Pengaruh antara Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat

B. Pengaruh antara Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat

Sampai saat ini para ahli bahasa belum memperoleh rumusan yang jelas serta tegas mengenai batas-batas yang dapat membedakan antara bahasa dan dialek yang berkembang dalam masyarakat. Menurut Panitia Atlas Bahasa-Bahasa Eropa dialek adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk membedakannya dari masyarakat lain yang mempergunakan sistem bahasa yang berlainan, meskipun erat hubungannya. Di dalam analisis ilmu bahasa, dialek bersinonim dengan istilah logat, yakni cara berbicara yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok penutur bahasa yang membedakannya dari cara berbicara atau berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang pemakai bahasa lainnya.

Menurut Meillet ciri utama sebuah dialek adalah perbedaan dalam kesatuan serta kesatuan dalam perbedaan. Selain itu, terdapat dua ciri lain yang melekat pada dialek, antara lain

1. dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama;

2. dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa.

Menurut Claude Fauchet, dialek pada mulanya ialah mots de leur terroir (kata-kata di atas tanahnya) yang di dalam perkembangannya menunjuk kepada suatu bahasa daerah yang layak dipergunakan di dalam karya-karya sastra dan bahasa daerah.

Di dalam perkembangannya, salah satu dialek bahasa daerah tersebut mulai diterima sebagai bahasa baku oleh berbagai daerah pemakai dialek-dialek karena adanya unsur subjektif maupun objektif. Beberapa faktor yang menentukan diterimanya suatu dialek bahasa daerah menjadi bahasa baku atau negara adalah faktor politik, kebudayaan, ekonomi, dan ilmiah.

Selain itu, munculnya bahasa baku tersebut didorong oleh adanya kebutuhan dari beberapa kelompok masyarakat yang saling terpisah untuk bisa saling berkomunikasi. Dengan demikian, bahasa baku adalah satu bahasa atau dialek yang dipilih oleh berbagai kelompok masyarakat untuk

Keterkaitan antara Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat

saling berkomunikasi. Dipilihnya suatu dialek menjadi bahasa baku disebabkan karena bahasa atau dialek tersebut dianggap lengkap kosa katanya oleh masyarakat pemakainya. Bentuk dan pemakaian bahasa baku ini akan menjadi model percontohan bagi seluruh rakyat. Di dalam praktiknya, seseorang yang akan berbahasa akan menyesuaikan diri dengan orang yang akan diajak bicara. Selain itu, seseorang penutur bahasa tersebut biasanya akan mencoba untuk menyesuaikan diri dengan bentuk serta pemakaian bahasa yang telah dipakai secara luas di dalam masyarakat. Dengan demikian, di dalam penggunaan bahasa, terjadi proses tarik- menarik antara pemakaian bahasa standar dengan bahasa lokal.

awasan Kebhinekaan

Di dalam sejarahnya, bahasa Melayu Melayu sebagai bahasa ibu sebanyak 4,9 bukanlah bahasa etnik besar di tanah air persen, sedangkan bahasa Jawa dan ini. Penuturnya sangat jauh dibanding Sunda berturut-turut 47,8 persen dan 14,5 penutur bahasa etnis lainnya seperti persen. Akan tetapi, dalam perkembang- bahasa Jawa dan Sunda. Menurut Anton annya, bahasa Melayu mampu menggeser Moeliono, pada tahun 1928 populasi orang bahasa etnik yang kecil dan mengantikan Indonesia yang menggunakan bahasa bahasa etnik yang benar.

