seperti komunitas, tetangga dan kota itu sendiri sebagai penunjang aktifitas. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kepuasan seseorang secara personal yang meliputi
pengukuran atau penilaian individu mengenai kehidupannya, tingkat kepuasannya, kenyamanan, kebahagiaan dan prioritas individu yang semuanya sangat
tergantung dari karakteristik seseorang Yuan, et all, 1999. Jadi yang dimaksud dengan kualitas hidup dalam penelitian ini adalah sebuah kondisi dimana terjadi
pemenuhan kebutuhan hidup penghuni pada tingkatan dimensi waktu tinggal dan terpenuhinya kenyamanan tinggal yang memberikan kemanfaatan bagi kehidupan
penghuninya.
2.1.1 Relevansi Kualitas Hidup terhadap Dimensi Kehidupan Penghuni
Kualitas hidup merupakan konsep yang pengertiannya banyak diperdebatkan. Kajian-kajian tentang kualitas hidup dalam berbagai literatur ilmu
sosial menampilkan beragamnya pengertian dari konsep kualitas hidup. Pada prakteknya pun kesulitan untuk menentukan batasan-batasan kualitas hidup sulit
untuk dilakukan Deller, et all, 2009. Menurut Kane dalam Yuan, et al, 1994:4 bahwa komponen kualitas
hidup dibagi ke dalam 11 bagian : 1. Keamanan, 2. Ketenangan fisik, 3. Kepuasan, 4. Kegiatan yang bermanfaat, 5. Pola hubungan sosial, 6. Keahlian
yang bermanfaat, 7. Kedudukan, 8. Privasi, 9. Kepribadian, 10. Otonomi, dan 11. Keimanan. Dari sudut pandang yang lain, kualitas hidup bukan hanya
menyangkut aspek material tertentu dalam kehidupan seperti misalnya kualitas tempat tinggal, sarana fisik yang tersedia maupun fasilitas-fasilitas sosial, akan
tetapi juga menyangkut aspek-aspek tidak terukur seperti kesehatan dan kebutuhan rekreasi.
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan keterkaitan kualitas hidup dengan kenyamanan tinggal di rusunawa, tidak dibatasi dengan definisi tentang
kualitas hidup maupun kenyamanan tinggal. Informasi yang akan didapatkan dibiarkan berkembang namun tetap menggunakan acuan-acuan yang telah
ditentukan, sehingga data-data yang digunakan untuk analisis tidak keluar dari sasaran yang telah ditentukan.
Kualitas hidup penghuni untuk mendapatkan kenyamanan tinggal ternyata tidak diperuntukan untuk dirinya sendiri saja tapi untuk generasi
selanjutnya dan komunitasnya. Kenyamanan hidup dalam penelitian ini adalah derajat kesejahteraan, kebahagiaanm kepuasan dan standar hidup Wardhana,
1995, Yuen 1999. Kondisi kenyamanan atau kepuasan dalam sebuah hunian merupakan ekspresi nyata dari apa yang dirasakan oleh penghuninya, misalnya
perasaan yang baik dan terpuaskan terhadap keadaan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi kehidupan, lingkungan hidup, infrastruktur dan
kelengkapan pelayanan publik. Selain itu juga dipengaruhi oleh lingkungan yang terkait dengan dimensi sosial, budaya, psikologi, perilaku sosial, komunikasi dan
lain sebagainya. Pada penelitian ini lebih dititikberatkan pada indikator kualitas hidup yang bisa terukur atau secara objektif.
2.1.2 Aspek-aspek Penentu Peningkatan Kualitas Hidup