT. Bumi yang kita tempati ini adalah Masjid

bagi kaum muslimin. Masjid merupakan tempat orang berkumpul dan

melakukan shalat berjamaah, dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan

silaturrahim dikalangan kaum muslimin. Di Masjid pulalah tempat terbaik

untuk melangsungkan shalat subuh.19

M. HR Songge menyatakan, Masjid secara etimologis bermakna

sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan ibadah

mahdhah berupa shalat wajib dan berbagai shalat sunnah lainnya kepada

Allah SWT. Sedangkan dalam makna terminologinya, ialah tempat dimana

para hamba melakukan segala aktivitas baik yang bersifat vertikal maupun

horizontal dalam kerangka beribadah kepada Allah SWT.20

19

Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, h. 1 20

M. HR. Songge, Pesan Risalah Masyarakat Madani, (Jakarta: PT. Mediacita, 2001), h. 12-13


(43)

Prof. TM Hasbi Ash-Shiddieqi berpendapat, bahwa pengertian Masjid

tiadalah khusus dengan tempat mendirikan shalat jum’at saja, bahkan perkataan Masjid, mengenai segala tempat yang dijadikan tempat umum untuk menegakkan shalat dan jama’ah.21

Dalam pengertian sehari-hari, Masjid merupakan bangunan tempat

suci kaum muslimin. Tetapi karena akar katanya mengandung makna tunduk

dam patuh, hakikat Masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang

mengandung kepatuhan kepada Allah SWT semata.22 Karena itu Al-Qur’an menegaskan dalam Surat Al-Jin ayat 18:

               

Artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang di dalamnya di samping (mensyembah) Allah” (Q.S. Al-Jin/72: 18)

Menurut Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Masjid adalah tempat orang

saling mengenal dan mengakrabkan diri diantara kaum muslimin, karena di

saat di dalam Masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudarnya

yang absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau yang

lainnya. Dengan demikian maka akan timbul rasa tolong menolong sehingga

dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh ikatan kasih sayang

antar jamaah masjid kaum mukmin.23

21

Hasbi Ash Shiddieqi, Koleksi Hadits Hukum, (bandung: PT. Al-Ma’arif, 1979), Jilid 2, Cet. Ke-3

22

Budiman Mustafa, Manajemen Masjid, (Solo: Ziyad Visi Media, 2007), Cet. Ke-1, h. 17

23

Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Memakmurkan Masjid, Langkah Maju Kebangkitan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2005), h. 44


(44)

31

Menurut Yusuf Qordhawi yang dimaksud dengan Masjid adalah

rumah, seperti makna yang tersirat dalam firman Allah SWt dalam Surat

An-Nur ayat 36:

                      

Artinya: “Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan di sebut nama-Nya di

dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang”(Q.S. An-Nuur/24: 36)

Dengan demikian, Masjid adalah rumah Allah SWT, yang dibangun

agar untuk mengingat, mensyukuri, dan menyembahnya-Nya dengan baik.24

2. Peran dan Fungsi Masjid

Ketika Masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai

pusat ibadah dan pembinaan umat, maka ada banyak sisi aktivitas yang harus

dikembangkan, tegasnya semua anggota masyarakat yang menjadi jamaah

Masjid harus mendapat pembinaan dari Masjid sehingga meningkatkan

ketaqwaan kepada Allah SWT.25

Apabila Masjid dituntut berfungsi membina umat, tentu sarana yang

dimilikinya harus tepat, menyenangkan dan menarik semua umat, baik

dewasa, kanak-kanak, sehat atau sakit, serta kaya dan miskin.26

Fungsi utama Masjid adalah tempat bersujud kepada Allah SWT,

tempat shalat dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam

umat Islam dianjurkan mengunjungi Masjid guna melaksanakan shalat

berjamaah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak

24

Yusuf Al-Qardhawi, Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), Cet. Ke-1, h. 7

25

Ahmad Yani, Manuju Masjid Ideal, (Jakarta: LP2SI Haramain, 2001),Cet. Ke-1, h. 19 26


(45)

dikumandangkan nama Allah melalui azan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil,

istigfar, dan uacapan lain yang dianjurkan dibaca di Masjid sebagai bagian

dari lafadz yang berkaiatan dengan penggunaan asma Allah SWT.

