penjara selama 10 sepuluh bulan tidak perlu dijalankan, kecuali Oyong dalam masa percobaan selama 1 satu tahun, terhitung sejak putusan berkekuatan hukum tetap
melakukan perbuatan pidana dalam perkara lain.
2. Kasus Tindak Pidana Pemalsuan Merek Lem Castol Putusan MA Tahun 2007
Tarmono Terpidana bersama-sama dengan Mingsan memproduksi, menggunakan atau memperdagangkan lem dengan mencantumkan merk CASTOL
dilakukan tanpa persetujuan atau ijin dari pemilik hak atas merek CASTOL tersebut yaitu saksi korban Rachmat Basuki sehingga saksi korban Rachmat Basuki menderita
kerugian akibat perbuatan yang dilakukan oleh Tarmono bersama rekannya Mingsan. Merek yang dipalsukan Tarmono tersebut memenuhi persamaan pada keseluruhannya
sama dengan merek CASTOL yang telah terdaftar pada Daftar Umum Merk dengan Nomor: 524734 tanggal 3 Desember 2002 dan daftar Nomor: 524738 tanggal
3 Desember 2002 atas nama Rachmat Basuki beralamat di Jalan Dr. Sutomo No.58 Surabaya.
Tarmono memesan bahan baku berupa lem, tube, dan kotak lem yang bertuliskan merek CASTOL dari luar yang diterimanya di Gudang yang diantar oleh
sopir perusahaan yang bernama Frengky dengan menggunakan mobil box milik Perusahaan dan barang-barang itulah oleh Tarmono sebagai pimpinan yang
dipercayakan oleh Mingsan dibantu oleh beberapa karyawan memasukkan bahan baku lem tersebut ke dalam mesin pengisi lem.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian dimasukkan ke dalam ke tube-tube dengan tulisan merek CASTOL dan setelah tube-tube tersebut berisi lem lalu ditutup, selanjutnya dimasukkan ke
dalam kotak yang tertulis merek CASTOL dengan diselipkan kertas keterangan cara penggunaan lem tersebut serta sendok lem dan selanjutnya kotak-kotak kecil tersebut
dimasukkan ke dalam kotak besar bertuliskan CASTOL berisi 1 satu lusin lem dan kemudian kotak yang berisi lem 1 satu lusin itu dimasukkan lagi ke kardus dengan
memuat 60 enam puluh lusin lem, lalu dilakukan pengepakan dan selanjutnya dikirim ketempat-tempat ekspedisi untuk dipasarkan.
Jaksa Penuntut Umum mendakwakan perbuatan Tarmono pada dakwaan primair, subsidiair, dan lebih subsidiair, antara lain dengan tuntutan melanggar:
a. Dalam dakwaan primair dituntut melanggar Pasal 90 UU No.15 Tahun 2001
tentang Merek jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH Pidana. b.
Dalam dakwaan subsidiair dituntut melanggar Pasal 91 UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH Pidana.
c. Dalam dakwaan lebih subsidiair diituntut melanggar Pasal 94 ayat 1
UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH Pidana. Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 514Pid.B2006PN.Tng,
tanggal 9 Agustus 2006 memutuskan Tarmono terbukti dengan sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana “pemalsuan merek terdaftar yang
dilakukan secara bersama-sama”. Putusan Pengadilan Tinggi Banten Nomor 67PID2006PT.Btn, tanggal 16 Oktober 2006 memutuskan membatalkan Putusan
Universitas Sumatera Utara
Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 514Pid.B2006PN.Tng, tanggal 09 Agustus 2006 yang dimintakan banding.
Mahkamah Agung memutuskan dengan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Banten Nomor 67PID2006PT.Btn, tanggal 16 Oktober 2006 yang
membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 514Pid.B2006PN.Tng, tanggal 09 Agustus 2006. Mahkamah Agung dalam putusannya menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 514Pid.B2006PN.Tng yang memutuskan kepada Tarmono telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana “pemalsuan merk terdaftar yang dilakukan secara bersama-sama”. Pasal 90, Pasal 91, dan Pasal 94 UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek yang
dituntut oleh JPU adalah delik aduan yang disandingkan oleh JPU dengan Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH Pidana. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH Pidana ini mengatur tentang
turut serta melakukan perbuatan yang dapat dihukum.
113
Perkara tindak pidana pemalsuan merek adalah termasuk delik aduan sebagaimana dimaksud dalam BAB VII Buku I Peraturan Umum KUH Pidana, di
mana dalam perkara ini saksi korban Rachmat Basuki telah mengadukan Terdakwa Tarmono dengan perbuatan pidana pemalsuan merek CASTOL sehingga dengan
Turut serta atau secara bersama-sama melakukan tindak pidana pemalsuan merek tidak diatur dalam UU
No.15 Tahun 2001 tentang Merek. Akibatnya putusan majelis hakim bermacam- macam jenis sanksi yang dijatuhkan.
