Kondisi Geografis Keadaan Demografi

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Negara Indonesia

4.1.1 Kondisi Geografis

Indonesia merupakan negara bahari dengan luas laut berkisar 7,9 juta km 2 termasuk dengan daerah Zone Economic Exclusive ZEE atau 81 persen dari luas keseluruhan Indonesia. Daratan Indonesia mempunyai luas lebih dari 1,86 juta km 2 , mempunyai puluhan atau mungkin ratusan gunung dan juga sungai. Sehubungan dengan letak Indonesia yang dikelilingi oleh beberapa samudera, serta banyaknya terdapat gunung berapi yang masih aktif menyebabkan Indonesia sering dilanda gempa. Indonesia terletak antara 6 o 08’ Lintang Utara dan 11 15’ Lintang Selatan dan di antara 94 o 45’ Bujur Timur dan 141 o 05’ Bujur Timur. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik dimana sejak tahun 2001 Indonesia dibagi menjadi 30 provinsi dengan 4 empat tambahan provinsi baru yaitu Gorontalo, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, dan Maluku Utara. Pada tahun 2005 dibagi atas 33 provinsi dengan 3 tiga tambahan provinsi baru yaitu Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, dan Irian Jaya Barat.

4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi

Di Indonesia dikenal hanya 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada Bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Universitas Sumatera Utara Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga menyebabkan terjadinya musim kemarau. Sebaliknya, pada Bulan Desember sampai dengan Maret, arus angin banyak berasal dari Asia dan Samudera Pasifik yang menyebabkan musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap tengah tahun setelah melewati masa peralihan pada Bulan April sampai dengan Mei dan Bulan Oktober sampai dengan November. Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun

2008, suhu udara rata-rata berkisar antara 25,30 C sampai dengan 31,47

o C. Indonesia mempunyai kelembapan udara relatif tinggi dimana pada tahun 2008 rata-rata berkisar antara 81 persen setelah mengalami penurunan dari tahun 2007 yaitu sekitar 83,1 persen. Curah hujan disuatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi, dan perputaran atau pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan selama 2004 berkisar antara 996,60 mm sampai dengan 492,7 mm. Kecepatan angin hamper merata di seluruh provinsi di Indonesia setiap tahunnya, yaitu berkisar antara 2,48 kmjam sampai dengan 21,0 kmjam. Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah atau kecepatan angin adalah perbedaan tekanan udara.

4.1.3 Keadaan Demografi

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama pembangunan dalam rangka membentuk manusia Indonesia seluruhnya dari masyarakat Indonesia. Universitas Sumatera Utara Untuk itu, pemerintah telah melakukan berbagai usaha dalam rangka memecahkan masalah kependudukan. Usaha-usaha yang mengarah pada pemerataan penyebaran penduduk dilakukan dengan cara memindahkan penduduk yang padat ke daerah yang tidak banyak jumlah penduduknya, yaiutu dikenal dengan Transmigrasi, ataupun juga perpindahan penduduk dari kota ke desa, yang disebut Urbanisasi. Selain itu, dengan mulai diberlakukannya program otonomi daerah, diharapkan dapat mengurangi perpindahan penduduk terutama di Pulau Jawa. Usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk juga dilakukan pemerintah melalui program KB Keluarga Berencana yang telah dicanangkan pada awal tahun 1970-an. Dari aspek kependudukan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang besar bagi pembangunan. Jumlah penduduk yang relatif besar merupakan sumber tenaga kerja sekaligus pasar. Namun, jumlah tenaga kerja yang besar tersebut tidak diikuti dengan tingkat pendidikan yang memadai, dalam konteks pembangunan yang rendah, membimbing masyarakat pada kemampuan berpikir. Keadaan ini berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat dalam bekerja atau berproduksi guna memenuhi hidupnya dan keluarganya. Bila sifat kegiatan produksinya subsistence, maka balas jasa yang diperoleh sebagian besar tenaga kerja Indonesia tidak begitu besar, sehingga kemampuannya dalam berkonsumsi akan sangat terbatas. Laju pertambahan penduduk Indonesia dapat dilihat pada table berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun Jumlah Penduduk Juta Pertumbuhan 1985 164,047 - 1986 168,350 2,56 1987 172,010 2.13 1988 175,590 2.04 1989 179,140 1,98 1990 179,250 0,06 1991 182,940 2,02 1992 186,940 1,67 1993 189,140 1,64 1994 192,220 1,60 1995 194,750 1,30 1996 198,320 1,80 1997 201,350 1,50 1998 202,390 0,51 1999 203,910 0,75 2000 206,200 1,11 2001 209,000 1,34 2002 212,000 1,42 2003 215,040 1,41 2004 217,850 1,29 2005 218,870 0,47 2006 221,829 1,33 2007 224,904 1,36 2008 227,779 1.26 Rata-rata Pertumbuhan Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia Universitas Sumatera Utara

4.2 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia

Perkembangan ekonomi Indonesia yang terjadi selama hampir satu dekade pada tahun 1970-an telah dapat tumbuh dengan baik dengan adanya kenaikan harga minyak yang tinggi. Pendapatan perkapita Indonesia pada tahu 1970 hingga 1979 naik hingga lebih dari 5 kali lipat, takni dari 80 US pada tahun 1970 menjadi 410 US pada akhir tahun 1979. Memasuki dasawarsa 1980-an, perekonomian Indonesia mulai menghadapi berbagai tantangan berat, baik yang bersumber dari eksternal maupun internal. Tantangan yang bersumber dari eksternal tercermin pada perkembangan ekonomi global pada tahun 1982 yang ditandai oleh kelesuan ekonimi dan merosotnya harga minyak bumi sejak akhir tahun 1981. Kelesuan yang terjadi pada perekonomian dunia telah mengakibatkan turunnya permintaan akan barang-barang ekspor non-migas Indonesia. Sementara itu, penurunan harga minyak menimbulkan tekanan-tekanan berat pada neraca pembayaran dan terbatasnya sumber devisa yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, serta menurunnya penerimaan pemerintah utuk menggerakkan perekonomian. Keadaan ini diperberat lagi dengan berbagai masalah internal terutama mendesaknya ketersediaan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang terus bertambah dengan cepat. Dari segi lembag keuangan, pemberian kredit perbankan pada awalnya sangat tergantung pada kredit likuiditas Bank Indonesia. Sementara itu, pasar modal sebagai alternatif pembiayaan pembangunan belum berkembang. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 1982 mencapai titik terendah selama 10 tahun terakhir, yakni 2,3 persen. Pada tahun 19821983, nilai ekspor Universitas Sumatera Utara