4.1.4 Hasil Analisis Respon
Munculnya harapan penghuni adalah efek dari respon penghuni yang tidak bisa menyelesaikan permasalahan kualitas fisik hunian. Keterbatasan kemampuan
dan kapasitas penghuni serta keterikatan dengan aturan pengelolaan rusunawa menyebabkan setiap reaksi dan tindakan penghuni untuk mendapatkan
kenyamanan tinggal mengalami kendala. Untuk mencapai kenyamanan tinggal, harapan tersebut harus diwujudkan oleh pelaku-pelaku yang berkepentingan untuk
melakukannya dan sejauhmana kontribusi harapan penghuni ini untuk dapat mewujudkannya TABEL IV.1
4.2 Perumusan Kriteria Kepuasan Tinggal Terhadap Respon dan Harapan Penghuni
Perumusan kriteria kepuasan tinggal penghuni rusunawa dilakukan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Kriteria di susun
berdasarkan respon dan harapan penghuni terhadap kualitas hunian. Proses perumusan kriteria tersebut dapat dilakukan dengan kerangka berfikir induktif,
karena dengan demikian konteks lebih mudah disusun. Kualitas hunian, respon dan harapan penghuni dijadikan input yang selanjutnya disebut unit-unit informasi
dalam merumuskan kriteria. Unit-unit informasi yang mempunyai bahasan yang sama dirumuskan ke dalam sub kriteri-sub kriteria sebelum terbentuk kriteria
utama. Maksud dari perumusan sub kriteria ini adalah agar perumusan kriteria utama bisa terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sub kriteria-sub kriteria
yang sama dalam kategorinya kemudian dikelompokkan menjadi satu kriteria utama, sehingga dapat tersusun beberapa kriteria utama. Jika kriteria utama-
kriteria utama tersebut akan dibahas untuk mencari makna yang terkandung di dalamnya, selanjutnya dapat ditarik suatu konsep Moleong, 1997.
Dari proses perumusan kriteria-kriteria utama sesuai dengan teknik perumusan yang telah ditentukan seperti dalam Gambar 4.4-4.7, maka dapat di
susun 4 empat kriteria utama sebagai berikut: 1 Pemenuhan kebutuhan tinggal yang mendukung aktivitas penghuni dengan
pengelolaan dan pemeliharaan prasarana lingkungan rusunawa yang berkelanjutan