2. Bersifat Umum
Kenaikan harga suatu komoditi belum dapat menggambarkan bahwa telah terjadi inflasi apabila kenaikan harga tersebut tidak mengakibatkan harga-harga
secara umum naik. Misalnya, apabila pemerintah menaikkan harga BBM Bahan Bakar Minyak, pada umumnya harga-harga komoditas lain akan ikut naik karena
BBM merupakan komoditi strategis, dimana sebagian besar kegiatan ekonomi memerlukan BBM, sehingga kenaikan harga BBM akan merambat pada kenaikan
komoditas lainnya. Naiknya harga BBM ini dapat menimbulkan terjadinya inflasi.
3. Berlangsung Terus-Menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan mengakibatkan inflasi apabila kenaikan harga tersebut terjadi hanya sesaat. Karena perhitungan
inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam jangka waktu satu bulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus-
menerus.
2.1.2. Indikator Inflasi
Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengukur laju inflasi selama satu periode tahun tertentu, diantaranya adalah :
1. Indeks Harga Konsumen Consumer Price Index
Indeks Harga Konsumen IHK adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode
Universitas Sumatera Utara
tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Masing-masing
harga barang dan jasa tersebut diberi bobot weighted berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa yang dianggap paling penting diberi bobot yang
paling besar. Di Indonesia, penghitungan IHK dilakukan dengan mempertimbangkan
sekitar beberapa ratus komoditas pokok. Untuk lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya, penghitungan IHK dilakukan dengan melihat perekembangan
regional, yaitu dengan mempertimbangkan tingkat inflasi kota-kota besar, terutama ibukota provinsi-provinsi di Indonesia, seperti tampak dalam tabel
berikut ini.
Tabel 2.1 Indeks Harga Konsumen Gabungan 66 Kota Di Indonesia, 2004-2008
2007=100
Akhir Periode IHK
Perubahan IHK 2005
125,09 -
2006 142,48
13,90
2007 150,55
5,66
2008 132,72
-11,84
2009
124,78 -0,06
Sumber: Badan Pusat Statistik diolah Angka inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen IHK diperoleh
dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Inflasi tahun
t
= X 100
Dilihat dari cakupan komoditas yang dihitung, IHK kurang mencerminkan tingkat inflasi yang sebenarnya. Tetapi IHK sangat berguna karena menggambarkan
besarnya kenaikan biaya hidup bagi konsumen, sebab IHK memasukkan komoditas-komoditas yang relevan pokok yang biasanya dikonsumsi
masyarakat.
2. Indeks Harga Perdagangan Besar Wholesale Price Index
Jika IHK meluhat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu,
IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen production price index. IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat
produksi.
Tabel 2.2 Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB
2004-2008 2000=100
Akhir Periode IHPB
Perubahan IHPB 2004
131 7,38
2005 152
16,03
2006 172
13,16
2007 195
13,37
2008 246
26,15 Sumber: Badan Pusat Statistik diolah
Universitas Sumatera Utara
Prinsip menghitung inflasi berdasarkan data IHPB adalah sama dengan berdasarkan IHK :
Inflasi tahun
t
= X 100
3. Indeks Harga Implisit GDP Deflator