Siklus Hidup CHLAMYDIA TRACHOMATIS 1 Sejarah

infeksi dengan chlamydia setiap tahun. Sekitar 75 dari wanita-wanita terkena infeksi tidak menunjukkan gejala-gejala dari infeksi chlaymida. ,4,8,13,17,9,10,24,27,28,29 Berdasarkan Valkengoed IGM dkk 2000 dari kepustakaan3 pada penelitiannya terhadap wanita asimptomatik dengan pemeriksaan sederhana menjumpai sebanyak 2,8 dari 5.867 partisipan ternyata positif terinfeksi Chlamydia Trachomatis. Sedangkan Aldeen dkk 2000 menjumpai 4,8 18432 wanita asimptomatik telah terdeteksi terinfeksi Chlamydia Trachomatis. 14 Aswad SA dkk 2004 pada penelitiannya terhadap prevalensi infeksi Chlamydia trachomatis pada wanita Timur Tengah, dari 919 wanita dijumpai sebanyak 2,6 terinfeksi oleh Chlamydia trachomatis Menurut Cohen CR dkk 2000 pada wanita dengan infertilitas akibat abnormalitas tuba yang mempunyai riwayat PRP, yang telah mempunyai antibodi Chlamydia trachomatis sebanyak 53. 12 Chlamydia yang berasal dari cervix pada 5 sampai 39 dan pada tuba 0 sampai 10 pada wanita-wanita yang didiagnosa PID. Antibodi C. trachomatis ditemukan 20 sampai 40 pada wanita-wanita dengan riwayat PID. 21 16 Di Swedia, C trachomatis diperkirakan menyebabkan 60 kasus salpingitis. Walaupun bukti langsung infeksi sedemikian, misalnya pemulihan dari kultur tubal, tidak ada dalam sebagian besar studi yang dilaksanakan di Amerika Serikat, para ahli yakin bahwa patogen ini mungkin bertanggungjawab atas 20- 35 infeksi pelvis sedemikian. 10 Studi-studi saat ini menunjukkan bahwa 3-5 wanita hamil dan sebanyak 15 wanita yang tidak hamil yang aktif secara seksual mengalami colonisasi serviks chlamydial asymptomatik. 10

2.2.4 Siklus Hidup

Siklus hidup Chlamydia trachomatis tordiri atas 2 tahap, yaitu : • Elementary body • Reticulate body Universitas Sumatera Utara Elementary body adalah bentuk dispersi dan analog dengan spora, stabil terhadap lingkungan. Diameternya lebih kurang 0,3 µm dengan sebuah nuclear yang padat electron dan menginduksi endositosisnya sendiri bila terpapar dengan sel target. Protein membran EB berhubungan melintang. EB mempunyai afinitas yang tinggi untuk sel epitel inang dan dengan cepat dapat memasukinya. Identitas tepat adhesin chlamydia dan reseptor sel inang tidak diketahui secara pasti dan mungkin banyak adhesin, reseptor dan mekanisme cara masuknya. Proteoglikan mirip heparin sulfat pada permukaan C. trachomatis memungkinkan untuk memulai terjadinya interaksi awal antara EB dan sel inang. Adhesi potensial yang lain meliputi major outer membrane protein MOMP, protein membran luar yang utama, glycosylated MOMP dan protein permukaan lainnya. Mekanisme yang diperkirakan untuk masuk ke dalam sel inang sangat beragam. EB biasanya tampak menempel di dekat dasar microvilli, selanjutnya mereka diliputi oleh sel inang. Lebih dari satu mekanisme yang tampak secara fungsional; reseptor-mediated endocytosis menjadi clathrin-coated pits dan pinocytosis melalui noncoated pits. 15,25 Peleburan lisosomal dihalangi oleh mekanisme yang tidak diketahui, membentuk sebuah membran yang melingkari lingkungan sekitar chlamydia. Sesudah pemasukan . ke dalam sel inang ikatan disulfid dari protein membran EB tidak lagi berhubungan silang. Begitu berada di dalam endosom, glikogen diproduksi dan elementary body berubah menjadi satu yang besar, disebut reticulate body RB berukuran kira-kira 0,5 - 1µ m dan tanpa nukleoid yang padat elektron. Dalam membran vakuola, RB ukurannya bertambah dan membagi berulang-ulang dengan cara pembelahan biner setiap 2-3 jam per generasi. Dan mempunyai masa inkubasi 7 – 21 hari pada hostnya, tidak mempunyai dinding sel dan dideteksi sebagai suatu inklusi sel. Akhirnya, vakuola yang tersisa akan terisi dengan elementary body yang didapat dari reticulate body untuk membentuk sebuah inklusi sitoplasma. Reticulate body berubah kembali menjadi bentuk elementary dan dilepas dengan eksositosis. Elementary body yang baru terbentuk mungkin dibebaskan dari sel inang untuk menginfeksi sel baru. Siklus perkembangan ini memakan waktu 24 – 48 jam. Satu fagolisosom memproduksi 100 – 1000 elementary body. 15,25 Universitas Sumatera Utara Gambar II.3. Siklus Hidup Chlamydia Trachomatis 11

2.2.5. Patogenesis