BAB I PEMIKIRAN MAHATMA GANDHI TENTANG HUMANISME DAN
NASIONALISME
1.1 Latar Belakang
Perjuangan kemerdekaan India menjadi sebuah proses panjang dari keinginan rakyat India untuk bisa lepas dari penjajahan Inggris. Pergerakan
kemerdekaan yang dilakukan oleh rakyat India menjadi sangat penting dalam melaksanakan segala upaya menghilangkan kegiatan kolonialisasi di India.
Berbagai cara yang dilakukan baik yang memakai cara-cara yang diplomatik atau secara frontal melakukan perlawanan atau non-cooperatif yang akhirnya berujung
pada benturan fisik, merupakan pemandangan yang umum dalam poses merebut kemerdekaan, dengan satu tujuan memperjuangkan hak atas tanah kelahiran.
Bahkan hal-hal seperti ini juga tidak hanya berada pada India saja, dibelahan negara manapun juga melakukan hal yang sama dalam proses mencapai
kemerdekaan. Selalu ada dua pilihan ketika menginginkan kemerdekaan, yaitu diplomatik atau memakai jalur perang.
Berbicara tentang India, memang tidak bisa dilepaskan dari sosok-sosok penting pendukung pergerakan kemerdekaan. Sosok penting yang dimaksud disini
adalah orang-orang yang mampu untuk memobilisasi dan mengorganisir rakyat untuk bangkit melawan ketidakadilan yang ada. Di India sendiri memang banyak
tokoh-tokoh penting yang posisinya sentral dalam mendukung upaya pemerdekaan India. Tapi melihat keberadaannya, mungkin hanya ada satu sosok
yang dianggap penjadi pembeda dari yang lain. Sosok yang tampak sederhana dan terkesan tidak peduli dengan kondisi formal yang diciptakan masyarakat elit di
India, padahal setiap yang dilakukan adalah berdasarkan prinsip-prinsip hidup yang diperoleh dari pengalaman hidup dan proses belajar yang panjang. Dialah
Mohandas Karachmad Gandhi, yang oleh rakyat Inggris pada saat itu menjulukinya dengan ‘pengemis telanjang’ karena kesederhanaanya dan cara
Universitas Sumatera Utara
berpakaiannya yang dianggap tidak pantas oleh rakyat Inggris yang memang selalu menggunakan pakaian lengkap dan formil.
Gandhi, atau dengan nama lengkap Mohandas Karachmad Gandhi, yang lahir di India tepatnya tahun 1869. Seseorang dengan perawakan kurus, yang
kemana-mana pergi dengan hanya dilapisi selembar kain putih panjang yang membalut tubuhnya, dan berjalan tanpa menggunakan alas kaki, memang bisa
dikatan sebagai sosok yang kontrofersial dalam perjalanan hidupnya. Tingkah laku perbuatan maupun pemikirannya, bisa dikatakan keluar dari pola pikir orang
pada umumnya. Sifatnya yang lembut terbawa dalam pemikiran politiknya. Dia tidak pernah berfikir untuk membenci orang, atas apa yang dilakukanya, dia hanya
membenci apa yang dilakukannya, karena manusia dan apa yang dilakukannya adalah dua hal yang berbeda. Sikap-sikap yang dipraktekkannya telah banyak
menginspirasi banyak tokoh-tokoh dunia yang menginterpretasikan sikap dan ajarannya dalam berbagai cara seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson
Mandela. Mahatma Gandhi dapat digolongkan sebagai orang biasa, beliau tidak
mengangap dirinya cerdas seperti anak lainnya dalam pelajaran sekolah, walaupun ia bergelar sarjana Hukum dari University College London, yang ia peroleh dari
niat dan kerja keras, serta keingintahuan. Bermodal gelar sarjana hukum, ia menjadi pengacara kemudian menjadi biro hukum India tepatnya di Durban
Afrika Selatan. Keinginan membantu keluargalah yang sebenarnya menyorong Gandhi untuk bekerja di India disamping memang Gandhi adalah orang yang
ingin tahu, mengetahui, dan keinginan untuk belajar menjadikannya manusia yang sangat ingin tahu akan segala hal. Faktor itu yang mendekatkannya dengan karya-
karya milik Thoreau, Tolstoy, Perjanjian Baru dan naskah-naskah Kuno Hindu. Bermodal ketekunan belajar dan ingin tahu ditambah pengalaman hidup
membawanya pada sebuah prinsip hidup yang kelak akan dikenal orang sebagai sebuah ajaran yang berpengaruh besar dalam perkembangan kehidupan manusia.
Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional yaitu kebenaran satya, dan anti kekerasan ahimsa.
1
Afrika selatan menjadi persinggahan pertamanya dan paling mengesankan dalam pejalanan hidupnya, yang memberinya gambaran tentang bagaimana sikap
dan perlakuan yang diterima kaumnya di Afrika. Pelabuhan di Natal adalah Durban yang juga dikenal sebagai pelabuhan Natal. Hari-hari yang dijalaninya
tidak lepas dari persoalan tindakan diskriminasi yang dialami oleh orang-orang yang memiliki “warna kulit”. Perjalanan ke pretoria meninggalkan Durban
menjadi satu kasus yang tersendiri bagi Gandhi. Disinilah tindakan diskriminasi pertama yang juga kelak menjadi pembuka atas kasus diskriminasi lainnya yang
diperoleh oleh Gandhi yang dilakukan oleh petugas kereta, yang memaksanya untuk pindah tempat ke kereta barang karena salah satu penumpang merasa
Proses dan usaha perjuangan kemerdekaan india, ia menghendaki supaya rakyat yang mengikutinya memakai cara-cara pantang kekerasan dan penderitaan
yang beradap. Perjuangan merebut kemerdekaan India bukan didasarkan pada kebencian terhadap Inggris. Gandi selalu menekankan harus membenci dosanya,
tetapi bukan orang yang membuat dosa itu. Kehidupan Gandhi mungkin adalah proses perjuangan mencari kebenaran.
Dari pendidikan awal sampai kuliah, hingga pada perjuangannya. Dimulai dari Sejarah panjang yang didapatnya di Afrika Selatan selama menjalankan tugas
sebagai pengacara sampai pada perjuangannya di tanah kelahiranya di India memang
membawanya kearah realitas perjuangan kaum-kaum yang
didiskriminasikan, dengan latar belakang masalah yang berbeda. Di Afrika dia menemukan perjuangan untuk keluar dari belenggu sikap rasial terhadap
kaumnya, ataupun yang memiliki warna kulit yang sama dengannya. Di India dia menemukan sikap ketidak adilan yang diterima bangsanya dari pemerintah Inggris
ditanah milik orang India.
1
Ahimsa adalah sebuah filosofi berpikir Gandhi yang diperoleh dari ajaran-ajaran agama Hindu, yang menekankan pada sebuah prinsip pantang kekerasan dalam mencari sebuah kebenaran.
Universitas Sumatera Utara
terganggu dengan penampilan fisiknya, yang berujung pada pengusiran dirinya dari kereta.
2
Satu tahun tinggal di Pretroria benar-benar merupakan pengalaman yang berharga bagi kehidupan Gandhi. Di sinilah Gandhi memperoleh banyak
kesempatan untuk bekerja demi kepentingan umum dan mengukur kapasitasnya untuk itu. Di Pretoria jugalah dia merasakan semangat keagamaan untuk menjadi
semangat hidup serta memperoleh pengetahuan yang sebenarnya tentang praktik hukum.
3
Bertugas puluhan tahun di Afrika mengantarkan Gandhi pada perjuangan Satyagraha
4
Aksi-aksi diskriminatif yang disaksikan Gandhi adalah sebuah bentuk pembelajaran mengenal hidup yang diperoleh Gandhi. Semangat ahimsa dan
satyagraha adalah dua hal yang dibawanya untuk melawan ketidak adilan. Dalam menjalankan perlawanannya Gandhi menjunjung tinggi semangat humanisme.
dengan konsisten. Perlakuan diskriminatif dan rasial dilawan Gandhi dengan sebagai cara berjuangnya, tidak pernah sekalipun Gandhi mengajak
kawan-kawan yang senasib dengannya untuk memukul orang-orang yang bertindak tidak adil terhadap mereka, justru Gandhi cenderung memaafkan
mereka, dan membawa perkara ke pengadilan jika memang dianggap melanggar hukum.
