Alternatif Strategi Peningkatan/Perbaikan Kinerja Rantai Pasok

4.4. Alternatif Strategi Peningkatan/Perbaikan Kinerja Rantai Pasok

Perlu dilakukan perbaikan strategi untuk memenuhi PO yang diterima oleh perusahaan. Khususnya untuk produk tanaman selada keriting organik yang memiliki jumlah permintaan paling besar di perusahaan sesuai data yang ditunjukan pada Gambar 1. Alternatif perbaikan strategi berdasarkan bidang usaha untuk peningkatan atau perbaikan kinerja rantai pasok tanaman selada keriting organik di PT. Indonesia Agro Industri:

1. Bidang produksi dan operasi

Berdasarkan masalah yang dipetakan pada analisis fish-bone, penyebab kurangnya penjualan produk tanaman selada pada bagian produksi dan operasi adalah kurangnya produksi barang dan banyak barang yang ditolak (reject) dan Berdasarkan masalah yang dipetakan pada analisis fish-bone, penyebab kurangnya penjualan produk tanaman selada pada bagian produksi dan operasi adalah kurangnya produksi barang dan banyak barang yang ditolak (reject) dan

Alternatif strategi yang dapat diberikan pada bidang produksi dan operasi adalah:

 Penambahan fasilitas lahan untuk rekayasa lingkungan tanaman. Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa belum adanya upaya maksimal untuk

melakukan rekayasa lingkungan. Pengunaan rain shelter yang belum maksimal dan penyiraman yang belum teratur membuat tanaman sulit untuk tumbuh secara optimal. Selain itu pada fase perawatan perlu dilakukan pengamatan yang teliti dalam kegiatan penyiangan gulma dan pada kegiatan pemupukan. Kegiatan dan penggunaan alat-alat guna rekayasa lingkungan harus dilakukan dan diaplikasikan agar tanaman dapat tumbuh secara optimal. Perlakuan-perlakuan tersebut memiliki kode kegiatan M2.2. dan M2.3. pada analisis level tiga yang terdapat pada Gambar 11.

 Perlakuan lebih telaten pada kegiatan pengolahan (processing). Kegiatan pengolahan meliputi kegiatan penyortiran pertama, pencucian, penyortiran kedua, pengemasan serta penyimpanan produk. Perlakuan-perlakuan tersebut memiliki kode kegiatan M2.5., M2.6., M2.7., M2.5. dan M2.3. pada analisis level tiga yang terdapat pada Gambar 11. Kegiatan-kegiatan tersebut yang akan menentukan produk dapat diterima oleh pasar atau tidak. Kegiatan pengolahan yang tidak telaten akan menimbulkan jumlah return dan reject yang tinggi sesuai dengan hasil pemetaan fishbone pada Gambar 12.

 Pengawasan pada kegiatan produksi dan pada penerimaan produk dari pemasok. Manajemen produksi dan kepala perusahaan perlu melakukan

monitoring pada kegiatan produksi baik yang dilakukan perusahaan maupun petani pemasok agar kegiatan sesuai dengan SOP yang dibuat serta produk yang dihasilkan sesuai dengan standar perusahaan.

 Peramalan produksi (forecasting) menggunakan metode yang lebih baik dan sesuai dengan keadaan. Jumlah produksi yang akan dilakukan

diusahakan sesuai dengan PO yang akan diterima. Saat ini jumlah produksi masih tidak sesuai dengan jumlah PO yang diterima perusahaan sesuai dengan hasil analisis fishbone pada Gambar 12. Diperlukan kegiatan forecasting dengan metode lebih baik serta perhitungan variabel pengaruh yang lebih lengkap agar jumlah rencana produksi sesuai/mendekati jumlah PO . Beberapa metode peramalan yang dapat digunakan adalah metode exponential smoothing dan moving average. Exponential Smoothing adalah diusahakan sesuai dengan PO yang akan diterima. Saat ini jumlah produksi masih tidak sesuai dengan jumlah PO yang diterima perusahaan sesuai dengan hasil analisis fishbone pada Gambar 12. Diperlukan kegiatan forecasting dengan metode lebih baik serta perhitungan variabel pengaruh yang lebih lengkap agar jumlah rencana produksi sesuai/mendekati jumlah PO . Beberapa metode peramalan yang dapat digunakan adalah metode exponential smoothing dan moving average. Exponential Smoothing adalah

2. Bidang keuangan

Berdasarkan hasil analisis SCOR level satu yang ditunjukan pada Tabel 12 menunjukan bahwa besar angka hasil perhitungan untuk COGS adalah 52.% dan berada pada tingkat superior. Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan sudah memenuhi target perusahaan dalam pengaturan biaya rantai pasok tanaman selada keriting. Untuk perhitungan CTCCT rantai pasok memiliki angka sebesar 15 hari dan berada pada tingkat superior Hasil tersebut menunjukan bahwa perusahaan sudah memenuhi target perusahaan dalam pengaturan alur finansial rantai pasok tanaman selada keriting namun diperlukan strategi alternatif untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja rantai pask pada bidang finansial.

Alternatif strategi yang dapat diberikan pada bidang keuangan adalah:  Melakukan koordinasi taktis maupun operasional pada kegiatan

perusahaan. Koordinasi pada kegiatan produksi, pengadaan pasokan dan pengiriman produk dapat menekan angka COGS. Penekanan angka COGS akan secara langsung dapat menambah keuntungan perusahaan karena akan menambah jumlah laba kotor perusahaan.

