Gambar II.3. Siklus Hidup Chlamydia Trachomatis
11
2.2.5. Patogenesis
Kolonisasi Chlamydia mulai dengan melekat pada reseptor asam sialik pada mata, tenggorokan, atau genitalia. Dan menetap pada
bagian t u b u h y a n g t i d a k d a p a t d i c a p a i o l e h f a g o s i t , s e l T d a n s e l β.
S e r t a me mpunyai 15 serotipe yang ber beda. Se roti pe i ni
me nyeba bkan 4 penyakit utama pada manusia : trachoma endemik
disebabkan serotipe A dan C, penyakit menular seksual, dan
konjunktivitis inklusi disebabkan serotipe D dan K, dan lymphogranuloma venereum disebabkan serotype L1, L2 dan L2
15,23,24,27
Struktur dinding sel yang unik merupakan faktor virulensi. Penelitian menjelaskan karena dinding selnya, Chlamydia dapat menginhibisi
fusi fagolisosom pada fagosit.
11
Dengan pengecualian serotype L, chlamydia hanya melekat pada sel-sel epithel columnar tanpa invasi jaringan dalam. Akibat dari ciri ini, infeksi klinik
Universitas Sumatera Utara
mungkin tidak tampak jelas. Sebagai contoh misalnya, infeksi mata, saluran pernapasan atau saluran genital disertai dengan kurasan, bengkak, erythema dan
nyeri yang terlokalisir hanya pada daerah ini. Infeksi C trachomatis terkait dengan banyak rangkaian-susulan merugikan disebabkan perubahan inflamasi kronis dan
juga fibrosis misalnya, infertilitas tubal dan kehamilan ectopic. Mekanisme yang diajukan untuk patogenesis penyakit chlamydial adalah reaksi yang diantarai-
kekebalan.
24
Wanita hamil dengan infeksi chlamydial serviks bisa menularkan infeksi ke bayinya; bukti menunjukkan bahwa hingga 50 bayi yang dilahirkan ibu
sedemikian akan mengalami konjungtivitis inklusi. Mungkin pada 10 bayi, pneumonitis chlamydial bawaan berkembang pada usia 2-3 bulan. Patogen ini bisa
menyebabkan otitis media pada neonat. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa infeksi chlamydial pada kehamilan adalah penanda risiko untuk kelahiran
prematur dan infeksi pascalahir. Wanita yang berisiko terbesar adalah wanita dengan infeksi chlamydial baru-baru ini yang terdeteksi dengan IgM
antichlamydial. Wanita dengan infeksi kronis atau kambuhan tidak mengalami peningkatan risiko kelahiran dini. Diajukan bahwa cervicitis asymptomatik
memicu amnionitis ringan. Kejadian ini mengaktifkan phospholipase A
2
untuk melepaskan prostaglandin, yang menyebabkan kontraksi rahim yang bisa
menyebabkan persalinan prematur. Infeksi chlamydial terkait dengan angka kejadian endometritis pascapersalinan dini yang lebih tinggi dan juga infeksi
terlambat dari Chlamydia yang sering muncul beberapa minggu setelah persalinan.
24
Sekali bakteri pathogen seperti Chlamydia Trachomatis memasuki serviks dan infeksi tidak ditangani, dapat menyebar ke uterus dan tuba fallopii dan akan
meyebabkan penyakit radang panggul. Dan ini terjadi lebih dari 40 wanita yang tidak segera ditangani. Penyakit radang panggul akan menyebabkan kerusakan
yang permanen pada tuba fallopii, uterus dan jaringan sekitar. Walaupun pada saat itu diusahakan untuk diobati, dinding dalam tuba akan lengket, sehingga
menghalangi untuk terjadinya konsepsi.
10,11,30,31,32
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Manifestasi Klinis