Konsep Agama, Religi, dan Kepercayaan

1. Konsep Agama, Religi, dan Kepercayaan

Agama merupakan salah satu unsur dari kultural universal yang sama usianya dengan sejarah kehidupan manusia. Tidak dapat dipas- tikan sejak kapan manusia mulai mengenal dan memeluk agama karena bentuk kepercayaan dan ritual agama telah mengalami evolusi dan berkembang semakin kompleks. Selain itu, sulit untuk menen- tukan konsepsi agama pada masyarakat primitif yang masih sederhana aktivitas religinya. Dalam masyarakat modern terdapat berbagai ba- ngunan wihara, gereja atau masjid yang difungsikan sebagai tempat peribadatan. Selain itu, juga dikenal peran imam, ustad, pastor, dan

biksu yang merupakan pemimpin keagamaan. Aturan-aturan keagamaan dibukukan dalam Al-Qur’an, Injil, Tripitaka, dan kitab suci agama lainnya yang dijadikan sebagai pe- doman hidup bagi para pemeluknya.

Di dalam buku Kamus Antropologi, Koentjaraningrat mendefinisikan religi sebagai sistem yang terdiri dari konsep-

konsep yang dipercaya dan menjadi keya-

Sumber: Indonesian Heritage 9

Gambar 5.2 Kitab suci berbagai agama

kinan secara mutlak suatu umat beragama dan upacara-upacara beserta pemuka-

Khazanah Antropologi SMA 1

pemuka agama yang melaksanakannya. Sistem religi mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan dunia gaib, antara sesama manusia dan antara manusia dengan lingkungannya yang dijiwai oleh suasana yang dirasakan sebagai suasana kekerabatan oleh yang menganutnya.

Menurut E.B. Tylor, agama merupakan ungkapan dari ketakjuban manusia akan kekuasaan dan kekuatan yang berada di luar dirinya. Menurut Tylor agama adalah sebuah hubungan antara unsur natural dan supranatural (kekuatan gaib) karena manusia merasakan adanya suatu kekuatan yang sangat dahsyat yang mengendalikan kehidupannya dan kekuatan tersebut perlu disembah agar tidak murka. Selanjutnya, lahirlah agama-agama yang menganggap benda-benda alam sebagai objek penyembahan, seperti gunung, laut, matahari, bulan, api, dan angin.

Menurut Emile Durkheim terdapat dua faktor yang melandasi hadirnya agama di tengah-tengah kehidupan masyarakat, yakni antara keyakinan akan sesuatu yang suci (sacred) dan yang duniawi (profan). Manusia selalu menghadapi dua unsur tersebut dalam hidupnya sehingga agama dibutuhkan untuk menuntun manusia ke arah kesucian. Dengan demikian, agama berfungsi sebagai garis

penegas antara nilai-nilai yang baik dan buruk. Agama berisi seperangkat nilai-nilai kebaikan yang harus dilakukan manusia dan larangan menjalankan keburukan yang harus dijauhi manusia. Di dalam teori religi terdapat be- berapa teori yang berusaha menjelaskan proses munculnya konsepsi agama dalam kehidupan manusia.

Selanjutnya, konsep agama lebih dida- sarkan atas munculnya wahyu dari Tuhan. Wahyu adalah suatu ilham yang berbentuk pesan, petunjuk, atau perintah dari Tuhan secara gaib kepada manusia dengan sengaja atau tidak sehingga menimbulkan suatu perbuatan atau kegiatan yang bersifat religius atau sosial sesuai dengan keadaan masyarakat yang bersangkutan. Di Indonesia, negara me- legalkan atau mensahkan agama yang dianggap

Sumber: Indonesia a Voyage Through The Achipelago

merupakan wahyu dari Tuhan. Di Indonesia

Gambar 5.3 Upacara keagamaan di Bali

terdapat enam macam agama yang diakui oleh negara, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu,

Konghucu, dan Buddha. Di samping itu, berbagai aliran kepercayaan juga masih dipraktikkan di berbagai komunitas di Indonesia. Agama merupakan sebuah keyakinan yang melandasi alam pikiran manusia tentang adanya sesuatu kekuatan yang menciptakan dunia dan seluruh

Konsep dan Fungsi Bahasa, Seni, dan Agama

isinya yang harus disembah. Proses penciptaan tersebut bersumber dari kekuatan Tuhan, meskipun setiap agama mempraktikkan ritual dan mempunyai ajaran yang berbeda-beda bentuknya untuk menyembah Tuhan. Kepercayaan akan adanya konsep hari akhir, surga, dan neraka menyebabkan agama dianggap sebagai sistem yang harus diyakini oleh manusia.

Menurut Koentjaraningrat, terdapat lima komponen ke- agamaan, yakni sistem keyakinan, umat agama, emosi keagamaan, sistem ritus, dan upacara keagamaan serta peralatan ritus dan upacara yang memengaruhi suatu sistem keagamaan. Misalnya, suatu agama pasti akan memiliki suatu umat yang masing-masing individunya memiliki emosi keagamaan yang mempercayai akan keberadaan Tuhan. Selanjutnya, mereka akan mengadakan upacara atau ritual keagamaan secara kontinu dan berpola dengan menggunakan alat- alat upacara tertentu.

ntropologia

Clifford Geertz mendefinisikan agama sepsi-konsepsi yang bersifat umum ten- sebagai sistem simbol yang berfungsi tang eksistensi dan membungkus konsep- untuk menanamkan semangat dan moti- si-konsepsi itu sedemikian rupa dalam vasi yang kuat, mendalam, serta bertahan suasana faktualitas sehingga suasana dan pada manusia dengan menciptakan kon- motivasi itu kelihatan sangat realistis.