Perkembangan Tingkat Pengangguran di Indonesia

barang dan tarif jasa seperti BBM, angkutan, listrik, air minum, rokok, dan kenaikan upah minimum tenaga kerja swasta dan gaji pegawai negeri, serta meningkatnya biaya pada tingkat produsen sebagai dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah. Inflasi kembali dapat ditekan pada tahun-tahun berikutnya tetapi kembali mengalami kenaikan mencapai 17,11 persen tahun 2005 akibat kenaikan harga- harga barang yang terkkena dampak kenaikan harga BBM dan terganggunya pasokan BBM di berbagai daerah maupun kasus penimbunan yang mengakibatkan distribusi barang terganggu. Tetapi pada tahun 2006 dan 2007 inflasi sudah kembali terkendali di bawah 10 persen tidak terlepas dari perkembangan nilai tukar rupiah yang cukup stabil, ketersediaan pasokan bahan makanan yang cukup dari hasil dukungan pemerintah yang mengendalikan kenaikan harga-harga komoditas internasional. Namun, pada tahun 2008, inflasi kembali mengalami peningkatan menjadi 11,6 persen.

4.4 Perkembangan Tingkat Pengangguran di Indonesia

Dari tahun ke tahun penduduk Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup pesat disetiap tahunnya. Hal ini sesungguuhnya serarti bahwa beban setiap sektor ekonomi semakin tinggi karena peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan supply tenaga kerja. Namun, permasalahannya adalah keterbatasan dalam penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi yang ada, sehingga apabila tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja maka angka pengangguran masih tetap tinggal. Universitas Sumatera Utara Pengangguran merupakan suatu keadaan seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Berikut ini merupakkan tabel perkembangan tingkat pengangguran di Indonesia untuk beberapa tahun. Tabel 4.4 Perkembangan Pengangguran Terbuka Indonesia Tahun Jumlah Penduduk Ribu Angkatan Kerja Ribu Pengangguran Terbuka Jumlah Ribu Persen Terhadap Angkatan Kerja persen Perkembangan persen 1980 147.490 52.109 868,123 1,66 - 1985 164.047 63.826 1.368 2,14 36,54 1990 179.250 77.802 1.952 2,51 29,92 1995 194.750 87.946 6.251 7,24 68,77 2000 206.200 95.651 5.813 6,08 -7,53 2005 218.870 106.138 10.854 10,26 46,44 2006 221.829 186.389 10.932 10,40 0,71 2007 224.904 109.94 10.550 9,11 12,62 2008 227.779 111.95 9.390 8,39 12,35 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia Universitas Sumatera Utara Hampir disetiap tahunnya jumlah pengangguran mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 1980 jumlah pengangguran menunjukkan angka 868.123 orang, 1,66 persen dari jumlah angkatan kerja Indonesia. Memasuki tahun 1985, seiring bertambahnya jumlah penduduk, maka pengangguran juga menunjukkan peningkatan sebesar 36,54 persen dari tahun 1980. Pada tahun 1995, jumlah pengangguran meningkat dengan pesat bila dibandingkan dengan perkembangan lima tahun sebelumnya yaitu meningkat sebesar 68,77 persen, dimana tingkat pengangguran pada tahun itu cukup tinggi yaitu sebesar 7,24 persen dari keseluruhan angkatan kerja di Indonesia. Memasuki tahun 2005 angkatan kerja Indonesia juga mengalami peningkatan dan peningkatan ini juga disertai dengan peningkatan angka pengangguran yaitu sebesar 106.138 dengan tingkat pengangguran 10,26 persen. Angka ini meningkat bila dibandingkan tahun 2000, dimana tingkat pengangguran pada tahun tersebut hanya berkisar 6,08 persen. Jumlah penganggur terbuka pada Februari 2006 mencapai 11,1 juta orang, atau bertambah sebanyak 200 ribu orang dibandingkan jumlah penganggur terbuka pada Februari 2005. Tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penganggur terbuka pada Nopember 2005, terjadi penurunan sebesar 800 ribu orang, yang berarti pernah terjadi penambahan penganggur terbuka sebesar satu juta orang pada periode Februari - November 2005. Dengan kondisi seperti ini, tingkat pengangguran terbuka meningkat menjadi 11,2 persen pada November 2005 dan menurun menjadi 10,4 persen pada Februari 2006 kembali seperti keadaan pada Februari 2005 sebesar 10,3 persen. Universitas Sumatera Utara Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2008 mencapai 111,95 juta orang, bertambah 470 ribu orang dibanding jumlah angkatan kerja Februari 2008 sebesar 111,48 juta orang atau bertambah 2,01 juta orang dibanding Agustus 2007 sebesar 109,94 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2008 mencapai 102,55 juta orang, bertambah 503 ribu orang dibanding keadaan pada Februari 2008 sebesar 102,05 juta orang, atau bertambah 2,62 juta orang dibanding keadaan Agustus 2007 sebesar 99,93 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2008 mencapai 8,39 persen, mengalami penurunan dibanding pengangguran Februari 2008 sebesar 8,46 persen, dan pengangguran Agustus 2007 sebesar 9,11 persen. Pengangguran terbanyak adalah dengan penduduk dengan pendidikan terakhir SMTA, kemudian SLTP dan SD, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Pengangguran di Indonesia Berdasarkan Pendidikan Tahun 2004-2008 No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2004 2005 2006 2007 2008 1 TidakBelum Pernah SekolahBelum Tamat SD 1.004.296 937.985 894.425 532.820 547.038 2 Sekolah Dasar 2.275.281 2.729.915 2.675.459 2.179.792 2.099.96 8 3 SLTP 2.690.912 3.151.231 2.860.007 2.264.198 1.973.98 6 4 SMTA 3.695.504 510.615 4.047.016 4.070.553 3.812.52 2 5 Diploma IIIIIIAkademi 237.251 308.522 297.185 397.191 362.683 Universitas Sumatera Utara 6 Universitas 348.107 395.538 375.601 566.588 598.318 Total 10.251.351 12.630.106 11.104.693 10.011.142 9.394.51 5 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia Dari 9.394.515 orang pengangguran di Indonesia pada tahun 2008, sebanyak 547.038 orang adalah tidak tamat pendidikan Sekolah Dasar, kemudian sebanyak 2.099.968 orang pendidikan SD, sebanyak 1.973.986 orang pendidikan SLTP, dan 3.812.522 orang pendidikan SMTA. Hal menarik adalah bahwa pengangguran dengan tingkat sarjana semakin meningkat setiap tahunnya, mulai dari 348.107 orang pada tahun 2004 menjadi 598.319 pada tahun 2008.

4.5 Analisis Data