Karena di antara bahasa daerah atau dialek-dialek lokal tersebut terdapat salah satu bahasa daerah yang dibakukan atau diangkat menjadi bahasa nasional maka dalam kaitannya dengan perkembangan bahasa nasional, bahasa daerah atau dialek-dialek lokal tersebut akan mewarnai atau memengaruhi pertumbuhan bahasa nasional tersebut. Selain memiliki beragam bahasa daerah yang merupakan bahasa ibu suatu suku bangsa, bangsa Indonesia juga memiliki bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan yang diangkat dari bahasa

Melayu. Di dalam penggunaan bahasa Indo- nesia, setiap ragam bahasa daerah me- mengaruhi pemakaian bahasa Indonesia sehingga terjadi inferensi dari bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia karena setiap suku memiliki ciri khas di dalam penggunaan bahasa Indonesianya yang disebut ciri-ciri etnik bahasa Indonesia.

Karena adanya ciri-ciri etnik di dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional maka di berbagai daerah di Indo-

nesia dikenal adanya bahasa Indonesia

Sumber: Masa Menjelang Revolusi

Gambar 11.2 Pada masa penjajahan, ragam

berdialek bahasa daerah. Misalnya, bahasa

bahasa baru juga dapat dihasilkan dari aktivitas

Indonesia dialek Aceh, bahasa Indonesia

perkebunan

dialek Minangkabau, bahasa Indonesia dialek

Khazanah Antropologi SMA 1

Sunda, bahasa Indonesia dialek Jawa, bahasa Indonesia dialek Madura, bahasa Indonesia dialek Bali, bahasa Indonesia dialek Banjar, bahasa Indonesia dialek Bugis, bahasa Indonesia dialek Manado, atau bahasa Indonesia dialek Ambon.

Selain adanya variasi bahasa dan dialek-dialek dalam bahasa Indo- nesia yang dipengaruhi oleh dialek-dialek lokal, di Indonesia terdapat variasi bahasa lain yang hampir sama cirinya dengan dialek etnik yang disebut variasi bahasa pijin. Bahasa pijin adalah ragam bahasa campuran antara dua bangsa yang berbeda. Misalnya, campuran bahasa Belanda

dan Jawa pada masa penjajahan. Lahirnya bahasa pijin (pidgin) diakibatkan oleh adanya

ktivita: Kecakapan Personal pertemuan sebagian penduduk dengan Amatilah perbedaan dialek bahasa

penduduk bangsa lain di tempat yang terpisah daerah yang Anda pakai. Tulislah contoh

dari pusat pemukiman karena adanya perbedaan dialek bahasa daerah yang

aktivitas perdagangan, perusahaan perke- Anda pakai dengan dialek bahasa

bunan, dan penjajahan yang menghasilkan daerah di sekitar Anda berupa 10 buah

ragam bahasa campuran antara bahasa dua kata ganti pada selembar kertas. Selan-

bangsa yang berbeda. Variasi bunyi dan jutnya, uraikan hasil kegiatan Anda di

aturan tata bahasa campuran tersebut meru- depan kelas.

pakan campuran bunyi dua bahasa yang berbeda.

angkuman

Beragamnya bahasa yang dipergu- menghasilkan dialek dan logat yang nakan masyarakat di Indonesia sebagai berbeda-beda antardaerah. Hal ini karena akibat posisi strategis Indonesia memiliki perbedaan faktor lingkungan sosial, konsekuensi dalam perbedaan ber- lingkungan budaya, kondisi lingkungan komunikasi sehingga perlu adanya maupun faktor waktu. Karena beragamnya jembatan komunikasi yang lebih univer- bahasa daerah di Indonesia menyebabkan sal. Tetapi perlu diingat bahwa keragaman dibakukannya secara nasional bahasa In- bahasa yang berkembang di Indonesia donesia sebagai bahasa pengantar dalam merupakan bagian dari budaya suatu berkomunikasi antarmasyarakat. daerah. Berkembangnya ragam bahasa

efleksi

Setelah mempelajari bab ini, Anda seha- 4. hubungan antarbudaya. rusnya mampu memahami tentang:

Apabila masih terdapat materi yang belum 1. konsep penyebaran budaya;

Anda pahami, pelajarilah kembali sebelum 2. budaya lokal;

melanjutkan ke bab berikutnya. 3. budaya asing;

Keterkaitan antara Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat

ji Kompetensi