Saat ini Masjid memiliki fungsi dan peran yang semakin terasa

penting dalam kehidupan umat Islam, diantaranya sebagai berikut:

a) Tempat Beribadah

Sesuai dengan namanya, Masjid adalah tempat sujud, maka

diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas. Fungsi

utamanya adalah sebagai tempat shalat, sebagaimana menyangkut

segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridho

Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga

sebagai tempat beribadah secara luas dengan ajaran Islam.

b) Tempat Menuntut Ilmu

Masjid berfungsi sebagai tempat belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardhu’ain bagi umat Islam, disamping itu juga ilmu-ilmu lain, ilmu alam, sosial, keterampilan dan lain

sebagainya.

c) Tempat Pembinaan Jamaah

Dengan adanya umat Islam disekitarnya, Masjid perlu

mengaktualkan perannya dalam mengkordinir mereka, baik untuk

ibadah maupun aktivitas lainnya, dalam rangka menyatukan potensi

dan kepemimpinan umat.


(46)

33

Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam, yang

selalu berdenyut untuk menyebarluaskan dakwah Islamiyyah dan

budaya Islam. Dimasjid pula seharusnya direncanakan, diorganisisr,

dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan dakwah dan kebudayaan

Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat.27

e) Pusat Kaderisasi

Sebagai tempat pembinaan jamaah dan kepemimpinan umat,

Masjid memerlukan aktivitas yang berjuang menegakkan Islam secara

berkesinambungan, patah tumbuh, hilang berganti. Karena itu,

pembinaan kader perlu disiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak

mereka masih kecil sampai dewasa, diantaranya melalui wadah TPA, Remaja Masjid maupun Ta’mir Masjid dengan berbagai kegiatannya. f) Basis Kebangkitan Umat Islam

Masjid berfungsi sebagai tempat untuk memberikan motivasi

dalam semua kegiatan masyarakat baik menyangkut kegiatan formal

atau informal maupun untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat

atau umat dalam mencapai tujuan pembangunan indonesia, yaitu

masyarakat adil, makmur dan sejahtera lahir dan batin.28

Berbagai kekuatan yang mempengaruhi fungsi Masjid

sebagai pusat umat Islam sadar atau tidak sadar berlangsung terus memulai dari “penciutan” fungsinya yang hanya sebagai pusat ibadah sampai mulai berkembang pada saat dimana terlihat ada

27

Syihab, Wawasan Al-qur’an, h. 27

28

Supardi dan Teuku Amiruddin, Manajemen Masjid Dalam Pembangunan Masyarakat,


(47)

kecenderungan gerakan baru dikalangan umat untuk lebih

mengoptimalkan fungsi Masjid ini.

Saat ini Masjid bukan saja sebagai tempat memberikan

pendidikan agama dan umum, rapat-rapat organisasi, pertokoan dan

bahkan bela diri, olahraga, kesenian, pernikahan dan peresmian “walimatul ursh”. Perkembangan ini sangat terasa di Masjid kawasan elit dan kampus.29

g) Sarana Pembinaan Iman

Bagi seorang muslim, iman memiliki kedudukan yang sangat

penting, tapi iman itu ada pasang surutnya. Kadang-kadang iman naik

dan kokoh yang membuat seorang mukmin begitu tinggi semangat

pengabdiannya kepada Allah SWT, namun terkadang iman malah

turun ysng membuat kecenderungannya pada kemaksiatan dan

kemunkaran malah naik. Karena itu memiliki iman yang stabil

menjadi sesuatau yang sangat mendasar. Dengan iman yang mantap,

seseorang akan selalu komitmen kepada nilai-nilai yang datang dari

Allah SWT dan RasulNya serta membuatnya tidak berani

menyimpang dari jalan hidup yang benar. Dengan kata lain, iman

yang mantap akan menghasilkan ahlak yang mulia. Ke arah

terwujudnya iman yang mantap itulah, diperlukan pembinaan iman

secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan. Dan Masjid

29

Sofian Safri Harahap, Manajemen Masjid, (Yogyakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa, 1999), Cet. Ke-2, h. 10


