Keadaan Umum Tempat Penelitian

4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indonesia Agro Industri merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak di bidang sayuran organik di Provinsi Jawa Barat dengan nama merek dagang “InaGreen Farm”. Perusahaan terletak di Jl. Manoko RT. 04 RW. 03 Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391. Lokasi perusahaan terdiri dari lahan produksi, tempat pengolahan dan penyimpanan serta kantor administrasi. PT Indonesia Agro Industri pertama kali berdiri pada tahun 2008 dan merupakan bisnis bersama yang dibangun oleh Bapak Hery Ardianto, Bapak Bimo Sukowijono, dan Bapak Salam . Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya 3 PT Indonesia Agro Industri sempat mengalami krisis dan hampir mengalami

kebangkrutan pada akhir tahun 2013 hingga awal 2014 dikarenakan kurangnya pengawasan dan sistem kerja yang belum terorganisir. Sehingga, pada akhir tahun 2014 manajemen PT. Indonesia Agro Industri diambil sepenuhnya oleh Bapak Hery Ardianto sebagai kepala perusahaan. Hampir bangkrutnya perusahaan dikarenakan ketidakefisienan dalam kegiatan perusahaan baik dalam penggunaan SDM (Sumber Daya Manusia) dan pada penggunaan faktor produksi. Penggunaan SDM yang terlalu banyak dan tidak efisien terjadi karena kurangnya pengawasan serta pelatihan pada karyawan perusahaan. Kebangkrutan juga disebabkan terlalu banyaknya jumlah ritel yang dituju.

Saat ini hanya terdapat tiga ritel modern yang menjadi tujuan penjualan di daerah Kota Bandung yaitu Setiabudi Supermarket, Griya Yogya dan Transmart Carefour. Sebelumnya perusahaan juga memasok produk ke ritel Giant dan SuperIndo. Saat manajemen sepenuhnya diambil alih oleh Bapak Hery hanya tiga toko/ritel modern yang dipertahankan dan disesuaikan dengan kapasitas produksi. Perushaan juga memasok beberapa sayuran ke rumah makan yang dimiliki oleh Bapak Hery. Selain pengurangan tujuan pasar, pengurangan SDM juga dilakukan secara besar-besaran. Hampir setengah dari jumlah karyawan awal di-PHK karena dianggap memiliki performa kurang baik serta tidak sesuai dengan manajemen baru yang dibentuk oleh Bapak Hery. Keputusan tersbut diambil dari musyawarah para pemegang saham di perusahaan. Jumlah karyawan saat ini hanya berjumlah sembilan belas orang dan sudah termasuk dua orang manajer.

3 Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007

Saat ini perushaan masih berada dibawah kepemilikan Bapak Hery, Bapak Bimo dan Bapak Salam. Bapak Hery saat ini menjabat sebagai kepala perusahaan dan memiliki wewenang atas segala pengambilan keputusan perusahaan. Sedangkan, Bapak Bimo memiliki tugas dalam memilih dan menentukan pasar yang akan dituju dan Bapak Salam adalah pemiliki dari lahan yang digunakan oleh PT. Indonesia Agro Industri dan hanya mendapatkan insentif berupa biaya sewa lahan dari pendapatan perusahaan. Pembagian keuntungan perusahaan terbagi sesuai besar saham yang dimiliki oleh para pendiri perusahaan tersebut.