113
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor: Politeia, 1994, hal. 72.
Universitas Sumatera Utara
demikian pengaduan saksi korban Rachmat Basuki tidak ada hubungannya dengan pengaduan saksi korban lainnya terhadap pemalsuan lem merek Alteco yang
merupakan obyek perkara yang berbeda dan berdiri sendiri. Hal ini dapat dilihat dan dibuktikan dengan proses hukum secara terpisah
mulai dari penyidikan sampai ke penuntutan walaupun Terdakwanya sama yaitu Terdakwa Tarmono sendiri dengan tntutan melanggar Pasal 90, 91, dan 94 UU No.15
Tahun 2001 tentang Merek. Ketentuan pidana mulai dari Pasal 90 sd Pasal 94 UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek adalah delik aduan. Hakekat delik aduan adalah
perlindungan langsung oleh negara kepada individu pemegang hakmerek. Negara memberikan pilihan kepada pemegang merek untuk memilih upaya hukum yang
dilakukannya. Penerapan pembuktian pada dakwaan primair diterapkan pembuktian unsur
persamaan pada kesleuruhannya Pasal 90 UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek. Pada dakwaan subsidiair dan dakwaan lebih subsidiair diterapkan pembuktian unsur
persamaan pada pokoknya Pasal 91 UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek. Hal yang dibuktikan adalah bahwa merek yang diperdagangkan Terdakwa tersebut secara
keseluruhan atau pada pokoknya sama dengan merek CASTOL yang telah terdaftar pada Daftar Umum Merk dengan Nomor: 524734 tanggal 3 Desember 2002 dan
daftar Nomor: 524738 tanggal 3 Desember 2002 atas nama Rachmat Basuki. Pembuktian unsur turut serta melakukan tindak pidana Pasal 55 ayat 1 ke-1
KUH Pidana, terbukti bahwa Tarmono memesan bahan baku berupa lem, tube, dan kotak lem yang bertuliskan merek CASTOL dari luar yang diterimanya dari seorang
Universitas Sumatera Utara
sopir perusahaan yang bernama Frengky. Tarmono sebagai pimpinan yang dipercayakan oleh Mingsan dibantu oleh beberapa karyawan memasukkan bahan
baku lem tersebut ke dalam mesin pengisi lem. Penerapan sanksi dalam Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor
514Pid.B2006PN.Tng, tanggal 9 Agustus 2006 memutuskan Tarmono terbukti dengan sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana
“pemalsuan merek terdaftar yang dilakukan secara bersama-sama”. Menghukum Tarmono dengan pidana penjara selama 2 dua tahun dan pidana denda sebesar
Rp.5.000.000,- lima juta rupiah yang apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama 2 dua bulan.
Sanksi Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tersebut berbeda dengan sanksi dalam Putusan Pengadilan Tinggi Banten Nomor 67PID2006PT.Btn, tanggal 16
Oktober 2006 memutuskan sanksi dengan membebankan biaya perkara yang timbul dikedua tingkat peradilan, baik di tingkat pertama maupun di tingkat banding kepada
negara. Sanksi demikian tidak sesuai dengan harapan UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek dan KUH Pidana.
Mahkamah Agung memutuskan dengan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Banten Nomor 67PID2006PT.Btn, tanggal 16 Oktober 2006 yang
membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 514Pid.B2006PN.Tng, tanggal 09 Agustus 2006. Mahkamah Agung mengadili sendiri dan menyatakan
Tarmono telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “pemalsuan merek terdaftar yang dilakukan secara bersama-sama”.
Universitas Sumatera Utara
Selain menghukum Tarmono dengan pidana bersyarat oleh Pengadilan Negeri tangerang dengan penjara selama 2 dua tahun dan pidana denda sebesar
Rp.5.000.000,- lima juta rupiah yang apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama 2 dua bulan, Mahkamah Agung dalam
putusannya menambahkan sanksi pidana kepada Tarmono dengan pidana penjara selama 1 satu tahun dengan lamanya terdakwa berada dalam tahanan sebelum
putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap, akan dikurangkan seluruhnya dari pidana penjara yang dijatuhkan.
Pidana bersyarat yang diputuskan oleh Pengadilan Negeri Tangerang dengan penjara selama 2 dua tahun dan denda sebesar Rp.5.000.000,- lima juta rupiah
yang apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama 2 dua bulan, tidak dieksekusi atau tidak dijalankan melainkan pidana penjara
selama 1 satu tahun dengan lamanya terdakwa berada dalam tahanan sebelum putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap, akan dikurangkan seluruhnya dari
pidana penjara yang dijatuhkan.
3. Memperdagangkan Merek Penyedap Rasa Vitsin Milik PT. Sasa Inti Putusan MA Tahun 2008