(48)

35

merupakan salah satu sarana utama yang bisa digunakan untuk

membina keimanan kaum muslimin.30

Masjid perlu mengaktualkan perannya dalam mengkordinir

umat Islam, baik untuk ibadah maupun aktivitas lainnya, dalam

rangka menyatukan potensi dan kepemimpinan umat.31

Sebagaimana diketahui, iman yang kokoh dan mantap salah

satu tandanya adalah melaksanakan ibadah secara ritual seperti shalat

dan ibadah-ibadah yang sejenisnya. Dengan shalat seorang muslim

terbina atau terlatih untuk selalu merasa dekat dengan Allah. Tempat

yang paling utama untuk menunaikan shalat adalah Masjid. Karena itu

Masjid dapat dijadikan sebagai sarana untuk memeprkokoh hubungan

dengan Allah dan hubungan yang dekat kepada-Nya merupakan bukti

terbinanya iman.

Pembinaan iman juga harus dilakukan dengan pembekalan

ilmu. Karena itu di masjid-masjid kaum muslimin harus mendapatkan

bekal ilmu pengetahuan guna memperkokoh imannya dan dengan

iman yang kokoh pula nantinya Masjid itu akan menjadi makmur,

karena memang hanya orang-orang yang memiliki kemantapan

imanlah yang layak untuk memakmurkan masjid.32

3. Manajemen Masjid

a. Pengertian Manajemen Masjid

Manajemen berasal dari bahasa Inggris, dari kata to manage yang

artinya mengurus, membimbing dan mengawasi. Kata itu sendiri berasal

30

Ahmad Yani, Manuju Masjid Ideal, h.3

31

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, h. 27

32


(49)

dari kata Itali, yakni maneggio yang berarti pelaksanaan atau pengurusan sesuatu, atau lebih tepat lagi “penanganan” sesuatu. Dalam bahasa Arab, manajemen disebut dengan idarah. Adapun pengertian manajemen

adalah usaha mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain yang dilakukan

oleh seorang pemimpin.

Ada beberapa pengertian manajemen masjid yang dapat dikutip,

dalam buku Idarah Masjid terbitan KODI DKI Jakarta disebutkan:

“Idarah masjid ialah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan islam”.33

Sementara itu Drs. Moh. E. Ayub dalam bukunya Manajemen

Masjid yang diterbitkan Gema Insani Press, mendefinisikan idarah

Masjid adalah usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi Masjid sebagaimana mestinya”.34

Dari pengertian diatas dapat dirumuskan definisi lain, manajemen

masjid adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran Masjid

yang ideal, dilakukan oleh seorang pemimpin pengurus Masjid bersama

staf dan jamaahnya melalui berbagai aktifitas yang positif. Dengan

demikian, ketua pengurus Masjid harus melibatkan seluruh kekuatan

Masjid untuk mewujudkan kemakmuran Masjid.

b. Fungsi Manajemen Masjid

Fungsi manajemen Masjid hampir sama dengan fungsi

manajemen yang apabila disederhanakan akan di dapati menjadi empat

fungsi, yaitu:

33

Ibid 34


(50)

37

a) Perencanaan

Dalam manajemen Masjid, perencanaan adalah perumusan

tentang apa yang akan dicapai dan tindakan apa yang akan

dilakukan dalam menacapai tujuan pemakmuran Masjid, sesuai

dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Dalam upaya

memakmurkan Masjid, perencanaan memiliki arti yang sangat

penting.