PT. Indonesia Agro Industri memiliki tujuan untuk menjadi perusahaan terbaik dalam bidang sayuran organik. Saat ini perusahaan memiliki kapasitas produksi sebanyak sepuluh ribu pack sayuran organik dengan berat 250 gram pada setiap produknya dalam jangka waktu sebulan. Perusahaan sedang meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan ritel – ritel yang menjadi tujuan penjualan di Kota Bandung. Rencana peningkatan kapasitas produksi diiringi dengan rencana untuk mengembalikan pasar yang sebelumya pernah bekerja sama dengan perusahaan namun terhenti karena kurang mampunya perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar. Pasar yang akan dikembalikan adalah ritel Giant dan SuperIndo. Rencana peningkatan produksi dilakukan dengan pencarian lahan tambahan untuk produksi di sekitar lembang dan peningkatan kinerja rantai pasok.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Sebuah perusahaan memerlukan visi dan misi dalam kegiatannya yang berguna untuk mengetahui dan memastikan kegiatan perusahaan berjalan sesuai dengan tujuan awal. Visi adalah suatu gambaran mental dari sebuah perusahaan dan merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang ingin perusahaan capai sedangkan misi adalah suatu prinsip yang digunakan perusahaan dalam kegiatannya dan merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan perusahaan. Menurut Wibisono (2006) misi merupakan penetapan sasaran atau tujuan perusahaan dalam jangka pendek (biasanya 1 sampai 3 tahun). Sedangkan visi merupakan cara pandang perusahaan di masa depan. Visi biasanya disusun untuk jangka panjang (biasanya 3 sampai 10 tahun). Berikut adalah visi dan misi yang dimiliki oleh PT.Indonesia Agro Industri:

A. Visi: Menjadi perusahaan terbaik dalam bidang sayuran organik.

B. Misi:

1. Kaizen

2. Menciptakan kondisi kerja yang nyaman.

3. Mensejahterakan para pekerja di perusahaan.

4. Transfromasi diri sendiri, perusahaan, daerah dan kota.

Berdasarkan visi dari perusahaan, PT. Indonesia Agro Industri memiliki tujuan untuk menjadi perusahaan terbaik dalam bidang sayuran organik. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan terus melakukan inovasi dalam manajemen Berdasarkan visi dari perusahaan, PT. Indonesia Agro Industri memiliki tujuan untuk menjadi perusahaan terbaik dalam bidang sayuran organik. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan terus melakukan inovasi dalam manajemen

Sedangkan pada misi perusahaan tertulis kata Kaizen yang berarti kemajuan berangsur terhadap diri sendiri. Perusahaan berusaha untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan dari berbagai aspek. Kaizen tidak bersifat dramatis dan proses kaizen diterapkan berdasarkan akal sehat dan berbiaya rendah, menjamin kemajuan beransur yang memberikan imbalan hasil dalam jangka panjang. Jadi kaizen merupakan pendekatan dengan risiko rendah (Handayani, 2005: 5). Pada misi juga tertera kalimat yang menunjukan bahwa perusahaan berusaha untuk melakukan kegiatan yang dapat menciptakan kondisi kerja nyaman dan berusaha untuk mensejahterakan para pekerja di perusahaan. Dapat dikatakan bahwa perusahaan ingin fokus dahulu kepada kegiatan internal perusahaan sebelum mengembangkan kegiatan eksternal perusahaan yaitu transformasi daerah dan kota sekitar perusahaan.

4.1.3. Struktur Fisik Perusahaan

PT. Indonesia Agroindustri memiliki struktur fisik sebagai berikut:

1. Lahan

PT. Indonesia Agor Industri memiliki dua lahan. Luas lahan pertama perusahaan adalah sebesar 1 ha dengan lahan produktif untuk produksi dan penanaman sebesar 0,7 ha dan sisanya digunakan untuk kantor administrasi, ruang

processing 2 . Lahan kedua milik perusahaan memiliki luas 150 m yang hanya diperuntukan untuk penanaman tanaman selada keriting dan untuk pasoka ke rumah

