3.3 Karakteristik Rusunawa dari Kondisi Fisik, Kelembagaan dan
Penghuni
Respon penghuni muncul ketika melihat dan merasakan kondisi lingkungan sekitarnya, baik fisik maupun non fisik. Berikut kondisi eksisting
Rusunawa Cokrodirjan yang meliputi potensi dan permasalahan di lapangan dari sisi fisik bangunan, kelembagaan pengelolaan dan kondisi hunian serta
penghuninya.
3.3.1 Gambaran Umum Bangunan Rusunawa dan Fasilitas Pendukungnya
Rusunawa dibangun di atas tanah bekas SD Cokrodirjan, menempati lahan total kurang lebih 4000 m2. Terdiri atas 2 blok berlantai 4 dengan unit
hunian masing-masing berjumlah 36 buah. Unit hunian berada pada lantai 2 sampai dengan 4, sedang lantai 1 digunakan untuk fasiltias umum. Jarak antara
dua blok 20 meter, menghadap ketimur menghadap Sungai Code, kemudian jarak bangunan Rusunawa dengan tanggul sungai 3,5 meter, dan jarak dengan
perumahan warga 3 meter. Bangunan Rusunawa beratap joglo dengan koridor yang dihiasi dengan pot-pot permanen untuk tanaman hias.
Rusunawa dilengkapi dengan 2 unit tangga lebar 2 meter dan dilengkapi dengan 2 unit tangga darurat pada sisi kanan dan kiri bangunan. Dilengkapi pula
dengan instalasi hidrant untuk mengatasi terjadinya bahaya kebakaran. Fasiltitas air bersih berasal dari sumur dalam, dengan cadangan air pada ground tank.
Masing-masing unit hunian mendapat listrik dengan daya 450 watt, terdapat kamar mandi, dapur, tempat jemuran dan satu ruangan. Luas total unit hunian 21
m2 yang menempati lantai 2 sampai dengan 4. Pada lantai 1 dipergunakan untuk tempat parkir kendaraan, kantor pengelola, ruang pertemuan, tempat olah raga dan
bermain anak, unit usaha, kamar mandi umum, tempat sampah komunal dan ruang meteran listrik.
Pada sebelah selatan dari bangunan Rusunawa terdapat gedung serbaguna Kampung Cokrodirjan dan masjid yang pembangunannya mendapat
bantuan dari proyek pembangunan Rusunawa. Terdapat pula Pos Kamling pada sisi utara bangunan Rusunawa sebagai tempat bersosialisasi dengan warga sekitar.
Kemudian di atas Sungai Code dibangun jembatan kecil yang menghubungkan dengan Kampung Juminahan. Jalan disekitar Rusunawa diperkeras dengan
conblok, kedua hal ini merupakan satu paket dengan proyek pembangunan Rusunawa.
Fasilitas-fasilitas yang ada di Rusunawa dipergunakan secara bersama- sama antara penghuni Rusunawa dengan masyarakat sekitar. Seperti lahan terbuka
antara dua blok digunakan untuk olah raga, panggung terbuka, tempat jemuran dan kegiatan lain. Kamar mandi dan WC umum di lantai 1 dimanfaatkan warga
sekitar untuk keperluan MCK mereka. Tempat parkir digunakan secara bersama- sama. Ruang pertemuan pada blok selatan digunakan untuk acara-acara khusus
seperti pernikahan, kenduri, kematian, dan lain-lain, sedang pada blok utara sedang diupayakan untuk TK dan perpustakaan. Unit usaha dimanfaatkan
masyarakat sekitar untuk membuka warung, usaha bubut, usaha jahitan dan kegiatan produksi lainnya. Penggunaan fasilitas yang ada pada Rusunawa ini
dikoordinasikan dengan pengelola Rusunawa.
Sumber: Bappeda Kota Yogyakarta, 2003
GAMBAR 3.2 PENAMPANG LINGKUNGAN RUSUNAWA
Kolong rusunawa tidak digunakan untuk hunian karena akan menimbulkan kecemburuan dengan penghuni lainnya dan ditengarai akan
melakukan ekspansi ke tanah disekitarnya, misalnya untuk parkir kendaraan, membuat kandang, dsb. Lantai 1 atau kolong rusunawa digunakan untuk fasilitas
sosial supaya tidak ada kemungkinan masyarakat berebut „tanah sisa’.
Penggunaan kolong rusunawa adalah : a Ruang Serba guna, b Mechanical Electrical Equipment, c Ruang keamanan, d Ruang RTRW, e Warung-warung
maupun tokokoperasi, f Tempat bermain anak, g Taman Kanak-kanak, h Parkir sepeda motor tidak hanya digunakan untuk penghuni rumah susun saja, dan i
MCK Umum di kolong rusunawa dapat diletakkan sedekat mungkin dengan Gedung Serba GunaOlah Raga agar dapat saling mendukung keberadaannya.
MUSHOLLA 2 LANTAI
GEDUNG PERTEMUAN
BLOK 1= 36 UNIT HUNIAN
BERLANTAI 4 BLOK 2= 36
UNIT HUNIAN BERLANTAI 4
LAPANGAN OLAH RAGA
PENGHIJAUAN PANJANG
SEKITAR 20 M
KOLONG KOLONG
3.3.2 Badan Pengelolaan Rusunawa