Dengan demikian, tanpa perencanaan yang baik, tidak

hanya membuat kepengurusan dan aktivitas menjadi kacau dan

tidak punya arah yang jelas, tapi kemajuan atau kemunduran juga

tidak bisa di ukur. Perencanaan yang matang akan membuat

aktivitas bisa berjalan dengan baik dan jelas kemana arah dan

target yang akan dicapai dengan melibatkan jamaah yang lebih

banyak.

b) Pengorganisasian

Pengorganisasian Masjid adalah penyatuan,

pengelompokan dan pengaturan pengurus Masjid untuk

digerakkan dalam satu kesatuan kerja sebagaimana yang telah

direncanakan.

Dalam pengorganisasian Masjid, hal yang perlu dilakukan

adalah membagi atau mengelompokkan aktivitas pemakmuran

Masjid dalam satu kesatuan, merumuskan dan menentukan tugas

serta memberikan wewenang dan tanggung jawab yang penuh


(51)

c) Pelaksanaan

Dalam manajemen Masjid, fungsi pelaksanaan Masjid

merupakan upaya membimbing dan mengarahkan seluruh potensi

pengurus untuk beraktivitas sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya masing-masing. Pimpinan pengurus Masjid harus

memberikan rangsangan atau motivasi kepada pengurus untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu. Karenanya

pimpinan pengurus masjid perlu memberikan motivasi,

membimbing dan mengarahkan staf pengurus Masjid guna

menunaikan amanah kepengurusan dengan baik.

Dalam organisasi seperti kepengurusan Masjid, kesadaran

yang tinggi memang amat diperlukan. Dengan kesadaran yang

tinggi, maka disiplin pengurus dalam mengemban amanah

kepengurusan Masjid akan berjalan dengan baik. Kesadaran yang

tinggi ini akan lahir dari keimanan yang mantap. Karena itu,

pengurus Masjid harus memiliki kemantapan iman agar dia

merasa berdosa kepada Allah SWT manakala tidak menunaikan

tugas kepengurusan dengan baik, bukan merasa senang dalam

kelalainnya mengemban amanah umat menjadi pengurus Masjid.

Pemimpin dalam kepengurusan Masjid salah satu penentu

bagi suksesnya pelaksanaan ini, karena itu pemimpin harus

meilbatkan seluruh pengurus dalam pelaksanaan tugas, membuka

jalur komunikasi yang seluas-luasnya diantara sesama pengurus,


(52)

39

sebagainya. Disamping itu pemimpin juga harus selalu

meningkatkan kemampuan kerja staf-stafnya dan memberikan

penghargaan atas prestasi yang dicapai.

d) Pengawasan

Pengawasan dan kontrol, baik dari pimpinan kepada

stafnya maupun dari staf kepada pemimpin dan sesama

kepengurusan Masjid merupakan sesuatu yang penting.

Terlaksananya fungsi ini akan membuat pengurus menjadi tahu

adanya kesalahan, kekurangan, kelemahan, rintangan, tantangan

dan kegagalan dalam mencapai tujuan pemakmuran Masjid.

Pengawasan dapat dilakukan dengan mengamati jalannya

pelaksanaan kegiatan Masjid, mengukur keberhasilan dan

kegagalannya dengan standar sebagaimana yang ditetapkan dalam

perencanaan untuk selanjutnya memperbaiki kesalahan dan

kekurangan serta mencegah terjadinya kegagalan.35

Manakala Masjid telah dikelola dengan manajemen yang baik,

pembinaan umat bisa ditingkatkan dan kemajuanpun dapat dicapai

dengan sebaik-baiknya.

D.

