27 bagaimana orang berperilaku dalam situasi
tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan
dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten,
selaras, dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual. Karena itu, logis
untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang akan
dicerminkan dalam
bentuk tendensi
perilaku terhadap objek.
c. Instrumen Penilaian Ranah Sikap Model Skala
Likert
Skala likert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Linkert pada tahun 1932 dalam
mengukur sikap
masyarakat. Skala
ini menggunakan ukuran ordinal sehingga dapat
membuat ranking walaupun tidak diketahui berapa kali responden yang satu lebih baik atau
lebih buruk dari responden lainnya. Jawaban setiap item insttrumen yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-
kata antara lain: Sangat Penting SP, Penting P, Tidak Penting TP, Sangat Tidak Penting STP
atau 1 Sangat Setuju, 2 Setuju, 3 Tidak
28 Setuju, 4 Sangat Tidak Setuju. Urutan setuju
atau tidak setuju dapat dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.
d. Langkah-langkah
Penyusunan Instrumen
Penilaian Sikap Model Skala Likert
Naniek Sulistyawardani, dkk 2012: 208 menyebutkan langkah-langkah dalam menyusun
skala Likert: 1
Memilih obyek sikap yang akan diukur. 2
Membuat beberapa pernyataan tentang variabel sikap yang dimaksud.
3 Mengklarifikasikan pernyataan positif atau
negatife. 4
Menentukan jumlah gradual dan frase atau angka yang dapat menjadi alternatif pilihan.
5 Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban
menjadi sebuah penilaian. 6
Melakukan uji coba. 7
Membuang butir-butir pernyataan yang kurang baik.
8 Melaksanakan penilaian.
Objek sikap merupakan orang, benda, peristiwa, lembaga, idea, norma, nilai, budaya dan
lainnya. Azwar 2011: 108 menyatakan bahwa perancangan skala sikap terdapat dua hal penting
yang harus diperhatikan, yaitu penentuan obyek
29 sikap yang akan diukur dan definisi obyek sikap
tersebut. Penentuan dan penyusunan definisi obyek sikap merupakan langkah penting karena kita
mengetahui persis akan tujuan pengukuran yang dilakukan dan mempunyai gambaran yang jelas
mengenai objek sikap. Suatu skala hendaknya mencakup aspek objek sikap yang luas dan relevan.
Cakupan ini menyertakan semua aspek yang penting bagi objek sikap dan meninggalkan aspek-
aspek yang
tidak begitu
berarti. Untuk
mengintegrasikan batasan komponen perilaku dan komponen
objek sikap,
biasanya digunakan
semacam tabel spesifikasi atau blue-print. Azwar
2011: 114
juga menjelaskan
beberapa kriteria
untuk menulis
pernyataan. Kriteria tersebut sebagai berikut: 1 Hindari menulis
pernyataan yang membicarakan mengenai kejadian yang berkaitan dengan masa lalu; 2 Hindari
menulis pernyataan yang berupa fakta atau ditafsirkan sebagai fakta; 3 Hindari menulis
pernyataan yang dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran; 4 Hindari menulis pernyataan yang
tidak relevan dengan objek psikologisnya; 5 Hindari menulis
pernyataan yang
sangat besar
kemungkinannya akan disetujui oleh hampir semua orang atau bahkan hampir tidak seorangpun yang
30 akan
menyetujuinya; 6
Pilihlah pernyataan-
pernyataan yang diperkirakan akan mencangkup keseluruhan liputan skala afektif yang diinginkan;
7 Usahakan agar setiap pernyataan ditulis dalam bahasa yang sederhana, jelas dan langsung. Jangan
menuliskan pernyataan
dengan menggunakan
kalimat-kalimat yang rumit; 8 Setiap pernyataan hendaknya ditulis ringkas dengan menghindari
kata-kata yang tidak diperlukan dan yang tidak akan
memperjelas isi
pernyataan; 9
Setiap pernyataan harus berisi hanya satu ide gagasan
yang lengkap; 10 Pernyataan berisi unsur universal seperti “tidak pernah:, “semuanya”, “tak seorang
pun”, dan semacamnya, seringkali menimbulkan
penafsiran yang berbeda-beda dan karenanya sedapat mungkin hendaklah menghindari; 11 Kata-
kata seperti “hanya”, “sekedar”, “semata”, dan semacamnya harus digunakan seperlunya saja dan
dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran isi pernyataan; 12 Hindari menggunakan
kata atau istilah yang mungkin tidak dapat dimengerti oleh para responden; dan 13 Hindari
pernyataan yang berisi kata negatif ganda. Sebelum menuliskan pernyataan sikap,
umumnya disusun terlebih dahulu tabel kisi-kisi skala sikap. Suatu tabel kisi-kisi umumnya berupa
31 tabel dua jalan, yaitu berisikan aspek objek sikap
dan komponen sikap seperti tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Kisi-kisi Skala Sikap Model Likert
Aspek objek sikap
Komponen sikap Total
Afeksi Kognisi Konasi Komponen 1
Komponen 2 Komponen 3
Komponen 4 Dst
Total 100
Angka-angka dalam setiap kotak atau sel menunjukan banyaknya pernyataan sikap yang
perlu dibuat agar skala itu nanti setelah selesai ditulis akan mencakup keseluruhan aspek-aspek
objek sikap secara proporsional sesuai dengan bobot relevansi setiap aspek dalam komponen objek sikap
yang telah ditentukan. Bobot relevansi ini dapat ditentukan berdasarkan judgment perancangan
sendiri atau hasil diskusi dengan pihak ahli atau mungkin dari temuan penelitian yang pernah ada.
