Lahirnya India Dan Pakistan

Kejatuhan bom atom di Hirosima dan Nagasaki, adalah penanda berakhirnya perang dunia ke II. Amerika Serikat sebagai negara yang menjatuhkan bom adalah yang bertanggung jawab atas meninggalnya hampir 140.000 orang. Gandhi mengutuk kebijakan tersebut dan menjadi orang yang sangat menentang dan menyerukan kepada penguasa dunia agar tidak lagi menggunakan senjata nuklir. Gandhi juga menyerukan pada negaranya untuk tidak sekalipun untuk mengembangkan ataupun menggunakan senjata nuklir. Akhir perang dunia ke dua memang membawa kemenangan pada pihak sekutu, tapi bisa dikatakan semua pihak mengalami kekalahan dan kerugian yang sangat besar. Dengan kondisi keadaan militer yang sedang timpang, kondisi politik yang sedang tidak stabil akibat perang memang membawa posisi yang dilematis pada Inggris. Atas tekanan dari aksi masa yang terus terjadi di India, akhirnya Inggris menerima tuntutan dari India dan juga tuntutan kaum muslim di India untuk menciptakan negara Muslim dan memisahkan diri menjadi Pakistan Barat dan Pakistan Timur sekarang Bangladesh. Pada tanggal 15 Agustus 1947 akhirnya kemerdekaan India diberikan oleh Inggris, sebuah akhir dari perjuangan meraih impian dan cita-cita yang selama ini dirancang Gandhi sebagai hasil dari anti kekerasan.