Mushalla

Mushalla berasal dari Bahasa Arab isim makan dari fi'il madhi sholla yang

artinya tempat shalat/berdoa. Kalimat Bahasa Arab biasa menggunakan makna

sebagian untuk mewakili keseluruhan, sehingga kata sujud mewakili secara

35


(53)

keseluruhan shalat, karenanya Masjid sebagai tempat sujud artinya adalah tempat

shalat.36

Sedangkan menurut istilah Mushalla adalah tempat atau rumah kecil yang

menyerupai Masjid dan digunakan sebagai tempat mengaji dan shalat bagi umat

Islam. Sering disebut juga dengan surau atau langgar.37

Fungsinya menyerupai masjid, namun ada beberapa hal yang

membedakannya dengan Masjid. dalam Bahasa Arab dan Fiqh, Masjid adalah

tempat yang dibangun untuk shalat yang dimiliki umum dan orang bisa shalat

secara bebas ditempat tersebut tanpa perlu izin dari pemiliknya. Sedang mushalla

adalah tempat shalat pribadi/keluarga, tidak boleh orang shalat di tempat itu tanpa

izin pemiliknya. Biasanya tempat ini diperuntukkan untuk para wanita yang shalat

di rumah atau keluarga yang membuat tempat khusus untuk shalat di rumahnya.

Penerapan hukum-hukum Fiqh terkait Masjid seperti tahiyyatul Masjid

dan sebagainya diperuntukkan untuk orang yang memang disyari'atkan shalat di

Masjid yaitu kaum lelaki. Sedang untuk para wanita yang memang tidak

disyari'atkan shalat di Masjid maka mushalla berlaku sebagai Masjid baginya. Jadi

kaum wanita bisa tahiyyatul masjid dan i'tikaf di mushalla rumahnya sedang para

lelaki hanya bisa melakukannya di "Masjid".

Adapun shalat jum'at tidak disyaratkan di Masjid melainkan disyaratkan di

bangunan permanen yang tetap dan penyelenggaraannya harus memenuhi

kriteria-kriteria tertentu sehingga tidak sembarang Masjid bisa dibuat jum'atan, tidak

sembarang aula bisa menjadi tempat jum'atan dan sebagainya.

36

http://www.dutabintaro.com 37


(54)

41

Istilah yang dipakai di Indonesia memang telah mengalami perubahan dari

istilah Arab karena mushalla sering difahami sebagai Masjid kecil atau Masjid

yang tidak ada kegiatan shalat jum'at didalamnya, padahal seharusnya tidak

seperti itu. Mushalla-mushalla yang ada di Indonesia lebih masuk kepada definisi

Masjid karena kepemilikannya bersifat umum dan orang bebas shalat di tempat

itu, sehingga bisa tahiyyatul masjid dan i'tikaf di sana.

Mengenai penggunaan jum'atan, istilah Masjid di Fiqh hanya mengenal

dua sebutan yaitu Masjid Jami' dan Ghairul Jami'. Masjid Jami' adalah Masjid

yang digunakan untuk shalat Jum'at sedang selainnya disebut sebagai Ghairul

Jami'. Istilah ini di Indonesia juga mengalami perubahan sehingga Masjid Jami'

dikatakan sebagai Masjid terbesar di desa, Masjid Raya dikatakan Masjid terbesar

di kota/kecamatan. Masjid Agung dikatakan sebagai Masjid propinsi, dan

sebagainya.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Masjid dan Mushalla

sebenarnya berbeda jika dilihat dari istilah aslinya di Arab / Fiqh. Tetapi kalau

Masjid dan Mushalla berdasarkan istilah di Indonesia adalah sama. Adapun untuk

menilai boleh tidaknya hal-hal tertentu dilakukan di Masjid / Mushalla

dikembalikan pada makna sesuai Fiqh bukan istilah yang sudah mengalami

perubahan sebagaimana dikenal sebagian masyarakat.38

38


(1)

memfasilitasi FMMB untuk membantu masjid-masjid lain yang membutuhkan bantuan.

5. Pertanyaan

Sudah berapa banyak yang bergabung dalam program Safari Sabtu Subuh? Jawab:

Sudah ada 34 Masjid dan Mushalla yang tergabung dalam FMMB dan Safari Sabtu Subuh

6. Pertanyaan

Apa faktor penghamabat dan pendukung dalam pelaksanaan program Safari Sabtu Subuh?

