2.2.2 Karakteristik Magnet Permanen
Material magnetik diklasifikasikan menjadi dua yaitu material magnetik lemah atau soft magnetic materials maupun material magnetik kuat atau hard
magnetic materials. Penggolongan ini berdasarkan kekuatan medan koersifnya dimana soft magnetic atau material magnetik lemah memiliki medan koersif yang
lemah sedangkan material magnetik kuat atau hard magnetic materials memiliki medan koersif yang kuat. Hal ini lebih jelas digambarkan dengan diagram
histerisis atau hysteresis loop sebagai loop.
Gambar 2.8. Histeresis material magnet; a Soft magnetic, b hard Magnetic
Diagram histeresis diatas menunjukkan kurva histeresis untuk material magnetic lunak pada gambar a dan material magnetik keras pada gambar b. H
adalah medan magnetik yang diperlukan untuk menginduksi medan berkekuatan B dalam material. Setelah medan H ditiadakan, dalam specimen tersisa magnetisme
residual Br, yang disebut residual remanen, dan diperlukan medan magnet Hc yang disebut gaya koersif, yang harus diterapkan dalam arah berlawanan untuk
meniadakannya. Magnet lunak mudah dimagnetisasi serta mudah pula mengalami demagnetisasi dan diperlukan medan Hc yang kecil untuk menghilangkannya.
Magnet keras adalah material yang sulit dimagnetisasi dan sulit di demagnetisasi. Karena hasil kali medan magnet Am dan induksi V.detm2 merupakan energi
per satuan volume, luas daerah hasil integrasi di dalam loop histerisis adalah sama dengan energi yang diperlukan untuk satu siklus magnetisasi mulai dari 0 sampai
+H hingga –H sampai 0. energi yang dibutuhkan magnet lunak dapat dapat
diabaikan; medan magnet keras memerlukan energi lebih banyak sehingga pada kondisi-ruang, demagnetisasi dapat diabaikan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Perbandingan Magnet Permanen
Magnet permanen merupakan komponen utama untuk menghasilkan medan magnet pada celah udara. Medan magnet inilah yang kemudian akan diinduksikan
pada kumparan stator untuk menjadi tegangan listrik. Sebagai penghasil medan magnet utama, medan magnet pada rotor merupakan medan magnet permanen
yang kuat. Permanen magnet tidak memiliki kumparan penguat dan tidak menghasilkan desipasi daya elektrik. Pada bahan ferromagnetik, permanen
magnet dapat digambarkan oleh B-H hysteresis loop. Permanen magnet juga disebut sebagai hard magnetic material, yang artinya material ferromagnetik yang
memiliki hysteresis loop yang lebar. Histeresis loop yang lebar menunjukkan sedikitnya pengaruh induksi dari luar terhadap magnet tersebut flux residu besar.
Ada 3 jenis pembagian material magnet permanen yang biasa digunakan pada mesin elektrik, yaitu :
1. Alnicos Al, Ni, Co, Fe
2. Ceramics ferrites, seperti barium ferrite BaO x 6Fe
2
O
3
dan strontium ferrite SrO x 6Fe
2
O
3
3. Rare-earth material, seperti samarium-cobalt SmCo dan neodymium- iron-
boron NdFeB. Kurva demagnetisasi dari ketiga bahan ferimagnetik tersebut dapat dilihat
pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Kurva perbandingan karakteristik material magnet permanen
Dari kurva terdebut dapat terlihat bahwa neodymium-iron-boron NdFeB merupakan bahan paling baik. NdFeB mempunyai densitas fluks yang lebih besar
Universitas Sumatera Utara
bila dibandingkan dengan bahan ferimagnetik lainnya. Selain itu, neodymium Nd merupakan unsur rare-earth yang sangat melimpah dibandingkan Sm
sehingga harga NdFeB saat ini menjadi terjangkau. Oleh karena itu, saat ini bahan ferimagnetik jenis NdFeB lebih banyak digunakan untuk berbagai macam
aplikasi.
2.3 Generator Magnet