makan yang dimiliki oleh Bapak Hery. Perusahaan memiliki 11 blok lahan produksi dengan luas blok yang berbeda beda dan jumlah delapan sampai sepuluh bedengan pada setiap blok. Lahan parkir kendaraan serta tempat tinggal untuk beberapa anggota yang menetap di lahan. Pada lahan perusahaan terdapat satu buah greenhouse untuk kegiatan pembibitan dan satu buah rain shelter. Namun, belum seluruh lahan tertutup oleh rain shelter. Denah dan foto keadaan lahan perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Perusahaan terletak pada daerah di Desa Cikahuripan yang sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian hortikultura. Perusahaan yang merupakan tetangga PT. Indonesia Agroindustri adalah lahan pertanian hortikultura milik petani lokal dan perusahaan pestisida milik DuPont . Keadaan lahan di Desa Cikahuripan yang digunakan sangat mendukung untuk kegiatan pertanian hortikultura karena memiliki keadaan tanah dan iklim yang cocok untuk pertanian hortikultura yang membutuhkan keadaan tanah yang gembur dan suhu rendah serta cahaya matahari yang cukup. Infrastruktur di daerah lahan sudah baik dilihat dari akses untuk air yang mudah dan saluran irigasi sudah terbentuk dengan baik. Akses jalan menuju perusahaan sudah baik walaupun masih ada beberapa ruas jalan yang rusak. Khususnya jalan yang terletak didepan gerbang masuk perusahaan sehingga cukup menghambat kendaraan yang ingin menuju ke perusahaan.

2. Peralatan

Peralatan yang menunjang kegiatan perusahaan di PT. Indonesia Agroindustri, yaitu: computer, printer, faksimil, greenhouse, rainshelter, selang air, ember, watertorent, pompa air. tray, ayakan, pacul, mulsa, pelubang mulsa, sprayer, gerobak sorong, bak air, timbangan, alat packing, hand wrapper, rak produk, container dan kendaraan berupa sepeda motor. Peralatan-peralatan yang digunakan perusahaan ditunjukan pada Lampiran 3.

4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Sebuah perusahaan umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah pertama dalam melaksanakan kegiatan organisasi dan penyusunan struktur organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan didalam kegiatan perusahaannya. Menurut Hasibuan (2010:128) struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.

Struktur organisasi dan manajemen PT. Indonesia Agro Industri berbentuk garis atau sistem divisi, yaitu struktur yang terdiri dari garis bersama dari kekuasaaan dan wewenang dari pimpinan teratas sampai terendah. PT. Indonesia Agro Industri menjalani kegiatan usahanya dipimpin langsung oleh pemilik perusahaan yang dibantu oleh penanggung jawab produksi dan penanggung jawab administrasi yang membawahi beberapa divisi. PT. Indonesia Agro Industri memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar 6. Struktur Organisasi PT. Indonesia Agro Industri

Sumber: PT. Indonesia Agro Industri, 2016

Struktur organisasi yang dimiliki perusahaan adalah struktur organisasi lini dimana manajer dibagi berdasarkan fungsi kegiatan perusahaan. Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan (Hasibuan, 2010). Perusahaan dipimpin oleh kepala perusahaan yaitu Bapak Hery Ardianto dan Bimo Sukowijono dengan dibantu oleh Manajer Produksi yang dijalankan oleh Bapak Koswara dan Manajer Administrasi yang dijalankan oleh Ibu Siti. Manajer Produksi dan Manajer Administrasi membawahi dan mengawasi beberapa divisi kegiatan perusahaan. Pada awalnya perusahaan memiliki manajer tambahan untuk kegiatan akutansi dan pemasaran. Namun, menurut Bapak Hery manajer untuk kegiatan tersebut belum diperlukan dan masih dapat dikendalikan oleh satu orang sehingga kegiatan akutansi oleh Manajer Administrasi.

Selain mengatur kegiatan perusahaan, manajer produksi dan administrasi juga membantu pemilik perusahaan dalam beberapa pengambilan keputusan perusahaan. Beberapa contoh pengambilan keputusan kepala perusahaan yang dibantu oleh manajer perusahaan, yaitu: pemilihan pelanggan/ritel baru, pemilihan mitra pada kegiatan pengadaan, pemilihan tenaga kerja baru dan pemilihan dalam ekspansi lahan perusahaan. Dinamika organisasi yang dijalankan oleh perusahaan bersifat efisien karena alur perintah tidak panjang dan kewenangan hanya dimiliki oleh sedikit pengurus. Namun terdapat resiko besar yaitu kehilangan kendali perusahaan bila terjadi masalah di salah satu manajer yang berwenang.