Jawab:

Faktor pendukung ialah infrastruktur yang memadai, dan hambatannya kadang semangat para jamaah kurang merata.

Interviewer Informan


(2)

Transkip Hasil Wawancara Jamaah Interviewer : Kusmiatun Nurhasanah

Informan : Siti Fauziah/Anggota FMMB Masjid Al-Muhajirin Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 06 Agustus 1993

Telpon : 085719212890

Perwakilan Jamaah : Masjid Al-Muhajirin, Ciater Permai Lokasi Wawancara : Masjid Al-Ikhwan Babakan

Waktu Wawancara : Sabtu, 02 April 2011

1. Pertanyaan

Sudah berapa kali saudar mengikuti kegiatan Safari Sabtu Subuh? Jawab

Baru dua kali saya mengikuti kegiatan ini 2. Pertanyaan

Bagaimana pendapat saudara terhaap pelaksanaan dari program Safari Sabtu Subuh? Jawab

Biasa saja, sholat ceramah dan silaturrahim 3. Pertanyaan

Bagaimana menurut saudara terhadap kepengurusahn FMMB, terutama dalam pengurusan program Safari Sabtu Subuh?

Jawab

Sangan bijak, komunikasi terjalin 4. Pertanyaan

Apa yang melatarbelakangi saudara untuk hadir di Safari Sabtu Subuh? Jawab

Cuma ikut-ikutan aja, karena saya tergabung juga di organisasi remaja Masjid jadi saya hanya memeriahkan program ini

5. Pertanyaan

Bagaimana pendapat bapak tentang materi yang diberikan dari program Safari Sabtu Subuh?

Jawab

Sangat memotivasi setelah mendengarkan ceramahnya 6. Pertanyaan

Apakah ada saran dari saudara untuk kemajuan program Safari Sabtu Subuh? Jawab

Agar lebih baik lagi kedepannya

Interviewer Informan


(3)

Interviewer : Kusmiatun Nurhasanah

Informan : Ketua DKM Masjid Al-Muhajirin Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Pengurus Masjid Al-Muhajirin Perum. Pondok Jagung Lokasi Wawancara : Masjid Al-Muhajirin Pondok Jagung

Waktu Wawancara : Sabtu, 30 April 2011

1. Pertanyaan

Sudah berapa kali Masjid ini bertempatan menjadi tuan rumah dalam program Safari Sabtu Subuh, dan sudah berapa lama Masjid ini tergabung dalam FMMB?

Jawab

Sudah kebagian tiga kali, Sejak dibentuknya FMMB, kira-kira sudah 4 tahun 2. Pertanyaan

Bagaimana pendapat bapak terhaap pelaksanaan dari program Safari Sabtu Subuh? Jawab

Sangat bagus prospeknya karena didalamnya membina silaturrahim, membina hubungan baik dengan jamaah, dan membina kerukunan umat Islam.

3. Pertanyaan

Bagaimana pendapat bapak tentang peran Safari Sabtu Subuh sebagai media silaturrahim, sharing dan sinergi?

Jawab

Peran yang dirasakan sekitar 70 % tapi terus ditingkatkan, cukup terasa silaturrahiminya, sharing dan sinerginya

4. Pertanyaan

Apakah tujuan dari diadakannya Safari Sabtu Subuh ini sudah sampai? Jawab

Masih sekitar 50:50 % karena intensitas pertemuan yang hanya satu kali seminggu dan terkadang lupa jadwalnya. Kemudian semakin banyaknya Masjid dan Mushalla yang bergabung dalam Safari Sabtu Subuh sehingga kehadiran FMMB di Masjid ini hanya setahun sekali.

5. Pertanyaan

Bagaimana peran FMMB dalam mensinergikan program-program masjid di Al-Muhajirin ini?

