Persamaan Fluks pada Permukaan Stator Persamaan Tegangan Induksi pada Generator MPFA

Setelah itu, rotor diputar menggunakan penggerak utama prime mover yang terhubung pada poros generator shaft sehingga fluks magnet pada rotor akan memotong lilitan kumparan. Perpotongan fluks magnet yang melewati kumparan pada stator memenuhi persamaan 2.2, yaitu : Φ = B.A cos θ Dengan : Φ = Fluks magnet pada kumparan Weber B = Rapat fluks magnet pada rotor Wbm 2 A = Luas permukaan bidang penampang kumparan stator m 2 θ = Sudut antara garis gaya magnet dengan permukaan bidang θ Perputaran rotor pada generator juga menyebabkan terjadi perubahan nilai frekuensi yang dihasilkan, dimana semakin cepat putaran rotor maka frekuensi yang dihasilkan semakin besar. Untuk generator MPFA yang menggunakan 6 buah magnet pada rotor dan 6 buah kumparan pada stator, hubungan antara kecepatan putaran rotor dengan frekuensi dirumuskan dengan persamaan : f = n 2.3 Dengan : f = frekuensi Hz n = kecepatan medan putar rotor rpm P = jumlah kutub pada rotor

2.7 Persamaan yang Digunakan pada Generator MPFA

Dalam perancangan desain generator magnet permanen fluks aksial ini menggunakan persamaan – persamaan yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keluaran berupa tegangan yang diinginkan. Persamaan tersebut diuraikan seperti dibawah ini.

2.7.1 Persamaan Fluks pada Permukaan Stator

Semakin kuat medan magnet suatu bahan magnet yang digunakan pada perancangan desain generator, maka besar fluks magnet yang melewati lilitan kumparan pada stator juga semakin besar, besarnya kuat medan magnet suatu bahan magnet dapat diukur menggunakan alat ukur Gaussmeter. Untuk Universitas Sumatera Utara r in r o τ f menghitung besar medan magnet yang melewati kumparan pada stator digunakan persamaan : B max = B r x l m m 2.4 Dengan : B maks = Kuat medan magnet yang melewati kumparan T B r = Remanasi magnet T l m = Lebar magnet m = Lebar celah udara m Selain kuat medan magnet bahan magnet yang mempengaruhi fluks magnet yang melewati kumparan, luasan magnet juga mempegaruhi fluks magnet yang melewati kumparan. Persamaan luas magnet yang digunakan pada perancangan dirumuskan dengan persamaan : A magnet = r o - r in - τ f r o - r in 2.5 Dengan : A magnet = Luasan magnet m 2 r o = Radius luar magnet m r in = Radius dalam magnet m P = Jumlah kutub magnet τ f = Jarak antara kutub magnet m Gambar 2.18 Luas bidang magnet pada rotor Universitas Sumatera Utara Sedangkan untuk menghitung besar fluks magnet yang melewati kumparan dirumuskan dengan persamaan ; Φ maks = A magnet x B max 2.6 Dengan : Φmaks = Fluks maksimum yang melewati kumparan Tm 2 A magnet = Luasan magnet m 2 Bmaks = Kuat medan magnet yang melewati kumparan T

2.7.2 Persamaan Tegangan Induksi pada Generator MPFA

Besar gaya gerak listrik yang dibangkitkan suatu konduktor dirumuskan dengan persamaan : e = B x l x v 2.7 Misalkan konduktor tersebut ada dalam medan fluks, dimana fluks rata-rata perkutub B pada kecepatan n putaran per menit, sehingga B dapat dituliskan : B = Φ A = Φ r 2.8 Pada n putaran per menit, kecepatan konduktor adalah : v = r n 2.9 Dengan mengsubtitusikan persamaan 2.8 dan persamaan 2.9 ke persamaan 2.7, diperoleh : e = Φ n 2.10 Jika persamaan 2.3 disuntitusikan kepersamaan 2.10, maka diperoleh : e = Φ f 2.11 Besar gaya gerak listrik GGL pada generator dipenguhi juga oleh banyaknya konduktor yang digunakan. Pada generator yang menggunakan 1 konduktor, maka dalam mesin tiap N kumparan per fasa terdapat N konduktor per fasa, maka persamaan gaya gerak listrik dapat dituliskan : e = Φ f N = Φ f N 2.12 Universitas Sumatera Utara Gaya gerak listrik rata-rata per fasa dikalikan dengan faktor bentuk k f = 1.11, dituliskan : E rata-rata = 1.11 N f Φ 2.13 Maka besar tegangan induksi per fasa yang dibangkitkan oleh oleh kumparan stator dituliskan dengan persamaan : E eff = 1.11 N f Φ N s N ph 2.14 Dengan : E eff = Tegangan induksi Volt Φ = fluks per kutub Wb N = Banyak lilitan tiap kumparan N s = Jumlah kumparan N ph = Jumlah fasa Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangkit energi listrik terbarukan merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dunia mengingat mahal dan langkanya energi minyak bumi yang selama ini selalu menjadi pilihan utama pada sistem pembangkitan energi listrik. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri dan masyarakat dunia. Kebutuhan energi dipenuhi dengan fasilitas ekonomi dan teknologi yang masih menggunakan sumber energi yang tidak terbarukan seperti bahan bakar fosil yang mengakibatkan pasokan listrik ikut berkurang seperti tidak beroperasinya PLTD dan PLTU dengan optimal akibat melonjaknya harga bahan bakar minyak. Kebutuhan energi yang besar mengakibatkan pasokan sumber energi dari bahan bakar fosil mulai berkurang, hal ini sangat menggangu proses produksi dan distribusi energi listrik. Untuk menanggulangi hal ini maka banyak penelitian yang mengkaji energi alternatif untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan pemanfaatan sumber energi lain seperti air, angin, gelombang laut yang membutuhkan generator putaran rendah untuk dapat menghasilkan listrik. Pada umumnya, untuk membangkitkan energi listrik dari energi alternatif yang ada biasanya tetap menggunakan generator untuk proses pembangkitan listrik. Generator yang tersedia banyak dipasaran biasanya berjenis high speed induction generator dimana pada generator jenis ini membutuhkan putaran tinggi dan juga membutuhkan energi listrik awal untuk membuat medan magnetnya. Sehingga generator jenis ini tidak cocok digunakan pada sumber energi yang daya putarnya rendah. Sedangkan pada perancangan generator magnet permanen fluks aksial ini adalah generator yang berjenis low speed, artinya hanya dengan putaran rendah generator ini dapat menghasilkan energi listrik. Selain itu generator yang tersedia di pasaran membutuh daya gerak tinggi untuk dapat memutar rotor generator, ini disebabkan karena kumparan generator dililitkan pada besi lunak yang memyebabkan terjadinya gaya tarik antara magnet Universitas Sumatera Utara