5
Dari perjalanan dan pengalaman yang diperolehnya di Afrika, Gandhi pulang ke India. Perlakuan yang didapatkan di Afrika yang dia harapkan tidak
terjadi di India, malah berjalan sebaliknya. Walaupun Gandhi sangat menjunjung Dia tidak pernah sekalipun membenci siapapun yang menghujatnya atau
memperlakukannya secara tidak adil, karena dia menyayangi sesamanya manusia dan menjunjung tinggi martabat manusia. Dia tidak pernah ingin menghukum
manusia, tapi menghukum perbuatannya.
2
Mahatma Gandhi.2009. Semua Manusia Bersaudara. Jakarta:Yayasan Obor Jakarta.Hal.17.
3
Ibid, hal. 20
4
Satyagraha Secara Harafiah berarti kesetiaan kepada kebenaran. Sebutan yang diciptakan oleh gandhi untuk siasat ketidakpatuhan dengan pantang kekerasan yang diselenggarakan oleh dan atas bimbingan Gandhi.
5
Wisarja, I Ketut.2005. Gandhi dan Masyarakat Tanpa Kekerasan. Surabaya: Paramita. Hal.75.
Universitas Sumatera Utara
tinggi pemerintahan kerajaan Ingris di India, tapi dia tetap tidak berterima kalau nasib sebangsanya berada dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Dia baru
sadar atas perlakuan yang diberikan Inggris terhadap rakyat India. Kembalinya Gandhi ke India, dia memimpin perlawanan terhadap penjajah Inggris. Orang-
orang India menginginkan kemerdekaan penuh dengan Undang – Undang dan aturan sendiri bagi negara mereka. Sama halnya dengan apa yang dilakukannya di
Afrika Selatan, Gandhi mengadvokasikan satyagraha, melancarkan aksi – aksi dan gerakan tanpa kekerasan melawan Pemerintah kolonial Inggris. Kemunculan
Gandhi memberikan peranan yang sangat besar bagi perjuangan kemerdekaan India. Beliau muncul sebagai tokoh yang memperjuangkan hak bagi orang-orang
India setelah kembali dari Afrika Selatan pada tahun 1914. Perang dunia yang sedang terjadi berimbas pada India. Keikutsertaan
inggris dalam perang dunia pertama ikut melibatkan India yang merupakan koloni Inggris. Banyak rakyat india yang ikut dalam militer dalam menyokong Inggris.
Gandhi adalah sosok yang memberi dukungan dengan gagasan tentang India yang akan memberi bantuan terhadap Inggris dalam masalah yang dihadapi. Tapi
Gandhi sangat menolak dengan pernyataan baik dari kalangan rakyat India ataupun Inggris bahwa orang india yang ikut membantu Inggris tidak lebih dari
budak-budak. Penolakan gandhi terhadap sikap dan penempatan orang-orang Inggris dengan istilah majikan ditolak keras oleh Gandhi. “saya menyadari
perbedaan status antara seorang bangsa India dan seorang bangsa Inggris, tetapi kami tidak percaya bahwa kami diturunkan sedemikian jauh sebagai budak-budak.
Saya merasakan itu tidak lebih dari kesalahan orng-orqng Inggris sebagai individu dan bukan kesalahan sistem negara Inggris dan hal ini mernurut pendapat saya
dapat diubah melalui kasih sayang.”
6
Mobilisasi yang dilakukan Gandhi dalam mengadvokasi rakyat India dalam menentang ketidakadilan system, adalah dengan cara-cara yang manusiawi.
Gandhi sangat menolak tindakan perang dalam menyelesaikan masalah. Gandhi
6
Mahatma Gandhi, Op.cid, hal.40
Universitas Sumatera Utara
lebih bersedia dipenjara atau bahkan harus mati sekalipun untuk menyelesaikan masalah, daripada harus memegang sepucuk senjata dan terlibat dalam perang.
Peperangan adalah tindakan yang tidak bermoral, Gandhi tidak dapat menghukum orang yang menyerangnya dalam perang, apalagi dengan orang-orang yang tidak
tahu tentang keadilan, tentang sebab-sebab kenapa mereka berperang. Memegang teguh prinsip ahimsa menjadikan Gandhi sebagai sosok yang sangat menentang
perang. Prinsip inilah yang justru mengantarkan India pada kemerdekaannya di tahun 1947.