Jawab

Al-muhajirin mempunyai beberapa program pengajian termasuk pengajian subuh,

terdapat juga pengajian malam jum’at, pengajian malsm rabu biasanya diisi dengan

pembacaan al-Qur’an, dan pengajian bulanan ibu-ibu. Dan dukungan dari FMMB yaitu dengan memberi masukan tentang pengisi-pengisi ceramah, dan dukungan-dukungan lainnya.

6. Pertanyaan

Bagaimana pendapat bapak tentang kepengurusan FMMB? Jawab

Secara makro sangat baik karena salah satu forum silaturrahmi, sehingga dengan adanya sharing dapat membantu untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi umat saat ini. Dan dengan adanya silaturrahmi ini berharap bisa sama-sama saling mewaspadai masalah-masalah yang terjadi diantara umat.

Interviewer Informan


(4)

Transkip Hasil Wawancara Jamaah Interviewer : Kusmiatun Nurhasanah

Informan : Tursilo Prihandoko Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Lokasi Wawancara : Yayasan KKMB

Waktu Wawancara : Kamis, 12 Mei 2011

1. Pertanyaan

Bagaimana karakteristik dari masjid-masjid yang tergabung dalam FMMB? Jawab

Karakteristik masjid-masjid yang tergabung dalam anggota FMMB itu dilihat dari program unggulan masjid-masjid seperti:

a Masjid Al-Hakim dengan program BMT (Baitul Maal Watanwil) b Masjid Ar-Rahman dengan program pengurusan jenazah

c Masjid Al-Madani dengan program Pembinaan remaja masjid lewat outbond d Masjid As-Sajadah dengan program Pembinaan remaja masjid melalui

aktivitas

e Masjid Al-Ikhlas dengan program donor darah

f Masjid Asy-Syarif dengan program Dhuha dan PPPA (menciptakan hafidz-hafidz al-Qur’an)

2. Pertanyaan

Bagaimana sinergi yang dibangun lewat Safari Sabtu Subuh? Jawab

Yaitu dengan memberi dukungan pagi Masjid yang akan membangun Masjid yang kemudian diberi dukungan oleh seluruh masjid-masjid yang tergabung dalam FMMB dan diberi kesempatan Masjid tersebut dalam membuat fundraising yang semenarik mungkin. Sharingnya Yang pertama adalah dengan sharing maka kita dapat saling berbagi, berbagi dalam segala hal, berbagi dalam penglaman maupun pengetahuan 3. Pertanyaan

Hasil apa saja yang sudah di dapat dari program Safari Sabtu Subuh? Jawab

Yang pertama software yaitu bahan-bahan presentasi, kedua hardware yaitu dengan terbangunnya masjid-masjid baru, yang ketiga brainware yaitu dengan Safari Sabtu Subuh maka lebih saling mengenal dan terbina networking yang luas kemudian lewat Safari Sabtu Subuh juga dari awalnnya dari masyarakat yang lugu (loe-loe gue-gue)

menjadi masyarakat yang saling lita’arafu dan kemudian terbina Ta’awwun seperti

yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13. 4. Pertanyaan

Apakah yang menjadi hambatan dalam program Safari Sabtu Subuh? Jawab

a. selain itu terdapat pula faktor penghambat kegiatan seperti komitmen waktu yang terkendala dengan kesibukan profesional sehingga kadang ada beberapa para pengurus yang berhalangan hadir karena ada tugas keluar kota, namun itu tidak menjadi hambatan yang besar karena masih banyak para pengurus lain yang masih bisa berpartisipasi dalam program Safari Sabtu Subuh.

b. Ego dari Masjid masing-masing sehingga ada kegiatan yang bentrok solusinya dengan mengadakan sinergi

Interviewer Informan


(5)