2.3. Lahirnya India Dan Pakistan

Tekanan dari dalam India maupun iklim global yang sedang mengalami perang dunia kedua, menjadi faktor-faktor pendukung India untuk memperoleh kemerdekaannya. Gerakan-gerakan yang dibangun oleh Gandhi dan para tokoh India lainnya, serta kekuatan-kekuatan anti imperialis menyebabkan India nyaris tidak terhindar dari kemerdekaanya. Meskipun demikian, Bagi Gandhi dan pengikutnya baik kalangan muslim maupun Hindu, kemerdekaan tersebut merupakan hasil perjuangan bersama rakyat India. Mereka mengimpikan negara India adalah Negara yang bukan sekuler, dimana toleransi beragama akan diakui. Tetapi kenyataannya, pembagian negara yang didasarkan oleh perselisihan agama telah menyebabkan kedua belah pihak yang didominasi oleh Hindu India dan Universitas Sumatera Utara Muslim Pakistan. Kemungkinan terjadinya pemisahan negara ini pada akhirnya benar-benar menjadi kenyataaan telah membayangi tahun-tahun terakhir kehidupan Gandhi dan menyebabkan dia jatuh dalam keputusasaaan, menyesali apa yang dilakukannya dalam hidupnya. Gandhi juga menganggap bahwa orang yang paling bertanggung jawab dalam kejadian pemisahan ini adalah Muhammad Ali Jinanah, yang menjadi pendiri Pakistan. 70 Ali Jinnah sendiri adalah orang yang sangat vokal dalam memperjuangkan tetang pemisahan dari India, Akibat dari keinginannya ini, dia menamai Pakistan, artinya tanah yang tulen; maksudnya tanah kaum muslimin yang tulen 71 70 Med, Vehta. Op. Cit. Hal. 341 71 Sihombing. INDIA-Sedjarah dan Kebudajaannja Penerbit Sumur Bandung 1962. hal: 6. . Sejarah hidup Gandhi telah diwarnai dengan interaksi panjang antara Islam dan Hindu. Lingkungan sosial Gandhi semasa kecil adalah lingkungan yang plural. Hindu – Islam dapat saling bekerjasama. Itu tampak dari kehidupan yang dapat saling bekerjasam antara kedua agama, dimana ketika orang-orang Hindu lebih menyukai kegiatan yang bekerja di rumah dengan membuat sutra dan katun. Sedangkan tetangga mereka yang muslim akan memenuhi kapal-kapal mereka dengan barang-barang yang dibuat oleh orang-orang Hindu dan memperdagangkannya keluar daerah mereka di Porbandar. Tapi seiring berjalanannya waktu, Gandhi menyadari bahwa memerdekakan India akan tidak hanya sekedar memerdekakan sebuah negara, tapi bisa jadi memecah negara yang akan merdeka ataupun memerdekaan bukan hanya satu Negara. Itu sudah mulai tampak dari konferensi yang diselenggarakan oleh Kerajaan Inggris, pada bulan November 1930 maupun pada kongres kedua yang dilaksanakan pada Agustus 1932. Banyak kepentingan yang dibawa dalam kongres itu, tapi yang membuat Gandhi kuatir adalah tekanan dari pihak islam yang dibawa oleh Liga Muslim di dalam Konferensi. Gandhi menyadari dan mengakui bahwa dalam perjuangan mencari kemerdekaan India, dia tidak hanya berjuang menghadapi Inggris, bahkan juga berhadapan dengan kawan-kawan sebangsanya. Bahkan dia sendiri merasa pesimis akan kemerdekaan yang dapat dicapai. Universitas Sumatera Utara Sesungguhnya akar konflik antara Hindu dan Muslim telah dimulai ketika kongres Nasional Nagpur pada 1920 menyerukan Pemerintahan Sendiri swaraj di dalam atau luar kerajaan. Para pemimpin muslim menginginkan tetap berada dalam kerjaan Inggris. Perbedaan pendapat ini mengakibatkan perpecahan di antara pemimpin Hindu-Muslim yang akhirnya berjuang sendiri-sendiri. Puncaknya adalah ketika gandhi harus menghadiri Konferensi Meja Bundar pada bulan Agustus 1931 di London. Meski Gandhi meraih simpati dan kemenangan besar melalui pribadi yang luar biasa, konferensi ini sebetulnya gagal karena para anggota konferensi masing-masing menunjukkan diri sebagai kaum Muslim, Sikh dan Parsi, sehingga tidak tercermin satu kesatuan sebagai sebuah bangsa. Akhirnya pada 1945, dalam pemilihan selanjutnya, Kongres mempertahankan posisinya sebagai partai politik terbesar, namun tidak lagi bicara tentang kaum muslim. Selama perang berlangsung dimana pemimpin kongres banyak yang dipenjara, Liga muslim telah di pimpin oleh Muhammad Ali Jinnah yang mendapat dukungan besar bagi pembentukan sebuah negara Muslim Pakistan. Pemerintahan Partai Buruh Inggris memutuskan membuat usaha terakhir mempertahankan kesatuan India. Sebuah misi kabinet dikirim, dan terjadilah perundingan yang beralarut-larut selama hampir tiga bulan. Tapi pada akhirnya perundingan ini gagal karena Kongres dan Liga Muslim tetap berbeda pendapat. Tawaran Raja Muda Inggris dan Jawaharlal Nehru untuk Liga Muslim di beberapa pos pemerintahan juga di tolak. Akhinry, Liga muslim melakukan sebuah Direct Action Day hari aksi langsung, sebuah aksi protes menentang “Pemerintahan Kongres” dan memaksa Inggris untuk mengakui tuntutan mereka bagi sebuah negara terpisah. Aksi ini berubah menjadi kekerasan dahsyat yang menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sekitar 15.000 orang di wilayah Calcutta hingga Bengal Timur. Gandhi sendiri terjun ke Bengal Timur, untuk mendamaikan konflik dengan cara berpuasa, mengajarkan keberanian, hidup tanpa kekerasan, belajar memaafkan dan kebenaran kepada semua orang. Ia mengadakan pertemuan-pertemuan doa untuk kedamaian, dan tidak akan meninggalkan Bengal sebelum terwujudnya kedamaian antara Hindu dan Muslim. Universitas Sumatera Utara Sebulan kemudian kekerasan terhenti. Meski di Calcutta sendiri, kerusuhan mereda, tetapi kekacauan di beberapa tempat masih terjadi. Kenyataan ini membuat Pemerintah Inggris Khwatir, sementara Ali Jinnah masih bertahan dengan ide pemisahan itu. Setelah keputusasaan melanda Kongres dan Pemerintah Inggris, akhirnya Perdana Menteri Inggris, Attlee mengambil keputusan tegas ; Inggris akan menyerahkan kekuasaan sebelum bulan Juni 1948. Ketiak Lord Louis Mountbatten ditunjuk menjadi Raja Muda Inggris yang baru sekaligus yang terakhir, ia berhasil merencanakan kemerdekaan India dalam waktu enam minggu. Tetapi Ali Jinnah tidak antusias dengan rencana itu, dan terus menuntut pemisahan negara dan membentuk negara Pakistan. Pada tanggal 15 Agustus 1947 menjadi hari paling bersejarah bagi India, dengan meraih kemerdekaan dan kebebasan dari imperialis Inggris. Tetapi ini menjadi ironi bagi seorang Mahatma Gandhi. Ia tidak mengambil keuntungan dengan menjadi presiden atau perdana menteri dari berdirinya sebuah negara India. Namun dalam periode ini Gandhi berada dalam ironi sejarah, dimana ia merasa teralienasi dan kehidupan agamanya yang moderat dengan ajaran universalnya disalah artikan oleh kaumnya sendiri, umat Hindu. Ironi itu benar- benar terjadi ketika ia tewas tertembak oleh militant Hindu, Nathuram Vinayak Godse pda 30 Januari 1948 pada pukul 5 sore lewat 10 menit, di sebuah pertemuan doa. Sebuah kejadian yang juga sama seperti yang diucapkan Gandhi pada 29 Januari kepada salah satu temannya, bahwa,”apabila seseorang ingin mengakhiri hidupku dengan menembakkan peluru ke tubuhku, maka aku akan menyongsong peluru itu tanpa rintihan ataupun keluhan dan aku akan menghembuskan nafas terakhir dengan Asma Tuhan selalu selalu terucap dari mulutku. Aku berharap aka ada seseorang yang berhasil memenuhi permintaanku ini.” Gandhi berharap bahwa dia akan mati karena terbunuh. 72 72 Jhon, Dear.Op.cit. hal 41. Universitas Sumatera Utara Waktu singkat yang diperoleh Gandhi semenjak kemerdekaan hingga meniggalnya memang sebuah hal yang patut disayangkan dalam proses dan upaya Gandhi dalam mengintegrasi India dan Pakitan. Munculnya India dan Pakistan adalah merupakan sejarah dalam perjuangan Gandhi. Banyak aspek yang hadir dalam dalam dinamikan India dan Pakistan, tapi tidak lantas ini menjadi sebuah hal yang dapat disimpulkan adalah cacat dalam perjuangan Gandhi. Banyak aspek yang harus diketahui untuk menyimpulkan sebuah jawaban atas pemisahan kedua negara ini. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS PEMIKIRAN MAHATMA GANDHI TENTANG HUMANISME