 Pembuatan sistem kas yang efisien serta perlakuan negosiasi yang baik kepada pemasok dan toko/ritel untuk menekan hari hutang, piutang dan

hari persediaan perusahaan. Memperkecil angka CTCCT akan memperpendek jangka waktu alur kas perusahaan. Alur kas perusahaan yang baik adalah alur kas yang memiliki jangka waktu pendek.

3. Bidang pemasaran

Berdasarkan hasil analisis fish-bone ditunjukan bahwa produk mengalami pengembalian akibat produk tidak terjual. Penyebab peristiwa tersebut adalah pembeli produk tanaman selada keriting sedikit dan pembeli membeli produk lain yang serupa. Perlu adanya peran dari bidang pemasaran untuk membuat produk lebih dikenal dan diterima oleh pasar. Bidang pemasaran juga harus meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk dari PT. Indonesia Agro Industri.

Alternatif strategi yang dapat diberikan pada bidang pemasaran adalah:  Analisis keunggulan produk pesaing. Pembelian konsumen pada produk

pesaing serupa adalah satu faktor yang menyebabkan produk PT. Indonesia Agro Industri tidak terjual. Perlu dilakukan pengamatan rutin pada ritel/toko yang dituju oleh perusahaan untuk mengetahui keadaan penjualan produk perusahaan dibandingkan penjualan produk pesaing.

 Meningkatkan pemasaran menggunakan media online. Target pasar dari perusahaan adalah konsumen menengah keatas yang umumnya sudah

menggunakan teknologi komunikasi yang canggih. Dengan pemasaran lewat media online perusahaan berpotensi untuk menambah jumlah konsumen baru dan pemasaran lewat media online lebih efisien karena tidak perlu memerlukan biaya tambahan.

 Melakukan sertifikasi ulang terhadap produk organik perusahaan. Sertifikat yang dimiliki oleh perusahaan belum sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai sertifikasi organik. Sertifikat yang didapat dari Balitsa belum dikatakan resmi karena menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) Balitsa tidak termasuk pada Lembaga Sertikasi Organik (LSO) yang resmi. Daftar LSO resmi sesuai nomor SNI SNI 6729:2013 dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 17. Daftar Lembaga Sertifikasi Organik Menurut Badan Standarisasi Nasional

No. Nomor Sertifikasi

Nama Lembaga

1 LSO-001-IDN

LSO SUCOFINDO

2 LSO-002-IDN

LSO MAL

3 LSO-003-IDN

LSO INOFICE

4 LSO-004-IDN

LSO Sumatera Barat

5 LSO-005-IDN

LSO LeSOS

6 LSO-006-IDN

LSO BIOCert Indonesia

7 LSO-007-IDN

LSO Persada

8 LSO-008-IDN Sustainable Development Services (SDS) Indonesia

Sumber: sisni.bsn.go.id, 2013

Penggunaan sertifikasi yang resmi akan berpengaruh kepada kepercayaan konsumen kepada produk perusahaan. Tingginya tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk akan meningkatkan jumlah penjualan di pasar.

4. Bidang Sumber Daya Manusia (SDM)

Berdasarkan hasil analisis fish-bone dan analisis SCOR level tiga. Ditunjukan bahwa terdapat masalah kegiatan processing yang tidak telaten. Masalah tersebut menyebabkan banyak produk yang ditolak dan dikembalikan kepada perusahaan. Dari hasil observasi di perusahaan juga menunjukan bahwa SOP yang dimiliki oleh perusahaan belum termediasi secara baik kepada para karyawan. Belum dibuatnya pengingat/reminder pada kegiatan perusahaan membuat karyawan tidak memiliki pedoman yang kuat pada saat melakukan kegiatan perusahaan.

Alternatif strategi yang dapat diberikan pada bidang sumber daya manusia adalah:

 Pembuatan reminder SOP pada stasiun kerja karyawan sebagai pedoman pada kegiatan perusahaan serta pengawasan rutin dalam kegiatan pada berbagai bidang. Seluruh pengurus dan karyawan PT. Indonesia Agro

Industri harus memiliki keahlian dan harus melakukan seluruh kegiatan sesuai SOP yang telah dibentuk untuk setiap bidang kerja masing-masing agar tercipta kegiatan rantai pasok yang memiliki kinerja baik. Khususnya pada bidang kegiatan processing karena kegiatan tersebut yang menentukan diterima atau tidaknya produk di pasar.

 Kumpul rutin karyawan untuk melakukan diskusi guna evaluasi kegiatan pada tiap bidang kerja. Dengan melakukan diskusi rutin pengurus serta

karyawan maka perusahaan dapat menerima masukan serta mengetahui keluhan yang dialami karyawan guna evaluasi dan peningkatan kinerja kegiatan perusahaan.

 Pengawasan rutin pada mitra yang memasok produk kepada perusahaan. Pengawasan harus dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan kualitas

produk yang sesuai dengan standar perusahaan. Dengan melakukan pengawasan pada mitra perusahaan dapat memastikan bahwa SOP yang diberikan pada mitra dilakukan secara baik dan benar.

5. Bidang Administrasi

Bidang administrasi bertanggung jawab pada kegiatan pencatatan data kegiatan perusahaan dan akuntansi keuangan perusahaan. Bidang administrasi memberikan pengaruh penting kepada keputusan yang akan diambil perusahaan. Data dan informasi yang diterima untuk pengambilan keputusan harus berkualitas. Menurut Jogiyanto (2007:15) Kualitas informasi dapat digunakan untuk mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. Kualitas informasi berupa dokumen operasional laporan yang terstruktur yang memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: relevan; tepat waktu; akurasi; kelengkapan; ringkas. Masalah pada peramalan/forecasting dapat diselesaikan dengan pemberian alternatif strategi pada kegiatan administrasi perusahaan.