Mei 2011

NO NAMA MASJID/MUSHOLLAH HP/TELP

1. Affendi Arsyad Asy-Syarif/KKMB 087877874545 2. Tursilo Prihandoko Asy-Syarif/KKMB 0811982364

3. Agus Wahyudi Asy-Syarif/KKMB 0811870040

4. Rahmad Lubis Asy-Syarif/KKMB 08567815438

5. Amir Ma’ruf Asy-Syarif/KKMB 081315518305

6. Sodikun Asy-Syarif/KKMB 08159910726

7 Dr. M. Taufik Chaldun Asy-Syarif/KKMB 0816879535

8. Eko Yuliadi Al Muhajirin I.5 081932092865

9. Muthohhar Al Muhajirin I.5 085219383971

10. M. Soleh Al Muhajirin I.5 087885609756

11. Ust. Noer Ahimi Al Muhajirin I.5 08161118783

12. Kheriawan Baitul Muttaqin 08159373432

13. M. Jamil Baitul Muttaqin 08151810667

14. Baktori Baitul Muttaqin 08161308571

15. Agus Baitul Muttaqin 08161671965

16. John Baitul Muttaqin

17. Bambang Baitul Muttaqin

18. Imendri Darul Islah 08159227540

19. Ust. Said Darul Islah 081385817649

20. Ridwan Rangkuti Darul Islah 08176387900

21. Dwi Darul Islah 0811928090

22. Tashil amani Darus Sa’adah 081314113960

23. Totok Suhartono Darus Sa’adah 08128083789

24. Ali Usman Darus Sa’adah 081282550033

25. Sugoro Al Hidayah I.3 08128202785

26. M. Faqih Al Hidayah I.3 085883731909

27. Aliadin Al Hidayah I.3 08551001007

28. M. Kholid Ar Rahman 081808522005

29. Sadriman Ar Rahman 081586411414

30. Usman Al Iklas 081385108385

31. Rudy Al Iklas 02170260060

32. Haddad Triono Al Iklas 08151610820

33. Ratmono Al Iklas 0811153919

34. Akhmad Rifa’i Ciater Permai

35. Choirul Ciater Permai 08170070305

36. Trikuncoro Ciater Permai 0817633556

37. Nasim Ciater Permai 085691466864

38. Muhendra Cikal Harapan 0811805583

39. Martha bachtiar Al Hakim 08121057304

40. M. Yusuf Al Hakim 0816997554

41. Miftah Rangkuti Al Hakim 0818660607

42. Adiadwan Herrawan Al Hakim 08161158797

43. Indra Waskita Al Hakim


(6)

45. Decky Al Madani 08128392384

46. Mursilo Al Madani 02170280001

47. Suradi Baitul Hikmah 08129392380

48. Tri Baitul Hikmah 081315909093

49. Yunal Baitul Hikmah 0818707240

50. Murjiya Nurul Iman 08159968203

51. Wahyu Nurul Iman 08179973696

52. Hery Kustanto As Sajadah VMM 08161641427

53. Yasir Raudhatul Hakim 0811151793

54. Sucipto Raudhatul Hakim 08159345329

55. Kasturi Al Asri Jelupang 085217587937

56. Safruddin Al Asri Jelupang 02192463885

57. Kamaluddin Al Muhajirin Jelupang 0818157485 58. Yahya Sutaimi Al Muhajirin Jelupang 081932892454

59. Ony Martin Raudhatul Firdaus 081808801970

60. Marjuni Raudhatul Firdaus 081613649052

61. Fi’i Nur Hasan MMR 081905654482

62. Yanto Nur Hasan MMR 0811841587

63. Heri Mutmainnah MMR 0811168997

64. Juhaeni Al Ikhwan Babakan 081386362776

65. Herik Marsidik Al Ikhwan Babakan 02136965951

66. Fadli Al Ikhwan Babakan 081314785541

67. Fauzi Al Ikhwan Babakan 085782542366

68. Syarif Hidayat Al Ikhwan Babakan 087775055287

69. Toyib Al Ikhwan Babakan 085215410060

70. Fasya Al Mustaqim 02191742977

71. Dr. Kasyunnil Kamal Delatinos 08129674324

72. Muhammad Syafi’i 081388426850

73. Suryo Alam Baitus Salam The Green

74. Dwi 0817785707