4.1.5. Ketenagakerjaan

Aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan adalah tenaga kerja yang merupakan sumber daya manusia dan karyawan yang bekerja. Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Tenaga kerja adalah setiap orang laki- laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kebutuhan masyarakat. (Pasal 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Tenaga kerja yang tepat akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efektifitas dan efisiensi dapat ditingkatkan. Karyawan PT. Indonesia Agro Industri dapat dilihat pada tabel 10.

Perusahaan memiliki total sembilan belas karyawan yang memiliki tugas berbeda-beda. Tenaga kerja yang berada di perusahaan umumnya berasal dari daerah Subang dan Lembang namun mayoritas tenaga kerja berasal dari daerah Lembang. Tidak ada kriteria khusus dalam perekrutan karyawan namun calon karyawan dinilai berdasarkan sikap dan pribadi. Pengalaman kerja tidak terlalu dipermasalahkan dalam kegiatan perekrutan karyawan. Kriteria yang paling utama adalah kemampuan berinteraksi dengan baik dengan sesama pekerja serta dapat bekerja dengan baik dalam kelompok. Karyawan juga dituntut untuk memiliki kemauan untuk terus belajar dalam kegiatan diperusahaan.

Tabel 10. Karyawan PT. Indonesia Agro Industri

Jumlah

Jenis

Divisi Kegiatan Asal Daerah

Anggota

Kelamin

Laki-laki dan Subang dan Manajer

2 orang

Lembang Produksi (Pembibitan)

Perempuan

Lembang Produksi (Penanaman)

Lembang Lembang dan

Produksi (Perawatan)

6 orang

Laki-laki

Subang Pengolahan/Processing

Lembang Distribusi

Sumber: PT. Indonesia Agro Industri, 2016

Karyawan yang akan direkrut diberikan masa cobaan dan diberi pelatihan terlebih dahulu sebelum secara resmi menjadi karyawan perusahaan. Masa percobaan dan pelatihan akan diberikan selama satu bulan lalu setelah lolos tahap pertama dilakukan percobaan selama tiga bulan sebelum dinyatakan resmi menjadi tenaga kerja perusahaan. Pelatihan diberikan sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tugas mereka di perusahaan. Pelathan dan percobaan dilakukan agar tenaga kerja lebih mahir dalam melakukan pekerjaan dan dapat memberikan masukan tentang kegiatan perusahaan yang dianggap kurang memuaskan. Pelatihan yang diberikan seperti pelatihan pembibitan, pengolahan tanah, perlakuan perawatan tanaman, pemanenan tanaman, pengolahan produk, dan pembacaan SOP perusahaan.

Kegiatan karyawan PT. Indonesia Agro Industri dimulai dari pukul 06.00 sampai 16.00 WIB dengan waktu istirahat dua kali pada pukul 09.00 dan 12.00 WIB. Namun, jadwal tersebut bersifat fleksibel. Jika pekerjaan karyawan sudah selesai maka karyawan dipersilahkan untuk meninggalkan perusahaan. Contohnya pada kegiatan pembibitan dan distribusi yang kegiatannya tidak membutuhkan waktu lama. Setiap karyawan mendapatkan kesempatan libur satu hari dalam semingu secara bergantian atau dengan jadwal yang sudah ditentukan. Dalam pemberian insentif PT. Indonesia Agro Industri memberikan bonus pada karyawan yang memiliki kondisi absen baik dan mengikuti jadwal libur yang diberikan serta pemberian bonus pada hari raya. Insentif karyawan diberikan setiap minggunya pada hari Kamis.