Apabila tidak
ada dasar
yang jelas
untuk
32 membedakan bobot relevansi tersebut kita dapat
menyamakan saja semua bobot untuk semua aspek. Sedangkan langkah untuk menyusun pernyataan
skala sikap adalah sebagai berikut : a.
Memberikan batasan dan tujuan yang berkaitan dengan obyek sikap.
b. Menyusun
kisi-kisi komponen
indikator variabel objek sikap.
c. Merumuskan pernyataan sikap sesuai dengan
kisi-kisi yang telah disusun. d.
Menandai pernyataan favorable dan unfavorable, upayakan jumlah seimbang Mawardi, 2013: 28.
Langkah berikutnya adalah menentukan skor setiap pernyataan skala sikap. Menurut Azwar
2011: 138, penentuan skor setiap pernyataan skala sikap dilakukan dengan metode rating yang
dijumlahkan. Metode rating yang dijumlahkan sering dinamakan penskalaan model Likert. Metode
ini merupakan penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar
penentu nilai skalanya. Dalam pendekatan ini tidak perlu adanya kelompok panel penilai, dikarenakan
nilai skala setiap pernyataan tidak akan ditentukan oleh derajat favorabelnya masing-masing akan tetapi
ditentukan oleh distribusi respon setuju atau tidak setuju dari sekelompok uji coba.
33 Untuk
melakukan penskalaan
dengan metode ini, sejumlah pernyataan sikap telah ditulis
berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan pada rancangan skala yang telah
ditetapkan. Responden diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidak setujuannya terhadap isi
pernyataan dalam lima macam kategori jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju STS, Tidak Setuju TS,
Entahlah E, Setuju S dan Sangat Setuju SS Azwar 2011: 140.
Ada dua cara untuk menentukan skala menurut Azwar 2011: 141, yaitu dengan cara
menentukan skala deviasi normal dan menentukan nilai skala dengan cara sederhana.
1 Menentukan Skala dengan Deviasi Normal
Azwar 2011: 141 menjelaskan tentang cara menentukan skala dengan deviasi normal.
Tujuan penentuan nilai skala dengan deviasi normal adalah untuk memberi bobot tertinggi
bagi kategori jawaban yang paling favorabel dan memberikan bobot rendah bagi kategori jawaban
yang tidak favorabel. Jawaban favorabel adalah respon
setuju terhadap
pernyataan yang
favorabel dan respon tidak setuju terhadap pernyataan yang tak-favorabel. Jawaban tidak
34 favorabel adalah respon tidak setuju terhadap
pernyataan yang tak-favorabel. Dari jawaban responden terhadap setiap
pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, yang kemudian
secara komulatif akan dilihat deviasinya menurut deviasi normal. Dari sinilah nilai skala dapat
ditentukan. Nilai skala ini kemudian akan menjadi skor
terhadap jawaban individual
responden yang diukur sikapnya. 2
Menentukan Nilai Skala dengan Cara Sederhana Selain menentukan nilai skala dengan
deviasi normal, menentukan nilai skala dapat juga
dilakukan dengan
cara sederhana.
Penentuan nilai skala dengan memberikan bobot dalam satuan deviasi normal bagi setiap kategori
jawaban merupakan cara yang cermat dan akan menghasilkan
interval yang
tepat dalam
meletakkan masing-masing kategori pada suatu kontinum psikologis. Adanya fasilitas komputer
sangat memudahkan
prosedur analisisnya.
Walaupun cara itu memerlukan waktu dan tenaga yang banyak, setiap penyusunan skala
sikap hendaklah berusaha melakukannya. Apabila skala sikap yang disusun tidak
untuk digunakan sebagai instrumen pengukuran
35 yang menyangkut pengambilan keputusan yang
penting sekali,
seperti pada
penelitian pendahuluan atau studi kelompok secara kecil-
kecilan, kadang-kadang
demi kepraktisan
penyusunan skala sikap dapat menempuh cara sederhana
untuk menentukan
nilai skala
pernyataan-pernyataan sikap yang ditulisnya. Dengan cara sederhana, untuk suatu
pernyataan yang bersifat favorabel jawaban STS diberi 0, jawaban TS diberi nilai 1, jawaban E
diberi nilai 2, jawaban S diberi nilai 3, dan jawaban SS diberi nilai 4. Dan untuk pernyataan
yang tak-favorabel, respons STS diberi nilai 4, TS diberi nilai 3, E diberi nilai 2, S diberi nilai 1 dan
respon SS diberi nilai 0. Cara penentuan nilai ini diberlakukan bagi semua pernyataan sikap yang
ada. 1.1.3.
Pengembangan Kemampuan Guru melalui Pelatihan
a. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pelatihan