Setelah perjuangan memerdekaan India, Gandhi justru dihadapkan pada keadaan yang dilematis. Perjuangan memerdekaan rakyat yang dikasihinya
berujung pada konflik etnik bercampur konflik agama. Tahun 1947 India dan Pakistan harus dipisah menjadi dua negara yang berbeda, pemisahan ini justru
menimbulkan kerusuhan yang berkepanjangan hingga saat ini. Awal perjuangan yang Gandhi bangun justru dapat menyatukan suara untuk merdeka dari
kolonialisasi Inggris, ketika merdeka justru perpecahan yang diterima dan disaksikan Gandhi.
Gandhi dengan tegas menentang pemisahan India menjadi dua negara, yang dengan tegas menyekat antara Hindu dan Islam. Gandhi menyerukan agar
orang Hindu mencintai umat muslim, dan sebaliknya yang muslim menyayangi yang Hindu, dan agar keduanya dapat hidup dalam damai kemerdekaan dalam
satu Negara merdeka yang lama diperjuangkan. Penolakan Gandhi dalam ancaman perang antara India dan Pakistan terkait perebutan wilayah, ditanggapi
Gandhi dengan memilih bermeditasi dan berdoa sebagai upaya menghentikan perang. Ajaran ajaran yang dibawanya dan coba untuk disebarkannya ternyata
berimplemantasi lain pasca kemerdekaan India. Pengalaman yang diterima didapat selama bertugas sebagai pencari
keadilan, tidak membawanya membenci setiap orang yang melakukan keburukan atau ketidakadilan, dia tetap berpegang teguh pada prinsip bahwa manusia tidak
salah, sifat manusialah yang pantas disalahkan, dan orang yang dianggap bersalah tidak pantas mendapatkan siksaan fisik yang sama dengan yang pernah
Universitas Sumatera Utara
mengalaminya, karena itu menjadikan manusia itu tidak jauh beda dengan orang yang melakukan sebuah kejahatan. Gandhi berpikir bahwa, setiap manusia adalah
benda yang sakral. Catatan sejarah yang diukisnya, memposisikannya dalam sosok yang
berbeda dengan yang lain. Sathyagraha selalu dipropagandakannya, untuk menyebarkan kasih sayang dalam menciptakan kedamaian. Konsistensi Gandhi
dalam memegang teguh prinsip Ahimsa yang tidak pernah menggunakan kekerasan dalam melawan setiap ketidakadilan, diaplikasikan beliau dengan
berdemonstrasi dengan damai, walaupun ia sering kali mendapat serangan, kekerasan secara fisik, dipenjara berulang kali, memilih untuk bermeditasi dan
hidup dalam penderitaan diri sendiri daripada melihat perang saudara antara India dan Pakistan di tanah yang diperjuangkannya. Inilah pilihan dan cara Mahatma
Gandhi dalam menunjukan prinsip kemanusiaannya. Sosok Gandhi yang berbeda menjadi pribadi yang akan mudah diingat
banyak orang. Pembawaan sikap dan perilaku yang dibawanya dalam kehidupan sehari-hari berpegang pada sebuah tatanan prinsip yang teguh. Ajaran yang
diajarkan diperoleh dari pengalaman hidupnya sendiri. Sikapnya yang menyayangi sesamanya manusia menjadikannya sosok yang sangat membenci
perang, dan kecintaannya terhadapa kaum sebangsanya adalah membawa dirinya memberi perlawanan terhadap penjajahnya. dan dengan apa yang dimilikinya
inilah Gandhi menjadi sosok penting dalam sejarah perdamaian dunia. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
bagaimana pemikiran Mahatma Gandhi tentang Humanisme dan Nasiobalisme. Gandhi sebagai sosok yang memperjuangkan nasib rakyat yang banyak
bergantung kepadanya memang membawa semangat perjuangan yang berbeda dalam perjuangan rakyat India dalam proses merebut kemerdekaanya. Disisi lain
juga pemisahan India Pakistan juga meninggalkan kisah yang berbeda dalam perjuangan dan cita–cita yang diimpikannya, sebagai sosok yang mengidamkan
perdamaian dengan mengedepankan ajaran dan sikap yang humanistik, justru
Universitas Sumatera Utara
harus dihadapkan dengan kondisi pemisahan dua wilayah yang awalnya adalah gerakan yang memiliki visi yang sama antara India dan Pakistan.
1.2. Perumusan Masalah