Kegiatan bekerja dimulai sebelum kantor dibuka dengan kegiatan pemindahan produk ke kendaraan untuk distribusi. Kegiatan tersebut adalah kegiatan paling pertama dilakukan karena produk harus sudah didistribusikan menuju toko/ritel modern sebelum toko dibuka. Kemudian kegiatan penanaman, pemanenan dan pengolahan tanaman dilakukan. Kegiatan pengolahan terdiri dari proses penyortiran, pencucian, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah itu kegiatan yang dilakukan adalah perawatan tanaman dan pengolahan lahan bekas penanaman. Kegiatan tersebut dilakukan setiap hari karena perusahaan sudah memiliki jadwal kegiatan setiap minggunya pada tiap divisi kegiatan dan perusahaan melakukan penanaman, pemanenan, dan pengiriman produk setiap hari

4.1.6. Produk

PT. Indonesia Agro Industri menawarkan produk berupa sayuran-sayuran organik segar dengan nama jual “InaGreenFarm” dalam kemasan berukuran 250 gram pada setiap kemasan dan memiliki harga yang bervariasi sesuai dengan harga yang disepakati dengan toko/ritel modern yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Perusahaan melakukan kegiatan produksi secara mandiri dari mulai pembibitan hingga distribusi. Namun, bila terjadi kekurangan pasokan bibit dan produk perusahaan menambah pasokan dari petani mitra. Perusahaan melakukan produksi dan pengiriman setiap hari. Layaknya perusahaan pertanian lainnya, PT. Indonesia Agro Industri menghadapi tantangan yaitu waktu panen yang berbeda-beda pada tiap tanaman serta jagka waktu yang cukup lama untuk menghasilkan produk namun

dituntut untuk mengirimkan produk setiap harinya. Perusahaan juga harus menghadapi kendala produk pertanian yang bersifat mudah busuk (perishabele), bersifat musiman (seasonal) dan memakan ruang (bulky/voluminious) Oleh karena itu perusahaan melakukan kegiatan pola tanam terjadwal serta manajemen rantai pasok untuk memecahkan masalah tersebut. Produk beserta waktu panen yang dihasilkan oleh PT. Indonesia Agro Industri dapat dilihat pada tabel 11

Tabel 11. Produk yang Dihasilkan oleh PT. Indonesia Agroindustri

Tanaman Jangka Waktu Panen

Selada Keriting

30 - 35 Hari

Lollo rossa

Bayam Hijau

40 Hari

Bayam Merah

35-40 Hari

Mix Salad -

Sumber: PT. Indonesia Agro Industri, 2016

Pola tanam terjadwal dan manajemen rantai pasok untuk memecahkan masalah jangka waktu panen tanaman perusahaan juga melakukan kemitraan dengan petani pemasok untuk menghindari kekosongan produk. Penentuan jadwal kegiatan Pola tanam terjadwal dan manajemen rantai pasok untuk memecahkan masalah jangka waktu panen tanaman perusahaan juga melakukan kemitraan dengan petani pemasok untuk menghindari kekosongan produk. Penentuan jadwal kegiatan

PT. Indonesia Agro Industri melakukan kemitraan dalam pemenuhan bibit dan pembelian produk dari petani hortikultura di sekitar Lembang dalam pemenuhan produk dan pasokan bibit pada perusahaan. Kemitraan dilakukan karena kapasitas perusahaan tidak mampu untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi dan terus bertambah. Kemitraan yang teralin antara petani dan pihak PT. Indonesia Agro Industri bersifat fleksibel. Pemesanan bibit atau produk dilakukan apabila memang ada permintaan pasar dalam jumlah tinggi. Namun, intensitas pemesanan yang selalu tinggi membuat pemesanan sering dilakukan. Walaupun pemesanan dilakukan dengan intensitas tinggi perusahaan tidak membuat kerjasama kontrak dengan petani pemasok dan bentuk kesepakatan hanya dilakukan dengan sistem beli putus.

Salah satu keunggulan dari produk yang dihasilkan perusahaan adalah penggunaan kemasan yang menarik. Penggunaan paduan warna cerah serta penjelasan singkat mengenai keuntungan mengonsumsi sayuran organik menjadi faktor-faktor yang membuat kemasan produk menjadi menarik. Pada kemasan juga dituliskan nomor sertifikat organik hasil uji laboratorium Balitsa dengan nomor 105

A s/d 103 I/LHP.RES/LKA/VI/2010 yang didapatkan perusahaan dari Balai Penelitian Sayuran (BALITSA). Dengan penulisan sertifikat di kemasan mampu menambah kepercayaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Dokumentasi bentuk kemasan dan bentuk produk ditunjukan pada Lampiran 3.

