2.1.6 Kebijakan Pengendalian Inflasi
Upaya-upaya untuk menegndalikan inflasi dapat berupa penerapan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter :
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah untuk mengubah dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan maksud untuk mengatasi masalah yang sering dihadapi. Bentuk kebijakan fiskal untuk
jangka pendek dapat berupa : a.
Membuat perubahan yang berkaitan dengan pembelanjaanpengeluaran pemerintah
b. Membuat perubahan yang berkaitan dengan system pajak dan jumlah
pajak yang ditetapkan Untuk jangka panjang, kebijakan fiskal dapat berupa :
a. Kebijakan penstabilan otomatik, artinya menjalankan sistem pajak
yang telah ada, misalnya sistem pajak progresif dan proporsional. b.
Kebijakan fiskal diskresioner, artinya kebijakan yang secara khusus membuat perundang-undangan terhadap sistem yang ada. Misalnya
membuat undang-undang, peraturan-peraturan baru di bidang penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dilakukan bank sentral dalam mengatur dan mengendalikan jumlah uang beredar. Kebijakan bank
Universitas Sumatera Utara
sentral ini ada yang bersifat kuantitatif dan ada yang bersifat kualitatif. Kebijakan yang bersifat kuantitatif meliputi :
a. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka Open Market Operation, yaitu
membeli dan menjual obligasi pemerintah misalnya sertifikat Bank Indonesia SBI.
b. Kebijakan tingkat diskonto yaitu kebijakan dalam menetapkan tingkat
bunga. c.
Kebijakan cadangan wajib reserve requirement yaitu kebijakan dalam menetapkan cadangan wajib untuk deposito bank dan lembaga
keuangan lainnya. Kebijakan yang bersifat kualitatif meliputi pengawasan kredit secara
selektif dan moral suasion yaitu, membujukmenghimbau secara moral kepada masyarakat pengguna jasa bank.
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dilaksanakan oleh dua lembaga yang berbeda yaitu kebijakan fiskal oleh Departemen Ekonomi dan Keuangan,
sedangkan kebijakan moneter dilaksanakan oleh Bank Sentral. Oleh sebab itu, kedua lembaga ini haruslah saling menyesuaikan kebijakan ekonominya dalam
mengatasi inflasi atau masalah ekonomi lainnya, sehingga setiap kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik, efisien, dan efektif. Misalnya, untuk menekan
laju inflasi langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1.
Kebijakan Fiskal, kebijakan yang dilakukan pemerintah kementrian ekonomi dan keuangan untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan
memperkecil pengeluaran G dan menaikkan pajak T. Kebijkan ini akan
Universitas Sumatera Utara
menurunkan daya beli masyarakat, sehingga pembelian terhadap barang konsumsi dan investasi turun.
2. Kebijakan Moneter, yaitu kebijakan yang dilakukan bank sentral dengan
sasaran dapat mengurangi penawaran uang supply of money atau jumlah uang beredar. Kebijakan tersebut misalnya dengan menaikkan suku bunga
dan memperbesar cadangan wajib. Kebijakan ini akan menimbulkan penurunan investasi dan menurunkan konsumsi dalam perekonomian
masyarakat. Untuk mengatasi inflasi, disamping beberapa kebijakan di atas terdapat
juga pandangan Klasik dan Keynes yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah inflasi, yaitu :
1. Kelompok Ekonomi Klasik
Kelompok klasik ini memberikan formula dengan sebutan cold turkey. Strategi mengatasi inflasi ini pada dasarnya adalah melakukan pengurangan
volume uang yang beredar secara drastis atau cepat. Karena dengan pengurangan volume uang yang beredar ini, tingkat harga, upah akan
menyesuaikan diri secara otomatis sesuai dengan pandangan kaum Klasik tentang mekanisme hume Species Flow. Setiap ketidakseimbangan hanya
bersifat sementara, akhirnya akan menuju keseimbangan. Dengan pengeluaran uang yang berbeda, tingkat harga, upah mau tidak mau akan
menyesuaikan diri terhadap perekonomian. 2.
Kelompok Ekonomi Keynesian Formula yang dikeluarkan oleh kelompok ini disebut dengan gradualism.
Pendapat mereka tentang pengurangan volume uang yang beredar secara
Universitas Sumatera Utara
drastis akan memberika dampak yang negatif terhadap tenaga kerja akan meningkatkan jumlah pengangguran, karena adanya pengurangan aktivitas
perusahaan akibat pengurangan jumlah uang yang beredar. Strategi gradualism, yaitu pengurangan peredaran uang secara bertahap dalam jangka
waktu beberapa tahun akan meminimalkan dampak negatif terhadap perekonomian.
2.2 Pengangguran
2.2.1 Definisi Pengangguran
Dalam definisi ekonomi, pengangguran tidak identik dengan tidak mau bekerja. Seseorang dikatakan menganggur apabila orang tersebut ingin bekerja
dan telah berusaha mencari pekerjaan, namun tidak mendapatkannya Dalam ilmu kependudukan demografi, orang yang mencari pekerjaan
termasuk dalam kategori kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja. Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah 15-64 tahun. Tetapi tidak
semua orang yang berusia 15-64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja. Penduduk yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk usia 15-64 tahun dan
sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja apakah karena mengurus keluarga atau sekolah, tidak termasuk angkatan kerja. Tingkat
pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidakbelum mendapatkan pekerjaan. Lebih jelas dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
Universitas Sumatera Utara