Menghasilkan kualitas sayuran yang baik adalah prioritas dari kegiatan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan memiliki Standard Operational Procedure (SOP) dalam kegiatan produksi dan pengolahannya untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas tinggi. Perusahaan juga memberikan SOP kepada petani mitra yang memberikan pasokan bibit dan produk kepada perusahaan agar bibit dan tanaman yang dipasok memiliki standar yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Standar tanaman yang diinginkan oleh perusahaan adalah bersih dari tanah dan hama, tidak busuk, tidak pucat, daun tidak memiliki banyak lubang dengan maksimal lima lubang pada tiap pohon, dan ukuran tanaman tidak kerdil serta tidak melebihi ukuran plastik kemasan.

Pada kegiatan produksi, proses pertama yang dilakukan adalah kegiatan pembibitan tanaman. Kegiatan pembibitan dilakukan secara mandiri atau dengan pembelian dari petani mitra. Setelah dilakukan pembibitan, bibit yang sudah siap tanam dipindahkan ke lahan penanaman. Tanaman yang sudah ditanam diberikan perawatan berupa pemupukan dan penyiangan. Tanaman tidak diberikan obat pembasmi hama untuk menghasilkan produk yang bersifat organik. Pemanenan tanaman dilakukan sesuai dengan masa panen tanaman dan selanjutnya akan dilakukan proses pengolahan tanaman. Pengolahan tanaman yang dilakukan berupa kegiatan penyortiran, pencucian, pengeringan dan pengemasan. Produk yang sudah dikemas diletakan pada rak penyimpanan dan akan didistribusikan ke toko/ritel modern pada keesokan harinya. Kegiatan pengolahan juga diberikan pada produk yang ditolak dan dikembalikan oleh toko/ritel modern.

Bentuk promosi produk yang dilakukan oleh PT. Indonesia Agroindustri dilakukan dengan promosi pribadi oleh pemilik perusahaan kepada ritel – ritel modern disekitar Kota Bandung. Bentuk promosi secara e-promotion dilakukan pula oleh perusahaan dengan melakukan pembuatan iklan secara online menggunakan sosial media pada facebook dan twitter.

Produk yang dihasilkan perusahaan memiliki target pasar konsumen kelas menengah keatas yang memiliki potensi lebih besar untuk membeli produk organik. Sehingga PT. Indonesia Agro Industri menjual produknya pada toko/ritel modern

dengan segmentasi pasar kelas menengah keatas yang memiliki gaya hidup sehat. Mowen dan Minor (2002) menyatakan bahwa penting bagi pemasar untuk melakukan segmentasi pasar dengan mengidentifikasi gaya hidup melalui pola perilaku pembelian produk yang konsisten,penggunaan waktu konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai aktivitas.

Hingga saat ini terdapat delapan toko/ritel modern yang menjadi pelangganan produk dari PT. Indonesia Agroindustri Ritel – ritel tersebut adalah Setiabudi Supermarket, Griya Riau, Griya Setrasari, Griya Batununggal, Griya Buahbatu, Carefour Sukajadi, Carefour Kiaracondong, dan Carefour Cipadung. Sistem pembelian yang dilakukan dengan bentuk terikat dan lepas. Sistem pembelian kontrak hanya dilakukan dengan Setiabudi Supermarket. Ritel yang menjadi tujuan akhir produk ditentukan langsung oleh kepala perusahaan dengan melihat potensi penjualan pada ritel serta melihat jarak ritel yang dapat dijangkau oleh perusahaan. Distribusi produk menuju ritel akhir menggunakan sepeda motor. Dengan permintaan pasar saat ini penggunaan sepeda motor untuk kegiatan pengiriman dianggap efektif dan efisien dalam pendistribusian produk karena dapat menjangkau tempat tujuan dalam waktu singkat.